Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan
yang berfokus lebih khusus pasa suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin
ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan.
Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan
ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy
dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi
keperawatan , yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model
adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif
yang selalu beradaptsi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari model teori konsep keperawatan Roy?
2. Bagaimana model teori adaptasi Roy diaplikasikan dalam konsep keperawatan
keluarga?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari model teori konsep keperawatan Roy.
2. Mengetahui model teori adaptasi Roy diaplikasikan dalam konsep
keperawatan keluarga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Calista Roy


Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of
California Los Angeles.
Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah
model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka
konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori
sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli
fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya.
Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai
tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk
oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan
residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut,
Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal
dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia.
Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap
kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli
lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus
(1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini

3
berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount
Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-
mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model.
Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi
lebih lanjut dan penyaringan model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun
1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi.
Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy
dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan,
tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu
perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan
spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model
adaptasi keperawatan.

B. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi
dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang
dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus
yaitu :
1. Focal stimuli : Individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
Dari focal stimuli.
3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana
menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif.

4
Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif
terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif
Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori
dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy
memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran
sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat
mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush
dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk
fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai
suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan
penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa
terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan
model praktek juga memegang peranan penting untuk penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari
tubuh manusia dan spiritnya.

C. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy


Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih
baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan
mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta
keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis
dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) :
Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat

5
berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah
veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki
rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling
berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau
untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki
holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar
senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal
yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
1. Tujuan eksistensi manusia
2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
4. Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa
definisi dari konsep mayor Callista Roy,
1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya
input, control, proses, output dan umpan balik.
2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konsektual dan residual.
3. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
4. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
5. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
6. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap
perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.

6
7. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik
melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
8. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui
proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan
belajar.
9. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
10. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
11. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan
bagaimana proses adaptasi dilakukan.
12. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
13. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di
dalam hubungannya di lingkungan sosial.
14. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support
sistem.

D. Model Konseptual Callista Roy


Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem
atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4
elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan
praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk

7
menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan
adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi
keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari
tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah
mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi
dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran
dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu
untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan.
2. Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem
yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan
konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia
digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk
semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses,

8
proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal
dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam
dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu
sistem yang adaptif.
Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam
mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut
Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi,
dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara
umum.
a. Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi
pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif
berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama
diartikan sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-
masing mode adaptasi secara sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan
perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang
memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon (mal-
adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini,
perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual
yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin, tahap
perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran,

9
ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, strea fisik
dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :
1) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan
berhubungan dengan 4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa
ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.
2) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku
yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan
menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri dada
disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan
dengan cuaca lingkungan yang panas”.
3) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan
dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang
petani mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang
panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan peran
berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di
cuaca yang panas”

c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan
merubah ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping
secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien,
sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal,
dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang
harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan
ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut

10
(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek
mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal,
kontekstual dan residual.
d. Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas
kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli
berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
e. Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan
keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

E. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga
dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi
pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau
memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji
respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep
diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa
mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan
residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan
akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-
hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan

11
effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan
dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy
ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan
masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan
bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga
seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor
bagi para pasiennya.

F. Aplikasi Teori Adaptasi Roy Dalam Keperawatan Keluarga


Model adaptasi Suster Calista Roy (1976) menjabarkan konsep individu
sebagai sistem adaptif yang berinteraksi dengan stimulus melalui empat cara
respons: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan saling ketergantungan.
Menurut Roy, asuhan keperawatan berfokus pada respons seorang terhadap
interaksi dengan lingkungan eksternal dan terhadap stimulus internal dan
eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Dalam karya awal Roy (1976), keluarga
dipandang sebagai ruang lingkup individu. Kemudian Roy dan Roberts (1981)
mengubah penjabaran konsep keluarga sebagai (konteks) ini menjadi “keluarga
sebagai suatu system adaptif yang seperti individu, memiliki input, kendali
interna dan proses umpan balik, dan output” (Whall & Fawcett, 1991a, hlm.
23). Roy menjelaskan bahwa keluarga, individu, kelompok, organisasi social,
dan komunitas, dapat menjadi unit analisis dan fokus praktik keperawatan.
McCubbin dan figley (1983) menyatakan bahwa konsep koping dalam model
Roy dapat dengan mudah diperluas menjadi unit keluarga, yaitu pola koping
keluarga yang tidak efektif menyebabkan masalah fungsi keluarga. Selain itu,
teori Roy menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien
dalam memanipulasi lingkungan mereka, yang konsisten dengan interaksi
lingkungan keluarga yang ditekankan dalam keperawatan keluarga.

12
Kegunaan dan kepopularitasan model Roy terbukti dalam Boston-Based
Research in Nursing Society (BBARNS), yang terbukti meningkatkan proyek
kemitraan dan kolaboratif diantara para peneliti keperawatan yang bekerja
menggunakan model Roy (Pollack, Frederickson, Carson, Mawssey, & Roy,
1994). Contoh penelitian yang menggunakan Model adaptasi Roy termasuk
studi yang dilakukan Zhan (2000) tentang adaptasi kognitif dan konsistensi diri
pada lansia yang mengalami gangguan pendengaran dan studi yang dilakukan
Badger (1991) tentang citra tubuh interna dikalangan anak tunarungu dan yang
dapat mendengar. Baru-baru ini, Hanna dan Roy (2001) membahas
kesinambungan pengembangan model Roy terkait dengan keperawatan keluarga
dan mencatat bahwa keluarga dapat dijabarkan sebagai ruang lingkup individu
atau keluarga dapat dijabarkan sebagai orang atau kelompok yang saling terkait.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik
dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come
ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang
sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam
mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan
kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-
konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem
adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yang
merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahan
dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan
menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi
perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi
) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat

B. Saran
1. Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap
konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu
keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan
budaya.

14

Anda mungkin juga menyukai