Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah: Falsafah Keperawatan

KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT ROY

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Falsafah Keperawatan

Disusun Oleh:
Uswah khasanah 17.0603.0013
Rini Novianti 17.0603.0030
Dewi Saskia S 17.0603.0047
Asesa Afiyata E P 17.0603.0088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN
MENURUT ROY” tepat pada waktunya. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah mengarahkan dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun dengan rapi dan baik. Harapan
penulis, makalah ini dapat menambah ilmu, dan berguna bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih sangat jauh dari
kata sempurna di karenakan pengalaman penulis yang dimiliki sangat kurang. Maka
dari itu penulis membutuhkan kritik serta saran yang dapat menunjang makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Magelang, 17 mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 5
1.3. Tujuan .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
2.1. Riwayat Hidup Calista Roy ................................................... 6
2.2. Sumber Teori ......................................................................... 7
BAB III DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN ................................... 9
2.1. Konsep dasar Keperawatan Menurut Calista Roy ................. 9
2.2. Model konseptual menurut Calista Roy ................................ 10
2.3. Teori ...................................................................................... 12
2.4. Kelebihan dan Kelemahan teori Calista Roy ........................ 15
BAB IV PENUTUP ................................................................................. 17
3.1. Simpulan ................................................................................ 17
3.2. Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan sebagai salah satu profesi yang sampai saat ini masih
dianggaop profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang
menjanjkan dalam hal finansial. Oleh karena itukeperawatan harus bekerja
keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bisa sejajar dengn profesi-profesi lain.
Keperawatan sebagai profesi memenuhi syarat sebagai profesi keilmuan
karena mempunyai body of knowledge yang jelas. Paradigma keperawatan
dijadikan dasar pembentukkan model konseptual akhirnya memunculkan
teori-teori keperawatan. Teori keperawatan berkembang dan diterapkan
dalam praktek klinik keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Salah satu
konseptual model keperawatan yang dimaksud adalah konseptual model
dari Sister Callista Roy tentang Adaptation model.
Teori adaptasi menurut Roy merupakan salah satu teori tentang bagaimana
menerapkan asuhan keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi
klien. Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan sehingga
banyak digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori Roy dalam
pelaksanaannya menyentuh hampir semua aspek kehidupan baik secara
fisik, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. (Roy, 1991). Roy
menganggap klien mempunyai daya adaptasi dalam mengatasi masalahnya.
Perawat dalam teori Roy dituntut untuk mengkaji kemampuan adaptasi
klien dan perawat membantu klien untuk beradaptasi terhadap perubahan
termasuk perubahan yang terjadi dalam tubuh klien.
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan
mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai
dengan teori Sister Roy diilapangan atau rumah sakit, sehingga dapat

4
diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan.
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa konsep dasar keperawatan menurut teori roy?
B. Apa model konseptual dalam teori roy?
C. Teori penegasan menurut roy?
D. Keuntungan dan kelemahan teori roy?
1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui konsep dasar menurut teori roy.
B. Untuk mengetahui model konseptual dalam teori roy.
C. Untuk mengetahui teori penegasan menurut roy.
D. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori roy.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Riwayat Hidup Callista Roy

Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint
Marys College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun
1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar
perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar
M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 diuniversitas California. Pada saat
bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep
keperawatan. Roy bekerja sebagai staf perawat pediatric dan
mengumumkan daya lenting dari anak-anak dan menambahkan respon ke
perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy
dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep
pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di
California Los Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai
mengoperasikan modelnya pada tahun 1968 ketika Mount Saint Marys
College menggunakan kerangka adaptasi yang didirikan oleh seorang
Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model pertama
yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing
outlook pada tahun 1970. Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari
departemen or nurshing di Mount Saint Marys College hingga 1982. dari
tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood Johnson Post Doctoral Fellow
di universitas California San Fransisco sebagai sarjana perawat di
Neuroscience.
Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat bagian luka-
luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988

6
Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston
College of Nursing.Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan
menghadirkan banyak kuliah dan workshops pada teori adaptasi
perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan uraian yang baru dari Roy
Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy Adaptoin
Model merupakan ungkapan yang pasti.
Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun
menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus
Proffesional Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984
sebagai kehormatan dokter dari Humane Letters oleh Alverno College.
Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter dari timur Michigan
University dan pada tahun 1986 A.J.N menghadiahi buku untuk model
adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu? Kepribadian
dari Amerika dan sebagai Follow of the American Academy of Nurshing.

2.2. Sumber Teori


Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Harry Helson (1964) seorang ahli fisiologis-psikologis.
Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson
mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai
tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi
dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu:
1. Focal stimuli: Individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli:
semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek Dari focal stimuli.
3. Residual stimuli: faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya
keadaan.Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang
mana menentukan stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif
maupun negatif. Sesuai dengan teori Helson, adaptasi adalah proses yang
berdampak positif terhadap perubahan lingkungan.Roy
mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan

7
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson
Roy mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari
Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy
memberi kredit spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari
kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas keduanya umum dan
stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain konsepnya juga
rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling
bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode. Setelah
mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan
penelitian. Sejak itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-
mahasiswa terbantu untuk mengklasifikasi, menyaring dan memperluas
model. Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk
penyaringan model. Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh
latar belakang Roy dan profesionalismenya. Roy mempercayai
kemampuan bawaan, tujuan dan nilai kemanusiaan. Pengalaman klinisnya
membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh manusia dan spiritnya.

8
BAB III
DASAR TEORI & PEMBAHASAN

3.1. Konsep Dasar Keperawatan Callista Roy


Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan
lebih baik jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah
keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy
memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat
berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan
falsafah veritivity. Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa
manusia itu memiliki rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu
akan memiliki rasa saling berbagi dengan sesama dalam kemampuannya
memecahkan suatu persoalan atau untuk mencari solusi, bertingkah laku
untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism intrinsik dan selalu
berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa
berhubungan dengan orang lain. Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang
dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut. Empat falsafah
tersebut adalah :
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
4. nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa
definisi dari konsep mayor Callista Roy,
a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi
adanya input, control, proses, output dan umpan balik.

9
b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus
fokal, konsektual dan residual.
c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon
adaptif.
e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan
kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi
terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon
otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon
melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil
keputusan dan belajar.
i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia
dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan
bagaimana proses adaptasi dilakukan.
l. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya
di dalam hubungannya di lingkungan sosial.
n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai
support sistem.

3.2. Model Konseptual Callista Roy


Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual,
sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang
keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu

10
dan pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia
terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan
lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut
Roy:
1. keperawatan :
menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan
pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu
untuk meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek
keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat
dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi
manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui
empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada
dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu
untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan.
2.Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi

11
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3.Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan
konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia
digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk
semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses,
proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal
dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4.Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu
sistem yang adaptif.

3.3.TEORI PENEGASAN
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
-Fungsi atau proses control yang terdiri dari
1.kognator
2.regulator
-Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
1. fisiologi
2. konsep diri
3. Fungsi peran
4.Interpendensi
Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat
efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi. Berikut penjelasan dari empat efektor yang telah
disebutkan:

12
a.Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode
fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2.Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan
ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan
istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam
memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.
(Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini
penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
(Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6.The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri
penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984,
dalam Roy, 1991).
7.Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya
termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi
sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8.Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka

13
mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan
tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur
aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi
tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon
stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard &
Valentine dalam Roy,1991)
b.Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan
spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari
konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,
aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri
dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1.The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan
pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah
operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2.The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya
kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
c.Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,
sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d.Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/
kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan

14
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan
orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk
melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari
keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif.
Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan
integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu
mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu
sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau
koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui
perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf,
kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk
didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan
dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk
mencari bantuan.

3.4. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy


Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori
sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini
masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu
memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya
dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model
konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang
dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien
terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi
peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji
stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan

15
residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap
dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu,
tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme
koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy in i adalah terletak pada
sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi
pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan
proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku
cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Adapun simpulan dari makalah tentang konsep dan teori keperawatan menurut roy:
1. Konsep dasar keperawatan menurut Calista Roy
2. Model keperawatan menurut Calista Roy
3. Teori-teori yang disampaikan oleh Calosta Roy
4. Kelebihan dan Kelemahan yang ada dalam konsep dan model menurut Calista
Roy
4.2. Saran
Dengan adanya makalah ini mahasiswa telah mengerti dan memahami
tentang konsep dan teori keperawatan menurut Calista Roy, sehingga
mahasiswa bisa mengetahui dan dapat mempelajari konsep dan teori
tersebut serta bisa untuk dipraktikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://yuliantibrian.wordpress.com/2013/11/05/makalah-kakonsep-keperawatan-
calista-roy/
https://dwirajanuar.wordpress.com/2016/11/24/model-konseptual-keperawatan-
orem-roy/
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
ab&ei=vCz9WovqForrvgT_n4rIDQ&q=MAKALAH+KONSEP+DASAR+KEPER
AWATAN+MENURUT+TEORI+ROY+PDF&oq=MAKALAH+KONSEP+DASA
R+KEPERAWATAN+MENURUT+TEORI+ROY+PDF&gs_l=psy-
ab.3...1572.2882.0.3788.4.4.0.0.0.0.156.156.0j1.1.0....0...1c.1.64.psy-
ab..3.0.0....0.79vq2CMv94I

18

Anda mungkin juga menyukai