Kata pengantar………………………...……………………………………...........……...
Daftar isi…………………………………………………………………………...….……
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………..
1.3 Tujuan penelitian…………………………………………………………..………….
1.4 Manfaat penelitian…………………………………………………………..………...
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan……………………………………...……………………………………
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………..……………..…………..……………………………………...
3.2 Saran…………………………………………...……………………………….............
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi
yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari
empat efektor yang telah disebutkan
1. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang
dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan
fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu
1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas
dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984
dalam Roy 1991)
4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan
untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur
integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit,
asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem
fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari
regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk
mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis,
untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran
yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard
& Valentine dalam Roy,1991)
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal
yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi dari konsep
mayor Callista Roy,
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input, control, proses, output
dan umpan balik.
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konsektual dan
residual.
c. Droblem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap perubaha
tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui
neural, cemikal dan proses endokrin.
h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran, interdependensi
dan konsep diri.
j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam mencapai
tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan.
l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam
hubungannya di lingkungan sosial.
n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem.
2.5 Model Konseptual Callista Roy
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau
kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada
manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1) Keperawatan
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan
pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan
meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam
model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan
keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan
tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif
dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat
meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
2) Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif manusia
digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki input, control, output dan
proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas
kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3) Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini
manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai
dengan perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4) Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang adaptif.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan out
come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan oleh penulisnya
sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien dan perawat dalam
mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal
dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk
perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.
Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik.
Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang
hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan
terjadi pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam
menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi )
dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat
3.2 Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu mempelajari setiap konsep dan model
keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang
sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan
budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi
sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal,
kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada
daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi
perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu
mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui
tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami
kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk
menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan
yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang
mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan
dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingscience-2008.blogspot.co.id/2015/01/mengenal-sister-callista-roy-melalui.html
http://makalahkdk.blogspot.com/2016/10/konsep-dan-teori-calista-roy.html