ISOLASI SOSIAL
Oleh :
RINA NUR INSANI, S.Kep
70900120009
CI INSTITUSI CI LAHAN
Pasien : pagi, bisa sus Perawat: Memandang Pasien Perawat merasa senang ada Pasien mampu menerima
tanggapan atas salam dan kehadiran perawat
senyum walaupun tipis
Perawat : bagaimana keadaan Perawat : memandang pasien Pasien memberikan respon Percakapan yang
ibu hari ini? sesekali menatap apa yang lagi Perawat ingin memulai yang baik keperawat ringan/bertanya kabar akan
ditatap pasien percakapan dengan topik ringan memudahkan interasksi
Pasien : menatap perawat saat sebelum masuk ke kondisi selanjutnya
Pasien : baik bercerita kadang menatap ke Pasien
kamar/ruangannya.
Perawat : ibu, perkenalkan saya Perawat : Memandang pasien Perawat merasa bahwa pasien Pasien meerima dengan baik Berkenalan dapat merupakan
rina, mahasiswa praktek disini, sambil menjulurkan tangan ke dapat di ajak bicara dengan dan merespon perawat degan langkah yang baik untuk
kalu bisa tau nama ibu siapa? pasien baik baik membuat pasien percaya
terhadap perawat
Pasien : menatap perawat, nama pasien : pasien mennerima dan
saya panaja menjabat tangan pasien
Perawat : ibu senang dipanggil Perawat : Memandang pasien Perawat ingin menjalin Pasien langsung mejawap Nama panggilan merupakan
dengan nama apa? Pasie: menghadap kearah kedekatan dengan pasien, dan pertanyaan tanpa berfikir nama akrab pasien sehingga
1
perawat dan mejawab agar pasien nyaman saat menciptakan interaksi yang
Pasien: Panaja pertanyaan dengan sedikit berinteraksi degan perawat lebih baik jika menggunankan
senyum nama yang pasien senangi.
Perawat : asal ibu dari dimana? Perawat : Memandang Pasien Perawat masih berusaha Ekspresi pasien saat Topik sederhana membantu
Pasien : menatap perawat lalu membangun keakraban dengan mengatakan asal nya biasa saja menjalin kedekatan dengan
menatap kedepang memandang topik sederhana pasien
Pasien: palopo, anak saya juga kamarnya. Saat menyebut anaknya pasien
dipalopo Perawat senang karena pasien seperti ingin ketemu degan
memberi respond dan mulai anaknya karena pasien berharap
Pasien : Menoleh ke Perawat terbuka terhadap perawat anaknya dating.
dan tersenyum lalu lagi
Perawat : Memperhatikan
pasien
Perawat : lumayan jauh ya bu, Perawat : Memandang pasien Perawat mulai mengkaji data Pasien berfikir sejenak lalu Lama rawat menentukan
ibu sudah berapa lama di sini? sambil tersenyum umum pasien menjawab pertanyaan sambil apakah pasien kronis atau akut
tampak terus berfikir
Pasien : duduk meneoleh
menatap perawat lalu menatap
kamarnya dan kembali menatap
Pasien: sudah lamami, sekitar 2 perawat. Perawat khawatir kalau
bulan, bulan sepuluh ku masuk pertanyaan tidak bisa dijawab
pasien, tetapi beruntung pasien
bisa menjawab walaupun harus
dipastikan dengan melihat buku
catatan medis pasien.
Perawat : Sejak tahun berapa Perawat : Menunjukkan Perawat berharap dapat pasien berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat dikaji
ibu disini ? perhatian memperoleh data lama rawat walaupun tidak mengetahui dengan menanyakan data-data
Pasien : pasien menatap secara lebih pasti sambil pastinya pasien yang sederhana
kedepan lalu menatap ke mengkaji daya ingat pasien
Pasien : tidak tau juga, tahun perawat Walaupun jawaban dari pasien
duaribu berapa itu tidak pasti
Perawat : kalo boleh tau umur Perawat : menghadap ke pasien Perawat mengkaji daya ingat pasien berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya
ibu berapa? dan berusaha menjaga kontak Pasien ingat ingat pasien
mata ke pasien
Pasien : menatap pasien lalu
Pasien: tidak tau juga berapa berfikir jawaban pertanyaan
2
Perawat : tahun berapa ibu yang diberikan pasein menjawab sesuai
lahir? Pasien : mengguk sambil dengan daya ingat yang
Pasien: tahun 76, sambil tersenyum tipis dimilikinya
berfikir Perawat : Tersenyum
Pasien : ohh, sekitar 45 mi di
tahun ini bu
Pasien : oh 45 di’
Perawat : ibu, kalo bisa ibu Perawat : Menunjukkan Perawat berhati-hati karena Pasien mengingat-ingat Keluhan utama merupakan
ceritakan kenapa ibu di bawa keseriusan pertanyaan tersebut sangat kemudian menjawab. dasar pasien dirawat di RS Jiwa
kesini Pasien meatap perawat, dan spesifik dan takut menyinggung
mulai bercerita kronologis pasien. Didapatkan pasien mengalami
Pasien : sering dimarahi oleh kenapa dia dibawa kerumah halusinasi
seorang wanita orang tuan sakit
rumah, mungkin itu yang
marahika
Perawat: tuang rumah?
Pasien : hantu itu kayaknya di,
Perawat : oh hantu ditemani
cerita
Pasien: mungkin
Perawat : ibu pernah memukul Perawat : Bertanya pelahan Perawat mengkaji lebih jauh Pasien langsung mejawab Resiko perilaku kekerasan
orang atau sukaki marah- pasien : Menatap kedepan lalu alasan pasien dirawat dapat terjadi kapan saja sebagai
marah? menatap perawat dan memulai efek dari masalah yang
menjawab Perawat kembali dihadapi
memperhatikan tingkah dari
Pasien : iya pernahka pukulki Perawat : Memperhatikan pasien
anakku, karena seringki keluar respon pasien
pergiki pasang bulu mata, itumi
dibawaka kesini
Perawat : ibu tinggal sama Perawat : Mendekatkan diri Perawat berusaha mengkaji Pasien membayangkan keadaan Halusinasi bisa terjadi karena
siapa? Pasien : memandang perawat data yang terkait kata-katanya keluarganya beberapa faktor pencetus bisa
sesekali memandang kea rah tadi jadi di sebabkan karena
Pasien : tinggal sama anak saya kamarnya perceraian dan hubungan yang
Perawat: oh sudah maki Perawat : Memperhatikan Perawat menemukan adanya kurang baik degan suami
menikah? pasien kekerasan/ hubungan yang
Pasien: iye, tapi suamiku yang kurang baik dengan suami ke 2
pertama cerai maka baru
3
suamiku yang ke dua tidak na
sukaki anakku, tidak nasuruhki
keluar rumah, nakurung jaki
Perawat: ohhh
Pasien : itu juga salahnya tidak
nasuruhki bicara sama orang.
Baru disini di botakka ka
banyakk kutuku
Perawat : tidak apa-apaji bu
botak biar rapiki, masih tetap
jaki cantik
Perawat : ibu pernahji dating Perawat : Memperhatikan Perawat diam mendegarkan Pasien membayangkan tentang Diam therapeutik akan
anakta jengukki? Pasien : menatap perawat cerita yang sedang pasien keluarganya sambil menunduk membantu pasien
sambil bercerita sampaikan dan menatap perawat sesekali mengungkapkan perasaannya
menatap kedepan pada perawat
Perawat tidak memberi harapan
Pasien : bulum pernahpi datang Pasien : pasien Nampak sedih palsu kepasien, dan tidak
itu anakku, kalo ada nomornya Perawat : memperhatikan mejanjikan apapun dan
anakku telponki nah, bilang pasien berusaha menggali informasi
baikmi ibukta pergi maki lebih dalam
ambilki
Perawat : ibu kalo sehari-hari Perawat : memperhatikan Perawat mencoba menggalih Pasien senang bercerita Bercerita dapat mengalihkan
apa kita kerja di kamar? respon yang diberikan pasien data ataupun informasi dari halusinasi jika kambuh
pasien
Pasien : tidur, makan, ituji Pasien : ekspresi pasien datar
Perawat : ibu kita tau itu apa Perawat : menjelaskan sambil Perawat mecoba mejelaskan Pasein menyimak degan baik Memberi penjelasan terkait
dibilang halusinasi? memperhatikan respon pasien apa itu halusinasi apa yang dijelaskan perawat masalah yang dialami pasien
Pasien : tidak kutauki Pasien : menyimak apa yang di
Perawat : halusinasi itu ibu jelaskan oleh perawat
sesuatu yang tidak nyata, biasa
itu kita dengar ki suara-suara
tapi orang lain tidak mendegar,
melihat sesuatu tapi orang lain
tidak melihat
Pasien : ohh begitu
Perawat : ibu kan ibu bilang Perawat : Memandang Pasien Perawat megkaji respon pasien Pasien menjawab apa yang Respon pasien terhadap
4
mendengar suara perempuan sambil menjaga kontak mata terhadap suara yang di dengar ditanyakan halusinasi dapat mejadi data
yang sering ibu temani dulu, dengan pasien untuk mengetahi dampak dri
apa kita lakukan kalau adaki Pasien : Menoleh Perawat halusinasi pasien
itu?
Perawat : ibu kalau misalnya Perawat : mencontohkan cara Perawat senang karena ternyata Pasien tampak sudah pernah Menghardik merupakan salah
adaki itu suara atau adaki itu menghardik pasien bisa melakukan cara melakukan cara yang diberikan satu cara untuk menangani
perempuan yang sering kita Pasien: mempraktikkan apa menghardik untuk mengusir perawat untuk mengusir halusinasi
temani cerita-cerita yang kita yang sudah perawat contohkan halusinasi yang dialaminya halusinasinya
bilng hantu itu, jangan ki
percaya sama itu, bisaki usirki
kalu adaki lagi itu suara
ataupun perempuan itu, dengan
cara menghardik, contohnya :
ibu tutup telinga baru bilngki
pergi kamu itu palsu saya tidak
mau degar. Cubaki ibu
praktekkan contoh mengusir
suara tadi
Perawat :ibu, kita tadi sudah Perawat : Memandang Pasien Perawat ingin mengakhiri fase Pasien memperhatikan Perawat Evaluasi berhasil jika Pasien
berkenalan, masih inget tidak Pasien : menatap perawat dan orientasi dan fase kerja karena dapat mengingat apa yang
nama saya? tersenyum sudah cukup banyak data yang dijelaskan contoh cara
Perawat : Memperhatikan terkaji menghardik, pasien dapat
pasien : ibu rina menjelaskan caranya
perawat : ibu, ibu bisa jelaskan Perawat senang karena Pasien
5
ulang cara menghardik suara- ingat nama Perawat dan selama
suara yang kita degar percakapan berlangsung pasien
pasien: menutup telinga baru mau mejawab semua
bilang pergi kamu itu palsu pertanyaan yang diberikan
Perawat : alhamdulillah, saya Perawat : tersenyum kepasien Perawat menngulang kembali Pasien ikut menentukan kontrak Kontrak berikutnya harus
senang sekali bisa ngobrol Pasien : Menoleh dan bahwa besok akan bertemu ditentukan dan harus
dengan ibu panajang. tersenyum kembali mendapatkan persetujuan
Bagaimana kalau besok kita pasien agar pasien ingat
ngobrol lagi? terhadap kontrak
Pasien : Boleh
Perawat : kalau begitu sampai Perawat : berjalan bersama Perawat menutup pertemuan Pasien masuk kembali ke Salam penutup merupakan
disini dulu ya bu kita bicara- pasien menuju kamar pada hari ini kamar akhir fase yang harus dilakukan
bicaranya Pasien : Tersenyum untuk mencegah tidak percaya
Perawat : Tersenyum pada pasien
Pasien : iye