2023
BAB I
PENDAHULUAN
Teori Callista roy atau yang biasa disebut dengan Teori Roy telah digunakan untuk
memberikan arahan untuk praktek keperawatan,pendidikan,dan penelitian.Upaya yang
luas serta perkembangan filosofis dan ilmiah oleh teori ini, telah memberikan kontribusi
terhadap pengetahuan berbasis model untuk praktik keperawatan.
Teori adaptasi menurut Roy merupakan salah satu teori tentang bagaimana
menerapkan asuhan keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi klien.Karena
menurutnya manusia adalah makhluk yang holistic yang memiliki sistem adaktif yang
dapat beradaptasi.
Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi
keperawatan, yaitu : manusia sebagai penerima asuhan, konsep lingkungan,konsep
kesehatan, dan keperawatan.
Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan sehingga banyak digunakan
dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori Roy dalam pelaksanaannya menyentuh
hampir semua aspek kehidupan baik secara fisik, konsep diri,dan fungsi peran.Perawat
dalam teori Roy dituntut untuk mengkaji kemampuan adaptasi klien dan perawat
membantu klien untuk beradaptasi terhadap perubahan termasuk perubahan yang terjadi
dalam tubuh klien.
B. Tujuan Penulisan
1. Membantu menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori Roy,serta tujuan teori Roy
2. Memahami konsep model keperawatan menurut teori Roy dalam menjalankan
0asuhan Keperawatan.
3. Mampu menghubungkan konsep teori Roy dengan proses keperawatan dalam bidang
praktek,pendidikan ataupun penelitian.
BAB II
Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada
tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun
1966 di University of California Los Angeles.
Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari
University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy
tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi
mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan
pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli
fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di
butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal
stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia
sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “
Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali
keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan,
terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain
di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978).
Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s
College. Sejak saat it lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977
menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model adaptasi
keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy
mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya
telah
membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit.
Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.
BAB III
Konsep model
3.) Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy diantaranya:
a. Focal stimuluasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus
internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur
secara subjektif.
c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau
sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan
observasi.
d. Sistem adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya: pertama, fungsi fisiologis
komponen sistem adaptasi ini diantaranya: oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
integritas kulit, indera,cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endokrin; kedua, konsep
diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain; ketiga, fungi peran merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain ; dan keempat, interdependent merupakan kemampuan seseorang
mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
e. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan
tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respons adaptif (Hidayat, 2012).
BAB V
Studi kasus :
Ibu X, 50 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang menjalar sampai
ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat melakukan kegiatan seharihari,
termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah dilakukan konsultasi dengan dokter, Ibu X dinyatakan
mengalami herniasi diskus intervertebra (HNP), dan dijadwalkan untuk dilakukandiscectomi
(operasi pemotongan bagian diskus yang mengalami herniasi).Pasca pembedahan setelah sadar
dan dibawa ke ruang perawatan, Ibu X merasakan nyeri berkurang. berkurang. Meskipun
Meskipun tidak dibatasi dibatasi pergerakannya, pergerakannya, klien merasa takut bergerak
bergerak dan melakukan melakukan kegiatan kebersihan pribadi (personal hygiene). Klien takut
berjalan, merasa takut dan cemas akan keadaannya pasca pembedahan. Sebelum masuk RS
kebiasaan Ibu X melakukan aktifitas 12 jam perhari, makan tidak terlalu mempermasalahkan
kandungan gizi atau pembatasan yang penting makan tidak pernah menggunakan terlalu banyak
minyak goreng dan tidak terlalu s terlalu suka yang manis. Pola tidur 8 uka yang manis. Pola tidur
8 jam diwaktu malam dan 1-1,5 jam di waktu siang. Olah raga bermain tenis dan jalan pagi setiap
hari Ahad. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 120/90mmHg, nadi 100x/menit, respirasi
32x/menit dan suhu 37,5oc, wajah menampakkan ekspresi cemas. Ibu X adalah wanita yang
memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita disebuah toko miliknya. Ia mengaku
memiliki banyak pelanggan yang terbiasa melihatnya menjadi orang yang berbusana berbusana
serasi dengan koleksi koleksi jualannya. jualannya. Ia bertanya bertanya mengenai mengenai
kemungkinan kemungkinan adanya kelumpuhan pada dirinya setelah dilakukan operasi, dan
mengungkapkan kekhawatiran mengenai perubahan perubahan penampilan penampilan
(punggung (punggung menjadi menjadi bungkuk, bungkuk, jalan menjadi menjadi timpang)
timpang) yang akan mempengaruhi persepsi pelanggannya yang kelak akan berakibat pada
kegiatan penjualan tokonya
Asuhan keperawatan berdasarkan aplikasi teori Roy
Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data perilaku output Ibu X sebagai
sistim
adaptasi dihubungkan dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri, peran dan
interdependen.
· Mode fisiologis
· Mode Interdependen
O: klien nampak ragu-ragu bergerak dan banyak diam di kursi atau bed
O: Tampak cemas
Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon adaptif selanjutnya melakukan
· Mode
· Behavior
· Fokal
· Contextual
· Residual
Kekurangan istirahat tidur dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat proses recovery
Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan post op
discectomi
Self Konsep
Phisical self
Personal self
Fungsi peran
Peran primer
Peran tersier
Interdepen- dence
tiga cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode, mengobservasi perilaku
yang
4. Intervensi
Tgl
Problem aktual/resiko
Tindakan keperawatan
Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak
- Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai dengan program
perawatan
- Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
- Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan perawatan
dengan
benar