Disusun Oleh:
Petrona Surlily
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ TEORI ASUHAN KEPERAWATAN” ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan di Jurusan Keperawatan S1Keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam
keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang
keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan.
1) Mengetahui bagaimana konsep model dan teori Calista roy di bidang keperawatan
2) Mengetahui teori dan konsep model adaptasi Calista roy di profesi keperawatan
1) Bagi Penulis
Agar memenuhi salah satu tugas sebagai Mahasiswa dalam mata pelajaran KDK (Konsep dasar
keperawatan) serta menumbuhkembangkan wawasan terkait dengan KDK (Konsep dasar
keperawatan).
2) Bagi Pembaca
Agar mengetahui serta menambah wawasan tentang Konsep dasar keperawatan dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Kajian Pustaka
Sister Callista Roy, anggota susteran Saint Ioseph, Carondelet, dilahirkan pada tanggal 14
Oktober 1939 di Los Angeles, California. Ia mendapatkan gelar sarjana keperawatan dari Mount
Saint Mary’s College di Los Angeles tahun 1963 dan gelar magister dari University of
California, Los Angeles, tahun 1966. Setelah mendapatkan gelar keperawatan, Roy mengawali
pendidikannya di bidang sosiologi, menerima gelar master sosiologi tahun 1973 dan gelar doktor
sosiologi tahun 1977 dari University of California. Pada waktu menjalani program masternya,
dalam sebuah seminar, Roy ditantang oleh Dorothy E. Johnson untuk mengembangkan model
konseptual keperawatan. Ketika ia bekerja sebagai perawat di bagian pediatrik, Roy menyadari
bahwa anak-anak memiliki ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik dalam menghadapi
perubahan fisik dan psikologis yang besar. Roy terkesan dengan “adaptasi” sebagai suatu
kerangka kerja konseptual yang sesuai bagi keperawatan. Roy mengembangkan konsep dasar
model ini pada saat ia menjadi mahasiswa pascasarjana di University of California, Los Angeles,
dari tahun 1964 sampai 1966. Roy mulai mengoperasionalisasikan modelnya pada tahun 1968
ketika Mount Saint Mary's College mengadopsi kerangka kerja adaptasi sebagai landasan
filosofis pada kurikulum keperawatannya. Model Adaptasi Roy pertama kali diterbitkan
dalam bentuk artikel di jurnal Nursing Outlook tahun 1970 dengan judul “Adaptation: A
Conceptual Framework for Nursing”.
Roy adalah profesor asosiet dan ketua Departemen Keperawatan di Mount Saint Mary's College
sampai tahun 1982. Ia diangkat menjadi profesor pada tahun 1983 oleh Mount Saint Mary's
College dan University of Portland. Roy membantu merintis dan mengajar program magister
musim panas di Universitas Portland. Tahun 1983 hingga 1985, ia mengikuti program pasca
doktoral di Universitas California, San Fransisco, sebagai perawat klinis di bidang
neurosains. Pada saat itulah ia menjalankan riset tentang intervensi keperawatan untuk
pemulihan kognitif pada kasus cedera kepala dan tentang pengaruh model keperawatan terhadap
pengambilan keputusan klinis. Pada tahun 1987, Roy mulai menjadi seorang teoris
keperawatan di Sekolah Keperawatan Boston College. Roy telah menerbitkan banyak buku,
bab buku, dan artikel rutin serta memberikan berbagai kuliah atau lokakarya yang berfokus pada
teori adaptasi keperawatan. Perbaikan dan pernyataan kembali Model Adaptasi Roy diterbitkan
tahun 1999 dalam bukunya, The Roy Adaptation Model (Roy & Andrews, 1999.
Roy merupakan anggota Sigma Theta Tau, dan pada tahun 1981 ia menerima Penghargaan
dari Pendiri Bangsa atas prestasinya dalam mengembangkan standar keperawatan profesional.
Pencapaian lainnya termasuk gelar Doktor Kehormatan Humane Letters dari Alverno College
(1984), Doktor Kehormatan dari Eastern Michigan University (1985) dan St. Ioseph's College di
Maine (1999), dan penghargaan Buku Tahun Ini dari American journal of Nursing untuk
Essentials of the Roy Adaptation Model (Andrews & Roy, 1986). Roy pun mendapatkan
pengakuan sebagai World Who’s Who of Women Personalities of America (1978), fellow of the
American Academy of Nursing (1978), menerima Penghargaan Ilmuwan Senior Fulbright dari
Yayasan Pendidikan Australia-Amerika (1989), dan menerima penghargaan Martha Rogers
Award untuk ilmu keperawatan lanjut dari National League for Nursing (1991).
3) Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming an
integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan
model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon
adaptifnya.
4) Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah
meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi
sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan
juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk mencapai tujuan
tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada
individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.
Peran Primer
Peran primer menentukan perilaku utama yang dimiliki seseorang dalam periode tertentu di
kehidupannya. Peran primer ini bergantung pada umur; jenis kelamin, dan tahap perkembangan.
Peran sekunder adalah peran yang perlu dilakukan untuk melengkapi tugas tahap perkembangan
seseorang serta tugas dari peran primer (Andrews, 1991).
Peran tersier terutama berhubungan dengan peran sekunder dan mewakili cara seorang individu
untuk dapat memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan perannya. Peran tersier biasanya
bersifat sementara, dapat dipilih dengan bebas oleh individu, dan bisa mencakup aktivitas seperti
hobi atau klub (Andrews, 1991).
Pengkajian Stimulus.
Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola perilaku
pasien (empat model respon perilaku) untuk mengidentifikasi respon-respon inefektif atau
respon-respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan. Ketika perilaku
inefektif atau perilaku adaptif yang memerlukan dukungan perawat, perawat membuat
pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi perilaku. Dalam
fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontektual dan residual
yang dimiliki pasien.
A. Identifikasi stimulus fokal
Stimuli fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat
melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian perilaku, yaitu: keterampilan
melakukan observasi, pengukuran dan wawancara.
B .Identifikasi stimulus kontekstual
Stimulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau
presipitasi oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat melalui
observasi, pengukuran, wawancara dan validasi. Faktor kontekstual yang mempengaruhi mode
adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran
fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress emosi dan fisik religi dan
lingkungan fisik.
C. Identifikasi stimulus residual
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor dalam
pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini. Sikap, budaya,
karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.
Diagnosa Keperawatan
Rumusan Diagnosa Keperawatan adalah problem (P), Etiologi (E), Sinthom/karakteristik data
(S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan.
1) Metode Pertama
Menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan 4 (empat) cara penyesuaian diri
(adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi perilaku empat model
adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi. Respon
tersebut digunakan sebagai pernyataan Masalah keperawatan. Misalnya: inadekuat pertukuran
gas.(masalah fisiologis) datanya ialah; sesak kalau beraktivitas, bingung/agitasi, bernafas dengan
bibir dimoncongkan, sianosis. Konstipasi (masalah fisiplogis eliminasi) datanya: sakit perut,
nyeri waktu defikasi, perubahan pola BAB, Kehilangan (masalah konsep diri) datanya: diam,
kadang-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran).
2) Metode Kedua
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara penyesuaian
diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode ini caranya ialah menilai
perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respon perilaku tersebut dinyatakan sebagai
statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah hasil pengkajian tentang stimulus. Stimulus
tersebut dinyakatan sebagai penyebab masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan oleh
kurangnya suplai oksigen ke otot jantung.
3) Metode Ketiga
Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive) berhubungan
dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri dada saat beraktivitas
(olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai pesenam pasien tidak mampu
melakukan senam. Keadaan ini disimpulkan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah
Kegagalan peran berkaitan dengan keterbatan fisik. Pasien tidak mampu untuk bekerja
melaksanakan perannya.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan ialah perencanaan yang bertujuan untuk mengatasi/memanipulasi
stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus pada besarnya
ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya seluruh stimulus
dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan keperawatan
spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Tujuan intervensi keperawatan adalah
pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Intervensi
ditujukan pada peningkatan kemampuan koping secara luas. Tindakan diarahkan pada subsistim
regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator (proses pikir. Misalnya: persepesi,
pengetahuan, pembelajaran).
Implementasi/Intervensi Keperawatan
Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontekstual, residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara
luas, supaya stimulasi secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.
Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu dicatat merupakan indikasi
perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Tujuan jangka panjang menggambarkan
perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap masalah danm tersedianya energi untuk
tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek
mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah manajemen stimulus fokal dan kontektual. Juga
keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub sistim regulator dan kognator.
ASUMSI FILOSOFIS
Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan dunia dan Tuhan.
Makna manusia berakar dari titik omega yang bertemu pada satu tempat di alam
semesta.
Tuhan pada akhirnya mengungkapkan keragaman penciptaan dan merupakan takdir yang
lazim dari penciptaan.
Berkaitan dengan sistem sosial manusia, Roy secara luas mengkategorikan proses kontrak
menjadi subsistem penstabil dan inovator. Subsistem penstabil dapat dianalogika sebagai
regulator individu da berhubungan dengan kestabilitas . untuk mempertahankan suatu sistem
SISTEM MANUSIA
KONSEP DIRI-
FISIOLOGI- FISIK IDENTITAS
KELOMPOK
PROSES
STIMULUS KOPING
PERILAKU
FUNGSI
INTERDEPENDENSI ADAPTASI PERILAKU
PERAN
BENTUK LOGIS
Model Keperawatan Adaptasi Roy bersifat deduktif dan induktif. Model ini bersifat
induktif dalam banyak hal di teori Roy yang diturunkan dari teori psikofisik Helson.
Helson mengembangkan konsep stimulus fokal, kontekstual, dan residual, yang Roy ( 1971
) definisikan kembali dalam keperawatan untuk membentuk tipologi faktor – faktor yang
berhubungan dengan tingkat adaptasi seseorang . Roy juga menggunakan konsep daan teori
lain di luar disiplin keperawatan. Pada saat menggunakan proses keperawatan enam
langkah Roy, perawat menampilkan enam fungsi berikutnya :
Menurut Roy untuk memandu asuhan keperawatan bagi perempuan berusia dua puluhan
tahun ini yang sebelumnya merokok dan kemudian menjadi anggota kelompok
pendukung berhenti merokok. Peneliti ini melakukan pengkajian dua tahap. Pada tahap
pertama, stimulus pada keempat mode adaptasi diidentifikasi. Sedangkan pada tahap
kedua, perawat membuat penilaian mengenai stimulus fokal. Perawatnya bersama – sama
membangun tujuan yang lebih bersifat jangka pendek yaitu untuk mengubah perilaku,
dibandingkan dengan tujuan jangka panjang berhenti merokok. Intervensi keperawatannya
berfokus pada diskusi tentang efek merokok bagi tubuh, alasan dan keyakinan mengenai
merokok dan behenti merokok, manajemen stres, nutrisi, aktivitas fisik, dan kepercayaan
diri.
Model Adaptasi Roy telah diterapkan pada pasien dewasa dengan berbagai kondisi
mendis, termasuk di antara pasien dengan gangguan stres Model Adaptasi Roy telah
digunakan untuk mengevaluasi asuhan yang dibutuhkan oleh remaja dengan kanker
pengetahuan akan respons adaptif setelah bedah jantung memiliki implikasi penting untuk
rencana dan pengajaran pemulangan.
Pendidikan
Model Adaptasi Roy mendefinisikan manfaat keperawatan secara khusus untuk
siswa keperawatan, yaitu manfaat keperawatan adalah untuk meningkatkan adaptasi
manusia pada masing- masing mode adaptif pada situasi sehat dan sakit.
Kedokteran dengan adanya muatan area yang diajarkan pada bagian ajar yang
terpisah. Roy menekankan perlunya kolaborasi, tetapi membedakan tujuan antara
perawat dan dokter. Menurut Roy ( 1971 ), tujuan perawat adalah untuk membantu
pasien menempatkan energinya sendiri untuk menjadi baik, sementara siswa
kedokteran berfokus pada posisi pasien dalam rentang sehat sakit dengan tujuan
memindahkan posisi pasien dalam rentang tersebut.
Penelitian
Jika suatu penelitian ingin mempengaruhi perilaku para praktisi, maka penelitian
tersebut harus langsung ditujukan untuk menguji dan menguji kembali teori yang
diturunkan dari model konseptual praktik keperawatan . Roy ( 1984 )
Model ini terus- menerus menghasilkan hipotesis yang dapat diteliti.
Teori Roy telah menghasilkan sejumlah proposis umum. Dari proposis umum ini,
hipotesis umum dapat dikembangkan dan diuji. Hill dan Roberts ( 1981 ) telah
menunjukkan pengembangan hipotesis yang dapat diuji dari model seperti model
Roy.
Penelitian Berbasis – praktik
DiMattio dan Tulman ( 2003 ) menjabarkan tentang perbuhan status fungsional dan
hubungan dari status fungsional pada 61 perempuan selama masa enam minggu
pascabedah bypass arteri koroner. Status fungsional diukur pada minggu ke- 2, 4, dan
6 setalah operasi, menggunakan Inventori status Fungsional pada profil Dampak
Menua dan penyakit. Namun, tak satupun dari dimensi status fungsional kembali ke
nilai dasarnya pada pengukuran di minggu ke enam.
Pola tidur, dan kualitas hidup pada pasien dengan kanker dari sudut pandangan
Model Adaptasi Roy. Subjek penelitian berlatih selama 20. Menit , dua kali
seminggu , selama 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan peningkatkan bermakna
pada toleransi latihan.
Model Adaptif Roy untuk mempelajari adaptasi pada ibu post partum dengan
bedah sesar. Temuan studi ini menunjukkan respons adaptif yang lebih sedikit pada
wanita dengan bedah sesar yang tidak direncanakan.
Tim Penelitian Ilmu Keperawatan terhadap berbagai stimulus empat kelompok individu
dilibatkan dalam penelitian ini, di antara : ( 1) pemberi asuhan informal dalam keluarga
dengan anggota keluarga demensia di rumah, ( 2 ) pemberi asuhan informal dalam
keluarga dengan anggota keluarga dengan masalah psikiatri di rumah, ( 3 ) perawat
sebagai pemberi asuhan profesional di institusi geriatri, ( 4 ) pasangan lansia di komunitas.
Menggunakan hubungan struktural
Aspek stres yang dirasakan ( Stimulus fokal ), dukungan sosial ( stimulus kontekstual ) ,
koping pasif dan menghindar ( mekanisme koping ) dihubungkan secara langsung
ataupun tidak langsung dengan distres psikologis. Mengkaji adaptis pada individu dengan
cedera tulang belakang dan anggota keluarganya menggunakan Model Adaptasi Roy. Pada
penelitian ini, lima belas pasien dan anggota keluarganya diikutsertakan. Dari 15 pasangan
ini, 7 pasangan berada pada masa satu tahun pasca cedera, dan 8 pasangan berada pada
masa 3 tahun pasca cedera. Ketiga. Temukan ini berimplikasi penting bagi perawat yang
harus merawat pasien dengan cedera tulang belakang pada tatanan akut maupun rawat
jalan.
3.1.2 Mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang
penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Callista Roy di lapangan atau
rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik
dalam pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta:EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Andrews, H. & Roy, C. ( 1986 ) . Essentials of the Roy adaptation model. Norwalk, (
CT ): Appleton- Century- Crofts .
Boston – Based Adaptation Research in Nursing Society. ( 1999 ). Roy adaptation model-
based research : 25 years of contributions to nursing science. Indianapolis : sigma Theta
Tau international.