Anda di halaman 1dari 12

TUGAS K3

PPT PATIENT SAFETY


 

 
 
Oleh :
Ulfian Dwi Priaangga (2011027)
DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes RI, 2008).
TUJUAN PATIENT SAFETY
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
sakitMeningkatnya
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien
dan masyaraka
Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan di rumah
sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tida terjadi penanggulangan Kejadian Tidak
Diharapkan (Depkes RI, 2006).
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN
DAN MANUSIA PADA PATIENT SAFETY
 Pentingnya Faktor Manusia pada Keselamatan
Pasien
Human factor memeriksa hubungan antara
manusia dan sistem dan bagaimana mereka
berinteraksi dengan berfokus pada
peningkatan efisiensi, kreativitas,
produktivitas dan kepuasan pekerjaan, dengan
tujuan meminimalkan kesalahan.
 Pengetahuan yang Diperlukan
Istilah human factor atau ergonomik umumnya
digunakan mendeskripsikan interaksi antara tiga
aspek saling berhubungan yaitu individu di tempat
kerja, tugas yang dibebankan untuk individu
tersebut, dan tempat kerjanya.
 Hubungan Antara Human Factor Dengan Keselamatan
Pasien
Penting bagi semua petugas layanan kesehatan
untuk memperhatikan situasi yang meningkatkan
kemungkinan kesalahan bagi manusia dalam situasi
apapun.
Cara Untuk Meningkatkan Patient Safety Dengan
Menggunakan Metode Peningkatan Kualitas
EBP dapat digunakan untuk peningkatan patient
safety. Evidence Based Practice (EBP) keperawatan
adalah proses untuk menentukan, menilai, dan
mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature
keperawatan maupun medis untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pasien. Jadi pada dasarnya dalam
setiap perawat melakukan praktiknya yaitu
memberikan intervensi dalam upaya pemberian
asuhan keperawatan diharapkan sesuai dengan bukti
ilmiah yang telah ada agar dalam tindakan praktik
keperawatan dalam memberikan intervensinya tidak
asalasalan terutama dalam hal safety patient.
Evidence Based Practic (EBP) untuk Peningkatan Patient Safety
EvidenceBased Practice (EBP) keperawatan adalah
proses untuk menentukan, menilai, dan
mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature
keperawatan maupun medis untuk meningkatkan
kualitas pelayanan pasien. Dengan kata lain,EBP
merupakan salah satu langkah empiris untuk
mengetahui lebih lanjut apakah suatu penelitian dapat
diimplementasikan pada lahan praktek yang berfokus
pada metode dengan critical thinking dan
menggunakan data dan penelitian yang tersedia secara
maksimal.
Tingkatatan Evidence
Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidenceyang
digunakan untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang
bukti terbaik sampai dengan bukti yang paling rendah.
Adapun level of evidence tersebut adalah sebagai berikut :
Level 1 : Evidenceberasal darisystematic review atau meta- analysis dari
RCT yang sesuai.
Level 2 : Evidenceberasal dari suatu penelitian RCT dengan
randomisasi.
Level 3: Evidenceberasal dari suatu penelitian RCT tanpa
randomisasi.
Level 4 : Evidenceberasal dari suatu penelitian dengan desaincase
controldankohort.
Level 5: Evidenceberasal dari systematic reviewsdari penelitian
Descriptive dan qualitative.
Level 6 : Evidenceberasal dari suatu penelitian descriptive atau
qualitative.
Level 7 : Evidenceberasal dari suatu opini dan atau laporan dari para
ahli.
Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat
tentang bagaimana mengorganisirperawatan terhadap
individu, keluarga dan komunitas.
Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi
untuk mengkaji kebutuhan pasiendari berbagai
sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara
dengan pasien,anggota keluarga, perawat yang lain,
atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapatmelalui
rekam medis, dan observasi.
Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain
adalah hal yang terkait membuatdiagnosis
keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi
terjadinya masing-masingbatasan karaktersitik yang
terkait dengan suatu diagnosis keperawatan.
Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan
antara lain hasil penelitian yangmengindikasikan
intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk
diaplikasikan padasuatu budaya tertentu, tipe dan
masalah tertentu, dan pada pasien tertentu.
Tahap intervensi/implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan
melakukan intervensi keperawatanyang sebanyak
mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.
Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah
intervensi yang dilakukanberdasarkan perencanaan sudah
berhasil dan apakah efektif dari segi biaya. Hasilenelitian
yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang
terkait keberhasilanataupun kegagalan dalam suatu
pemberian asuhan keperawalan.

Anda mungkin juga menyukai