1. Sugianto (2002012919P)
3. Magfiroh (2002012930P)
6. Sujono (2002012943P)
8. Mahmudatin (2002012913P)
a. Al-Jurnjaani
ِ [َص[ ُد ُ[ر َع ْنهَ[[ا األَ ْف َع[[ا َل بِ ُس[هُوْ لَ ٍة َوي ُْس[ ٍ[ر ِم ْن َغ ْي
[ر ْ س َرا ِسخَ ٍة ت ِ ِعبَا َرةٌ ع َْن هَيِّئَ ٍة لِلنَّ ْف
َحا َج ٍة إِلَى فِ ْك ٍر َو َر ِويَّ ٍة
b. Ibnu Miskawaih
س دَا ِعيَة لَهَا إِلَى أَ ْف َعالِهَا ِم ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َواَل َر ِويَّ ٍة
ِ َحا ٌل لِلنَّ ْف
Adalah suatu keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu tanpa berfikir atau direncanakan (terlebih
dahulu).[2]
c. Al-Jaahidz
Dari ketiga definisi tersebut bisa kita pahami bahwa akhlak adalah
watak atau sifat asli dari seseorang. Watak asli ini tidak bisa dibuat-
buat dan akan muncul dengan spontan.
AYAT-AYAT IBADAH
2) Q.S. At-Taubah: 31
ٱتَّخَ ُذ ٓو ْا أَ ۡحبَا َرهُمۡ َور ُۡهبَ ٰـنَهۡ[ُم أَ ۡربَا ۬بًا ِّمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َو ۡٱل َم ِسي َح ۡٱبنَ َم ۡريَ َم َو َمٓا أُ ِمر ُٓو ْا إِاَّل لِيَ ۡعبُد ُٓو ْا إِلَ ٰـ ۬هًا
)٣١( َڪون ُ ۥ َع َّما ي ُۡش ِر ُٲح ۬ ًد ۖا ٓاَّل إِلَ ٰـهَ إِاَّل هُ َۚو س ُۡب َح ٰـنَه
ِ َو
)١٧٢( َُوا هَّلِل ِ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ ت َۡعبُ ُدون ۡ ت َما َرز َۡقنَ ٰـ ُكۡ[م َو
[ْ ٱش ُكر ْ ُ ڪل
ِ وا ِمن طَيِّبَ ٰـ ْ ُيَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ُ وا
يِاٍ[ٍِيها الناس اعبدوا ربّكم[ الذى خلقكم والّذين من قبلكم لعلكم تتّقون
“Hai manusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”
Dan dalam ayat lain seperti surat An-Nur: 37, dijelaskan bagaimana
orang tidak lalai dalam mengingat Allah SWT hanya karena
perniagaan dan jual beli.
2). Q.S. An-Nur: 37
َّ يہمۡ تِ َج ٰـ َر ۬ةٌ َواَل بَ ۡي ٌع عَن ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ َوإِقَ ِام ٱل
ُصلَ ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ِۙة يَخَافُونَ يَ ۡو ۬ ًما تَتَقَلَّب ۡ ۬
ِ ِر َجا ٌل اَّل تُل ِه
)٣٧( ص ٰـ ُر َ فِي ِه ۡٱلقُلُوبُ َوٱأۡل َ ۡب
Artinya “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.” (Q.S. An-Nur: 37).
2. Nilai Tajdid
Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua
pengertian. Pertama, mengandung purifikasi dan reformasi yaitu
pembaharuan dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam ke
arah keaslian dan kemurnian sesuai AlQur‟an dan As-Sunnah.
Dalam pengertian pertama pada bidang akidah dan ibadah
mahdhah. Kedua, mengandung pengertian modernisasi atau
dinamisasi dalam pengembangan ajaran Islam sejalan dengan
kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan serta perubahan
masyarakat. Pengertian kedua ini diterapkan dalam hal muamalah
duniawiyah.13
3. Nilai Ta‟awun
Surat Al-Maun merupakan tonggak awal Muhammadiyah menjadi
organisasi sosial. K.H. Ahmad Dahlan dengan murid muridnya
mempraktikkan isi dari kandungan surat Al-Maun dengan dasar
tolong menolong bagi sesama. Mendirikan panti asuhan, rumah
sakit, lembaga zakat dan amal usaha bergunauntuk saling tolong
menolong.
4. Nilai Ketaqwaan
Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi ajaran Islam sesuai
Al-Qur‟an dan Hadis. Wajib menjadi pelopor dalam meningkatkan
ketaqwaannya dengan menjalankan perintahnya dan menjahui
larangannya. Dimanapun warga Muhammadiyah tinggal, maka
harus ada nilai-nilai untuk disebarluaskan dimasyarakat. Karena
sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat di
lingkungannya.
Nilai adalah konsep umum tentang sesuatu yang dianggap baik
dimana keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi tujuan
kehidupan bersama di dalam kelompok organisasi maupun
bermasyarakat. Dengan mengacu kepada sebuah nilai, seseorang
dapat menentukan bagaimana ia harus berbuat dan bertingkah laku
yang baik sehingga tidak menyimpang dari norma-norma yang
berlaku.
1. Knowing (Mengetahui)
Guru dan karyawan mengetahui organisasi Muhammadiyah
sebagai gerakan dakwah berasaskan Islam sesuai Al-Quran dan
Hadis serta mengetahui maksud dan tujuan Muhammadiyah dalam
mewujudkan masyarakat Islam yang diridhai Allah SWT. Guru
dan karyawan juga harus tahu sejarah, tokoh-tokoh pendiri,
kepribadian Muhammadiyah dan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah 14
2. Doing (Melakukan)
Setelah mengetahui maksud dan tujuan ruh gerakan Muhammadiyah,
guru dan karyawan mampu melakukan, melaksanakan atau
mengerjakan yang ia ketahui khususnya tentang pemahaman
Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari sesuai Al-Quran dan
Hadis.
3. Being (Menjadi Karakter)
Setalah mengetahui dan melaksanakan nilai-nilai Muhammadiyah di
sekolah dan di kehidupan sehari-hari, guru dan karyawan menjadi
orang Muhammadiyah secara mendarah daging ataupun sebagai
karakter dalam berfikir dan bertindak.