Anda di halaman 1dari 18

TEORI KEPERAWATAN CALISTA ROY

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

1. Stevia Febrinda Putri Eriyati (2002012930P)


2. Uswatun Hasanah (2002012928P)
3. Maghfiroh (2002012924P)
4. Muhamad Zudi (2002012923P)
5. Santoso (2002012910P)
6. Nur Amallya Iksan (2002012906P)

PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ TEORI
KEPERAWATAN CALISTA ROY “.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana cara menghubungkan model konsep roy dengan proses
keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Lamongan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................... 1
1.3 TUJUAN................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Hidup Calysta Roy ………………………............ 3
2.2 Sumber Teori Calysta roy……............................................. 4
2.3 Teori Penegasan Calista roy…………................................. 5
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy……............. 8
2.5 Konsep Model Keperawatan Callista Roy……................... 9
2.6 Model Konseptual Callista Roy……………………………... 11

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN…………………………………………...... 13
3.2 SARAN.................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Model konseptual Roy mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus
lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu.
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan ,
yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy
menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan
cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptsi.
1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana teori Calista roy di bidang keperawatan ?

2. Bagaimana konsep model adaptasi Calista roy di profesi keperawatan ?

1.3. Tujuan penulisan

1. Mengetahui bagaimana konsep model dan teori Calista roy di bidang


keperawatan

1
2. Mengetahui teori dan konsep model adaptasi Calista roy di profesi
keperawatan

1.4. Manfaat praktek


Bagi Penulis
Agar memenuhi salah satu tugas sebagai Mahasiswa dalam mata pelajaran
KDK (Konsep dasar keperawatan) serta menumbuhkembangkan wawasan terkait
dengan KDK (Konsep dasar keperawatan).
Bagi Pembaca
Agar mengetahui serta menambah wawasan tentang Konsep dasar
keperawatan dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Riwayat Hidup Calista Roy


Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di
Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy
memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar M.A tahun 1973 dan
ph.D tahun 1977 di universitas California.
Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan
Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan
mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke
perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam
kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep pokok dan model
ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los Angeles dari
tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada tahun
1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang
didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan
model pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in
nursing outlook pada tahun 1970.
Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing
di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai
Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San
Fransisco sebagai sarjana perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan
pencarian pada intervensi perawat bagian luka-luka dan pengalamannya dari
perawat model pada klinik. Pada tahun 1988 Roy baru memulai menyusun
lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of Nursing.

3
Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan
banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang
budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang
diterbitkan di buku The Roy Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti.
Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun
menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional
Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan
dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat
kehormatan dokter dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N
menghadiahi buku untuk model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa
wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American
Academy of Nurshing.

2.2. Sumber Teori Calysta roy


Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk
memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon
adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat
adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga
jenis stimulus yaitu :
Focal stimuli : Individu segera menghadap
Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek Dari
focal stimuli.
Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana
menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun
negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak
positif terhadap perubahan lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif

4
Helson Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori
dari Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy
memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran
sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat
mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush
dan J.Van Landingham dalam keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk
fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian.
Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek
juga memegang peranan penting untuk penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhis oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari
tubuh manusia dan spiritnya.

2.3. Teori Penegasan Calista roy

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu:

Fungsi atau proses control yang terdiri dari :

1. Kognator

2. Regulator

Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu

1. Fisiologi

2. Konsep diri

3. Fungsi peran

4. Interpendensi

5
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat
efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah disebutkan

1. Mode Fungsi Fisiologi


Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan
proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu
Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang
injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. (
Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat
yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan
memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting
sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984
dalam Roy 1991).
The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting
dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya
termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik.

6
Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai
fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan
proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan
fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas
endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan
dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)
2. Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan
spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri
ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.
The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada
area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi,
amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral-
etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau
takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
3. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder
dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya
dimasyarakat sesuai kedudukannya .
4. Mode Interdependensi

7
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih
sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang
lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan
tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua
nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif.
Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas,
sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas.
Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan
(input) pada manusia sebagai suatu sistem. Subsistem regulator dan kognator
adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem
regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem
saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk
didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan
emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.

2.4. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga
dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi
pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau
memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek.

8
Dan dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis,
konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga
bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual
dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap
dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal
yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor
sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model
adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya
berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien
dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana
sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang
perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi
para pasiennya.

2.5. Konsep Model Keperawatan Callista Roy


Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih
baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Falsafah keperawatan
mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta
keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan
logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) :
Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat
berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah
veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki
rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling
berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau

9
untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki
holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar
senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal
yang bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
1) Tujuan eksistensi manusia
2) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3) Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum
4) Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa
definisi dari konsep mayor Callista Roy,
Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input,
control, proses, output dan umpan balik.
Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konsektual dan residual.
Droblem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap
perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik
melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses
yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.

10
Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana
proses adaptasi dilakukan.
Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam
hubungannya di lingkungan sosial.
Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support
sistem.

2.6. Model Konseptual Callista Roy

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau


skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4
elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.

Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :

1) Keperawatan
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan,
dan menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-
orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan
adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi
dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon

11
stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
kesehatan.
2) Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki
input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan
sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk
mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan
yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk
beberapa tujuan.
3) Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara
utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam
model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang
adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan
ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam
lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme
koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4) Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem
yang adaptif.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik
dan out come. Model penyesuaian roy dikelompokkan dalam teori out come
ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang
sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam
mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan
kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.
Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa
berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing
sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau
holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya
dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu
pengetahuan dan seni merawat

3.2. Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari
setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan
itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien
pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk
memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan
melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus

13
mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan
melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.
Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap
mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana
meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat
adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya,
seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan.
Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien
harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam
dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah
untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat
bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta

Dwidiyanti M. Aplikasi konseptual Keperawatan, Semarang: Akper Dep.Kes. 1987

Roy S.C-Andrews H.A. The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement,
California: Appleton & Large. 1991.

15

Anda mungkin juga menyukai