Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 6
KEPERAWATAN A

ANGGOTA :
1. PUTRI YUNIAR
2. EVI ASHARI
3. TUTI SULFIJASARI
4. FITRI RAMADHAN
5. MEGAWATI YUNUS

KEPERAWATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat

beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar kita yakni nya nabi besar

Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang

penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan  pada saat sekarang ini.Makalah ini penulis buat

untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu dasar Keperawatan mengenai Kebutuhan Istirahat

Tidur. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai  pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan

mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembahasan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah

SWT.

Makassar, 22 Oktober 2016

Penulis (KLP 6) Kep A


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................


BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
A. KONSEP TEORI ........................................................................................
1. Definisi ........................................................................................................
2. Klasifikasi ....................................................................................................
3. Etiologi .........................................................................................................
4. Patofisiologi .................................................................................................
5. Tanda dan gejala ..........................................................................................
6. Pemeriksaan penunjang ................................................................................
7. Komplikasi ...................................................................................................
8. Prognosis ......................................................................................................
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................
1. Pengkajian ....................................................................................................
2. Diagnose keperawatan..................................................................................
3. Intervensi .....................................................................................................
4. Evaluasi .......................................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................
1. Kesimpulan ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


LAMPIRAN .........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.

Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang

cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk

mengembalikan stamina tubuh sehingga berada dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur berbeda. Pola istirahat dan

tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam

keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya

untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.

Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat

proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik

terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI

1. Definisi

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,

bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yamg

membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk

melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri tau sesuatu kedaaan

melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan

menjengkelkan.(Hidayat,2006)

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (guyton 1986), atau juga

dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya

keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan

siklus yang berulang, dengan cirri adanya akivitas yang minim, memiliki

kesadraan yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi

penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. (Hidayat,2006 )

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi


oleh semua mahluk.Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat

berfungsi secara optimal. (Potter & Perry, 2010 )

2. Klasifikasi

Dalam prosesnya, tidur dibagi kedalam 2 jenis. Pertama, jenis tidur yang

disebabkan oleh menurunya kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis,

disebut dengan tidur gelombang lambat(slow wave sleep) karena gelombang otak

bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur nonrapid eye movement (NREM).

Kedua , jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat isyarat

dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti, disebut

dengan tidur paradoks, atau disebut juga dengan tidur rapid eye movement

(REM). (Hidayat,2006)
a. Tidur gelombang lambat

Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam , istirahat penuh, atau

juga dikenal dengan tidur nyenyak. Pada jenis tidur ini gelobang otak bergerak

lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi. Tidur gelombang

lambat bisa juga disebut dengan tidur gelombang delta.Dengan ciri ciri: Betul

betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,

pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolism turun.

Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui

elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada setiap

tahap tidur , yaitu: pertama , kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang

berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah; kedua , istirahat tenang yang

diperlihatkan pada gelombang alfa ; ketiga , tidur ringan karena terjadi

perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase rendah; dan

keempat, tidur nyenyak karena gelombang terlambat dengan gelombang delta

bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik.

Tahapan tidur jenis gelombang lambat.

1) Tahap I

Tahap 1 merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan cirri
sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan , merasa ngantuk, bola

mata bergerak dari samping kesamping , frekuensi nadi dan napas sedikit

menurun .

2) Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun

dengan cirri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung

dan frekuensi napas menurun , temperatur tubuh menurun , metabolisme

menurun , berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.


3) Tahap III

Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi frekuensi napas dan

proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf

parasimpatis dan sulit untuk bangun.

4) Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan

pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata

cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun.

b. Tidur paradoks

jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama

5-20 menit, rata rata timbul 90 menit. Priode pertama ini terjadi selama 80-100

menit , akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat

cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur paradoks adalah sebagai

berikut:

1. Bisanya disertai dengan mimpi aktif.

2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang lambat.

3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan , menunjukan inhibisi kuat

proyeksi Spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.


4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.

5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.

6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah

meningkat atau berfluktasi , serta gaster meningkat, dan metabolism menigkat.

7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental , emosi , juga berperan dalam

belajar , memori, dan adaptasi. (Hidayat,2006 )


3. Etiologi

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.Kualitas

tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan

memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara faktor

yang dapat mempengaruhinya adalah (Asmadi,2008)

a. Penyakit

Sakit dapat mempengaruhi kebutuhanh hidup seseorang, banyak

penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang

disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukan lebih banyak waktu

tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan

pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur. (Asmadi,2008)

b. Latihan dan kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak

tidur untuk menjaga keseimbangan energy yang telah dikelurkan. Hal tersebut

terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai

kelelahan.Maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena

tahap tidur gelombang Lambatnya diperpendek. (Asmadi,2008)


c. Stres Psikologis

Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan

jiwa.Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis

mengalami kegelisaan sehingga sulit untuk tidur. (Asmadi,2008)

d. Obat

Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur beberapa jenis obat yang

dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat untuk diuretic

menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat meningkatkan saraf

simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan Bloker dapat


berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM

sehingga mudah mengantuk.

(Asmadi,2008)

e. Nutrisi

Terpenuhnya kebutuhan nutrisiyang cukup dapat mempercepat proses

tidur protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur , karena

adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang di cerna.

Demikian sebaiknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi

proses tidur bahkan terkadang sulit untuk tidur.

f. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat

mempercepat terjadinya proses tidur.

g. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan untuk keinginan seseorang untuk

tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keiginan

untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

h. Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu,


daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaiknya,

minuman yang mengandung kaferin maupun alcohol akan mengganggu tidur.

(Asmadi,2008)

4. Patofisiologi

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan

menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini

diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang

mengantur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk

pengaturan kewaspadaan dan tidur.


Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur nesensefalon dan bagian atas

pons. Selain itu, RAS (reticular activating system) dapat memberikan

rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS

akan melepaskan latekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat

tidur, pelepasan serum serotini dari sel khusus yang berada di pons dan batang

otaktengan, yaitu BSR (bulbar synchronizing regional) Sedangkan bangun

tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem

limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau

perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

5. Tanda dan Gejala

a. Tanda dan Gejala pada tidur NREM

1) Mimpi berkurang

2) Keadaan istirahat (otot mula berelaksasi)

3) Tekanan darah menurun

4) Kecepatan pernapasan turun

5) Metabolisme turun

6) Gerakan mata lambat


b. Tanda dan Gejala pada tidur REM

1) Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi

2) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi

3) Pernapasan tidak teratur

4) Nadi ireguler

5) Metabolisme meningkat

6) Lebih sulit dibangunkan

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan fisik

1) Tingkat kesadaran

2) Observasi penampilan wajah,vperilaku dan tingkat energi pasien.


3) Adanya lingkaran hitam di sekirat mata , mata sayu.

4) Perilaku (kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, sering

menguap, kurang koordinasi.

5) Postur/ bentuk tubuh

6) Ekstrimitas ( kemampuan berjalan, duduk, berdiri/ kekuatam otot)

b. Pemeriksaan tambahan

1) Periksa TTV (tanda- tanda vital)

7. Komplikasi

Kurang tidur atau tidak berkualitasnya tidur dapat menyebabkan

resiko buruk bagi kesehatan tubuh, komplikasi yang akan terjadi seperti

hipertensi, bahkan kematian.berdasarkan penelitian yang dilaporkan Journal of

the American Heart Association bahwa penurunan durasi tidur dapat

mempengaruhi regulasi tekanan darah sehingga apabila terjadi gangguan akan

meningkatkan resiko terjadinya hipertensi.

8. Prognosis

a. Untuk meningkatkan tidur

1) Pertahankan waktu bangun tidur yang teratur, hilangkan tidur siang kecuali

jika tidur siang merupakan bagian dari rutin dari jadwal.


2) Gunakan relaksasi untuk meningkatkan tidur.

b. Lingkungan

1) Atur tempratur kamar sesuai keinginan, gunakan selimut dan kaos kaki

untuk meningkatkan kehangatan.

2) Gunakan lampu tidur dan jaga agar jalur ke kamar mandi bebas dari

hambatan.

3) Jaga agar tidak terdengar keributan yang bisa mengganggu tidur.


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur antara

lain: riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur. (Hidayat,2006)

a. Riwayat tidur

pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur

siang maupun malam hari,aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya,

kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikomsumsi sebelum tidur,

asupan dan stimulant, perasaan pasien mengenai tidurnya , apakah ada kesulitan tidur,

dan apakah ada perubahanpola tidur.

b. Gejala klinis

Gejala Klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya

kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan

mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit mata.

c. Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,

meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik,

bingun dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi serta bicara rancu,
tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

2. Diagnosis

Diagnosis keperawatn pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan

a. Kerusakan transpor oksigen

a. Gangguan metabolisme

b. Kerusakan eliminasi

c. Immobilitas

d. Nyeri pada kaki

e. Takut operasi

f. Lingkungan yang mengganggu


g. Insomnia

h. Hipersomnia

i. Anemia

j. Kelelahan

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat

tidur (sleep apnea), dan ketidak mampuan mengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti naps saat tidur.

5. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.

6. Ganggauan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomia.

3. Intervensi

Tindakan Keperawatan Pada Orang Dewasa

1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur

Faktor yang menyebabkan gangguan tidur bermacam macam .Biasanya

pasien dapat mengidentifikasi penyebab masalah masalah gangguan tidur, seperti

nyeri, takut, kecemasan dan lain lain. Perawat dan pasien dapat

mengidentifikasikan penyebab atau mengkaji riwayat tidur pasien.

a) Apabila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur dihubungkan dengan
lingkungan rumah sakit dan penyakitnya, maka tindakan yang dapat

diberikan adalah:

1. Libatkan pasien dalam membuat jadwal aktivitas.

2. Berikan obat analgesic sesuai dengan program terapi

3. Berikan lingkungan yang suportif

4. Jelaskan dan berikan dukungan kepada pasienagar tidak takut dan cemas.

b) Apabila faktor insomnia, maka hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya

adalah:

1. Anjurkan pasien untuk makan makanan berprotein tinggi sebelum

tidur, seperti keju dan susu.


2. Anjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama dan hindari tidur

siang dan sore hari.

3. Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat mengantuk dan tidak pada

waktu kesadaran masih penuh.

4. Anjurkan pasien untuk menghindari kegiatan yang membangkitkan

minat sebelum tidur.

5. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik pelepasan otot serta

meditasi sebeulm tidur.

c) Apabila terjadi somnambulisme, maka tindakan yang di lakukan untuk

mengatasinya adalah:

1. Berikan keamanan pada diri pasien dengan melindunginya dari

lingkungan yang tidak aman, misalnya memasang kunci pintu yang

baik.

2. Lakukan kolaborasi dalam tindakan pengobatan dengan diazepam.

3. Cegah timbulnya cedera.

d) Apabila terjadi enuresa , maka tindakan yang di lakukan untuk mengatasinya

adalah:

1. Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam sebelum


tidur.

2. Anjurkan pasien untuk melakukan pengosongan kandung kencing

sebelum tidur.

3. Bangunkan pasien pada malam hari untuk baung air kecil.

e) Apabila terjadi narkolepsi, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatsinya

adalah:

Berikan obat seperti kelompok amfetamin atau kelompok

metilfenidat hidroklorida (Ritalin) yang digunakan untuk mengendalikan

narkolepsi sebagai tindakan kolaboratif.


2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal hal yang mengganggu tidur.

Distraksi lingkungan adalah masalah utama untuk pasien rawat inap. Cara

mengurangi distraksi lingkungan antara lain:

a. Tutup pintu kamar pasien.

b. Pasang kelambu/gorden tempat tidur.

c. Matikan pesawat telfon.

d. Bunyikan music yang lembut.

e. Redupkan atau matikan lampu.

f. Berikan lampu tidur (malam).

g. Kurangi jumlah stimulus.

h. Temptakan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari

a. Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien. Jadwal harus di sesuaikan

dengan status kesehatan pasien atau sesuai dengan kebutuhan sitirahat dan tidur.

b. Usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena jika banyak tidur pada

siang hari, malamnya tidak bisa tidur.

4. Membuat pasien untuk memicu tidur

a. Anjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur.


b. Anjurkan pasien untuk minum susu hangat.

c. Anjurkan pasien untuk membaca buku.

d. Anjurkan pasien untuk menonton televisi.

e. Anjurkan pasein untuk menggosok gigi sebelum tidur.

f. Anjurkan pasien untuk membersihakan muka sebelum tidur.

g. Anjurkan pasien untuk membersihakan tempat tidurnya trelebih dahulu sebelum

tidur.
5. Mengurangi potensial cedera selama tidur.

Banyak pasien untuk pergi tidur karena takut jatuh dari tempat tidur, takut untuk jalan ke

kamar mandi, atau tersandung furniture. Cara penganan yang spesifik mengenai masalah

ini adalah:

a. Gunakan cahaya lampu makan.

b. Posisikan tempat tidur yang rendah.

c. Letakkan bel dekat pasien.

d. Ajarkan pasien bagaimana cara meminta bantuan.

e. Jika pasien mengguanakan selang drainase, gantungkan di tempat tidur dan ajarkan

bagaimana cara memindahkannya.

6. Memberikan pendidikan kesehatan dan rujukan.

a. Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah dengan cara mengatur jadwal bekerja,

istirahat, tidur, dan bangun pada waktunya.

b. Ajarkan pentingnya latihan regular kurang lebih ½ jam tiap tiga kali seminggu untuk

menurunkan stres dan meningkatkan tidur.

c. Jelaskan bahwa obat hipnotik tidak boleh di gunakan untuk jangka waktu yang lama

karena beresiko terhadap terjadinya toleransi obat.

d. Apabila gangguan tidur kronis, lakuka rujuan segera.

Untuk wanita hamil, ajarkan untuk tidak berdiri jika mampu duduk, tinggikan kaki

ketika duduk, jangan duduk jika bisa tidur, sesuaikan jadwal untuk bisa tidur siang, dan

lain lain.

Tindakan Keperawatan Pada Anak

1. Masa neonates dan bayi

a. Beri sprei yang kering atau tebal untuk menutupi perlak. Buat permukaan kasar

tegang da narata.

b. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.

c. Atur suhu ruangan menjadi sekitar 18-21C pada malam hari dan 15,5-18C pada

siang hari. Hindarkan pasien dari angin dan pakaikan selimut.


d. Berikan cahaya lampu yang lembut.

e. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi, mislanya membelai,

meminang, bersenandung, dan berikan lingkungan yang nyaman.

2. Masa anak

a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.

b. Tempel jadwal tidur.

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.

d. Dukung aktifitas”peredah ketegangan”, seperti bercerita dan memberikan mainan.

3. masa sebelum sekolah

a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsinten

b. Tempel jadwal tidur

c. Berikan aktifitas yang tenang sebelum tidur

d. Dukung aktifitas”pereda ketegangan”.seperti bercerita dan berikan mainan

e. Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur

f. Dorong pasien untuk mengekspresikan ketakutannya dan jelaskan bahwa perawat

selalu dekat dengannya

g. Nyalakan lampu agar tenang

4. masa sekolah
Perawat perlu mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena anak pada usia

ini memiliki banyak aktifitas

5. masa remaja

Usia sering memerlukan waktu sebelum tidur yang cukup lama untuk

berdandan dan membersihkan diri.

6. masa dewasa(mudah,parubaya,dan tua)

a. Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur

1. berikan hiburan

2. kurangi rasa nyeri

3. bersihkan tempat tidur,sehingga nyaman dan bebas dari bau-bauan


b. sediakan lingkungan di mana pasien merasa aman dan nyaman serta dekat dengan

perawat.

1. berikan selimut sehingga tidak kedinginan

2. anjkurkan pasien untuk latihan relaksasi

3. berikan makanan ringan atau susu hangat sebelum hangat sebelum tidur

4. berikan obat sedative sesuai dengan program terapi kolaboratif

5. bantu pasien untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman

4. Evaluasi keperawatan

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari adanya

kemampuan dalam memenuhi :

1. Jumlah tidur apakah sesuai dengan kebutuhan.

2. Kualitas tidur pada klien

2. Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidur.

3. Teknik-teknik yang dapat di gunakan untuk mengurangi gangguan tidur .

4. Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai dengan status

kesehatan klien.

5. Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien,seperti timbulnya

perasaan segar, tidak gelisah, lesuh, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar
mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya kongjungtiva

merah dan mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak di temukan

gangguan proses berfikir, bicara dan lain-lain.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Istirahat dan tidur adalah dua hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu,

dimana kedua hal ini sangat berpengaruh terhadap keadaan stabilitas tubuh seseorang,

ketika seseorang kurang istirahat dan tidur maka ketidaksejajaran tubuhnya akan terlihat

jelas secara fisik, mereka yang kebutuhan isitrahat dan tidurnya tercukupi akan

menampakkan keaktifan tersendiri dari tubuhnya. Istirahat dan tidur akan membantu

proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh sehingga berada dalam kondisi

yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat.H,2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia.Jakarta: Salemba medika

Asmadi, 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.Jakarta:Salemba medika.

Potter & Perry,2010. Fundumental keperawatan edisi 7.Jakarta: Salemba medika

Doenges,moorhouse & geisler,2000. Rencana asuhan keperawatan.Jakarta: Buku kedokteran

EGC.

Herman.H,2013. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi.Jakarta: Buku kedokteran


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai