Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Sugianto (2002012919P)

2. Farhan Hadi (2002012909P)

3. Magfiroh (2002012930P)

4. Uswatun Khasanah (2002012928P)

5. Tri Yuli (2002012937P)

6. Sujono (2002012943P)

7. Edi Sumono (2002012932P)

8. Mahmudatin (2002012913P)

9. Tri Indra Aji Putra (2002012917P)

10.Yeni Musafaroh (2002012908P)


PROGRAM S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2020

A. KONSEP AQIDAH, AHLAQ , IBADAH DAN MUAMALAH


YANG BERDASAR AL-QURAN DAN AS-SUNAH
1. ‘Aqidah (ُ‫ )اَ ْل َعقِ ْي َدة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata
ْ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti
al-‘aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
ْ yang
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (‫)ا ِإلحْ َكا ُم‬
artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ُ‫ال َّر ْبط‬
‫ )بِقُ َّو ٍة‬yang berarti mengikat dengan kuat.[1]
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.

Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat


pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan
kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari
Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-
perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’
(konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i
(pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah
ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.[3]
2. Akhlak (‫ )األخالق‬secara etimologi, berasal dari bahasa Arab yang
merupakan bentuk jamak dari kata khu-lu-qun (ٌ‫ق‬2 ُ‫)خل‬
ُ yang berarti
budi pekerti; perangai; watak; atau tabiat.

Adapun pengertian akhlak secara terminologi dapat kita ketahui dari


pendapat beberapa ulama sebagai berikut :

a. Al-Jurnjaani

ِ [‫َص[ ُد ُ[ر َع ْنهَ[[ا األَ ْف َع[[ا َل بِ ُس[هُوْ لَ ٍة َوي ُْس[ ٍ[ر ِم ْن َغ ْي‬
‫[ر‬ ْ ‫س َرا ِسخَ ٍة ت‬ ِ ‫ِعبَا َرةٌ ع َْن هَيِّئَ ٍة لِلنَّ ْف‬
‫َحا َج ٍة إِلَى فِ ْك ٍر َو َر ِويَّ ٍة‬

Ungkapan terus-menerus dari jiwa seseorang yang menimbulkan


perbuatan secara spontan tanpa memikirkannya atau
merencanakannya (terlebih dahulu).[1]

b. Ibnu Miskawaih

‫س دَا ِعيَة لَهَا إِلَى أَ ْف َعالِهَا ِم ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َواَل َر ِويَّ ٍة‬
ِ ‫َحا ٌل لِلنَّ ْف‬
Adalah suatu keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu tanpa berfikir atau direncanakan (terlebih
dahulu).[2]

c. Al-Jaahidz

‫ار‬ ْ ‫ بِهَا يَ ْف َع ُل اإْل ِ ْن َسانُ أَ ْف َعالَهُ بِاَل َر ِويَّ ٍة َواَل‬،‫س‬


ٍ َ‫اختِي‬ ِ ‫َحا ُل النَّ ْف‬
Adalah kondisi jiwa, yang mana dari jiwa itu seseorang bertingkah
laku tanpa berencana atau membuat keputusan (terlebih dahulu).
[3]

Dari ketiga definisi tersebut bisa kita pahami bahwa akhlak adalah
watak atau sifat asli dari seseorang. Watak asli ini tidak bisa dibuat-
buat dan akan muncul dengan spontan.

Apabila perilaku spontan yang muncul dari seseorang adalah perilaku


yang baik maka bisa dikatakan bahwa orang itu berakhlak baik. 
Sebaliknya, apabila perilaku yang muncul dari seseorang adalah
perilaku yang buruk maka bisa dikatakan bahwa orang itu berakhlak
buruk.

3. Ibadah, secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta


tunduk. Sedangkan menurut Syara’ (terminology), ibadah mempunyai
banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara
lain adalah sebagai berikut:
1) Ibadah adalah taat kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan
perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla,
yaitu tingkatan tunduk yang  paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai
dan diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla, baik berupa ucapan atau
perbuatan, yang dhahir maupun yang bathil. Yang ketiga ini
adalah definisi yang paling lengkap.

AYAT-AYAT IBADAH

Adapun ayat-ayat  ibadah adalah sebagai berikut, seperti dibawah ini:

1) Q.S. Adz-Dzaariyaat: 56-58

ِ ‫ق َو َمٓا أُ ِري ُد أَن ي ُۡط ِع ُم‬


( ‫ون‬ َ ِ ‫ت ۡٱل ِج َّن َوٱإۡل‬
ٍ ۬ ‫ َمٓا أُ ِري ُد ِم ۡنہُم ِّمن ر ِّۡز‬ )٥٦( ‫نس إِاَّل لِيَ ۡعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ۡق‬
)٥٨( ُ‫ق ُذو ۡٱلقُ َّو ِة ۡٱل َمتِين‬ ُ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ هُ َو ٱل َّر َّزا‬ )٥٧

Artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki
sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi-Ku makan.Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Q.S. Adz-
Dzaariyaat: 56-58).

2) Q.S. At-Taubah: 31

‫ٱتَّخَ ُذ ٓو ْا أَ ۡحبَا َرهُمۡ َور ُۡهبَ ٰـنَهۡ[ُم أَ ۡربَا ۬بًا ِّمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َو ۡٱل َم ِسي َح ۡٱبنَ َم ۡريَ َم َو َمٓا أُ ِمر ُٓو ْا إِاَّل لِيَ ۡعبُد ُٓو ْا إِلَ ٰـ ۬هًا‬
)٣١( َ‫ڪون‬ ُ ‫ۥ َع َّما ي ُۡش ِر‬ ُ‫ٲح ۬ ًد ۖا‌ ٓاَّل إِلَ ٰـهَ إِاَّل هُ َۚ‌و س ُۡب َح ٰـنَه‬
ِ ‫َو‬

Artinya  “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib


mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.” (Q.S. At-Taubah: 31).

3) Q.S. Al-Baqarah: 172

)١٧٢( َ‫ُوا هَّلِل ِ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ ت َۡعبُ ُدون‬ ۡ ‫ت َما َرز َۡقنَ ٰـ ُكۡ[م َو‬
[ْ ‫ٱش ُكر‬ ْ ُ ‫ڪل‬
ِ ‫وا ِمن طَيِّبَ ٰـ‬ ْ ُ‫يَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ُ ‫وا‬

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki


yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.” (Q.S. Al-Baqarah: 172).

4)Surat Al-Baqarah ayat 21

‫يِاٍ[ٍِيها الناس اعبدوا ربّكم[ الذى خلقكم والّذين من قبلكم لعلكم تتّقون‬
“Hai manusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”

5)Surat Thaha ayat 14 :


‫إنّنى أنا هللا الإله إالّ أنا فاعب ٍْدنى وأقم الصّالة لذكرى‬
Artinya : “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain
Aku, maka senbahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk
menginggatku.”

4. Muamalah berasal dari kata al-‘amalu yang merupakan istilah yang


digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki
mukallaf.Muamalah mengikuti pola muqo’alahyang bermakna
bergaul.Menurut bahasa muamalah adalah istilah yang digunakan
untuk permasalahan selain ibadah. Ibadah wajib berpedoman pada
sumber ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah, yaitu harus ada  contoh
(tatacara dan praktek) dari Nabi Muhammad SAW. Ibadah ini antara
lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan masalah
mu’amalah (hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan),
masalah-masalah dunia, seperti makan dan minum, pendidikan,
organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada
prinsip selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah swt dan
Rasul-Nya.
Dalam ibadah, sangat penting untuk diketahui apakah ada suruhan
atau contoh tatacara, atau aturan yang pernah diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Apabila hal itu tidak ada, maka tidakan yang kita
lakukan dalam ibadah itu akan jatuh kepada bid’ah dan setiap
perbuatah bid’ah adalah sesat (dhalalah).
AYAT-AYAT MUAMALAH
Dalam melakukan perniagaan, Allah SWT. Juga telah mengatur adab
yang perlu  dipatuhi dalam perdagangan, dimana apabila telah datang
waktunya untuk beribadah, aktivitas perdagangan perlu ditinggalkan
untuk beribadah kepada Allah SWT seperti firman Allah SWT yang
berbunyi sebagai berikut:
1). Q.S. Al-Jumu’ah: 11
َ‫ك قَٓا ِٕٕٮِ[ ۬ ًم ۚا‌ قُ ۡل َما ِعن َد ٱهَّلل ِ خ َۡي ۬ ٌر ِّمنَ ٱللَّ ۡه ِو َو ِمن‬
[َ ‫َوإِ َذا َرأَ ۡو ْا تِ َج ٰـ َرةً أَ ۡو لَ ۡه ًوا ٱنفَضُّ ٓو ْا إِلَ ۡيہَا َوتَ َر ُكو‬
)١١( َ‫َّٲزقِين‬ ِ ‫خَي ُر ٱلر‬ ۡ ُ ‫ٱلتِّ َج ٰـ َر ِۚ‌ة َوٱهَّلل‬
Artinya “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan,
mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah).Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah
lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-
baik pemberi rezki.” (Q.S. Al-Jumu’ah: 11).

Dan dalam ayat lain seperti surat An-Nur: 37, dijelaskan bagaimana
orang tidak lalai dalam mengingat Allah SWT hanya karena
perniagaan dan jual beli.
2). Q.S. An-Nur: 37
َّ ‫يہمۡ تِ َج ٰـ َر ۬ةٌ َواَل بَ ۡي ٌع عَن ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ َوإِقَ ِام ٱل‬
ُ‫صلَ ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ِۙ‌ة يَخَافُونَ يَ ۡو ۬ ًما تَتَقَلَّب‬ ۡ ۬
ِ ‫ِر َجا ٌل اَّل تُل ِه‬
)٣٧( ‫ص ٰـ ُر‬ َ ‫فِي ِه ۡٱلقُلُوبُ َوٱأۡل َ ۡب‬
Artinya  “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.” (Q.S. An-Nur: 37).

3). Surah Al-Hasyr Ayat 7


‫ين َواب ِْن‬ِ ‫َما أَفَا َء هَّللا ُ َعلَ ٰى َرسُولِ ِه ِم ْن أَ ْه ِل ْالقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّرسُو ِ[ل َولِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰ[ى َو ْال َم َسا ِك‬
ۚ ‫ال َّسبِي ِل َك ْي اَل يَ ُكونَ دُولَةً بَ ْينَ اأْل َ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم ۚ َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا‬
ِ ‫هَّللا َ ۖ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬ ‫َواتَّقُوا‬
‫ب‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di
antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah.
dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya.( QS. Al-Hasyr 59 : 7 )

B. PENGERTIAN IMAN, ISLAM, IHSAN IBADAH DAN AMAL


SHOLEH
Iman, islam, ihsan adalah tiga kata yang maknanya saling berkaitan,
sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Rasulullah Saw.
“Diriwayatkan dari umar bin khatab, “Suatu hari, disaat kami sedang
duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Tiba-tiba muncullah seorang
laki-laki yang mengenakan pakaian serba putih, rambutnya hitam
pekat, tidak berjejak, dan tidak seorangpun diantara kami yang
mengenalnya, samppai dia duduk di depan Nabi Saw. dan
menyandarkan kedua lututnya pada lutut Nabi Saw.seraya meletakkan
kedua telapak tangannya diatas paha beliau.
Kemudian ia berkata, Wahai Muhammad, ajarilah aku tentang islam,
Nabi bersabda, islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tidak
ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul-
Nya, engkau mendirikan solat, mengelurkan zakat, berpuasa
ramadhan, dan menunaikan ziarah haji ke baitullah jika engkau
mampu menempuh perjalanannya. Segera saja laki-laki itu berkata,
“Engkau benar wahai Muhammad.” . . . . . . . . . . . . . Dia kembali
berkata, Wahai Muhammad kabarilah aku tentang iman,
Muhammad bersabda, iman adalah hendaknya engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitb-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari kiamat, dan beriman pula kepada ketentuan (qadar) baik
ataupun buruk ,”Engkau benar Muhammad , Kemudian ia berkata lagi
“jelaskan padaku tentang ihsan , Rasulullah bersabda” Hendaknya
engkau menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya atau jika engkau
tidak melihat-Nya, maka Alla-lah yang melihat engkau.
Begitulah kalau jika dilihat dari segi aspek lahirnya, maka agama
yang diajarkan jibril adalah islam, agama juga disebut iman jika yang
diamati adalah aspek batinnya. Kemudian agama baru disebut ihsan
jika aspek batin (iman) dan lahirnya (amal saleh) telah di penuhi
secara utuh dan sempurna.
1. Pengertian iman. Secara bahasa iman berarti membenarka
(tashdiq), sementara menurut istilah ialah “membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatannya”.
Sedang menurut istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang
meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur
dengan syak dan ragu, serta memberi pengaruh terhadap pandangan
hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Kata iman dalam Al-
quran digunakan untuk arti yang bermacam-macam. Ar- Raghib al-
Ashfahani (ahli kamus Al-quran) mengatakan, iman didalam Al-quran
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas dibibir saja
padahal dalam hati dan perbuatannya tidak beriman, terkadang
digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatannya
saja, sedang hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman
terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati,
diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Rukun (pilar-pilar) iman dalam islam :
 Beriman kepada Allah Swt
Yakni beriman kepada rububiyyah Allah Swt, maksudnya : Allah
adalah Tuhan, Pencipta, Pemilik semesta, dan Pengatur segala
urusan, Beriman kepada uluhiyyah Allah Swt, maksudnya: Allah
sajalah tuhan yang berhak di sembah, dan semua sesembahan
selain-Nya adalah batil, iman kepada Nama-Nama dan Sifat-Sifat-
Nya maksudnya: bahwasanya Allah Swt, memiliki nama-nama
yang mulia, dan sifat-sifat-Nya yang sempurna serta agung sesuai
yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
 Beriman kepada malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh
Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh
menta’ati-Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai
tugas,
 Beriman kepada kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para
Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan.
Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil
diturunkan kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud,
Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah
Swt, kepada Nabi Muhammad Saw, Dengannya Allah telah
menasakh (menghapus) semua kitab sebelumnya. Dan Allah telah
menjamin untuk menjaga dan memeliharanya, karena ia akan
menjadi hujjah atas semua makhluk, sampai hari kiamat.
 Beriman kepada para rasul
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul
pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan
semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat
ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan
dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at
dengan syari’at yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw,yang
diutus untuk seluruh manusia , maka tidak ada nabi sesudahnya.
 Beriman kepada hari akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah
membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal
ditempat yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat
pedih. Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua
yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab,
kemudian surga atau neraka.
 Beriman kepada (taqdir) ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan
semua yang ada dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan
ilmu-Nya yang terdahalu, dan menurut kebijaksanaan-Nya, Maka
segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis
disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan
menciptakannya

2. Pengertian islam, kata islam merupakan pernyataan kata nama yang


berasal dari bahasa arab aslama, yaitu bermaksud “untuk menerima,
menyerah, atau tunduk” Dengan demikian islam berarti penerimaan
dari dan penundukan kepada tuhan, dan penganutnya harus
menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya
dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa
maksud dari Al-qur,an. Dalam beberapa ayat, kualitas islam sebagai
kepercayaan ditegaskan: “ Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama islam)” . Ayat lain menghubungkan islam dan
din (lazimnya diterjemahkan sebagai “Agama”) .” Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku- cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam jadi agama bagimu”.
Secara etimologis kata islam diturunkan dari akar kata yang sama
dengan kata salam yang berarti “Damai”. Kata muslim (sebutan bagi
pemeluk agama islam) juga berhubungan dengan kata islam, kata
tersebut berarti ”Orang yang berserah diri kepada Allah”.
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut,
umumnya di galakan untuk memegang lima rukun islam, yaitu lima
pilar yang menyatukan muslim sebagai sebuah komunitas. Islam
adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup
para nabi dan Rasul-Nya, Muhammad bin Abullah Saw, ia merupakan
satu-satunya agama yang benar. Allah tidak menerima agama dari
siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai agama yang
mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan didalamnya, Allah tidak
mewajibkan dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya
apa-apa yang mereka tidak sanggup melakukunnya. Islam adalah
agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, parosnya keadilan,
tiangnya kebeenaran, ruhnya kasih sayang.ia merupakan agama agung
yang mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfaat,
serta melarang dari segala hal yang membahayakan bagi agama dan
kehidupan mereka didunia .

Rukun (pilar-pilar) islam


Islam di bangun diatas lima rkun. Seseorang tidak akan menjadi
muslim yang sebenarnya hingga dia mengimani dan
melaksanakannya yaitu:

 Rukun pertama: syahadat (bersaksi) bahwa, tiada tuhan yang


berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad
Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci islam dan pondasi
bangunannya. Makna syahadat la ilaha illallah ialah : tidak ada
yang berhak disembah kecuali Allah saja,dilah ilahi yang hak,
sedangkan ilahi selainnya adalah batil dan ilahi itu artinya sesuatu
yang disembah.
 Rukun kedua: shalat:Allah telah mengsyari’atkan lima shalat setiap
hari sebagai hubungana antara seorang muslim dengan Tuhanya.
Didalamnya dia bermunajat dan berdo’a kepada-Nya,disamping
agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan
mungkar. Dan Alah telah menyiapkan bagi yang menunaikanya
kebaikan dalam agama dan kemantapan iman serta ganjaran,baik
cepat maupun lambat.Maka dengan demikian seorang hamba akan
mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan raga yang akan
membuatnya bahagia di dunia dan akhirat.
 Rukun ketiga: Zakat yaitu sedekah yang dibayyar oleh orang yang
memiliki harta sampai nishab(kadar tertenrtu) setiap tahun,kepada
yang berhak menerimanya seperti kaum fakir dan lainya,diantara
yang berhak menerima zakat.Zakat itu tidak di wjibkan atas orang
fakir yang tidak memiliki nishab,tapi hanya di wajibkan atas kaum
kaya untuk menyempurnakan agama dan islam
mereka,meningkatkan kondisi dan akhlak mereka,menolak segala
balak dari mereka dan harta mereka,mensuccikan mereka dari
dosa,disamping sebagai bantuan bagi orang-orang yang
membutuhkan dan fakir diantara mereka,serta untuk memenuhi
kebutuhan keseharian mereka,sementara zakat hanyalah merupakan
bagian kecil sekali dari jumlah harta dan rizki yang diberikan Allah
kepada mereka.
 Rukun keempat: Puasa yaitu selama satu bulan saja setiap
tahun,pada bulan ramadhan yang mulia,yakni bulan kesembilan
dari bulan-bulan hijriyah.Kaum muslimin secara keseluruhan
serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok
mereka,makan,minum,dan jimak di siang hari mulai terbit fajar
sampai matahari terbenam.Dan semua itu akan di ganti oleh Allah
bagi mereka berkat karunia dan kemurahan-Nya,dengan
penyempurnaan agama dan iman mereka,serta peningkatan
kesempurnaan diri,dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan
lainya,baik di dunia maupun di akhirat yang telah di janjikan Allah
bagi orang-orang yang berpuasa.
 Rukun kelima: Haji yaiu menuju masjidil haram untuk melakukan
ibadah tertentu. Allah mewajibkan atas orang yang mampu sekali
seumur hidup,Pada waktu itu kaum muslimiin dari segala penjuru
berkumpul di tempat yang paling mulia dimuka bumi
ini,menyembah tuhan yang satu,memakai pakaian yang sama,tidak
ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin,antara si kaya
dan si fakir dan antara yang berkulit putih dan berkulit
hitam.Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah
tertentu,yang terpenting diantaranya adalah: wukuf di padang
arafah,tawaf di ka’bah,kiblatnya kaum muslimin,dan sa’i antara
bukit shafa dan marwah.
3. Pengertian Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita
sosok yang mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Sebaliknya, seorang
hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat
dimata Allah swt. Rasulullah Saw. Pun sangat menaruh perhatian
akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu
hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan
itu hanya sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang
sebagai bagian dari aqidah dan bagian terbesar dari keislamannya
karena, islam di bangun atas tiga landasan utama, yaitu iman, islam,
dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah Saw.dalam
haditsnya yang sahih . Hadits ini menceritakan saat Rasulullah Saw.
Menjawab pertanyaan malikat jibril – yang menyamar sebagai
seorang manusia – mengenai islam, iman, dan ihsan. Setelah jibril
pergi, Rasulullah Saw. Bersabda kepada sahabatnya, “ inilah jibril
yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian.” Beliau
menyebutbut ketiga hal diatas sebagai agama, dan bahkan Allah Swt.
Memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-
qur’an :
 .” Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik. “ (Qs Al-
baqarah:195)
 “ Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat
adil dan kebaikan . . . .”(Qs. An-nahl : 90 )
Pengertan ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah
berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan,
yang artinya kebaikan. Allah Swt. Berfirman dalam Al-
qur’an mengenai hal ini.
 ” Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri . . .”(Al-isra’:7)
 “Dan berbuat baiklah (kpd orang lain) seperti halnya Allah
berbuat baik terhadapmu . . “(Qs AL-Qashash: 77).
Ibnu katsir mengomentari ayat diatas dengan mengatakan
bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah
kebaikan kepada seluruh mahluk Allah Swt.
Landasan syar’I ihsan :

 Pertama Al- qur’anul karim


Dalam Al-qur’an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan
dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna,
betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat
porsi yang sangat istimewa dalam Al-qur’an. Berikut ini adalah
beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.
1. “ Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnyaAllah
mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al- baqarah: 195)
2. “Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan
kebaikan.” (Qs.An-nahl:90)
3. “. . . . .serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia. . . .”(Qs. Al-baqarah:83)
4, “Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun
yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan para hamba
sahayamu. . . . “ (Qs. An-nisa’: 36)
 Kedua, As-sunnah
Rasulullah Saw. Pun sangat memberi perhatian terhadap masalah
ihsan ini. Sebab,ini merupakan puncak harapan, perjuangan
seorang hamba. Bahkan, diantara hadits-hadits mengenai ihsan
tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam
memahami agama ini. Rasulullah Saw. menerangkan mengenai
ihsan –Ketika ia menjawab pertanyaan malaikat jibril tentang
ihsan, dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh jibril, dengan
mengatakan
” Engkua menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan
apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu.” (HR. Muslim).

C. KONSEP NILAI – NILAI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah adalah organisasi besar yang mempunyai tradisi
keagamaan yang kuat dan sejumlah kisah sukses, sehingga
mempunyai nilai yang melekat di dalam tubuh organisasi maupun
pada anggotanya.
Nashir menjelaskan, jika Muhammadiyah ingin terus eksis maka
dituntut untuk memiliki nilai-nilai ideal yang meliputi (1) Penegakkan
tauhid yang murni, (2) Penyebarluasan Islam yang bersumber pada
Al-Qur‟an dan As-Sunnah, dan (3) mewujudkan amal Islami dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Landasan nilai ideal
meliputi Al-Qur‟an dan As-Sunnah, paham agama Muhammadiyah,
Muqaddimah Anggaran Dasar.
Nilai-nilai yang dimiliki Muhammadiyah harus ditanamkan dan
disosialisasikan sehingga menjadi karakter dalam berfikir dan
bertindak. Internalisasi nilai harus dilakukan ke dalam seluruh
anggota di berbagai struktur persyarikatan dan amal usaha lebih-lebih
kepada pimpinan yang harus menjadi uswah hasanah

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik garis besar menjadi beberapa


nilai-nilai Muhammadiyah, yaitu:

1. Nilai Amar Ma‟ruf Nahi Munkar


Amar ma‟ruf nahi munkar merupakan ciri yang telah muncul dari
sejak lahirnya organisasi Muhammadiyah. Dibuktikan oleh K.H.
Ahmad Dahlan dalam memberantas tahayul, bid’ah dan khurofat di
Yogyakarta. Selain itu, adalah upaya untuk menekan adanya
kristenisasi di Indonesia.

2. Nilai Tajdid
Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua
pengertian. Pertama, mengandung purifikasi dan reformasi yaitu
pembaharuan dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam ke
arah keaslian dan kemurnian sesuai AlQur‟an dan As-Sunnah.
Dalam pengertian pertama pada bidang akidah dan ibadah
mahdhah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau
dinamisasi dalam pengembangan ajaran Islam sejalan dengan
kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan serta perubahan
masyarakat. Pengertian kedua ini diterapkan dalam hal muamalah
duniawiyah.13

3. Nilai Ta‟awun
Surat Al-Maun merupakan tonggak awal Muhammadiyah menjadi
organisasi sosial. K.H. Ahmad Dahlan dengan murid muridnya
mempraktikkan isi dari kandungan surat Al-Maun dengan dasar
tolong menolong bagi sesama. Mendirikan panti asuhan, rumah
sakit, lembaga zakat dan amal usaha bergunauntuk saling tolong
menolong.

4. Nilai Ketaqwaan
Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi ajaran Islam sesuai
Al-Qur‟an dan Hadis. Wajib menjadi pelopor dalam meningkatkan
ketaqwaannya dengan menjalankan perintahnya dan menjahui
larangannya. Dimanapun warga Muhammadiyah tinggal, maka
harus ada nilai-nilai untuk disebarluaskan dimasyarakat. Karena
sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat di
lingkungannya.
Nilai adalah konsep umum tentang sesuatu yang dianggap baik
dimana keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi tujuan
kehidupan bersama di dalam kelompok organisasi maupun
bermasyarakat. Dengan mengacu kepada sebuah nilai, seseorang
dapat menentukan bagaimana ia harus berbuat dan bertingkah laku
yang baik sehingga tidak menyimpang dari norma-norma yang
berlaku.

Tiga tujuan Internalisasi menurut Ahmad Tafsir (2008:224), dalam


hal ini peneliti mengkomparasikan dengan internalisasi nilai-nilai
Muhammadiyah, yaitu:

1. Knowing (Mengetahui)
Guru dan karyawan mengetahui organisasi Muhammadiyah
sebagai gerakan dakwah berasaskan Islam sesuai Al-Quran dan
Hadis serta mengetahui maksud dan tujuan Muhammadiyah dalam
mewujudkan masyarakat Islam yang diridhai Allah SWT. Guru
dan karyawan juga harus tahu sejarah, tokoh-tokoh pendiri,
kepribadian Muhammadiyah dan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah 14
2. Doing (Melakukan)
Setelah mengetahui maksud dan tujuan ruh gerakan Muhammadiyah,
guru dan karyawan mampu melakukan, melaksanakan atau
mengerjakan yang ia ketahui khususnya tentang pemahaman
Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari sesuai Al-Quran dan
Hadis.
3. Being (Menjadi Karakter)
Setalah mengetahui dan melaksanakan nilai-nilai Muhammadiyah di
sekolah dan di kehidupan sehari-hari, guru dan karyawan menjadi
orang Muhammadiyah secara mendarah daging ataupun sebagai
karakter dalam berfikir dan bertindak.

Anda mungkin juga menyukai