Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan


tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan. Perawat harus bisa berpikir logis dan cepat tanggap terhadap
kebutuhan pasiennya.

Dalam mewujudkan hal itu perawat harus bisa memahami teori-teori yang harus
digunakan untuk menanggapi kebutuhan pasien tersebut. Ada banyak ahli dengan teori-teori
keperawatan. Misalnya, Florence Nightingale, Jean Watson, Dorothea Orem, Sister Calista
Roy dan lainnya. Masing-masing ahli mempunyai aspek khusus yang diperhatikan dalam
teori tersebut.

Model keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus, baik
stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai
tingkatan usia. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy, manusia adalah makhluk holistik yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptsi.

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Latar Belakang Teori / Sejarah
2. Menjelaskan sumber teori untuk pengembangan teori
3. Menjelaskan konsep umum dan defenisi teori Sister Calista Roy
4. Menjelaskan cara penggunaan temuan empiris
5. Menjelaskan tentang paradigma keperawatan
6. Menjelaskan aplikasi teori Sister Calista Roy
C. Manfaat Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah teori dan falsafah keperawatan


2. Untuk menambah ilmu tentang teori keperawatan
3. Untuk lebih memahami teori-teori yang terdapat dalam ilmu keperawatan
4. Untuk mempersiapkan diri menjadi perawat yang handal di masa depan jika dapat
menguasai teori-teori keperawatan dengan baik
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Latar Belakang Teori / Sejarah

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor
of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in
Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.

Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia
lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep
adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan.
Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen
(1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian
konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus
sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk
oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual
stimuli.

2.2 Sumber Teori untuk Pengembangan Teori

Teori The Roy Adaptation Model melihat Manusia Sebagai System Adaptive dimana
manusia dianggap sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri. Dimulai dengan
pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson (1964) seorang
ahli fisiologis – psikiologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry
Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai
tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh
dorongan 3 jenis stimulus.
Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya:
a. Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
b. Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal
maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi,
diukur secara subyektif.
c. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau
sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar
dilakukan observasi.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap
manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy mengembangkan dan
memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrewed,R.S.Latarus, N.Malaznik,
D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke driever penulis, subdivisi garis
besar dari kejujuran sendiri dan Martines serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli
sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsep nya juga rumit yaitu M.Poush dan
J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B.Randa untuk fungsi aturan
mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu kerangka
kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu lebih dari 1500
staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyarng dn
memperluas model. Penggunaan model raktek juga memegang peranan penting untuk
penyaringan model. Prkembangan model keperawt an dipengaruhi oleh latar belakang Roy
dan profesionalisme nya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dn nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh
manusia dan spiritnya.
Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit, lingkungan dan
keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:
a. Manusia
- Sistem adaptasi dengan proses koping
- Menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian
- Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi, masyarakat, bangsa
dan masyarakat secara keseluruhan.
- Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem bertindak untuk
memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan saling ketergantungan.
b. Lingkungan
- Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh perkembangan
dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan beberapa pertimbangan saling
menguntungkan individu dan sumber daya alam.
- Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual stimulasi.
- Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk perkembangan
keluargadan budaya.
c. Sehat – Sakit
- Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan refleks
individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.
- Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan seperti individu
dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk membuat kesatuan
individu dan lingkungan.
- Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa antara tujuan dan
sistem individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan, personal dan
perubahan lingkungan.
- Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan pencapaian tujuan
- Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang menggambarkan tiga
perbedaan level yaitu : integrasi, kompensasi dan kompromi.
d. Keperawatan
- Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas kemampuan adaptasi dan
mempertinggi perubahan individu dan lingkungan.
- Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam empat
adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan kematian
dengan bermartabat.
- Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang
mempengaruhi adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan
memperluas interaksi lingkungan.
Asumsi Dasar Teori
Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan asumsi
dasar model teori ini adalah :
a. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.
Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ; penyebab
utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.
b. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.
Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan
menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya
atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan status
kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap
perubahan ini.

Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:


a. Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama
mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut,
yang ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang
otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping
tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya
b. Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh
yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
c. Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan empat system
pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran,
pertimbangan, dan emosi.

Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:


a. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan
atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
b. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari terminology
keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai tujuan yang akan
diraih.
Skema Model Adaptasi Roy

Sebagai sistim yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara
holistik (bio, psicho, Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Input, Control, Proses
Feedback, dan Output.
a) Input (Stimulus)
Manusia sebagai suatu sistim dapat menyesuaikan diri dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri.
Stimulus secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
- Stimuluis Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa
pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis
(sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
- Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi, maupun psikologis yang
diterima individu sebagai ancaman.

b) Proses Kontrol
Mekanisme Koping : tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan diri.
Ada 2 (dua) Mekanisme koping, yaitu :
1. Mekanisme koping bawaan, yaitu ditentukan oleh sifat genetic yang dimiliki
2. Mekanisme koping yang dipelajari, yaitu dikembangkan melalui strategi
pembelajaran atau pengalaman-pengalaman yang ditemui selama menjalani
kehidupan.
Koping yang tidak konstruktif atau tidak efektif berdampak terhadap respon
sakit (maladaptife). Jika pasien masuk pada zona maladaptive maka pasien
mempunyai masalah keperawatan adaptasi.
Subsistem Regulator dan Kognator
1. Subsistim Regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan
perubahan pada sistim saraf, kimia tubuh, dan organ endokrin, dan
merupakan mekanisme kerja utama yang berespon dan beradaptasi terhadap
stimulus lingkungan.
2. Subsistim Kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan
perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnnya persepsi, proses
informasi, pembelajaran, membuat alasan dan emosional

c) Efektor
Respon-respon susbsistem tersebut semua dapat terlihat pada empat perubahan
yang ada pada manusia sebagai sistim adaptive yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan Interdependensi.
1. Perubahan Fungsi Fisiologis
Adanya perubahan fisik akan menimbulkan adaptasi fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan. Contoh : Keseimbangan cairan dan
elektrolit, fungsi endokrin (kelenjar adrenal bagian korteks mensekresikan
kortisol atau glukokortikoid, bagian medulla mengeluarkan epenefrin dan
non epinefrin), sirkulasi dan oksigen.
2. Perubahan konsep diri
Adalah keyakinan perasaan akan diri sendiri yang mencakup persepsi,
perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi
pandangan dan persepsi terhadap dirinya. Contoh : Gangguan Citra diri,
harga diri rendah.
3. Perubahan fungsi peran
Ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peran seseorang.
Contoh : peran yang berbeda, konflik peran, kegagalan peran.
4. Perubahan Interdependensi
Ketidakmampuan seseorang untuk mengintergrasikan masing-masing
komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh : kecemasan berpisah.

d) Output
Respon-respon yang adaptive mempertahankan atau meningkatkan intergritas,
sedangkan respon maladaptive dapat mengganggu integritas. Melalui proses
feedback, respon-respon itu selanjutnya akan menjadi Input (masukan) kembali
pada manusia sebagai suatu sistim.
Ada 2 (dua) Respon Adaptasi :
1. Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan itegritas dalam
batasan yang sesuai dengan tujuan “human system”.
2. Respon maladaptif, yaitu segala sesuatu yang tidak memberikan kontribusi
yang sesuai dengan tujuan “human system.
2.3 Konsep Umum dan Definisi

Konsep adalah suatu ide, gagasan, dan representi abstrak dimana terdapat suatu kesan
yang dapat di organisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide dalam menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy berkaitan erat dengan falsafah
keperawatan. Falsafah keperawatan ini mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas atau kenyataan serta keingintahuan seseorang mengenai gambaran
sesuatu hal yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Falsafah humanisme atau kemanusiaan berarti bahwa manusia memiliki rasa
keingintahuan dan menghargai sesama manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan falsafah
veritivity yaitu kebenaran, dan bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut
adalah:
- Tujuan eksistensi manusia
- Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
- Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum
- Nilai dan arti kehidupan.
Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah
sebagai berikut:
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan
umpan balik.
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual
dan residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif
sendiri.
c. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan
atau peningkatan kebutuhan.
d. Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung
mengharuskan manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi
perubahan tingkah laku.
e. Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh
stimulus fokal.
f. Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui
neural, cemikal, dan proses endokrin.
h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses
yang kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean,
interdependensi dan konsep diri.
j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
reproduksi.
k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana
proses adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan
istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan
proses endokrin.
l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu
waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku
langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri)
Kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral
dan etika pribadi.
m. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan
tugasnya di lingkungan social.
n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan
sebagai support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara
integritas fisik dengan pemeliharaan, dan pengaruh belajar.
2.4 Penggunaan Temuan Empiris

Pengembangan dari teori transisi middle range untuk pembangunan teori transisi
dengan bukti empirik dibutuhkan lima penelitian untuk mengkonsepkan dan membuat teori.
Studi-studi ini saling berhubungan diantara penyebaran budaya kelompok dari orang-orang
yang mengalami transisi, termasuk afrika-amerika, orang tua yang anaknya didiagnosa
dengan penyakit jantung bawaan, wanita Brasil yang melakukan imigrasi ke Amerika
Serikat, dan peran keluarga yang anggota keluarganya menjalani kemoterapi kanker.
Penemuan empiris dari lima studi ini menyediakan dasar teoritika untuk mengkonsep
teori transisi dalam middle-range theory, selanjutnya konsep dan hubungan yang terbentuk
dan terformulasi dengan didasarkan pada dialog proses kolaboratif, perbandingan tetap dari
pencarian lima studi, dan analisa yang diarahkan untuk menemukan teori.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Meleis dan Im, pada imigran wanita Korea
ditemukan adanya perasaan ambivalent kearah menopause, menopause itu sendiri tidak
memiliki arti yang spesial yang berhubungan dengan hal itu. Im menemukan banyak
partisipan yang tidak berhubungan dengan masalah utama dari kesehatan, masalah
kesakitan/perhatian bahwa mereka memiliki transisi menopausal mereka. Agaknya, wanita
pergi melewati menopausenya tanpa mendapatkan banyak masalah kesehatan yang
berhubungan dimana hal itu menunjukkan “tidak memiliki arti yang khusus” yang akan
mendapatkan fasilitas pada transisi pada menopause yag dialami wanita. Middle-range teori
untuk transisi sudah digunakan untuk situasi yang spesifik dan untuk menjalankan test pada
pengalaman relatif dari perpindahan pada keperawatan di rumah.
2.5 Paradigma Keperawatan

a. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah
yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana
“Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan
konsep adaptasi.
b. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen
dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “Semua
kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal ini
Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan
adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu
terhadap adanya perubahan.
c. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and
becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan
dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”.
Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.
d. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy
adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif
individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain itu, keperawatan juga bertujuan
untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk mencapai tujuan
tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang
ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang
merupakan stimulus tertinggi.

2.6 Aplikasi Teori

Selama lebih dari 30 tahun Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk memahami dan
menuntun praktik keperawatan dalam perawatan pasien.

Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy. Perawat harus


mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat
mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontekstual maupun residual stimuli
dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus
mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui
penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sakit, pasien
diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal.

Contoh Kasus

Ibu L, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang
menjalar sampai ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat melakukan
kegiatan sehari-hari, termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah dilakukan konsultasi dengan
dokter A,  Ibu L dinyatakan mengalami herniasi diskus intervertebra (HNP), dan
dijadwalkan untuk dilakukan discectomi (operasi pemotongan bagian diskus yang
mengalami herniasi). Selanjutnya Ibu L diantar oleh suaminya dengan membawa surat
pengantar dari dokter A masuk rumah sakit untuk dilakukan persiapan-persiapan termasuk
pemeriksaan penunjang sebelum waktu operasi ditetapkan. Hasil pengkajian didapatkan data
TD 120/90 mmHg, nadi 92x/menit, respirasi 24x/menit dan suhu 37,5˚C, pasien tampak
gelisah.
Ibu L adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita
disebuah toko miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa melihatnya
menjadi orang yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Sebelum masuk RS
kebiasaan Ibu L melakukan aktifitas 12 jam perhari. Pola tidur 8 jam di waktu malam dan 1-
1,5 jam di waktu siang. Olah raga yang biasa dlakukan adalah jalan pagi setiap hari Ahad.
Setelah persiapannya dianggap cukup,  maka disepakati akan dilakukan operasi pada tanggal
21 Maret 2011 jam 10.00 pagi. Hasil kesepakan tersebut diperkuat surat persetujuan operasi
yang di tanda tangani oleh bpk A selaku suami Ibu L.
Pengkajian
1)      Biodata :
  Nama  : Ibu L
  Tempat lahir  : Makassar
  Umur  : 48 tahun.
  Agama  : Islam.
  Suku : Makassar.
  Pendidikan : SMA
  Pekerjaan  : Wiraswasta.
  Alamat  : Makassar
   Sumber Data   : Pasien dan Keluarga (suami)
  No medical record : 36 51 01.
  Masuk Rumah sakit   : Tanggal 21 Maret 2011

2)      Pengkajian Perilaku
a.      Pengkajian Tahap Pertama
Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data perilaku output Ibu L sebagai
sistim adaptasi dihubungkan dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri, peran dan
interdependen.
Pengkajian tahap pertama pada Ibu N didapatkan data :
Mode fisiologis : S  : Menyatakan gerakan- nya terbatas
O  : Pasien nampak terbaring di tempat tidurnya dan nampak
ragu-ragu  untuk bergerak, serta tampak gelisah
Mode Konsep diri :S  : Menyatakan cemas akan terjadi perubahan penampilan
O  : Tampak gelisah
Mode Fungsi peran :S  : Menyatakan takut terjadi kecacatan
O  : Rendah diri terhadap penampilanya
Mode Interdependen : Tidak berdaya
b.      Pengkajian Tahap Kedua
Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon adaptif selanjutnya
melakukan pengkajian tahap kedua yang meliputi fokal, kontekstual dan residual stimuli.
Pengkajian tahap dua pada Ibu N didapatkan data :
Pengkajian stimulus
a)      Stimulus fokal (etiologi)
b)      Stimulus konstekstual (presipitasi)
c)      Stimulus residual (predisposisi)
-       Identifikasi stimulus yang berpengaruh: Budaya, keluarga, fase perkembangan
-       Istirahat dan aktifitas : Tidur sering terbangun dan keterbatasan beraktifitas
-       Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan post
operasi discectomi membutuhkan sedikit pengaturan aktifitas
Self Konsep    : Penurunan konsep diri body image takut terjadi kecacatan
Phisical self     : Rendah diri tehadap penampilannya
Personal self    : Ketakutan terhadap gagalnya pengembalian fungsi normal
                          dari kaki
Fungsi peran    : Takut keberadaannya menjadi beban orang lain
Peran primer    : Kehilangan hoby bermain tenis setiap minggu
Peran tersier    : Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk berobat
Interdependence :
         Keterbatasan kebebasan di rumah sakit
         Kesepian, terbatasnya interaksi dengan keluarga dan kolega
         Adanya jadwal berkunjung dari rumah sakit
c. Diagnosa keperawatan
Sesuai dengan metode pembuatan diagnose keperawatan yang dikembangkan oleh
Roy melalui tiga cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode,
mengobservasi perilaku yang paling dipengaruhi oleh stimulus dan menyimpulkan dari
perilaku dari satu atau lebih adaptif mode dengan stimulus yang sama maka disusunlah
diagnosa sbb:
- Gangguan aktifitas berhubungan dengan keterbatasan gerak
- Cemas berhubungan dengan penurunan konsep diri body image dan harga diri
d. Intervensi
Tanggal                        :
Problem aktual/resiko  : Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan
keterbatasan gerak
Hasil yang diharapkan         :
  Klien dapat tidur 8 jam perhari tanpa gangguan
  Dengan keterbatasan aktifitasnya klien dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki
secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
  Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai dengan
program perawatan
Tindakan keperawatan            :
  Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri
  Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan ADLnya sesuai dengan kemampuan

Tanggal                       :
Problem aktual/resiko  : Cemas dan ketakutan berhubungan dengan penurunan konsep diri
body image dan harga diri
Hasil yang diharapkan       : Klien mampu mengungkapkan cemas dan ketakutanya dan mau
mendiskusikan untuk mencari alternatif pemecahan
Tindakan keperawatan            :
  Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk membantu
memecahkan permasalahan klien
  Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki
  Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan
perawatan dengan benar
  Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani klien
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah
untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif
menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan
kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan
setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.

B. Saran

Perawat/mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh


tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Callista Roy di lapangan
atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan
baik dalam pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan.
MAKALAH TEORI KEPERAWATAN
ADAPTATION MODEL (CALISTA ROY)

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
FEBRINA RIZKI YULIONO (1911312030)
FITRI YANI (1911313014)
INES WAFIQAH (1911311048)
LATIFAH NISA’UL HUSNA (1911312018)
LISA ARISTA PUTRI (1911311003)
NISAUL HUSNA YUSTISIA (1911312042)
WELLYATARA SAFITRI (1911311015)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan....................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................... 1

1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Latar Belakang Teori / Sejarah............................................................... 3

2.2 Sumber Teori untuk Pengembangan Teori............................................. 3

2.3 Konsep Umum dan Definisi................................................................... 9

2.4 Penggunaan Temuan Empiris................................................................ 11

2.5 Paradigma Keperawatan.........................................................................12

2.6 Aplikasi Teori.........................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................18

3.2 Saran ......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

Anda mungkin juga menyukai