Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

GERONTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen Pengampu : Ns.May Muslim,S.Kep

Kelompok 4
Disusun Oleh :
1. Dela Indriyana Yuliana Nim : 742003.S.19005
2. Harum Halimut Taubah Nim : 742003.S.19013
3. Ifrah Ashfuri Nim : 742003.S.19015
4. Lidiya Nim : 742003.S.19016
5. Nikken Berliani Eriton Nim : 742003.S.19018
6. Nurma Yunita Nim : 742003.S.19024
7. Rossanti Nim : 742003.S.19028
8. Sulastri Oktaviani SP Nim : 742003.S.19032

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA CIREBON


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.Syukur Alhamdulillah kami dapat
mengerjakan tugas makalah di mata Kuliah Keperawatan Gerontik yang berjudul
“Model Konseptual Keperwatan Gerontik” kami juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Dengan ini kami belajar lebih memahami terkait judul yang telah ditugaskan
untuk kelomok kami. Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran penulisan makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya pada pembaca.

Cirebon, 10 September 2021.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Definisi Keperawatan Gerontik..............................................................................3

B. Model Konseptual Keperawatan Gerontik Menurut Para Ahli..........................4

1. Model Konseptual Adaptasi Callista Roy..............................................................4

2. Model Konseptual Human Eeing Rogers...............................................................6

3. Model Konseptual Keperawatan Neuman..............................................................7

4. Model Konseptual Keperawatan Henderson..........................................................9

5. Model Konseptual Budaya Leininger...................................................................10

6. Model Konseptual Perilaku Johnson....................................................................10

7. Model Konseptual Self Cire Orem.......................................................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................................14

A. Kesimpulan...........................................................................................................14

B. Saran.....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan
aktivitas berfikir yang tinggi. Mengacu pada ide - ide global mengenai individu,
kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan.
Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menejelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan
yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin
(Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan (Chinn & Jacob, 1995).
Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan
ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan.
Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
peran keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan keperawatan gerontik?
2. Apa saja model konseptual keperawatan gerontik menurut Calista Roy?
3. Bagaimanakah model konseptual keperawatan gerontik menurut Human
Being Rogers?
4. Bagaimanakah model konseptual keperawatan gerontik menurut Neuman?

1
2

5. Bagaimanakah model konseptual keperawatan gerontik menurut


Henderson?
6. Bagaimanakah model keperawatan gerontik budaya menurut Leininger?
7. Bagaimanakah model konseptual perilaku menurut Johnson?
8. Bagaimanakh model konseptual Self Aare menurut Orem?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Keperawatan Gerontik
2. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut Calista
Roy.
3. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut
Human Being Rogers.
4. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut
Neuman.
5. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut
Henderson.
6. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut
Leininger.
7. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut
Johnson.
8. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan gerontik menurut Orem
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Gerontik


Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk
pertama kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al,2005). Namun,
pada tahun 1976, nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi
berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu.
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah -
masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis,
psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan (Tamher &
Noorkasiani, 2009). Menurut (Miller,2004) gerontologi merupakan cabang
ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada
lansia. Geriatrik adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang
mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari
segi promotof, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup
kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat (Tamher & Noorkasiani,
2009).
Sedangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh
Laurie Gunter dan Carmen Estes. Pada tahun 1979 untuk menggambarkan
bidang ini. Namun istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di
literature (Ebersole et al, 2005). Gerontik nursing berorientasi pada lansia
meliputi seni, merawat, dan menghibur. Istilah ini belum diterima secara luas
tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut Nugroho
(2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia
dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Menurut para ahli istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansia
adalah gerontological nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan

3
4

ketimbang penyakit menurut (Kozier,1987) keperawatan gerontik adalah


praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua.
Menurut (Lueckerotte,2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.

B. Model Konseptual Keperawatan Gerontik Menurut Para Ahli

1. Model Konseptual Adaptasi Callista Roy


Berfokus pada kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang di
hadapinya, dalam penerapannya Roy menegaskan bahwa individu adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki
mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy
mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan
berpengaruh pada perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau
proses dalam menjaga integritas diri, respon yang menyebabkan penurunan
integritas tubuh menimbulkan adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan
individu berespon terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya atau prilaku
tertentu. Menurutnya peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi
terhadap perubahan yang ada.
Keperawatan Menurut Roy di definisikan sebagai disiplin ilmu dan
praktek mengklasifikasikan dan menghubungkan proses yang berpengaruh
terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan
Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan. Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model
tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat.
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan
lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan
keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan
tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya
5

koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon


stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan
dan kesehatan.
Proses adaptasi yang dikemukakan Roy :
a. Mekanisme koping, pada system ini terdapat dua mekanisme yang pertama
mekanisme koping bawaan prosesnya secara tidak disadari manusia
tersebut, yang ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang
sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping
yang didapat dimana koping tersebut diperoleh melalui pengembangan atau
pengalaman yang dipelajarinya.
b. Regulator subsystem merupakan proses koping yang meyertakan sub sistem
tubuh yaitu syaraf, proses kimiawi dan system endokrin.
c. Cognator subsystem proses koping seseorang yang menyertakan empat
sistem pengetahuan dan emosi. Pengolahan persepsi dan informasi,
pembelajaran, pertimbangan dan emosi.

System adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak


terhadap respon adaptasi diantaanya sebagai berikut :
a. fungsi fisiologis sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah oksigenisasi,
nutrisi, eliminasi, akifitas dan istirahat, integritas kulit indera, cairan dan
elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
b. Konsep diri, bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social
dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran, proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana
peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi seseorang dalam
berhubungan dnegan orang lain.
d. Interdependen, kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
6

2. Model Konseptual Human Eeing Rogers


Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia, dia
menyajikan lima asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan
sebagai kesatuan yang dengan individualitas. Manusia secara kontinyu
mengalami pertukaran energi dengan lingkungan. Manusia mampu
abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi. Manusia diidentifikasi
dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang berbeda dari
bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentang bagian -
bagiannya.
a. Lingkungan, terdiri dari semua pola yang ada di luar individu.
Keduanya, individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka.
pandimensional di identifikasi dengan pola dan integral dengan bidang
manusia (Rogers, 1992).
b. Perawatan, utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik
kemanusiaan. Perawatan ini ditujukan terhadap semua manusia dan
berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya
untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat
mengambil manfaat (Rogers, 1992).
c. Kesehatan, tidak secara khusus diatur Malinski (1986) dikutip dari
komunikasi pribadi dengan Rogers dimana di negara Rogers
memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini
menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan
kesehatan adalah sebuah nilai.
7

3. Model Konseptual Keperawatan Neuman


Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap
stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat membantu individu,
keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level
maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan
dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan.
Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai
sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan
keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman
juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan
seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya
fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
Nilai-nilai manusia dalam keberadaan lansia :
a. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan
mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah
bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan
menghilang lenyap dari pandangan, karena kesatuan ini menghasilkan
variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan
makhluk yang memiliki kepribadian unik antara satu dan lainnya
berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat
yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu
pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat - sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia
akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar - menukar
energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan
8

lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan


merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan
tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak
pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi
seperti yang diharapkan semula.
d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg
inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme dan
teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan
mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
e. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan
berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir
menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini, dari seluruh bentuk
kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima
dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasarkan pada asumsi – asumsi di atas terdapat empat batasan utama
yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
a. Sumber energi
b. Keterbukaan
c. Pola - pola perilaku
d. Ukuran - ukuran empat dimensi
9

4. Model Konseptual Keperawatan Henderson


Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki
keterikatan hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase
ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan dan
lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan
aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau
mencapai kematian yang damai, bantuan ini diberikan oleh perawat karena
kurangnya pengetahuan kekeuatan atau kemauan klien dalam melaksanakan
empat belas komponen kebutuhan dasar.
Klien pada kategori partial care mengalami keterbatasan dalam
melakukan ADL, sehingga membutuhkan bantua dari orang lain agar dapat
memenuhi kebutuhannya. Perawat dapat membantu atau mengambil alih
beberapa aktivitas yang tidak mampu dilakukan oleh klien. Beberapa
kategori klien dengan yang termasuk partial care yaitu :
a. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian :
1) Naik turun tempat tidur butuh bantua satu orang.
2) Ambulasi dan berj alan butuh bantuan
3) Makan dan minum disuapin
4) Mandi butuh bantuan
5) Berpakaian dan berdandan dengan butuh bantuan
6) BAK dan BAB butuh bantuan di tempat tidur dan di kamar mandi
b. klien dengan post operasi minor (24 jam) melewati fase akut dari post
operasi mayor fase awal dari penyembuhan, observasi tanda-tanda vital
stiap 24 jam dan klien dengan gangguan emosional ringan.
10

5. Model Konseptual Budaya Leininger


Model konseptual Leininger sering disebut sebagai Trancultural Nursing
Theory atau teori perawatan transkultural. Pemahaman yang benar pada
diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya
tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan
disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan.
Sedangkan culture imposition adalah keaenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam - diam maupun terang - terangan, memaksakan
nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan yang dimilikinya kepada
individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.

6. Model Konseptual Perilaku Johnson


Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress
aktual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan
dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak
lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968).
Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengaau pada
pengelompokkan perilaku berikut :
a. Perilaku menaari keamanan
b. Perilaku menaari perawatan
c. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi
prestasi
d. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial dan aultural
e. Perilaku seksual dan identitas peran
f. Perilaku melindungi diri sendiri
11

Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan


kategori perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku, dalam kondisi
normal klien berfungsi secara efektif di dalam lingkungan nya. Akan tetapi
ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak
dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentikasi ketidakmampuan
beradaptasi dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan


pendekatan system perilaku dimana individu dipandang sebagai system
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimgangan dan stabilitas baik di
lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam
mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai
suatu system di dalamnya terdapat komponen subsystem yang membentuk
system tersebut diantaranya komponen sub system yang membentuk system
perilaku menurut Johnson adalah :
a. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta
mencapaikesenagan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.
b. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui
kterampilanyang kreatif.
c. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau
perlindungandan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
d. Eliminasi, merupakan bentuk pengelauran segala sesuatu dari sampah
atau barang yang tidak berguna secara biologis
e. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kenutuhan saling mencintai dan
dicintai
f. Gabungan atau tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan
tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan
penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan
hidup. Ketergantungan, merupakna bagian yang membentuk system
perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta
12

kepercayaan. Berdasarkan subsystem tersebut maka akan terbentuk


sebuah system perilaku individu sehingga Johnson memiliki pandangan
bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus
dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system
perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat
bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh
kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan.
Status kesehatan yang ingin dicapai mereka yang mampu berperilaku
untuk memelihara keseimbangan ataustabilitas dengan lingkungan.

7. Model Konseptual Self Cire Orem


Perawat membantu usia lanjut untuk mempertahankan kebutuhan
perawatan diri dengan memberikan bimbingan, pengarahan, dan
keterampilan secara individual maupun kelompok sehingga usia lanjut
mampu mandiri secara bertahap dalam mengelola penyakitnya. Perawat
komunitas mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan status
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Anderson, 2000).
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi
kebutuhan klien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal.
a. Teori Self care deficit
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf
kesehatannya.
b. Teori Self care
Ketika klien tidak mampu melakukan perawatan dirinya sendiri
maka defisit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien
untuk melakukan tugas perawatan dirinya.
13

c. Teori Nursing system


Perawat menentukan, mendesain dan menyediakan perawatan
yang mengatur kemampuan individu dan memberikannya secara
terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan gerontik di
atas,perawat harus mengembangkan interaksi antara perawat dengan klien
untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan
kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan yang dihasilkan
dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk
melakukan konversi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber
daya yang dimiliki klien secara optimal.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa keperawatan yang telah mengetahui ilmu
pengetahuan mengenai model konsep keperawatan gerontik diharapkan
mampu menerapkan model konseptual keperawatan gerontik dengan baikm
mampu meringankan penderitaan pasien yang kita rawat dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

G, S. C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Brunner & Suddart. Jakarta:


EGC.

H. Hardi Martomo, K. P. (2015). Buku Ajar GERIATRI (ilmu kesehatan usia lanjut).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

H.Wahjudi Nugroho, S. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.

Mickey Stainly, P. G. (2006). Buku Ajar Keperaeatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Mickey Stanley, P. G. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik). Buku Ajar Keperawatan


Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Perry, P. &. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,Proses & Praktik.
Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai