A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
A. Definisi Recovery
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan
dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart ,2013).
C. Konsep Supportive
1. Defenisi Supportive
Terapi suportif merupakan bentuk terapi yang dapat dilakukan
pada berbagai situasi dan kondisi diantaranya pada individu dengan
masalah isolasi sosial di tatanan rumah sakit. Hasil penelitian
mengindikasikan peer support (dukungan kelompok) berhubungan dengan
peningkatan fungsi secara psikologis dan beban keluarga, sedangkan
mutual support (dukungan yang bermanfaat) adalah suatu proses
partisipasi dimana terjadi aktifitas berbagi berbagai pengalaman (sharing
experiences), situasi dan masalah yang difokuskan pada prinsip memberi
dan menerima, mengaplikasikan keterampilan swabantu (self help) dan
pengembangan pengetahuan (Purwanti, 2017)
2. Supportive Therapy
a. Defenisi
Environment atau lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. (Nabila,
2017)
b. Prinsip Environment Healing
c) Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan
utama antara komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari
menggunakan humor terapi sebagai terapi komplementer harus jelas
untuk kepentingan klien atau pasien, bukan untuk terapis/perawat
sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk kesenangan "(Steven
Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah
didefinisikan sebagai setiap intervensi yang mempromosikan
kesehatan dan kesejahteraan dengan merangsang ekspresi. Intervensi
ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi komplementer,
memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi,
kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014).
d) Meditation
Meditasi kesadaran (Mindfulness meditation) mengajarkan klien
berfokus pada pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari
sensasi, pikiran dan perasaan yang dialami saat ini yang bertujuan
untuk memungkinkan diri mengamati pengalaman membuat tujuan,
tidak menghakimi, serta menerima cara dan menemukan sifat yang
lebih dalam dari pengalaman (Tusaie dan Edds, 2009 dalam Stuart,
2013). Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah
kesehatan jiwa tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk
menginduksi tingkat kesadaran tertentu. Pendekatan meditasi yang
berbeda dapat menghasilkan efek merangsang yang dapat
membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013).
e) Prayer
Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara
manusia dan Tuhan, komunikasi timbal balik yang meliputi berbicara
kepada Tuhan (Lindquist, 2014). Banziger, Van Uden, dan Janssen
(2008) mencatat bahwa orang dapat melihat doa sebagai kerjasama
dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak dan persekutuan
dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individual, dalam suatu
kelompok, atau sebagai bagian dari iman atau komunitas agama
(Lindquist, 2014). Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan
efektivitas doa sebagai strategi koping. Dari tinjauan studi tentang
doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan bahwa doa adalah
strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama dan
kesejahteraan (Lindquist, 2014).
Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk
bergabung dengan mereka dalam doa. Membaca kitab suci atau
membaca dari kitab suci adalah salah satu cara untuk berdoa dengan
seseorang. Perawat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk berdoa: bermain musik meditasi, mencegah interupsi, dan
memperoleh buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi orang
untuk berdoa seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario
bagi seseorang dari iman Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin
ingin membaca Mazmur dan Muslim dapat memilih untuk membaca
doa dari Al-Qur'an (Al-Quran). Perawat perlu menghormati bentuk
apapun atau ritual doa yang dipilih pasien (Lindquist, 2014).
Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit,
dari semua kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga
menunjukkan tentang kemanjuran doa pada individu yang sakit.
Dalam sejumlah survei, doa menjadi yang paling sering digunakan
sebagai pelengkap terapi (Brown, barner, Richards, & Bohman,
2007; King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan pada
penggunaan doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam
sebuah studi dari orang dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat
dalam kegiatan spiritual seperti doa, subjek memiliki penurunan
risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007). Demikian juga, orang
dengan depresi dan kecemasan yang telah berpartisipasi dalam enam
sesi doa 1 jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan
kecemasan dibandingkan dengan subyek pada kelompok kontrol
(Boelens, Reeves, Replogle, & Koenig, 2009).
f) Journaling
Istilah journal, buku harian, menulis reflektif, dan menulis
ekspresif sering digunakan secara bergantian. Diari lebih sering fokus
pada rekaman peristiwa dan pertemuan, sedangkan journal berfungsi
sebagai alat untuk merekam proses kehidupan seseorang (Cortright
2008 dalam Lindquist, 2014). Peristiwa dan pengalaman yang dicatat
dalam jurnal berisi refleksi seseorang tentang peristiwa dan makna
pribadi yang pernah dialami mereka. Dalam penulisan jurnal,
interaksi antara sadar dan tidak sadar sering terjadi. Bentuk penulisan
ekspresif seperti puisi, cerita, dan pesan memo adalah metode
individu dapat menggunakan untuk mengeksplorasi perasaan batin
dan pikiran (Lindquist, 2014).
Pada mereka yang baru didiagnosis dengan penyakit kronis,
journal tentang perspektif mereka tentang bagaimana penyakit dapat
mempengaruhi kehidupan mereka serta dapat membantu mereka
mengungkap kekhawatiran sehingga bisa didiskusikan dengan
profesional kesehatan. Perawat dan keluarga dapat menyiapkan
catatan pasien, Kemudian digunakan dalam program tindak lanjut
untuk membantu subjek memperoleh pemahaman tentang waktu
mereka di unit perawatan intensif, termasuk mimpi dan saat-saat
ketika pasien bingung atau tidak sadar. Program ini terbukti berguna
bagi pasien dan staf. Menulis jurnal juga telah digunakan untuk
membantu orang mengembangkan spiritual. Journal juga dapat
membantu dalam berdoa. Tindakan menulis membantu menjaga
seseorang berpusat pada percakapan dengan Tuhan. Seperti yang
disarankan oleh Chittister, sebuah bagian dari kitab suci dapat
menjadi stimulus untuk menggunakan journal untuk berdoa
(Lindquist, 2014).
g) Storytelling
Mendongeng/bercerita didefinisikan sebagai seni atau tindakan
bercerita (Dictionary.com, 2013). Sebuah cerita adalah narasi, baik
benar atau fiktif, dalam bentuk prosa atau ayat yang dirancang untuk
menarik, menghibur, atau menginstruksikan pendengar atau
pembaca. Penggunaan cerita di layanan kesehatan, penelitian
kesehatan, dan pendidikan tidak terbatas. Perawat dapat
menggunakan cerita dalam beberapa situasi di masa hidup untuk
berbagai tujuan. Cerita dapat digunakan dalam terapi keluarga dan
dapat membantu anggota dalam memasuki makna dari masa lalu,
sekarang, dan masa depan serta membantu pasien untuk "membuat
makna" dan penyembuhan (Roberts, 1994 dalam Lindquist, 2014).
3. Terapi Psikofarmakologi
a. Pengkajian Klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting
melakukan pengkajian dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik
dan asil laboratorium , evaluasi kesehatan jiwa, pengkajian social
budaya dan yang paling utama adalah riwayat pengobatan untuk
dilengkapi pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan.
b. Kordinasi Tritmen Modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program
tritmen yang komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada
setiap klien bersifat individu dan merupakan gambaran dari rencana
tritmen. Kordinasi dalam melakukan perawatan merupakan tanggung
jawab utama perawat yang bersama-sama dengan klien dalam
membina hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim pelayanan
kesehatan.
c. Pemberian Obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien
dalam mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa
pelayanan perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan
dosis kebutuhan obat seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat
dan selalu waspada terhadap efek serta penanganan efek obat.
d. Monitor Efek Obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat
psikofarmaka. Peran dalam memantau efek obat seperti membuat
standarisasi pengukuran efek obat terhadap target gejala,
mengevaluasi dan meminimalisasi efek samping, mengatasi reaksi
berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien,
kepercayaan serta keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus
diberikan sesuai dengan dosis yang direnkomendasikan dan dalam
jumlah yang tepat sebelum menentukan apakah memiliki dampak
terapiutik yang adekuat pada klien.
e. Edukasi Pengobatan
Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan
edukasi pada klien dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi
meliputi pemberian informasi lengkap kepada klien dan keluarga
sehingga mereka dapat memahami, mendiskusikan dan
menerimanya. Edukasi tentang obat merupakan kunci penting agar
efektif dan aman dalam mengonsumsi obat-obat psikotropika,
kolaborasi klien dalam merencanakan tritmen dan kepatuhan klien
terhadap regimen terapi obat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Caldwell, Barbara A., dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the recovery
model of care. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Services,
48(7), 42-48. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20100504-03
Davidson, L., O'Connell, M., Tondora, J., Styron, T., & Kangas, K. (2006). The
top ten concerns about recovery encountered in mental health system
transformation. Psychiatric Services, 57(5), 640-5.
Drake, R. E., Goldman, H. H., Leff, H. S., Lehman, A. F., Dixon, L., Mueser, K.
T., & Torrey, W. C. (2001). Implementing evidence-based practices in routine
mental health service settings. Psychiatric Services, 52, 179-182.
Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014). Complementary & Alternative
Therapies in Nursing. Springer Publishing Company
O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005). from
rhetoric to routine: assessing perceptions of recovery-oriented practices in a
state mental health and addiction system. Psychiatric Rehabilitation Journal,
28(4), 378-86.
Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition. ELSEVIER
Varcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health
Nursing; A Communication Approach to Evidence-Based Care Second Edition.
ELSEVIER