Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PALIATIF

“UNCERTAINTY IN PALLIATIVE CARE”

Disusun Oleh:
1. Virpy Elisanov S
2. Vita Dwi Futmasari
3. Vita Famia Sari
4. Winda Oktafiani
5. Wiwin Indriyani
6. Yosiana Muftianingrum
7. Yuni Ratnasari
8. Yuniar Dewi Atapsari
9. Zahratul Aini
10. Zharifah Al Maani
11. Zumrotul Masruroh

PRODI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITENIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
jiwa, dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan
memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak
tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (Arianti dan Hasanah,
2018). Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan
pasien terminal yang dapat dilakukan secara sederhana dan menjadi prioritas
utama perawat untuk meningkatkan kualitas hidup baik untuk pasien
maupun keluarganya (Avisha, 2017). Perawatan paliatif adalah perawatan
kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan
multidisiplin yang terintegrasi (Anita,2016).
Perawatan paliatif ini ditujukan untuk orang yang menghadapi
penyakit yang belum dapat disembuhkan seperti penyakit kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke,
parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit
infeksi seperti HIV/AIDS. Pasien tersebut memerlukan perawatan paliatif,
disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tujuan
utama perawatan paliatif adalah untuk menciptakan kenyamanan pasien dan
memberikan dukungan serta perawatan pada pasien di fase terakhir dari
penyakit yang dialami pasien sehingga pasien sebisa mungkin merasa
nyaman (Pratitis, 2016).
Perawatan paliatif berupaya meringankan penderitaan penderita
yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan seperti misalnya
kanker stadium akhir, penderita penyakit motor neuron, penyakit
degeneratif saraf dan penderita. Perawatan paliatif mencakup pelayanan
terintegrasi antara dokter, perawat, pekerja social, psikolog, konselor
spiritual, relawan, apoteker dan profesi lain yang diperlukan (Anita, 2016).
Perawatan paliatif ini diberikan pada pasien rawat inap, rawat jalan,

1
maupun kunjungan/rawat rumah yang tujuannya adalah untuk mencegah
dan meringankan penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas
hidup, dan memberikan dukungan kepada keluarga (Pratitis, 2016).
Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai
akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut,
masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak perawatan paliatif harus
diberikan kepada penderita. Perawatan paliatif tidak berhenti setelah
penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan
kepada anggota keluarga yang berduka (Anita, 2016).
Pelayanan perawatan paliatif yang diberikan memiliki beberapa
aspek yaitu fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Aspek fisik dalam
perawatan meliputi pemberian asuhan terhadap reaksi patofisiologis seperti
nyeri, gejala lain dan efek samping yang dialami pasien. Aspek sosial dalam
perawatan yaitu memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga
tentang penyakit dan komplikasinya, gejala, efek samping dari pengobatan
seperti kecacatan yang berpengaruh terhadap hubungan interpersonal,
kapasitas pasien untuk menerima dan kapasitas keluarga untuk menyediakan
kebutuhan perawatan. Aspek psikologis yaitu memberikan asuhan terhadap
reaksi seperti depresi, stress, kecemasan, serta pelayanan terhadap proses
berduka dan kehilangan. Aspek spiritual dalam perawatan meliputi
pemberian asuhan terhadap masalah keagamaan seperti harapan dan
ketakutan, makna, tujuan, kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian,
rasa bersalah, pengampunan dan kehadiran rohaniawan sesuai keinginan
pasien dan keluarga (Anita, 2016)
Pasien dengan Uncertainty biasanya bersifat putus asa dalam
menjalani sisa hidupnya. Uncertainty membuat stress pasien meningkat dan
menganggap penyakitnya mengganggu aktivitasnya. Perawat biasanya
melakukan pendekatan secara komunikasi dan edukasi. Komunikasi yang
baik dan dengan diselipkannya materi tentang penyakitnya diharapkan dapat
menurunkan Uncertainty pada pasien. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang konsep Uncertainty secara lebih mendalam untuk memudahkan kita

2
memperlajarinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep uncertainty ?
2. Bagaimana penerapan Uncertainty in palliative care ?
3. Apa saja assesment tool yang digunakan untuk uncertainty in
palliative care ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep uncertainty in palliative care
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menggambarkan uncertainty meliputi :
1) Konsep teori uncertainty in illness
2) Sumber dari uncertainty
3) Bagian teori uncertainty
4) Tahapan proses uncertainty
5) Faktor yang mempengaruhi uncertainty
b. Mampu menjelaskan penerapan uncertainty dalam keperawatan
paliatif
c. Mampu mendeskripsikan macam-macam assesment uncertainty
dalam palliative care
D. Manfaat
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
wawasan tentang penerapan uncertainty dalam perawatan paliatif dan
memberikan acuan Standar Operasional tentang tool dari assesment
uncertainty in palliative care.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Uncertainty In Illness
Model teori Uncertainty In Illness adalah ketidakmampuan untuk
mengartikan sebuah makna yang berkaitan dengan situasi sakit, terjadi ketika
pengambil keputusan tidak mampu melaksanakan tugasnya dalam memaknai
secara obyektif, atau ketidakmampuan memprediksi secara akurat hasil yang
diharapkan. Mishel menggunakan teori sosial yang berfokus pada orentasi
kepastian dan adaptasi. Mishel memasukkan berbagai teori dan system yang
lebih akurat sehingga dapat merepresentasikan tentang bagaimana penyakit
kronis menimbulkan ketidakseimbangan dan uncertainty secara terus menerus
untuk menemukan makna baru dari penyakit yang dialaminya (Mishel, 1988,
dalam Alligood, 2014).
B. Sumber dari uncertainty
Sumber dari uncertainty terdiri dari probabilitas, ambiguitas, dan
kompleksitas (Han, 2013):
1. Probabilitas (atau dikenal sebagai “risiko” mengacu pada dasar keadaan
yang tidak pasti hasilnya dimasa yang akan datang dan juga telah disebut
“tidak sengaja" atau kesan pertama saaat adanya uncertainty; contoh
adalah estimasi titik risiko (misalnya, “20% kemungkinan manfaat dari
pengobatan”).
2. Ambiguitas mengacu pada kurangnya keandalan, kredibilitas, atau
kecukupan informasi tentang probabilitas dan juga dikenal sebagai
epistemik atau penyebab kedua uncertainty. Ambiguitas muncul dalam
situasi di mana informasi risiko tidak tersedia, tidak memadai, atau tidak
tepat; contoh adalah tingkat kepercayaan dalam penilaian dari
pengobatan (misalnya, “10% sampai 30% kemungkinan manfaat dari
pengobatan”).
3. Kompleksitas mengacu pada informasi risiko yang membuat sulit untuk
memahami; contoh termasuk kehadiran probabilitas dari banyaknya

4
faktor risiko, hasil, atau alternatif putusan, yang mengurangi informasi
yang bisa dimengerti klien atau menghasilkan informasi yang berlebihan.
C. Bagian-bagian teori uncertainty
Bagian-bagian dari uncertainty (Alligood 2014):
1. Skema kognitif
Adalah interpretasi subyektif seseorang tentang penyakit, pengobatan,
dan pemberian asuhan
2. Kerangka stimulus
Adalah bentuk, komposisi, dan struktur stimulus mengenai persepsi
seseorang yang dibentuk secara struktur membentuk suatu skema
koqnitif.
3. Pola gejala
Tingkat gejala yang ditunjukkan secara konsisten yang dimakna sebagai
pola atau konfigurasi
4. Familiaritas kejadian
adalah derajat situasi kepercayaan atau pengulangan yang terdiri dari
berbagai tanda yang dapat dipahami.
5. Kesesuaian kejadian
adalah sebagai konsistensi dan ekspitasi dan pengalaman terkait kondisi
sakit
6. Penyedia struktur
adalah sumber yang dimiliki untuk membantu individu
menginterpretasikan kerangka stimulus yang diperoleh
7. Otoritas yang kredibel
adalah derajat kepercayaan dan kepercayaan diri seseorang terhadap
asuhan atau pelayanan kesehatan.
8. Dukungan sosial mempengaruhi uncertainty ketika membantu individu
ketika menginterpretasikan makna dari suatu kejadian. Dukungan sosial
yang ditunjukkan secara langsung memiliki pengaruh pada uncertainty
dengan mengurangi komplesitas dan secara tidak langsung
mempengaruhi pembentukan pola gejala. Persepsi stigma berhubungan

5
dengan berbagai kondisi seperti menderita TB paru yang dapat
menimbulkan uncertainty
9. Kapasitas kognitif adalah kemampuan individu dalam memproses suatu
informasi dan merefleksikannya baik kemampuan bawaan dan kendala
situasional
10. Inferensi diartikan sebagai evaluasi mengenai uncertainty yang disebut
dengan pengalaman
11. Ilusi
Dijabarkan sebagai kepercayaan yang dibentuk akibat uncertainty
12. Adaptasi yaitu merefleksikan sikap biopsikososial di dalam diri
individual seseorang dalam rentang sikapnya secara umum.
13. Pandangan baru tentang kehidupan, menggambarkan perasaan baru
yang dihasilkan dari uncertainty secara terus menerus dalam struktur
sebagai individu yaitu uncertainty diterima sebagai ritme alami dari
kehidupan
14. Pemikiran probabilitas dimaknai sebagai keyakinan terhadap kondisi
yang terjadi yakni ekspitasi kepastian dan suatu prediksi atau peluang
yang diabaikan.
D. Tahapan proses uncertainty
Tahapan dalam teori untuk pengalaman uncertainty (Mishel, 1988;
Mishel & Braden, 1988; alligood, 2014):
1. Bingkai rangsangan (latar belakang uncertainty)
Bingkai rangsangan adalah profil gejala yang mengendap
uncertainty. Seseorang kapasitas kognitif mempengaruhi apakah
rangsangan dikodekan sebagai tertentu atau tidak pasti. Penyedia
struktur, seperti profesional kesehatan atau kontak sosial, juga
mempengaruhi persepsi seseorang dari frame rangsangan dengan
memberikan informasi yang membentuk interpretasi dari acara tersebut.
2. Penilaian terhadap uncertainty
Uncertainty dipandang sebagai keadaan netral tidak positif maupun
negative, sampai uncertainty tersebut dinilai individu. Penilaian

6
uncertainty melalui proses intrepretasi dan ilusi. Intrepretasi dibangun
dari kepribadian ddan dipengaruhi oleh wawasan yang telah dipelajari
individu, pengausaan keahlian. Karakteristik ini berkontribusi pada
kepercayaan diri individu, yang berperan yaitu kemampuan untuk
menangani peristiwa kehidupan. Ilusi didefinisikan sebagai keyakinan
yang dibangun dari uncertainty yang mempertimbangkan aspek yang
menguntungkan dari situasi atau masalah yang dihadapi. Proses
penilaian dalam uncertainty dapat dipandang sebagai bahaya atau
kesempatan. Ketika rangsangan dikodekan sebagai tidak pasti, akan
dinilai sebagai salah satu sumber bahaya atau kesempatan.
Uncertainty dapat yang dinilai sebagai bahaya terjadi ketika
individu mempertimbangkannya dalam hal negatif. Uncertainty
dianggap sebagai kesempatan melalui penggunaan ilusi tetapi sebagai
inferensi/intrepetasi juga dapat menyebabkan penilaian individu
terhadap masalah yang dihadapinya mendapat hasil yang positif. Dalam
situasi tersebut uncertainty lebih dipiih dan individu tetap memiliki
harapan. Akhirnya, arah penilaian mengarah ke strategi koping yang
mengurangi, mempertahankan, atau mengelola uncertainty (Tlucek,
Audrey, et al 2010).
3. Strategi koping terhadap uncertainty
Koping terjadi dalam dua bentuk, dengan hasil akhir adaptasi. Jika
uncertainty dinilai sebagai bahaya, maka koping yang dilakukan
meliputi tindakan langsung, kewaspadaan, dan mencari informasi dari
menggerakkan strategi dan hal tersebut mempengaruhi pengelolaan
menggunakan kepercayaan,menjaukan diri,dan dukungan kognitif. Jika
uncertainty dinilai sebagai kesempatan, koping yang dilakukan yaitu
menyangga dalam mempertahankan uncertainty.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi uncertainty
1. Kognitif
Bukti menunjukkan bahwa pasien Afrika Amerika pembatasan
pengetahuan dasar tentang arahan perawatan lanjutan akan cenderung

7
menerima informasi yang kurang dalam interaksi mereka dengan anggota
tim perawatan kesehatan (Lolita dan Bushy Angeline, 2011). Tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi persepsi seseorang tentang uncertainty
dalam berbagai cara (Tlucek, Audrey et.al 2010). Mack JW (2001)
perencanaan perawatan memajukan berfokus pada uncertainty yang
paling menantang dan diskusi yang dalam mendapatkan arahan untuk
pilihan perawatan akhir kehidupan, tetapi jika dokter tidak pasti tentang
prognosis atau tidak nyaman dengan diskusi tentang perawatan.
Uncertainty klinisi mungkin menambah beban perencanaan
perawatan lanjutan yang mengarah pada keraguan untuk melanjutkan
perawatan mendukung kehidupan. uncertainty putusan mungkin
mencerminkan kurangnya pasien pemahaman (R.L 2010; Melhaldo,
Lolita dan Bushy Angeline, 2011).
2. Biofisik
Kesalahpahaman dan salah tafsir informasi terjadi karena
keyakinan yang berbeda, hambatan bahasa, perubahan sensorik dan
kognitif, usia lanjut, dan penyakit kronis menambah kesadaran kesehatan
fungsional. sistem perawatan kesehatan dan dokter mulai mengakui
kompleksitas yang terkait dengan pengambilan keputusan pada individu
dengan kesadaran kesehatan yang buruk, terutama kesulitan dengan
komunikasi tertulis dan lisan yang dapat membatasi pemahaman istilah,
seperti diagnosis dan prognosis yang buruk, akhirnya mempengaruhi
kemampuan mereka untuk membuat pengambilan keputusan dan arahan
perawatan lanjutan secara lengkap (U.S. Department of Health and
Human Services 2010; Melhaldo, Lolita dan Bushy Angeline, 2011).
3. Psikologis
Stimulus dari uncertainty dikodekan sebagai tidak pasti, akan
dinilai sebagai salah satu sumber bahaya atau kesempatan. Akhirnya,
arah penilaian mengarah ke strategi coping yang mengurangi,
mempertahankan, atau mengelola uncertainty (Melhaldo, Lolita dan
Bushy Angeline 2011). Penderitaan sebagai terdiri dari dua respon afektif

8
yaitu bertahan dan penderitaan emosional. Bertahan melibatkan fokus
pada tugas-tugas ini bukan kerugian, dan secara aktif menghambat
ekspresi emosional, sedangkan penderitaan emosional memungkinkan
seseorang untuk memikirkan kerugian dan terbuka melepaskan perasaan
terkait.
Perilaku ini, telah dikaitkan dengan masing-masing respon tersebut
dengan transisi dari bertahan ke penderitaan emosional (Morse, Beres,
Spires, Maya, & Olson, 2003). Bertahan melindungi seseorang dari rasa
sakit psikologis yang mungkin mengganggu melakukan kegiatan penting
dari kehidupan sehari-hari. penderitaan emosional sangat penting untuk
resolusi kerugian karena membantu orang untuk merumuskan nya atau
hidupnya dan menemukan harapan untuk masa depan cara (Tlucek,
Audrey et.al 2010).
4. Spiritual
Dari kondisi sakit seseorang dan penderitaan mungkin dirasakan
oleh individu erat kaitannya dengan hubungan dengan spiritual dan dapat
menyampaikan martabat dan kebanggaan, perspektif inti dalam identitas
individu (Melhaldo, Lolita dan Bushy Angeline, 2011).
5. Sosial
Pentingnya kesadaran kesehatan sebagai sejauh mana individu
memiliki kapasitas untuk memperoleh, mengolah, dan memahami
informasi dasar dan layanan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
yang tepat tentang kesehatan mereka (Melhaldo, Lolita dan Bushy
Angeline, 2011).
Gambaran keterampilan kognitif dan sosial bersama dengan
motivasi dan kemampuan individu (Melhaldo, Lolita dan Bushy
Angeline, 2011). Sebuah tingkat yang lebih tinggi dari menyadari
pentingnya kesehatan dikaitkan dengan manfaat sosial yang lebih besar
dan modal sosial.

9
Pengetahuan yang rendah dapat mengganggu pemahaman pasien
dan keluarga dari penyakit, perkembangan, dan pilihan untuk pengobatan
Melhaldo, Lolita dan Bushy Angeline, 2011).
Teori Uncertainty in illness menegaskan bahwa uncertainty merupakan
kemampuan individu dalam memproses informasi dan merefleksikannya (kondisi
kognitif) sebagai hasil tidak cukupnya isyarat terhadap situasi atau kejadian
internal yang dipersepsikan.
F. Penerapan uncertainty dalam keperawatan paliatif
Uncertainty, ketidakmampuan untuk menentukan makna atau sakit
mengenai peristiwa terkait, hal ini terjadi ketika pembuat keputusan tidak dapat
menetapkan nilai objek tertentu atau peristiwa atau tidak dapat memprediksi hasil
yang akurat. Konsep Mishel (1990) uncertainty in illness mengembangkan teori
uncertainty dalam penyakit kronis (salah satunya TB paru). Menurut teori ini,
ketidaksesuaian antara harapan seseorang dan pengalaman, peristiwa asing dan
pola gejala yang rumit atau tidak konsisten berkontribusi uncertainty dalam
penyakit. Hal ini akan mengacu pada kemampuan individu untuk memproses
informasi dan penyedia struktur yang didefinisikan sebagai sumber daya yang
dapat membantu dengan interpretasi stimulus yang datang sehingga koping
konstruktif.
Salah satu intervensi untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dengan
mengatasi psikologis menggunakan pendekatan teori uncertainty in illness.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan dengan pendekatan uncertainty in illness
sudah pernah dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus dapat meningkatkan
latihan perawatan diri dan penyesuaian psikososial. Dari penelitian sebelumnya
peneliti ingin mengembangkan model adaptasi psikososial pada penderita TB
yang menjalani pengobatan dengan menggunakan Pendekatan Teori Uncertainty
in illness dengan kombinasi teori adaptasi Stuart untuk meningkatkan adaptasi
psikososial klien TB.

10
G. Macam-macam assesment tool uncertainty
1. Kuesioner Tingkat Kecemasan– HARS (Hamilton Anxiety Rating
Scale)
Berilah tanda Check list (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi responden.
Jawaban boleh lebih dari 1 (satu).Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14
kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat
diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:
Total nilai (score):
Kurang dari 14 = Tidak ada kecemasan
14-20 = Kecemasan ringan
21-27 = Kecemasan sedang
28-41 = Kecemasan berat
42-56 = Panik

No Gejala Kecemasan Nilai Angka ( score )


1 Perasaan cemas 0 1 2 3 4
Firasat buruk
Mudah tersinggung
Takut akan pikiran sendiri
Cemas
2 Ketegangan 0 1 2 3 4
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat dengan tenang
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan 0 1 2 3 4
Pada gelap

11
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada kerumunan banyak orang
Pada keramaian lalu lintas
Pada binatang besar
4 Gangguan Tidur 0 1 2 3 4
Sukar memulai tidur
Terbangun malam hari
Mimpi buruk
Tidur tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak bermimpi
Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
Daya ingat buruk
Sulit berkonsentrasi
Daya ingat menurun
6 Perasaan depresi 0 1 2 3 4
Kehilangan minat
Sedih
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah
Bangun dini hari
7 Gejala somatik (otot-otot) 0 1 2 3 4
Nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tak stabil
8 Gejala sensorik 0 1 2 3 4

12
Telinga berdengung
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler 0 1 2 3 4
Denyut nadi cepat
Berdebar-debar
Nyeri dada
Rasa lemah seperti mau pingsan
Denyut nadi mengeras
Detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10 Gejala pernafasan 0 1 2 3 4
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa nafas pendek/sesak
Sering menarik nafas panjang
11 Gejala gastrointestinal 0 1 2 3 4
Sulit menelan
Mual
Muntah
Perut terasa penuh dan kembung
Nyeri lambung sebelum makan
dan sesudah
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Perasaan terbakar diperut
Buang air besar lembek
Konstipasi

13
Kehilangan berat badan
12 Gejala urogenitalia 0 1 2 3 4
(perkemihan dan kelamin)
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Tidak datang bulan
Darah haid berlebihan
Darah haid amat sedikit
Masa haid berkepanjangan
Masa haid amat pendek
Haid beberapa kali dalam sebulan
Menjadi dingin (frigid)
Ejakulasi dini
Ereksi lemah
Ereksi hilang
Impotensi
13 Gejala otonom 0 1 2 3 4
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Sakit kepala
Bulu roma berdiri
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
14 Tingkah laku (sikap) pada wawancara 0 1 2 3 4
Gelisah
Tidak terang
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Nafas pendek dan cepat

14
Muka merah
Jari gemetar
Otot tegang/mengeras
Total Skor

15
2. Kuesioner Kualitas Hidup WHOQOL-BREF
Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup,
kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap pertanyaan
kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban. Pilihlah jawaban yang menurut anda
paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap
pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali
merupakan jawaban yang terbaik. Camkanlah dalam pikiran anda segala standar hidup,
harapan, kesenangan dan perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang
kehidupan anda pada empat minggu terakhir.
No Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
Buruk Saja Baik
1. Bagaimana menurut 1 2 3 4 5
anda kualitas hidup
anda ?

No Pertanyaan Sangat Tidak Biasa Memuaskan Sangat


tidak memuaskan Saja memuaskan
memuaskan
2. Seberapa 1 2 3 4 5
puas anda
terhadap
kesehatan
anda ?

Pertanyaan berikut adalah tentang Seberapa Sering anda telah mengalami hal-hal
berikut ini dengan empat minggu terakhir.
No Pertanyaan Tidak Sedikit Dalam Sangat Dalam
sama jumlah Sering jumlah
sekali sedang berlebihan
3. Seberapa jauh rasa sakit 5 4 3 2 1
fisik anda mencegah

16
anda dalam beraktivitas
sesuai kebutuhan anda ?
4. Seberapa sering anda 5 4 3 2 1
membutuhkan terapi
medis untuk dapat
berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari
anda ?
5. Seberapa jauh anda 1 2 3 4 5
menikmati hidup anda ?
6. Seberapa jauh anda 1 2 3 4 5
merasa hidup anda
berarti ?
7. Seberapa jauh anda 1 2 3 4 5
mampu berkonsentrasi ?
8. Secara umum, seberapa 1 2 3 4 5
aman anda rasakan dalam
kehidupan anda sehari-
hari ?
9. Seberapa sehat 1 2 3 4 5
lingkungan dimana anda
tinggal (berkaitan dengan
sarana dan prasarana)
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut
ini dalam 4 minggu terakhir ?
No Pertanyaan Tidak Sedikit Sedang Seringkali Sepenuhnya
sama
sekali
10. Apakah anda 1 2 3 4 5
memiliki vitalitas

17
yang cukup untuk
beraktivitas sehari ?
11. Apakah anda dapat 1 2 3 4 5
menerima
penampilan tubuh
anda ?
12. Apakah anda 1 2 3 4 5
memiliki cukup
uang untuk
memenuhi
kebutuhan anda ?
13. Seberapa jauh 1 2 3 4 5
ketersediaan
informasi bagi
kehidupan anda dari
hari kehari?
14. Seberapa sering 1 2 3 4 5
anda memiliki
kesempatan untuk
bersenang-
senang/rekreasi?

No Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat


Buruk Saja Baik
15. Seberapa baik 1 2 3 4 5
kemampuan anda
dalam bergaul?

No Pertanyaan Sangat Tidak Biasa Memuas Sangat


. tidak memua saja kan memuas

18
memuas skan kan
kan
16. Seberap puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan tidur
anda?
17. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
kemampuan anda
untuk menampilkan
aktivitas kehidupan
anda sehari-hari.
18. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
kemampuan anda
untuk bekerja ?
19. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda terhadap diri
anda?
20. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
hubungan
personal/sosial anda?
21. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
kehidupan seksual
anda ?
22. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
dukungan yang anda
peroleh dari teman

19
anda?
23. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan kondisi
tempat anda tinggal
saat ini?
24. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan akses
anda pada layanan
kesehatan?
25. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5
anda dengan
transportasi yang
harus anda jalani ?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami
hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
No Pertanyaan Sangat Buruk Biasa Baik Sangat
Buruk Saja Baik
26. Seberapa sering anda 5 4 3 2 1
memiliki perasaan
negatif seperti
‘feeling
blue’(kesepian),
putus asa, cemas,
dan depresi.

Tabel berikut ini harus dilengkapi setelah wawancara selesai


No Domain Equations for computing domain scores Raw Transformed
Score Scores
4-20 0-100
27. Domain (6-Q3) + (6-Q4) + a= b= c=
1 Q10+Q15+Q16+Q17+Q18

20
+ + + + + +
28. Domain Q5+Q6+Q7+Q11+Q19+(Q-Q26) a= b= c=
1 + + + + +
29. Domain Q20+Q21+Q22 a= b= c=
3 + +
30. Domain Q8+Q9+Q12+Q13+Q14+Q23+Q24+Q2 a= b= c=
4 5
+ + + + + + +

Rumus yang dipakai untuk menghitung presentase adalah rumus baku yang sudah
ditetapkan WHO (2004) sebagai berikut :
TRANSFORMED SCORE = (Scoroe – 4) x (100/6)
Kriteria :
0-20 : Kualitas hidup sangat buruk
21-40 : Kualitas hidup buruk
41-60 : kualitas hidup sedang
61-80 : kualitas hidup baik
81-100 : kualitas hidup sangat baik
3. Kuesioner ketidakpastian
No Pernyataan Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat
setuju ragu setuju tidak
setuju
1 Saya puny a banyak
pertanyaan tentang
penyakit saya
2 Saya tidak tahu apakah
penyakit saya berjalan
dengan baik atau lebih buruk
3 Saya khawatir memiliki
gejala buruk, dahak dan

21
sesak dan sangat malu
harus meludah dan
memakai masker.
4 Penjelasan yang diberikan
kepada saya tentang
penyakit saya bingung.
5 Pengobatan saya terlalu
rumit untuk dipahami.
6 Sulit untuk mengetahui
apakah pengobatan ini
memperbaiki penyakit
saya.
7 Saya telah diberi
informasi yang berbeda
tentang penyakit saya.
8 Hasil tes saya berbeda
dam berubah-ubah.
9 Pengobatan yang saya
jalani sangat efektif.
10 Tenaga kesehatan
menggunakan bhasa
sederhana untuk bisa
mengerti apa yang mereka
jelaskan padaku.
Sumber : Modifikasi dari kuesioner MUIS-C (Mishel, 1997, Torres Ortega,
Claraa,Pe na-Amarob, y Pilar, 2014)
Kesimpulan :

22
23
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, MR & Tomey AN. (2014). Nursing Theorist and Their Work, Sixth
Edition, St. Louis Mosby
Han, P. K. J. (2013). Conceptual , Methodological , and Ethical Problems in
Communicating Uncertainty in Clinical Evidence. doi:
10.1177/1077558712459361
Melhado, L. and Bushy, A. (2011). Exploring Uncertainty in Advance Care
Planning in African Americans : Does Low Health Literacy Influence
Decision Making Preference at End of Life, 28(7), pp. 495–500. doi:
10.1177/1049909110398005.
Tlucek, A., Mckechnie, A. C. and Lynam, P. A. (2010). When the Cystic Fibrosis
Label Does Not Fit : A Modified Uncertainty Theory. doi:
10.1177/1049732309356285.

Anda mungkin juga menyukai