Anda di halaman 1dari 108

UNIVERSITAS INDONESIA

KEMAMPUAN GERAK KASAR DAN


HUBUNGANNYA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI
PADA ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME

TESIS

Pustika Efar
0806484862

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU KESEHATAN ANAK
JAKARTA
DESEMBER 2013

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

KEMAMPUAN GERAK KASAR DAN


HUBUNGANNYA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI
PADA ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Dokter Spesialis Anak

TESIS

Pustika Efar
0806484862

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU KESEHATAN ANAK
JAKARTA
DESEMBER 2013

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


ii Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
iii Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan
anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tugas akhir ini
disusun untuk memenuhi persyaratan pendidikan sebagai peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan hormat dan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K) selaku pembimbing materi


yang telah memfasilitasi penulis dalam memulai dan menjalankan
penelitian tesis ini, mulai dari penyediaan instrumen, subjek penelitian,
memperbolehkan penulis menyaksikan teknik “diagnosis 5 meter 5 menit”
dalam ruang praktiknya di Klinik Anakku, sampai menyempatkan
membaca dan mengoreksi makalah tesis ini sekalipun dalam kondisi fisis
yang kurang sehat pasca-operasi. Tanpa dukungan Beliau tesis ini tidak
akan terwujud. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K) selaku pembimbing
metodologi, yang telah mengkritisi konsep penelitian tesis ini sejak masa
penyusunan proposal, memberikan saran dan petunjuk untuk
memperbaikinya, sehingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Dewan
penguji yaitu Dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), yang telah meluangkan
waktu untuk membaca dan memberikan banyak masukan untuk penulis
sekalipun Beliau sedang berada di Inggris saat ujian tesis pra-seminar
dilakukan, Dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K), atas saran dan
masukannya dalam perbaikan tugas akhir ini, dan Dr. Risma Kerina
Kaban, Sp.A(K), yang telah bersedia menjadi penguji pengganti dan
memberikan masukan berharga untuk penulis. Terima kasih dan doa juga
penulis sampaikan untuk Dr. Rossalina D Roeslani, Sp.A, anggota dewan
penguji telah memberikan masukan yang berharga saat penyusunan
proposal, walaupun akhirnya tidak dapat menghadiri ujian tesis karena
mendampingi ibunda yang sedang sakit.

iv Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
2. DR. Dr. Aryono Hendarto Sp.A(K) sebagai Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI/RSCM dan Dr. Bambang Tridjaja AAP Sp.A(K)
sebagai Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Anak, Prof. DR. Dr.
Bambang Supriyatno, Sp.A(K) sebagai Kepala Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI/RSCM terdahulu dan DR. Dr. Partini P. Trihono,
Sp.A(K), M.Med (Paed) sebagai Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Anak terdahulu, yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi
penulis dalam menjalankan dan menyelesaikan pendidikan dokter spesialis
anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.

3. Prof. Dr. Asril Aminullah, Sp.A(K), Dr. Idham Amir Sp.A(K), DR. Dr.
Rinawati Rohsiswatmo Sp.A(K), dan Dr. Imral Chair Sp.A(K) yang berkat
jasa dan bimbingannya, penulis akhirnya berkesempatan mengenyam dan
menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FKUI ini.
Penulis juga menghaturkan terima kasih banyak kepada DR. Dr. Pustika
Amalia Wahidiyat Sp.A(K), yang telah memberikan nasihat berharga
selama penulis menjalani pendidikan dan memberikan dukungan moril
saat penulis sempat tersendat di akhir penulisan tesis ini, dan Dr. Nastiti
Kaswandani Sp.A(K) atas dukungan dan sarannya saat penulis menemui
kesulitan dalam merencanakan jadwal ujian tesis seminar dan pra-seminar.

4. (Alm) Dr. Alan R Tumbelaka Sp.A(K), DR. Dr. Irawan Mangunatmaja


Sp.A(K), Dr. Ari Prayitno Sp.A, dan DR. Dr. Damayanti R Sjarif Sp.A(K)
atas bimbingannya selama penulis menyusun rangkaian sajian kasus
junior, sajian kasus madya, evidence-based case report, dan sajian kasus
longitudinal, serta seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman
selama mendidik penulis dalam masa pendidikan.

5. Mba Andriyani (Yani) serta staf Klinik Anakku Kelapa Gading dan Kayu
Putih: Kak Nuri, Kak Qory, Kak Nuri, Tante Dewi, Tante Lia, Tante Eha,
Tante Raras, Tante Vika, Tante Raras, Tante Ria, Tante Rinda, Om Saiful,
Tante Indri, dan Tante Vidya yang telah membantu penulis dalam proses
recruitment subjek penelitian. Terima kasih juga kepada Mbak Liza

v Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
Meilany yang telah menjadi rekan seperjuangan di awal penyusunan
proposal dan memulai pencarian lokasi penelitian ini.

6. Rekan-rekan PPDS IKA, angkatan Januari 2009: Angel, Anisah, Awid,


Cynthia, Mbak Eka, Mbak Fitri, Ivena alias Ipenk, Niken-Wepe, Nunu,
dan Winda, terima kasih telah menjadi teman seperjuangan yang tangguh,
menjadi sahabat untuk berbagi cerita, dan menjadi booster semangat di
kala penulis meneteskan air mata selama menjalani pendidikan ini.
Semoga semangat “Newbies Januari 2009” dapat berevolusi menjadi
semangat “New Pediatricians” untuk kita semua.

7. Saya persembahkan tesis ini untuk kedua orangtua tercinta: Mami Ariyani
Suryawan dan Papi Iwan Efendi yang telah memberikan kasih sayang tak
terhingga kepada penulis sampai detik ini. Tanpa doa, perjuangan, dan
dukungan mereka yang tanpa henti, penulis tidak akan mampu mencapai
tahap pendidikan ini. Penulis menghaturkan doa agar Tuhan senantiasa
memberikan berkat dan anugerahNya kepada Papi dan Mami, dan
memberikan kesempatan serta kemampuan kepada penulis untuk
membalas jasa dan melukiskan senyum bangga di wajah mereka.

8. Adik-adikku tercinta: Mirna Efar dan Toto Suryo Efar, yang telah menjadi
adik yang sangat pengertian selama penulis menjalani pendidikan. Terima
kasih Mirna, untuk nasihat yang meringankan beban hidup, dan sesi
konsultasi psikologi gratis saat penulis mengalami masa-masa sulit sebagai
PPDS. Tanpa dukungannya, penulis mungkin akan berakhir sebagai
mantan PPDS Anak tanpa gelar Sp.A.

9. Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada Andry Juliansen, sahabat
dan pendamping, yang telah memberikan dukungan kepada penulis sejak
penyusunan proposal, pengumpulan subjek, sampai mewujudkan tesis ini,
dan memberikan nasihat untuk tetap bersyukur atas jalan, yang mungkin
tidak selalu mulus, yang telah Tuhan rencanakan dalam hidup penulis.

vi Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
10. Seluruh anak dan keluarganya yang telah bersedia menjadi subjek dalam
penelitian ini. Semoga partisipasi mereka tidak akan sia-sia dan penelitian
ini mampu memberi sumbangan keilmuan yang berharga.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
banyak membantu penulis selama menjalani proses pendidikan dan
penelitian ini.

Semoga Tuhan YME membalas kebaikan setiap orang yang telah


membantu penulis selama proses pendidikan dan menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga berkatNya melimpah untuk kita semua, seperti selama ini berkatNya
tidak pernah berhenti untuk penulis. Saran dan kritik yang membangun senantiasa
penulis harapkan untuk penyempurnaan di masa mendatang. Semoga penelitian
ini bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, 23 Desember 2013

Pustika Efar

vii Universitas Indonesia


Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
viii Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Pustika Efar
Program studi : Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak
Judul : Kemampuan Gerak Kasar dan Hubungannya dengan Kemampuan
Sosialisasi pada Anak Gangguan Spektrum Autisme

Latar belakang. Gangguan interaksi sosial merupakan karakteristik utama dari


gangguan spektrum autisme (GSA), selain itu 59-79% anak GSA dilaporkan
mengalami gangguan gerak. Gangguan gerak merupakan komorbiditas yang mungkin
memengaruhi kemampuan sosialisasi anak GSA. Hingga saat ini belum ada data
mengenai gangguan gerak kasar pada anak GSA di Indonesia, termasuk kemungkinan
kaitannya dengan kemampuan sosialisasi.

Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah kemampuan gerak
kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan anak normal, (2) gambaran kemampuan
gerak kasar anak GSA, (3) gambaran kemampuan sosialisasi anak GSA, (4)
hubungan kemampuan gerak kasar dengan kemampuan sosialisasi pada anak GSA.

Metode. Penelitian potong lintang pada Agustus-September 2013 dengan subjek


berusia 18 bulan sampai 6 tahun. Subjek GSA didapatkan dari Klinik Anakku dan
kelompok kontrol diperoleh dengan matching usia. Kemampuan gerak kasar dan
sosialisasi kedua kelompok dinilai melalui wawancara kepada orangtua dengan
instrumen Vineland Adaptive Behavior Scales, edisi ke-2 (Vineland-II).

Hasil. Sebanyak 40 subjek GSA (12 gangguan autistik, 3 gangguan Asperger, dan 26
PDD-NOS) dan 40 kontrol memenuhi kriteria penelitian. Kemampuan gerak kasar di
bawah normal ditemukan pada 8 dari 40 (20%) anak GSA. Rerata v-scale gerak kasar
pada kelompok GSA 15,1 (SD 3,12), lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol
18,7 (SD 2,09) dengan p 0,000 (p<0,05) dan interval kepercayaan 95% (IK95%) -
4,725;-2,525 berdasarkan uji T-berpasangan. Perbedaan tersebut tampak nyata pada
klaster melempar dan menangkap bola, menggunakan tangga, melompat, dan
mengendarai sepeda. Subdomain hubungan interpersonal menunjukkan nilai v-scale
terendah (median 9, rentang 3-15) dibandingkan kedua subdomain lain (subdomain
waktu bermain dan bersantai dengan rerata 11,2 (SD 3,2) dan subdomain kemampuan
coping dengan median 15, rentang 10-18). Kemampuan gerak kasar berhubungan
dengan kemampuan sosialisasi pada anak GSA. Anak GSA dengan gangguan gerak
kasar memiliki rerata nilai standar domain sosialisasi 66,6 (SD 6,50). Nilai tersebut
lebih rendah dibandingkan 85,7 (SD 10,90) pada anak GSA tanpa gangguan gerak
kasar, dengan p 0,000 dan IK95% -25,327;-12,736.

Simpulan. Kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan anak
normal. Dua puluh persen anak GSA mengalami gangguan gerak kasar berdasarkan
Vineland-II, khususnya pada klaster melempar dan menangkap bola, menggunakan
tangga, melompat, dan mengendarai sepeda. Anak GSA memiliki kemampuan
sosialisasi yang rendah khususnya pada subdomain hubungan interpersonal. Anak
GSA dengan gangguan gerak kasar memiliki kemampuan sosialisasi lebih rendah
dibandingkan anak GSA yang tidak mengalami gangguan gerak kasar.

Kata kunci: gangguan spektrum autisme, gerak kasar, sosialisasi

ix Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
ABSTRACT

Name : Pustika Efar


Study Program : Pediatrics
Title : Gross Motor Profile and its Relationship with Socialization Skills in
Children with Autism Spectrum Disorders

Background. Social impairment is considered the core deficit in autism spectrum


disorders (ASD) and 59-79% of ASD children were reported as having poor gross motor.
Gross motor deficit is a comorbidity which may influence socialization skills in ASD.
There is no data in Indonesia about gross motor problems, including the possible
association with socialization skills, in ASD children.

Objectives. This study aimed: (1) to compare gross motor skills in ASD to normal
children, (2) to describe gross motor problems in ASD, (3) to describe socialization skills
in ASD, (4) to identify the relationship of gross motor and socialization skills in ASD.

Method. A cross-sectional study involving 18-months-old to 6-years old children was


taken on August-September 2013. ASD children were recruited in Klinik Anakku while
control group were their age-matched children with normal development. Gross motor
and socialization skills were scored using Vineland Adaptive Behavior Scales, 2nd
edition (Vineland-II).

Results. Forty ASD children (12 autistic disorder, 3 Asperger syndrome, 26 PDD-NOS)
and 40 age-matched control fulfilled study criteria. Gross motor below normal were
reported in 8 of 40 (20%) ASD children. Mean gross motor v-scale of ASD group 15.1
(SD 3.12), significantly lower than control group 18.7 (SD 2.09) with p value 0.000 (p <
0.05) and confidence interval 95% (CI95%) -4.725;-2.525 using paired T-test. The
differences were prominent in several cluster− throwing and catching ball, using stairs,
jumping, and bicycling. The lowest v-scale score was found in interpersonal relationship
subdomain (median 9, interval 3-15), compared to the other subdomains (play and leisure
time with mean 15 (SD 3.2) and coping skills with median 15, interval 10-18). Gross
motor skills is associated with socialization skills in ASD. ASD children with gross motor
impairments showed socialization domain mean score 66.6 (SD 6.50). The score is lower
than 85.7 (SD 10.90) in those without gross motor impairments, with p value 0.000 and
CI95% -25.327;-12.736.
Conclusion. Gross motor skill in ASD is lower than normal children. Gross motor
impairments were found in 20% ASD children based on Vineland-II, especially in several
cluster – throwing and catching ball, using stairs, jumping, and bicycling. ASD children
showed poor socialization skill especially in interpersonal relationship subdomain. ASD
children with gross motor impairments showed lower socialization skills compared to
those without gross motor impairments.

Key words: autism spectrum disorders, gross motor skills, socialization skills

x Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………….……………..…...............i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………...ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………….……………..….iii
KATA PENGANTAR ……………………………….……………..…............ iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR …………….. viii
ABSTRAK ……………………………….……………..…............................. ix
ABSTRACT ……………………………….……………..…............................. x
DAFTAR ISI ……………………………….……………..….......................... xi
DAFTAR TABEL ……………………………….……………..….................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….……………..…........... xv
DAFTAR SINGKATAN ……………………………….……………..…........ xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum ...............................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus ..............................................................................4
1.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat dalam Bidang Akademis..................................................5
1.5.2 Manfaat dalam Bidang Pelayanan..................................................5
1.5.3 Manfaat dalam Bidang Pengembangan Penelitian........................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi Gangguan Spektrum Autisme................................................. 6
2.2 Epidemiologi GSA.................................................................................... 6
2.3 Manifestasi Klinis GSA............................................................................. 6
2.3.1 Kriteria Diagnostik ....................................................................... 6
2.3.2 Gangguan Sosialisasi pada GSA................................................... 7

xi Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
2.4 Gangguan Gerak pada GSA...................................................................... 8
2.4.1 Gangguan Gerak Kasar ................................................................. 9
2.4.1.1 Gangguan Koordinasi Gerak Kasar ............................. 11
2.4.1.2 Abnormalitas dan Kecanggungan Cara Berjalan........ 11
2.4.1.3 Gangguan Keseimbangan dan Postural........................ 11
2.4.1.4 Gangguan Imitasi dan Praksis...................................... 11
2.4.2 Gangguan Gerak Halus............................................................... 12
2.4.3 Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Gerak pada GSA........ 12
2.4.4 Keterkaitan Gangguan Gerak Kasar dengan Kemampuan
Sosialisasi pada GSA……………………………………...….....13
2.5 Vineland Adaptive Behavior Scales edisi ke-2 (Vineland-II)................. 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP ........................................................................17

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 18
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 18
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi target …........................................................................ 18
4.3.2 Populasi terjangkau .................................................................... 18
4.3.3 Sampel penelitian ....................................................................... 18
4.4 Estimasi Besar Sampel ........................................................................... 19
4.5 Metode Pengambilan Sampel ................................................................ 20
4.6 Variabel Penelitian …………................................................................. 20
4.7 Instrumen Penelitian .............................................................................. 20
4.8 Prosedur Penelitian................................................................................. 21
4.9 Alur Penelitian........................................................................................ 22
4.10 Batasan Operasional................................................................................ 22
4.11 Manajemen dan Analisis Data................................................................ 27
4.12 Etik Penelitian ........................................................................................ 27

xii Universitas Indonesia


Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Alur Subjek Penelitian ........................................................................... 28
5.2 Karakteristik Subjek Penelitian .............................................................. 28
5.3 Perbandingan Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol. 29
5.4 Perbandingan Kemampuan Sosialisasi Kelompok GSA dan Kontrol... 34
5.5 Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dan Kemampuan Sosialisasi pada
Anak GSA .............................................................................................. 36

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian .................................................. 38
6.2 Karakteristik Subjek Penelitian .............................................................. 40
6.3 Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol..... 41
6.4 Gambaran Kemampuan Sosialisasi Kelompok GSA dan Kontrol ......... 44
6.5 Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dan Kemampuan Sosialisasi pada
Anak GSA ....................………….......................................................... 46

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan .................................................................................................49
7.2 Saran ....................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

LAMPIRAN ........................................................................................................ 54

xiii Universitas Indonesia


Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis Gangguan Spektrum Autisme, DSM-5...................7


Tabel 2.2. Aspek Penilaian Gerak Kasar Berbagai Instrumen Standar................10
Tabel 2.3. Klaster yang Dinilai pada Domain Sosialisasi dan Keterampilan
Gerak Vineland-II ..................................................................................15
Tabel 4.1. Kriteria Diagnosis Gangguan Autistik, DSM-IV TR .........................23
Tabel 4.2. Kriteria diagnosis untuk Gangguan Asperger, DSM-IV TR .............24
Tabel 4.3. Status Gizi Berdasarkan Kurva CDC 2000 dan WHO 2005 .............27
Tabel 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian..............................................................28
Tabel 5.2. Karakteristik Kelompok GSA ...............................................................29
Tabel 5.3. Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Berdasarkan Kategori v-scale
Vineland-II pada Kelompok GSA dan Kontrol....................................29
Tabel 5.4. Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol
untuk Setiap Rentang Usia.................................................................... 30
Tabel 5.5. Gambaran Nilai Mentah dari 13 Klaster Kemampuan Gerak Kasar
Kelompok GSA dan Kontrol................................................................. 31
Tabel 5.6. Kemampuan Melempar Bola pada Setiap Rentang Usia................... 31
Tabel 5.7. Kemampuan Menggunakan Tangga pada Setiap Rentang Usia....... 32
Tabel 5.8. Kemampuan Melompat pada Setiap Rentang Usia............................ 33
Tabel 5.9. Kemampuan Menangkap Bola pada Setiap Rentang Usia................. 33
Tabel 5.10. Kemampuan Bersepeda pada Setiap Rentang Usia ........................... 34
Tabel 5.11. Gambaran Kemampuan Sosialisasi Berdasarkan Vineland-II
pada Kelompok GSA dan Kontrol ........................................... 35
Tsbel 5.12. Perbandingan Nilai Domain dan Sub-domain Sosialisasi pada
Kelompok GSA dengan Kelompok Kontrol ............................ 36
Tabel 5.13. Gambaran Kemampuan Sosialisasi Anak GSA pada Kelompok
dengan Kemampuan Gerak di Bawah Normal atau Normal/
Tinggi ....................................................................................... 36
Tabel 5.14. Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dengan Kemampuan
Sosialisasi pada Anak GSA............................................................... 37

xiv Universitas Indonesia


Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan dan Persetujuan Subjek GSA .............................................54


Lampiran 2 Penjelasan dan Persetujuan Subjek Kontrol ........................................56
Lampiran 3 Keterangan Lolos Kaji Etik ...................................................................58
Lampiran 4 Vineland-II Versi Asli, Terjemahan, dan Back-translate ...................59
Lampiran 5 Instrumen Vineland-II Domain Sosialisasi dan Subdomain Gerak
Kasar ....................................................................................................... 78

xv Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
DAFTAR SINGKATAN

BISCUIT : Baby and Infant Screen for Children with aUtIsm Traits
BSID : Bayley Scales of Infant Development
BOT-2 : Bruininks-Oseretsky Test of Motor Proficiency, 2nd edition
CDC : Centers for Disease Control and Prevention
CMC : Check My Child
DSM-IV TR : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th
edition text revision
DSM-5 : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th
edition
GSA : Gangguan spektrum autisme
IK95% : Interval kepercayaan 95%
IQ : Intelligence quotient
MABC : The Movement Assessment Battery for Children
MSEL : Mullen Scales of Early Learning
PDD-NOS : Pervasive developmental disorder not otherwise specified
PDMS-2 : Peabody Developmental Motor Scales, 2nd edition
RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
SD : Standar deviasi
TGMD : Test of Gross Motor Development
TK : Taman Kanak-kanak
Vineland-II : Vineland Adaptive Behavior Scales, 2nd edition
WHO : World Health Organization

xvi Universitas Indonesia


Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan spektrum autisme (GSA) merupakan bagian dari gangguan


perkembangan pervasif yang ditandai oleh gangguan komunikasi dan interaksi
sosial, serta cara bermain yang terbatas dan repetitif.1 Peningkatan angka kejadian
GSA selama beberapa dekade terakhir meningkatkan kesadaran klinisi dan
masyarakat tentang GSA pada anak. Beberapa studi epidemiologi di beberapa
tempat di dunia melaporkan prevalens yang bervariasi pada anak usia 3-10 tahun.
Prevalens GSA di New Jersey, Amerika Serikat, mencapai 4 per 1000 anak pada
tahun 2003.2 Centers for Disease Control and Prevention melaporkan prevalens
GSA 11,3 per 1000 anak pada tahun 2008.3 Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia memperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak GSA dari 66.000.805
jiwa populasi usia 5-19 tahun di Indonesia pada tahun 2010, yang berarti
prevalens GSA di Indonesia adalah 2 per 1000 anak.4

Gangguan interaksi sosial merupakan karakteristik utama dari GSA. Studi oleh
Perry dkk5 dan Sparrow dkk6 yang menilai kemampuan adaptif anak GSA dengan
Vineland Adaptive Behavior Scales, 2nd edition (Vineland-II) mendapatkan skor
rendah pada domain sosialisasi. Kemampuan sosialisasi anak GSA bahkan masih
lebih rendah dibandingkan anak retardasi mental seusianya. Gangguan sosialisasi
pada GSA tidak hanya dialami pada anak dengan kemampuan kognitif rendah,
tetapi juga anak dengan kemampuan kognitif yang baik. Anak GSA sulit memulai
dan mempertahankan interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya karena
keterbatasan pengalaman dan pemahaman terhadap aspek sosial-emosional.7

Anak GSA juga sering menunjukkan kemampuan gerak yang abnormal.


Gangguan gerak pada anak GSA terdiri dari gangguan koordinasi gerak kasar dan
halus,8,9 stereotipi motor, gangguan gait, gangguan keseimbangan,9 postural, atau

1 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
2

gangguan praksis.10 Koordinasi lengan dan tungkai yang buruk, canggung dalam
permainan yang memerlukan keterampilan tangan, kelemahan dalam mengimitasi
sikap dan gerak tubuh, serta kesulitan saat belajar menggunakan peralatan adalah
beberapa contoh gangguan gerak yang dapat ditemui pada GSA. Bukti adanya
gangguan gerak pada anak GSA dapat ditemukan pada penelitian Dewey, dkk
yang menggunakan instrumen Bruininks-Oseretsky Test of Motor Proficiency.11
Penelitian tersebut menunjukkan 59% anak GSA memiliki gangguan gerak,
namun penelitian ini tidak membagi secara terperinci antara gangguan gerak halus
dan kasar. Penelitian lainnya menggunakan instrumen Movement Assessment
Battery for Children mendapatkan gangguan gerak pada 79 % dari 101 anak
GSA.12 Studi menggunakan Vineland-II menunjukkan rerata nilai v-scale gerak
kasar anak GSA mencapai 10,4, SD 3,0, lebih rendah dibandingkan anak normal
(rerata 15, SD 3).6 Gangguan gerak ini merupakan komorbiditas yang dapat
menurunkan kapasitas fungsional dan memengaruhi kemampuan sosialisasi
anak.13

Gerakan, khususnya gerak kasar, adalah elemen utama dari bermain aktif pada
anak. Bermain dapat memfasilitasi perkembangan keterampilan gerak, sosialisasi,
pemahaman terhadap dunia luar, serta aktivitas rutin sehari-hari.14 Keterbatasan
kemampuan gerak anak GSA dapat menjadi hambatan untuk berpartisipasi dalam
permainan dengan teman sebaya dan meningkatkan kecemasan mereka saat
memasuki pra-sekolah,14,15 terlebih lagi anak dengan GSA pada dasarnya sudah
memiliki keterampilan sosialisasi yang buruk. Lingkaran setan dari gangguan
gerak, kemampuan sosialisasi terbatas, dan semakin buruknya gangguan gerak
anak dapat terjadi.14 Hubungan antara gangguan kemampuan gerak kasar dengan
kemampuan sosialisasi anak GSA pernah dilaporkan oleh Sipes16 dan
MacDonald.17,18 Penelitian oleh Sipes pada tahun 2011 dengan instrumen Baby
and Infant Screen for Children with aUtIsm Traits (BISCUIT) menunjukkan anak
GSA dengan kemampuan gerak kasar rendah memiliki nilai sosialisasi yang lebih
buruk (rerata 20,46, SD 8,58) dibandingkan anak dengan kemampuan gerak kasar
yang baik (rerata 17,94, SD 8,57). Nilai BISCUIT yang lebih tinggi
mencerminkan gangguan sosialisasi yang lebih berat. Penelitian MacDonald
menunjukkan skor kontrol objek (rerata 30,2, SD 6,6) berdasarkan instrumen Test

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
3

of Gross Motor Development, 2nd ed (TGMD-2) merupakan prediktor untuk


kemampuan sosialisasi anak GSA dengan effect size 0,91 dan p < 0,05.17

Disfungsi sosial dan gangguan gerak, keduanya, penting untuk diintervensi dan
menjadi target keberhasilan terapi GSA. Sayangnya, seringkali tim yang
menangani anak GSA tidak memprioritaskan penanganan gangguan gerak dan
sosialisasi sejak dini.

Hingga saat ini belum ada data mengenai prevalens maupun gambaran gangguan
gerak kasar pada anak GSA di Indonesia, termasuk kemungkinan kaitannya
dengan kemampuan sosialisasi. Penelitian ini ingin menilai kemampuan gerak
kasar pada GSA dan gangguan sosialisasi yang merupakan pendahuluan dari
penelitian lanjutan yaitu penilaian pengaruh terapi terhadap perbaikan
kemampuan gerak kasar dan sosialisasi. Gangguan gerak kasar pada GSA mulai
dapat dideteksi sejak usia 14 bulan, semakin nyata pada 24 bulan,19 dan harus
diterapi sebelum anak memasuki umur sekolah yaitu 6 tahun,13 sehingga
penelitian ini mengambil subjek anak usia 18 bulan sampai 6 tahun. Gangguan
gerak kasar dan sosialisasi keduanya dapat dinilai dengan instrumen Vineland-II.
Instrumen ini menilai 4 domain yaitu komunikasi, aktivitas harian, sosialisasi, dan
kemampuan gerak, ditambah satu indeks perilaku maladaptif melalui metode
wawancara dengan orangtua. Vineland-II telah menjadi salah satu alat ukur
terbaik untuk menilai keterampilan sosial personal dan dapat digunakan pada
individu usia 0-90 tahun dengan disabilitas, termasuk GSA. Aspek gerak kasar
yang dinilai pada Vineland-II cukup luas, mencakup kemampuan berjalan dan
berlari, melempar dan menangkap bola, memanjat, menggunakan tangga,
melompat, mengendarai sepeda, mengangkat dan membawa benda, dan stamina.
Orangtua merupakan sumber informasi paling tepat untuk menilai kemampuan
tertinggi yang dapat dicapai anak karena skor ditentukan bukan semata-mata dari
performa anak saat diuji, sehingga Vineland-II dipilih untuk penelitian ini.6

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan anak
normal?
2. Bagaimana gambaran kemampuan gerak kasar anak GSA berdasarkan
instrumen Vineland-II?
3. Bagaimana gambaran kemampuan sosialisasi anak GSA berdasarkan
instrumen Vineland-II?
4. Apakah kemampuan gerak kasar berhubungan dengan kemampuan sosialisasi
pada anak GSA?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui kemampuan gerak kasar dan sosialisasi anak GSA

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui apakah kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah
dibandingkan anak normal
2. Mengetahui gambaran kemampuan gerak kasar pada anak GSA
berdasarkan instrumen Vineland-II
3. Mengetahui gambaran kemampuan sosialisasi anak GSA berdasarkan
instrumen Vineland-II
4. Mengetahui hubungan kemampuan gerak kasar dengan kemampuan
sosialisasi pada anak GSA

1.4 Hipotesis Penelitian


1. Kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan anak normal
2. Kemampuan gerak kasar berhubungan dengan kemampuan sosialisasi pada
anak GSA

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
5

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat dalam Bidang Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya di
bidang Neurologi anak mengenai kemampuan gerak kasar dan sosialisasi pada
anak dengan GSA.

1.5.2 Manfaat dalam Bidang Pelayanan


Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi praktisi (dokter anak, dokter rehabilitasi
medis, terapis, psikolog, guru) untuk menentukan program terapi yang tepat untuk
memperbaiki gangguan gerak kasar dan sosialisasi pada anak GSA.

1.5.3 Manfaat dalam Bidang Pengembangan Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
khususnya yang meneliti kemampuan gerak kasar dan sosialisasi pada GSA
maupun penelitian yang hendak memantau respon terapi menggunakan instrumen
Vineland-II.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Gangguan Spektrum Autisme

Istilah gangguan perkembangan pervasif yang tertulis dalam Diagnostic and


Statistical Manual of Mental Disorders 4th edition text revision atau DSM-IV TR
terdiri atas gangguan autistik, gangguan Asperger, pervasive developmental
disorder not otherwise specified (PDD-NOS), gangguan Rett dan childhood
disintegrative disorder atau gangguan disintegrasi masa kanak.20 Gangguan
autistik, PDD-NOS, dan gangguan Asperger memiliki manifestasi klinis yang
mirip dan derajat berat penyakit yang merupakan kesinambungan dari ringan
sampai berat sehingga ketiganya dilebur dalam satu diagnosis yaitu gangguan
spektrum autisme (GSA) dalam klasifikasi terbaru DSM edisi kelima (DSM-5)
pada Mei 2013.

2.2. Epidemiologi GSA

Prevalens GSA terus meningkat dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 1990,
prevalens GSA di California untuk anak berumur 5 tahun adalah 0,62 per 1000.21
Laporan berikutnya dari Amerika Serikat prevalens GSA 4 per 1000 anak pada
tahun 2003,2 dan Centers for Disease Control and Prevention melaporkan
prevalens GSA 11,3 per 1000 anak pada tahun 2008.3 Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia memperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak GSA dari
66.000.805 jiwa populasi usia 5-19 tahun di Indonesia pada tahun 2010, yang
berarti prevalens GSA di Indonesia adalah 2 per 1000 anak.4

2.3. Manifestasi Klinis GSA

2.3.1. Kriteria Diagnostik

GSA merupakan suatu kesatuan kondisi dengan karakteristik utama defisit pada
komunikasi dan interaksi sosial, serta perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas
dan repetitif, seperti tampak dalam kriteria diagnosisnya (Tabel 2.1).22 Dalam
penelitian ini, istilah gangguan autistik, Asperger, dan PDD-NOS masih tetap
digunakan. Gangguan Rett dan gangguan disintegrasi masa kanak tidak

6 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
7

dikelompokkan dalam GSA karena penyebab dan perjalanan penyakit yang sangat
berbeda.1

Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis Gangguan Spektrum Autisme, DSM-522

Saat ini, atau dari riwayat, harus memenuhi kriteria A, B, C, dan D.


A. Gangguan menetap pada komunikasi sosial dan interaksi sosial pada berbagai konteks, tidak
disebabkan oleh keterlambatan perkembangan umum, dan bermanifestasi dalam ketiga hal
berikut:
1. Defisit dalam sosial-emosional timbal balik—termasuk kesulitan memulai atau
mempertahankan percakapan dan interaksi timbal balik, ketidakmampuan memulai
interaksi, dan permasalahan dalam berbagi perhatian, emosi, dan minat dengan orang
lain.
2. Defisit dalam perilaku komunikasi non-verbal yang digunakan untuk interaksi
sosial—kontak mata, postur, ekspresi wajah, nada suara dan bahasa tubuh, dan
ketidakmampuan memahami hal tersebut
3. Defisit dalam memulai dan mempertahankan hubungan—bervariasi mulai dari
kurangnya ketertarikan pada orang lain sampai kesulitan berpartisipasi dalam permainan
pura-pura, aktivitas sosial sesuai usianya, dan sulit menyesuaikan diri terhadap
ekspektasi masyarakat setempat.
B. Pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan repetitif, seperti ditunjukkan dalam
minimal dua hal berikut:
1. Gerakan, penggunaan benda, atau bahasa yang stereotipik atau repetitif
2. Keterikatan berlebihan pada rutinitas, perilaku verbal atau non-verbal berpola ritual,
atau resistensi berlebih terhadap perubahan
3. Minat yang sangat terbatas, menetap, dan abnormal dalam intensitas dan fokus
4. Hiper- atau hipo-reaktif terhadap input sensori atau ketertarikan yang tidak lazim
terhadap aspek sensori tertentu dari lingkungan
C. Gejala harus muncul pada usia kanak dini (namun mungkin belum bermanifestasi penuh
sampai kebutuhan sosial melebihi kapasitas anak yang terbatas)
D. Gejala tersebut bersama-sama membatasi dan mengganggu fungsi sehari-hari

2.3.2. Gangguan Sosialisasi pada GSA

Gangguan sosialisasi merupakan karakteristik utama dari GSA. Gangguan


sosialisasi pada GSA bersumber dari setidaknya 3 hal yaitu gangguan
pembentukan perilaku interaksi sosial, perilaku atensi bersama, dan perilaku
meminta. Perilaku interaksi sosial terdiri dari tindakan non-verbal seperti
mengulurkan tangan untuk memulai dan mempertahankan kontak mata dengan
orang lain. Perilaku atensi bersama (joint attention) dimaksudkan untuk menarik

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
8

atensi orang lain untuk bersama-sama memperhatikan suatu objek atau kejadian
misalnya tindakan menunjukkan mainan yang dimilikinya. Perilaku meminta
(requesting behavior) misalnya menunjuk ke arah mainan untuk meminta orang
lain mengambilkan benda tersebut. Ketiga perilaku tersebut kemudian akan
berkembang menjadi perilaku sosial berupa tindakan meraih atau menyentuh
orang lain, kesadaran untuk memberi dan menerima benda sambil
mempertahankan kontak mata, menggunakan bahasa tubuh seperti menunjuk,
serta berbagi benda miliknya.23

Studi oleh Perry dkk5 yang menilai kemampuan adaptif anak GSA dengan
Vineland-II mendapatkan rerata nilai standar domain sosialisasi 58,8, lebih rendah
daripada domain kemampuan gerak (63,6), namun lebih tinggi dibandingkan
domain komunikasi (57,2) dan keterampilan aktivitas harian (57,3). Sparrow dkk6
mendapatkan skor terendah pada domain Sosialisasi dibandingkan domain lain.
Sparrow membedakan anak GSA usia 3-15 menjadi 2 kelompok yaitu GSA verbal
(mampu mengucapkan lebih dari 5 kata bertujuan secara konsisten setiap hari)
dan GSA nonverbal (mampu mengucapkan 5 kata atau kurang setiap hari). Anak
GSA verbal memiliki rerata nilai standar domain komunikasi 74,5, keterampilan
aktivitas harian 74, sosialisasi 67,6, dan kemampuan gerak 86,2. GSA nonverbal
memiliki rerata nilai standar domain komunikasi 35,7, keterampilan aktivitas
harian 43,9, sosialisasi 44,5, dan kemampuan gerak 72,9. Kemampuan sosialisasi
anak GSA bahkan masih lebih rendah dibandingkan anak retardasi mental
seusianya. Gangguan sosialisasi pada GSA tidak hanya dialami pada anak dengan
kemampuan kognitif rendah, tetapi juga anak dengan kemampuan kognitif yang
baik. Anak GSA sulit memulai dan mempertahankan interaksi sosial dengan
teman-teman sebayanya karena keterbatasan pengalaman dan pemahaman
terhadap aspek sosial-emosional.7

2.4. Gangguan Gerak pada GSA

Spektrum gangguan gerak pada anak GSA sangat bervariasi. Gangguan gerak ini
dapat menjadi komorbiditas yang menurunkan kapasitas fungsional dan
menghambat interaksi sosial anak.13,15 Gangguan gerak pada anak GSA terdiri
dari gangguan koordinasi gerak kasar dan halus,8,9 kecanggungan dalam cara

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
9

berjalan, instabilitas postur, gangguan keseimbangan,9 dan gangguan praksis.10,14


Penelitian Dewey, dkk11 mendapatkan 59% anak GSA memiliki gangguan gerak,
sedangkan penelitian Green dkk12 mendapatkan persentase yang lebih besar yaitu
79 %. Studi lain dengan instrumen Vineland-II menunjukkan rerata skor standar
kemampuan gerak anak GSA berada di bawah anak normal.5,24 Studi prospektif
oleh Landa pada tahun 2006 menggunakan Mullen Scales of Early Learning
(MSEL) untuk menilai perkembangan anak GSA, termasuk kemampuan gerak
kasar, secara serial pada usia 6, 14, dan 24 bulan. Anak GSA dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan keterlambatan bicara. Rerata nilai MSEL
subskala gerak kasar pada usia 6 bulan tidak berbeda bermakna antar kelompok
yaitu 51,23 (GSA), 52,83 (keterlambatan bicara), dan 49,31 (anak normal).
Rerata nilai gerak kasar anak GSA berbeda bermakna dibandingkan anak normal
pada usia 14 bulan yaitu 47,46 (GSA) dan 58,00 (anak normal) dengan nilai
p<0,001. Perbedaan antar kelompok semakin nyata pada usia 24 bulan yaitu 36,21
(GSA) dan 51,94 (anak normal) dengan nilai p < 0,001. Penelitian ini
menunjukkan bahwa gangguan gerak kasar pada GSA dapat dideteksi mulai usia
14 bulan dan semakin tampak pada usia 24 bulan.19

2.4.1. Gangguan Gerak Kasar

Studi-studi yang menilai fungsi gerak pada GSA sebagian menggunakan alat ukur
standar seperti Bruininks-Oseretsky Test of Motor Proficiency,11 the Movement
Assessment Battery for Children,12 Peabody Developmental Motor Scales,25
Vineland-II,6 atau Test of Gross Motor Development26 namun sebagian lagi
meneliti dengan metode tersendiri untuk melihat secara spesifik aspek gerak kasar
tertentu. Setiap instrumen tersebut menggunakan pembagian gerak kasar yang
berbeda (Tabel 2.2.) namun umumnya menilai posisi statis (postur,
keseimbangan), dinamis (lokomosi, ketangkasan, koordinasi), serta manipulasi
objek (keterampilan bola).

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
10

Tabel 2.2. Aspek Penilaian Gerak Kasar Berbagai Instrumen Standar

Instrumen Aspek Penilaian Gerak Kasar


Bayley Scales of Infant Posisi statis (kontrol kepala, duduk, berdiri)
Development (BSID)27
Gerakan dinamis termasuk lokomosi (merangkak, berjalan, berlari,
melompat, berjalan naik-turun tangga)
Kualitas gerakan (koordinasi ekstremitas ketika bangkit berdiri,
berjalan, menendang)
Keseimbangan
Perencanaan gerak
Integrasi persepsi-motor (misalnya menirukan postur)
Vineland Adaptive Duduk Melompat
Behavior Scales, 2nd Mulai bergerak Berjalan kaki
edition (Vineland-II)6 Mulai berdiri dan berjalan Menangkap bola
Melempar bola Mengendarai sepeda roda tiga atau
Memanjat roda dua
Berlari Mengangkat dan membawa benda
Menggunakan tangga Stamina

Bruininks-Oseretsky Test Koordinasi bilateral: jumping jacks, melompat di tempat, mengentak


of Motor Proficiency, 2nd kaki dengan sinkronisasi kedua sisi tubuh
edition (BOT-2)28
Keseimbangan: berdiri dengan dua kaki dalam 1 garis, berjalan di
atas garis, berdiri dengan 1 kaki dengan mata terbuka/tertutup,
berdiri di atas balok keseimbangan
Kecepatan berlari dan ketangkasan: berlari, melangkah di atas balok
keseimbangan, melompat dengan 1 kaki
Koordinasi ekstremitas atas: menangkap bola dengan 2 tangan, 1
tangan, dribble, melemparkan bola ke target
Kekuatan: melompat jauh, push-up, sit-up, wall-sit, v-up

The Movement Keterampilan bola: menangkap dengan kedua tangan,


Assessment Battery for menggelindingkan bola ke target, menjatuhkan dan menangkap
Children (MABC)29 kembali bola dengan 2 tangan, melempar bean bag ke kotak,
melempar bola ke tembok dan menangkapnya kembali, menangkap
dengan 1 tangan, melempar bola ke target di tembok
Keseimbangan statis dan dinamis: berdiri 1 kaki, melompati tali,
berjalan jinjit di atas garis, berjalan dengan tumit menyentuh ibu jari,
keseimbangan di atas balok, melompat sambil bertepuk tangan,
berjalan mundur
Test of Gross Motor Lokomotor: berlari, melompat ke atas, depan, samping, meluncur
Development, 2nd edition
Kontrol objek: memukul, dribble, menendang, menangkap,
(TGMD-2)30
melempar, atau menggelindingkan bola
Peabody Developmental Stationary: keseimbangan saat duduk, berlutut, berdiri 1 kaki,
Motor Scales, 2nd edition berjinjit, sit-up, push-up
(PDMS-2)31
Lokomosi: berguling, merangkak, berjalan, berlari, melompat ke
atas, melompat ke depan, menaiki tangga
Manipulasi objek: kemampuan anak menangkap, melempar, dan
menendang bola

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
11

2.4.1.1. Gangguan Koordinasi Gerak Kasar

Anak GSA menunjukkan koordinasi ekstremitas yang buruk pada tugas yang
memerlukan keseimbangan, ketangkasan, dan kecepatan.15 Gangguan koordinasi
gerak kasar biasanya terjadi pada gerakan yang memerlukan koordinasi otot
agonis dan antagonis dan visuomotor, seperti gerakan tungkai dan lengan
bergantian saat melompat, menaiki tangga, bersepeda,32 serta menangkap dan
melempar bola.12

2.4.1.2. Abnormalitas dan Kecanggungan Cara Berjalan

Gerakan yang canggung (motor clumsiness) dan abnormalitas cara berjalan dapat
dialami oleh anak GSA. Rentang gerak sendi pergelangan kaki dan fleksi lutut
saat berjalan berkurang dan lebar langkah tidak konsisten. Kelainan cara berjalan
ini diduga terkait dengan abnormalitas aktivitas dopaminergik pada ganglia basal
atau gangguan serebelum.15,33,34 Jalan berjinjit juga sering ditemui pada anak
GSA.15

2.4.1.3. Gangguan Keseimbangan dan Postural

Integrasi dari informasi vestibular, visual, dan somatosensori penting untuk


mempertahankan postur tegak. Anak GSA memiliki stabilitas postural yang buruk
dibandingkan anak normal ketika mata ditutup dan lantai dilapisi spons, yaitu
ketika input visual dihilangkan dengan atau tanpa modifikasi input proprioseptif.
Hal tersebut menandakan anak GSA sangat bergantung pada input visual untuk
mempertahankan stabilitas postural. Gangguan integrasi sensori dipikirkan
mendasari masalah keseimbangan dan postur ini.35,36

2.4.1.4. Gangguan Imitasi dan Praksis

Gangguan imitasi dapat terjadi pada imitasi orofasial, manual, dan postural,
reversal error (ketika meniru posisi telapak tangan menghadap ke depan, anak
GSA menghadapkan telapak tangannya terbalik ke arah dirinya sendiri), dan
body-part-for-tool error (ketika diminta menunjukkan bagaimana menggunakan
sikat gigi, anak GSA justru menggunakan tangannya sendiri sebagai sikat gigi,
bukan mempertunjukkan tangan yang menggenggam sikat gigi). Beberapa penulis

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
12

mengatakan bahwa gangguan imitasi merupakan bagian dari dispraksia, suatu


gangguan dalam melakukan gerakan kompleks yang berturutan.15

2.4.2. Gangguan Gerak Halus

Anak GSA memiliki kesulitan melakukan gerakan yang memerlukan


keterampilan tangan, yang mungkin disebabkan oleh defisit perencanaan dan
pelaksanaan gerak (motor planning and executing).32 Provost menemukan hampir
semua anak GSA dalam penelitiannya mengalami gangguan gerak halus. Gerak
halus yang dinilai dengan PDMS-2 tersebut adalah adalah gerakan meraih dan
menggenggam (kain, mainan, kertas, balok, pelet, spidol, kancing, jemari) dan
integrasi visuo-motor (aktivitas pegboard, bertepuk tangan, memanipulasi benang,
melepaskan kaus kaki, membalik halaman buku, mengaduk dengan sendok,
membangun menara, memasukkan potongan-potongan bentuk ke lubangnya,
meniru garis dan bentuk, menghubungkan titik-titik, memotong dengan gunting,
melipat kertas, dan mewarnai).25,31

2.4.3. Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Gerak pada GSA

Usia diduga berkorelasi negatif dengan kemampuan gerak pada GSA. Penelitian
Perry dkk dan Kanne dkk menunjukkan skor standar kemampuan gerak menurun
seiring pertambahan usia pada GSA.5,24 Hal ini diduga terjadi karena kecepatan
perkembangan kemampuan gerak anak lebih lambat daripada pertambahan usia,
sehingga gap atau perbedaan antara skor aktual mereka dengan skor yang
diharapkan untuk anak seusianya semakin jauh dari waktu ke waktu.30

Beberapa studi sebelumnya melaporkan bahwa fungsi gerak pada GSA


berkembang sejalan dengan fungsi kognitif. Sebagian studi melaporkan gangguan
gerak yang lebih berat pada anak dan remaja dengan GSA yang memiliki
intelligence quotient (IQ) lebih rendah,15 dan IQ verbal yang lebih tinggi berkaitan
dengan performa gerak halus pada pegboard yang lebih baik.32 Walaupun tidak
semua penelitian mendukung teori ini, secara umum gangguan gerak terlihat pada
anak GSA tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya keterlambatan kognitif.15

GSA diduga memiliki kemampuan gerak yang berbeda antara Asperger dengan
gangguan autistik, khususnya dalam aktivitas berjalan, keseimbangan, dan

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
13

koordinasi. Sindrom Asperger dipercaya memiliki gangguan gerak yang lebih


berat daripada anak dengan gangguan autistik, namun hasil beberapa penelitian
tidak menunjukkan keseragaman. Penelitian terkini pada gangguan autistik dan
gangguan Asperger yang tidak disertai keterlambatan kognitif menunjukkan
gangguan gerak yang setara pada keduanya. Performa gerak pada kedua sub-tipe
tersebut lebih buruk daripada anak seusianya yang tidak mengalami GSA.14,15

2.4.4. Keterkaitan Gangguan Gerak Kasar dengan Kemampuan Sosialisasi


pada GSA

Gerakan adalah elemen utama dari bermain aktif pada anak. Bermain juga
merupakan salah satu kesempatan anak untuk aktif secara fisik dan terlibat dengan
teman sebayanya.14 Untuk dapat terlibat dalam interaksi sosial secara penuh,
seorang anak memerlukan kemampuan bergerak yang variatif untuk digunakan
dalam komunikasi dan memahami makna yang ingin disampaikan dari gerakan
orang lain. Keterbatasan gerak pada anak dapat menimbulkan lingkaran setan dari
gangguan gerak, interaksi sosial terbatas, dan semakin buruknya gangguan gerak
anak.14,15

Berat-ringannya gangguan gerak pada GSA diduga sejalan dengan berat-


ringannya manifestasi gejala GSA, khususnya dalam interaksi dan komunikasi
sosialnya. Penelitian Freitag mendapatkan kualitas gerak kasar, aktivitas peg
board, keseimbangan statis dan dinamis, dan diadokokinesis yang lebih baik pada
anak dengan gejala GSA yang lebih ringan.32 Penelitian oleh Sipes pada tahun
2011 dengan instrumen BISCUIT menunjukkan anak GSA dengan kemampuan
gerak kasar rendah memiliki nilai sosialisasi yang lebih buruk (rerata 20,46, SD
8,58) dibandingkan anak dengan kemampuan gerak kasar yang baik (rerata 17,94,
SD 8,57). Nilai BISCUIT yang lebih tinggi mencerminkan gangguan sosialisasi
yang lebih berat.16 Penelitian MacDonald menunjukkan bahwa skor kontrol objek
(rerata 30,2, SD 6,6) berdasarkan instrumen TGMD-2 merupakan prediktor untuk
kemampuan sosialisasi anak GSA dengan effect size 0,91 dan p < 0,05.17

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
14

Terapi yang tidak hanya memperbaiki sosialisasi tetapi juga kemampuan gerak
anak GSA diharapkan dapat menghasilkan luaran kemampuan adaptif yang lebih
baik di kehidupan anak GSA sehari-hari.14,15

2.5. Vineland Adaptive Behavior Scales edisi ke-2 (Vineland-II)

Vineland-II merupakan instrumen untuk menilai perilaku adaptif pada usia 0-90
tahun. Sampel normatif Vineland-II terdiri dari 2000 individu normal maupun
dengan disabilitas intelektual dan perkembangan, termasuk GSA, gangguan
pemusatan perhatian/ hiperaktivitas, gangguan pendengaran, atau populasi
berkebutuhan khusus lain. Instrumen ini merupakan kuesioner yang diisi dengan
wawancara terstruktur kepada orangtua, pengasuh, atau guru yang dapat
diselesaikan dalam waktu 25-90 menit. Sejak awal dikembangkan, instrumen
Vineland telah menjadi salah satu alat ukur terbaik untuk menilai keterampilan
sosial personal yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan
untuk evaluasi pasca-terapi.6

Empat domain yang dinilai pada Vineland-II adalah komunikasi, keterampilan


aktivitas harian, keterampilan gerak, dan sosialisasi. Indeks perilaku maladaptif
juga dapat diukur sebagai penilaian tambahan. Domain sosialisasi mencakup sub-
domain hubungan inter-personal, waktu bermain dan bersantai, serta keterampilan
coping sedangkan domain keterampilan gerak mencakup sub-domain gerak kasar
dan gerak halus. Sampel normatif untuk domain keterampilan gerak terdiri dari
anak usia 0-6 tahun sehingga skor standar untuk domain keterampilan gerak
hanya dapat dinilai untuk rentang usia tersebut.6 Klaster yang dinilai pada masing-
masing sub-domain diuraikan dalam Tabel 2.3. Penelitian ini membatasi lingkup
pembahasan hanya pada keterampilan gerak kasar dan kemampuan sosialisasi.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
15

Tabel 2.3. Klaster yang Dinilai pada Domain Sosialisasi dan Keterampilan
Gerak Vineland-II6

Klaster yang Dinilai


Domain Sosialisasi
Hubungan inter- 1. Memulai perilaku sosial 7. Pertemanan
personal 2. Merespons orang-orang 8. Menunjukkan kepedulian
(12 klaster) dekat/familiar terhadap orang lain
3. Menirukan 9. Kerjasama dan rasa keadilan
4. Mengekspresikan dan (fairness)
mengenali emosi 10. Kesesuaian perilaku dalam
5. Mengidentifikasi diri dan pergaulan
sesama 11. Keterampilan dalam percakapan
6. Perilaku menolong 12. Aktivitas kelompok
Waktu bermain 1. Mulai bermain 6. Mengikuti aturan dalam
dan bersantai 2. Bermain dengan teman permainan
(9 klaster) sebaya 7. Mengenali isyarat sosial
3. Aktivitas berpura-pura 8. Bepergian dengan teman-teman
4. Berbagi 9. Merencanakan dan mengatur
5. Melakukan permainan permainan

Keterampilan 1.Transisi/peralihan 7. Menjaga rahasia


coping 2.Mengikuti aturan 8. Mengendalikan amarah
(11 klaster) 3.Sikap saat makan (table 9. Keamanan fisis dan sosial
manners) 10. Membuat keputusan
4. Sikap verbal 11. Merencanakan
5. Peka dan pengertian kegiatan/pekerjaan
6. Meminta maaf
Domain Keterampilan Gerak
Gerak kasar 1. Duduk 9. Berjalan kaki
(13 klaster) 2. Mulai bergerak 10. Menangkap bola
3. Mulai berdiri dan berjalan 11. Mengendarai sepeda roda tiga
4. Melempar bola atau roda dua
5. Memanjat 12. Mengangkat dan membawa
6. Berlari benda
7. Menggunakan tangga 13. Stamina
8. Melompat
Gerak halus 1. Memegang benda 6. Menggambar dan menulis
(9 klaster) 2. Menyelesaikan tugas 7. Menggunakan gunting, selotip,
sederhana dengan 1 tangan dan lem
3. Menyelesaikan puzzle 8. Koordinasi gerak kompleks
4. Mewarnai 9. Menggunakan papan ketik
5. Membuka pintu dan gembok (keyboard)

Orangtua diminta menilai apakah anak telah mampu melakukan hal-hal yang
tertulis dalam kuesioner tersebut dengan skor 4, 3, 2, 1, atau 0. Skor ―4‖ jika
individu hampir selalu menunjukkan perilaku tersebut secara independen (tanpa
perlu dibantu atau diingatkan); ―hampir selalu‖ berarti minimal 90% dari seluruh
waktunya. Skor ―3‖ jika individu sering menunjukkan perilaku tersebut secara

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
16

independen; ―sering‖ berarti 50-89% dari seluruh waktunya. Skor ―2‖ jika
individu kadang-kadang menunjukkan perilaku tersebut secara independen;
―kadang-kadang‖ berarti 10-49% dari waktunya. Skor ―1‖ jika individu jarang
menunjukkan perilaku tersebut secara independen; ―jarang‖ berarti kurang dari
10% waktunya. Skor ―0‖ jika individu tidak pernah menunjukkan perilaku
tersebut, atau tidak pernah melakukannya secara independen.6

Nilai mentah dari tiap sub-domain akan dikonversi menjadi nilai v-scale sub-
domain (rerata 15, standar deviasi 3). Nilai v-scale sub-domain akan dijumlahkan
menjadi nilai standar domain (rerata 100, standar deviasi 15). Nilai v-scale sub-
domain dan nilai standar domain dapat dianalisis tersendiri ataupun digabungkan
menjadi adaptive behavior composite. Nilai domain dan sub-domain dinyatakan
dalam bentuk numerik, namun dapat dikategorikan menjadi rendah (low), rendah
menengah (moderately low), menengah (average), tinggi menengah (moderately
high), dan tinggi (high).6

Beberapa penelitian pada GSA pernah menggunakan Vineland untuk menilai


perilaku adaptif secara keseluruhan37-39 atau hanya menilai sebagian domain.13,40
Studi oleh Bishop41 dan Ventola13 menunjukkan nilai yang rendah pada domain
keterampilan sosialisasi pada anak GSA.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 3
KERANGKA KONSEP

Gangguan Spektrum Autisme DSM-IV TR


Karakteristik Klinis

Utama Penyerta

Gangguan interaksi sosial Retardasi mental


(sosialisasi)
Inatensi
Karakteristik dasar
Hiperaktivitas
Umur
Jenis kelamin
Gangguan obsesif kompulsif Status gizi
Gangguan
komunikasi
Psikosis
Perilaku, minat, dan
aktivitas yang terbatas Gangguan gerak halus Vineland Adaptive
dan repetitif Behavior Scales
Gangguan gerak kasar edisi ke-2
(Vineland-II)

Gangguan melakukan aktivitas sehari hari


Kecemasan, depresi
Kepercayaan diri rendah
Gangguan tidur
Penurunan prestasi akademis
Rentan menjadi korban/pelaku bullying

Diperiksa dengan

Memengaruhi / menyebabkan

Ruang lingkup penelitian

17 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik potong lintang. Data primer
kemampuan gerak kasar dan sosialisasi didapatkan dari instrumen Vineland-II.
Data karakteristik dasar subjek didapat dari wawancara kepada orangtua.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Klinik Anakku Kelapa Gading, Klinik Anakku Check My
Child (CMC) Kayu Putih (untuk kelompok GSA), serta Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) dan Taman Kanak-kanak (TK) Adik Irma, Jakarta
(untuk kelompok kontrol). Penelitian dilakukan pada Agustus - September 2013.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1 Populasi Target
Populasi target adalah semua anak dengan atau tanpa GSA di Indonesia.

4.3.2 Populasi Terjangkau


Kelompok GSA: Populasi terjangkau adalah semua anak dengan GSA yang
berobat di Klinik Anakku Kelapa Gading atau sudah mulai menjalani terapi di
Klinik Anakku CMC Kayu Putih, Jakarta, pada Agustus sampai September 2013.

Kelompok Kontrol: Populasi terjangkau adalah semua anak bukan GSA di TK


Adik Irma atau anak dari peserta pendidikan dokter anak RSCM.

4.3.3 Sampel Penelitian


Kelompok GSA: Sampel penelitian adalah semua anak pada populasi terjangkau
yang memenuhi kriteria.
 Kriteria Inklusi:
a. Usia 18 bulan sampai 6 tahun 11 bulan
b. Telah mampu duduk dan berjalan sendiri tanpa bantuan
 Kriteria Eksklusi:
a. Pernah menjalani terapi integrasi sensori selama lebih dari 3 bulan dalam 6
bulan terakhir di Klinik Anakku CMC

18 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
19

b. Orangtua menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

Kelompok Kontrol: Sampel penelitian adalah semua anak pada populasi


terjangkau yang memenuhi kriteria berikut dan telah melalui proses matching
dengan sampel pada kelompok GSA. Matching dilakukan pada variabel usia.

 Kriteria Inklusi:
a. Usia 18 bulan sampai 6 tahun 11 bulan
b. Telah mampu duduk dan berjalan sendiri tanpa bantuan
 Kriteria Eksklusi:
a. Anak dengan keterlambatan bicara
b. Anak dengan dugaan gangguan pendengaran
c. Anak dengan retardasi mental
d. Orangtua menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

4.4 Estimasi Besar Sampel


Pertanyaan penelitian (1) : Apakah kemampuan gerak kasar anak GSA (dinilai
dengan skor v-scale sub-domain motor kasar Vineland-II) lebih rendah
dibandingkan anak normal?

Besar sampel dihitung berdasarkan rumus beda rerata 2 kelompok berpasangan


[( ) ]
n1 = n2 = [ ]

Zα = nilai kritis dari α 0,05 one-tail = 1,64


Zβ = nilai kritis dari β 20% (power penelitian 80%) = 0,84
S = simpang baku nilai v-scale dari sampel normatif, yaitu 3
x1 – x2= perbedaan klinis yang diinginkan adalah 2
n1 = n2 = 13,8 = 14 total sampel 28 orang. (14 anak GSA, 14 kontrol)

Pertanyaan penelitian (2) Apakah kemampuan gerak kasar berhubungan dengan


kemampuan sosialisasi anak GSA?
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus beda rerata 2 kelompok tidak
berpasangan
[( ) ]
n = 2 x[ ]

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
20

Zα = nilai kritis dari α 0,05 one-tail = 1,64


Zβ = nilai kritis dari β 20% (power penelitian 80%) = 0,84
S = simpang baku nilai standar dari sampel normatif, yaitu 15
x1 – x2= perbedaan klinis yang diinginkan adalah 12
n = 19,2 = 20  = 20 anak GSA dengan gangguan gerak kasar
Prevalens gangguan gerak 59% pada anak GSA dari penelitian sebelumnya  besar
sampel yang diperlukan = 20/0,79 = 34 anak GSA

Penelitian ini merupakan penelitian awal dari penelitian lanjutan yang akan
menilai perbaikan kemampuan gerak anak pasca-terapi integrasi sensori, sehingga
penelitian ini juga memperhitungkan angka drop-out.  Angka drop out
diperkirakan 20% sehingga jumlah sampel yang direkrut adalah:
40 anak GSA berusia 2-6 tahun, 40 anak normal sebagai kontrol

4.5 Metode Pengambilan Sampel


Kelompok GSA: Sampel diambil secara konsekutif dari pasien-pasien yang
datang selama periode penelitian sampai besar sampel terpenuhi.
Kelompok Kontrol: Sampel diambil melalui proses matching usia dari anak tanpa
disabilitas putra/putri dari peserta pendidikan dokter anak RSCM atau di TK Adik
Irma.

4.6 Variabel Penelitian


 Variabel bebas: GSA (nominal), kemampuan gerak kasar (nominal)
 Variabel tergantung:
o nilai v-scale sub-domain gerak kasar (numerik), nilai standar
domain sosialisasi Vineland-II (numerik)

4.7 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vineland-II. Versi asli
Vineland-II terdiri dari 37 halaman kuesioner berbahasa Inggris yang diisi
dengan wawancara terstruktur kepada orangtua, pengasuh, atau guru yang
dapat diselesaikan dalam waktu 25-90 menit. Penelitian ini hanya
menggunakan domain sosialisasi dan sub-domain gerak kasar dari Vineland-

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
21

II, yaitu sebanyak 12 halaman kuesioner. Penyusun Vineland-II yaitu Sara


Sparrow pada buku panduannya menuliskan bahwa instrumen ini dapat
digunakan oleh pewawancara bilingual dengan bahasanya sendiri. Berikut
adalah pernyataan Sara Sparrow dalam Expanded Interview Form Manual
Vineland Adaptive Behavior Scales second edition.
“None of the Vineland-II forms have been published in languages other
than English and Spanish at this time. However, because the basis of the
Vineland-II semistructured interview is the use of questions and probes by
the interviewer, in the interviewer’s own words, the Expanded Interview
Form may be administered in any language by a bilingual interviewer. The
authors have found that the Vineland ABS has been used successfully with
respondents speaking a number of different languages”
Wawancara menggunakan instrumen Vineland-II pada penelitian ini
dilakukan oleh 1 peneliti yang sama untuk seluruh subjek penelitian.
Ketepatan terjemahan dan kemungkinan perbedaan persepsi telah diantisipasi
dengan proses back translate oleh penerjemah bilingual lain secara tersamar.
Perbandingan Vineland-II versi asli, terjemahan, dan back translate dapat
dilihat pada Lampiran 4.

4.8 Prosedur Penelitian


Seluruh orangtua dari anak dengan GSA yang memenuhi kriteria akan
diinformasikan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian ini. Orangtua
yang setuju untuk berpartisipasi akan diminta menandatangani lembar informed
consent. Peneliti mengisi formulir yang berisi data karakteristik subjek:
 Jenis kelamin
 Usia saat pertama kali didiagnosis GSA
 Tipe GSA menurut DSM-IV TR (gangguan autistik, gangguan Asperger,
atau PDD-NOS)
 Berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, status gizi

Sementara itu subjek untuk kelompok kontrol yaitu anak bukan GSA yang
memenuhi kriteria dan matched dalam usianya (± 3 bulan) akan diminta

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
22

berpartisipasi dalam penelitian. Informasi mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur


penelitian akan diberikan kepada orangtua. Orangtua yang setuju untuk
berpartisipasi akan diminta menandatangani lembar informed consent dan mengisi
formulir yang berisi data dasar/karakteristik subjek. Setelah tercapai jumlah
sampel yang diinginkan pengambilan sampel dihentikan.

Seluruh orangtua dari subjek yang terkumpul akan diwawancarai berdasarkan


kuesioner Vineland-II. Hasil pemeriksaan akan dirangkum dan diolah menjadi
skor kemampuan gerak kasar dan sosialisasi. Nilai yang didapat dalam
pemeriksaan tersebut akan diolah dengan uji statistik yang sesuai.

4.9 Alur Penelitian

Anak dengan GSA yang datang ke Klinik Anakku


Memenuhi kriteria (inklusi + eksklusi) = Kelompok GSA

Informed consent + formulir data dasar

Anak bukan GSA, memenuhi kriteria,


matching usia = Kelompok kontrol

Informed consent + formulir data dasar

Pemeriksaan Vineland-II
 Nilai v-scale sub-domain gerak kasar
 Nilai standar domain sosialisasi
 Profil kemampuan gerak kasar dan sosialisasi

Pengolahan data dengan SPSS 17.0 for windows

Pelaporan hasil penelitian

4.10 Batasan Operasional


GSA: adalah suatu kelainan perkembangan yang mencakup 2 domain utama,
yaitu (1) gangguan interaksi dan komunikasi sosial, (2) perilaku, minat, dan
aktivitas yang terbatas dan repetitif. (Diagnosis terkini menggunakan DSM-5

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
23

namun penelitian ini masih menggunakan pembagian gangguan autistik,


Asperger, dan PDD NOS menurut DSM-IV TR)

Gangguan autistik: anak didiagnosis gangguan autistik apabila memenuhi


kriteria berikut.

Tabel 4.1. Kriteria Diagnosis Gangguan Autistik, DSM-IV TR20

1. Enam atau lebih gejala dari (a), (b), and (c), dengan paling sedikit 2 dari (a) dan 1 dari
masing-masing (b) and (c)
(a). Gangguan kualitatif interaksi sosial, yang terlihat sebagai paling sedikit 2 dari
gejala berikut:
i. Gangguan yang jelas pada beberapa perilaku nonverbal (misalnya:
kontak mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang hidup, postur
tubuh dan sikap kurang mendukung untuk terciptanya interaksi sosial
yang optimal).
ii. Tidak mampu bermain dengan teman seumurnya dengan cara yang
sesuai.
iii. Kurangnya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau
kemampuan mencapai sesuatu hal dengan orang lain (misalnya: tidak
memperlihatkan atau membawa mainan pada orangtua, tidak
menunjuk ke suatu benda yang diminatinya).
iv. Kurangnya interaksi sosial timbal balik (misalnya: tidak berpartisipasi
aktif dalam bermain, lebih senang bermain sendiri).
(b). Gangguan kualitatif komunikasi, yang terlihat sebagai paling sedikit satu dari
gejala berikut:
i. Keterlambatan atau belum dapat mengucapkan kata-kata atau
berbicara, tanpa disertai usaha kompensasi dengan cara lain misalnya
dengan mimik atau bahasa tubuh.
ii. Bila dapat berbicara, terlihat gangguan memulai atau
mempertahankan komunikasi dengan orang lain.
iii. Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang, atau bahasa yang
tidak dapat dimengerti.
iv. Tidak adanya cara bermain yang bervariasi dan spontan, atau bermain
imitasi sosial yang sesuai dengan umur perkembangannya.
(c). Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan tidak berubah
(stereotipik), yang ditunjukkan dengan paling sedikit 1 dari gejala berikut:
i. Preokupasi pada satu atau beberapa pola minat yang terbatas dan
stereotipik yang menetap dan abnormal dalam intensitas dan fokus.
ii. Keterikatan pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional secara
kaku dan tidak fleksibel.
iii. Gerakan motorik yang streotipik dan berulang, misalnya flapping
tangan dan jari, atau gerakan tubuh yang kompleks.
iv. Preokupasi terhadap bagian dari benda.
2. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada keterampilan interaksi sosial, bahasa yang
digunakan sebagai komunikasi sosial, dan bermain simbolik atau imajinatif, yang
muncul sebelum umur 3 tahun.
3. Bukan lebih merupakan gejala gangguan Rett atau gangguan disintegratif masa kanak

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
24

Gangguan Asperger: anak didiagnosis sebagai gangguan Asperger jika


memenuhi kriteria berikut.

Tabel 4.2. Kriteria diagnosis untuk Gangguan Asperger, DSM-IV TR20

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (minimal memenuhi 2 kriteria berikut):


a. Gangguan yang jelas pada beberapa perilaku nonverbal (misalnya: kontak
mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang hidup, postur tubuh dan sikap
kurang mendukung untuk terciptanya interaksi sosial yang optimal).
b. Tidak mampu bermain dengan teman seumurnya dengan cara yang sesuai.
c. Kurangnya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau
kemampuan mencapai sesuatu hal dengan orang lain (misalnya: tidak
memperlihatkan atau membawa mainan pada orangtua, tidak menunjuk ke
suatu benda yang diminatinya).
d. Kurangnya interaksi sosial timbal balik (misalnya: tidak berpartisipasi aktif
dalam bermain, lebih senang bermain sendiri).
2. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik (minimal
memenuhi satu kriteria berikut):
a. Preokupasi pada satu atau beberapa pola minat yang terbatas dan stereotipik
yang menetap dan abnormal dalam intensitas dan fokus
b. Keterikatan pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional secara kaku dan
tidak fleksibel.
c. Gerakan motorik yang streotipik dan berulang, misalnya flapping tangan dan
jari, atau gerakan tubuh yang kompleks.
d. Preokupasi terhadap bagian dari benda.
3. Gangguan-gangguan tersebut secara klinis menyebabkan penurunan kemampuan dalam
fungsi sosial, prestasi sekolah dan fungsi-fungsi penting lain seorang anak.
4. Tidak dijumpai adanya kelambatan kemampuan berbahasa yang bermakna secara klinis
(misalnya anak mampu mengucapkan kata tunggal pada usia 2 tahun, mampu
mengucapkan frase yang komunikatif pada usia 3 tahun).
5. Tidak dijumpai adanya kelambatan perkembangan kognitif, keterampilan untuk
menolong diri sendiri yang sesuai dengan usia, perilaku adaptif (selain interaksi sosial),
serta keingintahuan akan lingkungan sekitarnya yang sesuai dengan taraf perkembangan
anak saat itu, yang bermakna secara klinis.
6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik lainnya dan
skizofrenia

PDD-NOS: diagnosis PDD-NOS digunakan bila terdapat gangguan berat dan


pervasif dalam interaksi sosial timbal balik disertai gangguan kemampuan
berkomunikasi verbal atau non-verbal, atau dengan adanya stereotipi perilaku,
minat dan aktivitas, yang tidak memenuhi kriteria PDD yang spesifik,
skizofrenia, gangguan kepribadian skizotipal, atau gangguan kepribadian

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
25

menghindar. Kategori ini juga mencakup autisme atipikal, yang tidak dapat
digolongkan sebagai gangguan autistik karena umur awitan yang lebih tua,
gejala yang tidak khas, gejala lebih ringan, atau semuanya.20

Anak normal: didefinisikan sebagai anak bukan GSA yang melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisis tidak menunjukkan keterlambatan bicara, gangguan
pendengaran, atau retardasi mental. Anak normal yang diikutsertakan dalam
penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 18 bulan hingga 6
tahun 11 bulan, dan telah mampu berjalan sendiri tanpa dibantu.

Sub-domain kemampuan gerak kasar: sub-domain dalam Vineland-II yang


mencakup 13 klaster yaitu duduk, mulai bergerak, mulai berdiri dan berjalan,
melempar bola, memanjat, berlari, menggunakan tangga, melompat, berjalan
kaki, menangkap bola, mengendarai sepeda, mengangkat dan membawa benda,
dan stamina.

Nilai v-scale sub-domain kemampuan gerak kasar: adalah nilai yang


didapatkan dari proses konversi nilai mentah sub-domain kemampuan gerak
kasar Vineland-II (konversi menggunakan tabel B.1 v-Scale Scores
Corresponding to Subdomain Raw Scores sesuai rentang usia masing-masing
subjek pada buku manual Vineland-II halaman 164-180). Nilai v-scale
memiliki rentang 1 sampai 24, rerata 15 dan standar deviasi 3. Nilai ini dapat
dikategorikan menjadi kemampuan rendah (≤ 9), menengah rendah (10 s.d. 12),
cukup baik (13 s.d. 17), menengah tinggi (18 s.d. 20), dan tinggi (≥ 21), sesuai
tabel C.4 Adaptive Levels Corresponding to Subdomain v-Scale Scores, and
Domain and Adaptive Behavior Composite Standard Scores pada buku manual
Vineland-II halaman 225. Untuk membandingkan kemampuan sosialisasi pada
anak GSA dengan atau tanpa gangguan gerak kasar, maka nilai v-scale tersebut
akan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
(1) ―di bawah normal‖ (rendah dan menengah rendah) = v-scale ≤ 12
(2) ―normal/tinggi‖ (cukup baik, menengah tinggi, tinggi) = v-scale > 12

Domain sosialisasi: domain dalam Vineland-II yang mencakup sub-domain


hubungan interpersonal, waktu bermain dan bersantai, serta kemampuan
coping.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
26

Nilai standar (standard score) domain sosialisasi: adalah nilai yang


didapatkan dari proses konversi nilai Vineland-II. Nilai mentah pada tiap sub-
domain sosialisasi (hubungan interpersonal, waktu bermain dan bersantai,
keterampilan coping) akan dikonversi menjadi nilai v-scale sub-domain
(konversi menggunakan tabel B.1 v-Scale Scores Corresponding to Subdomain
Raw Scores sesuai rentang usia masing-masing subjek pada buku manual
Vineland-II halaman 164-180), lalu dijumlahkan dan dikonversi lagi menjadi
nilai standar domain sosialisasi (konversi menggunakan tabel B.2 Standard
Scores Corresponding to Sums of Subdomain v-Scale Scores sesuai rentang
usia masing-masing subjek pada buku manual Vineland-II halaman 204-206).
Nilai standar domain sosialisasi dapat dikategorikan menjadi kemampuan
sosialisasi rendah (≤70), menengah rendah (71 s.d. 85), cukup baik (86 s.d.
114), menengah tinggi (115 s.d. 129), dan tinggi (≥ 130) sesuai tabel C.4
Adaptive Levels Corresponding to Subdomain v-Scale Scores, and Domain and
Adaptive Behavior Composite Standard Scores pada buku manual Vineland-II
halaman 225.

Usia saat pertama kali didiagnosis GSA: usia pasien saat pertama kali
didiagnosis GSA (di Klinik Anakku Kelapa Gading atau di tempat lain
sebelumnya).
Usia saat dilakukan penilaian: usia kronologis pasien dinyatakan dalam bulan
saat menjalani penilaian Vineland-II di Klinik Anakku.

Status gizi: ditentukan berdasarkan status antropometri, yaitu berat badan dan
tinggi badan diplot ke dalam kurva WHO 2005 (untuk subjek usia ≤5 tahun)
atau CDC 2000 (untuk subjek berusia lebih dari 5 tahun). Jika BB/TB anak
lebih dari 110% (CDC 2000) atau Z-score +2 SD (WHO 2005), maka status
gizi lebih atau obesitas ditentukan berdasarkan IMT/U. Subjek berusia 18 bulan
hingga 2 tahun menggunakan kurva IMT/U WHO 2005, sedangkan subjek
berusia lebih dari 2 tahun menggunakan kurva IMT/U CDC 2000. Subjek yang
―berisiko gizi lebih‖ pada kurva WHO 2005 akan dimasukkan ke dalam
kelompok ―gizi baik‖.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
27

Tabel 4.3. Status Gizi Berdasarkan Kurva CDC 2000 dan WHO 2005
CDC 2000 WHO 2005
Status gizi Batasan nilai Status gizi Batasan nilai
Berat Obesitas > 120% Obesitas z-score > 3SD
badan Gizi lebih 110 – 120% Gizi lebih z-score >2 s/d 3 SD
menurut Gizi baik 90 – 110% Berisiko gizi z-score >1 s/d 2 SD
tinggi lebih
badan Gizi kurang 70 – 90% Gizi baik z-score -2 s/d 1 SD
(BB/TB) Gizi buruk < 70% Gizi kurang z-score <-2 s/d -3 SD
Gizi buruk z-score < -3 SD
Indeks Obesitas ≥ persentil 95 Obesitas z-score > 3 SD
massa Gizi lebih ≥ persentil 85 Gizi lebih z-score >2 s/d 3 SD
tubuh Berisiko gizi z-score >1 s/d 2 SD
(IMT/U) lebih

4.11 Manajemen dan Analisis Data


Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS Statistics 17.0. Nilai p <0,05
dianggap bermakna secara statistik. Data deskriptif disajikan secara tekstular dan
tabular. Keterampilan gerak kasar disajikan dalam bentuk rerata dan standar
deviasi nilai v-scale sub-domain gerak kasar, sedangkan kemampuan sosialisasi
disajikan dalam bentuk rerata dan standar deviasi nilai standar domain sosialisasi,
nilai v-scale sub-domain hubungan interpersonal, waktu bermain dan bersantai,
dan keterampilan coping. Uji T-berpasangan digunakan untuk menilai apakah
terdapat perbedaan nilai v-scale keterampilan gerak kasar dan nilai standar
kemampuan sosialisasi antara kelompok GSA dengan kelompok kontrol (jika
sebaran data normal). Uji Wilcoxon digunakan sebagai uji non-parametrik
alternatif untuk data dengan sebaran tidak normal.

4.12 Etik Penelitian


Persetujuan etik penelitian diperoleh dari Panitia Tetap Etik Penelitian
Kedokteran/Kesehatan FKUI/RSCM. Seluruh orangtua dari subjek telah
menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan menandatangani
informed consent.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
28

BAB 5
HASIL PENELITIAN

5.1 Alur Subjek Penelitian


Penelitian dilakukan selama bulan Agustus - September 2013 dan
mengikutsertakan 40 subjek GSA di Klinik Anakku Kelapa Gading dan Klinik
Anakku CMC Kayu Putih. Kelompok kontrol sebanyak 40 subjek didapatkan
dengan melakukan matching usia.

5.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek penelitian yang mencakup jenis kelamin, usia, dan status gizi
diuraikan dalam Tabel 5.1. Distribusi usia subjek tidak normal dengan median
usia 2,9 tahun (rentang usia 1,5 – 6,4 tahun) dan sebagian besar memiliki status
gizi baik (85%). Satu subjek pada kelompok kontrol lahir prematur pada usia
gestasi 36 minggu sedangkan tidak ada subjek GSA yang lahir prematur. Subjek
pada kelompok GSA lebih banyak berjenis kelamin lelaki dengan rasio lelaki :
perempuan 4 : 1. Kelompok kontrol memiliki perbandingan lelaki dan perempuan
seimbang (1 : 1).

Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian


Karakteristik Kelompok GSA Kelompok kontrol
n=40 n=40
n (%) n (%)
Jenis kelamin
 Lelaki 32 (80%) 20 (50%)
 Perempuan 8 (20%) 20 (50%)
Usia (tahun)* 2,8 (1,5 – 6,1) 2,9 (1,6 – 6,4)
Status gizi
 Gizi kurang 1 (2,5%) 1 (2,5%)
 Gizi baik 32 (80%) 36 (90%)
 Gizi lebih atau obesitas 7 (17,5%) 3 (7,5%)
*Data disajikan dalam median (minimum-maksimum)

Berdasarkan pembagian diagnosis GSA menurut DSM-IV TR, PDD-NOS


merupakan diagnosis tersering (65%) pada anak GSA di penelitian ini, sedangkan

28 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
29

gangguan Asperger paling sedikit dengan proporsi 5%. Sebanyak 77,5% subjek
mendapatkan diagnosis GSA dari dokter atau psikolog pada usia kurang dari 3
tahun (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Karakteristik Kelompok GSA (n=40)


Karakteristik N %
Diagnosis GSA
 Gangguan autistik 12 30
 Gangguan Asperger 5 5
 PDD-NOS 26 65
Usia saat didiagnosis GSA
 Kurang dari 3 tahun 31 77,5
 Lebih dari 3 tahun 9 22,5

5.3 Perbandingan Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol


Konversi dari nilai mentah menjadi nilai v-scale sub-domain gerak kasar
kemudian dikelompokkan menjadi 5 kategori, seperti diuraikan dalam Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Berdasarkan Kategori v-scale


Vineland-II pada Kelompok GSA dan Kontrol
Kelompok GSA Kelompok Kontrol
n=40 n=40
n (%) n (%)
Sub-domain kemampuan gerak
kasar
Rendah 2 (5%) 0 (0%)
Menengah rendah 6 (15%) 0 (0%)
Cukup 23 (57,5%) 13 (32,5%)
Menengah tinggi 9 (22,5%) 21 (52,5%)
Tinggi 0 (0%) 6 (15%)

Kemampuan gerak kasar di bawah normal ditemukan pada 8 dari 40 (20%) anak
GSA. Dua subjek dalam kategori rendah adalah anak dengan gangguan autistik
berusia 3 tahun 8 bulan dan 6 tahun, sedangkan 6 subjek dalam kategori
menengah rendah terdiri dari 2 anak dengan gangguan autistik dan 4 anak dengan
PDD-NOS yang seluruhnya berusia lebih dari 3 tahun. Sebagian besar kelompok
kontrol berada dalam kategori cukup (32,5%) atau menengah tinggi (52,5%), dan
tidak ada subjek yang menunjukkan kemampuan gerak kasar di bawah normal.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
30

Kelompok kontrol menunjukkan nilai v-scale yang lebih tinggi dibandingkan


kelompok GSA untuk setiap rentang usia (Tabel 5.4). Perbedaan nilai v-scale
paling sedikit ditemukan pada usia 1-2 tahun (2,6 poin) sedangkan perbedaan
paling jauh pada usia 6 tahun (8 poin). Nilai v-scale kelompok GSA dan kontrol
berbeda bermakna secara statistik pada usia 1-2 tahun dan usia 3 tahun dengan
nilai p dan IK 95% tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4 Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol
untuk Setiap Rentang Usia (n=80)
V-scale sub- Usia
domain gerak 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
kasar* (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Kelompok GSA 16,8 (1,98) 13,4 (2,92) 12,0 (2,00) 13,0 (2,83) 9,0 (1,41)
Kelompok
19,4 (1,97) 18,2 (2,22) 17,7 (1,53) 16,5 (2,12) 17 (0,00)
Kontrol
p 0,000** 0,014** 0,093 0,295 0,205
IK 95% -3,731;-1,436 -8,317;-1,239 -13,652;2,319 -29,41;21,41 -39,27;24,27
*Data disajikan dalam rerata (standar deviasi)
**p<0,05, bermakna secara statistik dengan uji T-berpasangan

Data v-scale sub-domain gerak kasar kelompok GSA dan kelompok kontrol
memiliki distribusi normal. Subjek dengan gangguan autistik memiliki v-scale
13,7 (SD 3,82), gangguan Asperger 14,5 (SD 0,71), sedangkan PDD-NOS 15,8
(SD 2,73). Rerata v-scale gerak kasar pada kelompok GSA secara umum 15,1 (SD
3,12) sedangkan pada kelompok kontrol 18,7 (SD 2,09). Nilai v-scale gerak kasar
kedua kelompok berbeda bermakna berdasarkan uji T-berpasangan dengan p
0,000 (p<0,05) dan interval kepercayaan 95% (IK95%) -4,725;-2,525.

Kemampuan gerak kasar yang dinilai dengan instrumen Vineland-II mencakup 13


klaster yaitu duduk, mulai bergerak, mulai berdiri dan berjalan, melempar bola,
memanjat, berlari, menggunakan tangga, melompat, berjalan kaki, menangkap
bola, mengendarai sepeda, mengangkat dan membawa benda, dan stamina. Tabel
5.5 menunjukkan gambaran nilai mentah setiap klaster tersebut pada kelompok
GSA dan kontrol. Perbedaan nyata tampak pada klaster D (melempar bola), G
(menggunakan tangga), H (melompat), J (menangkap bola), dan K (mengendarai
sepeda).

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
31

Tabel 5.5 Gambaran Nilai Mentah dari 13 Klaster Kemampuan Gerak Kasar
Kelompok GSA dan Kontrol
Kelompok GSA Kelompok p
Kontrol (Uji
Klaster kemampuan gerak kasar Wilcoxon)
A. Duduk 20 (20-20) 20 (20-20) 1,000
B. Mulai bergerak 16 (12-16) 16 (16-16) 0,059
C. Mulai berdiri dan berjalan 28 (23-28) 28 (28-28) 0,180
D. Melempar bola 10 (0-16) 16 (10-16) 0,000*
E. Memanjat 12 (6-12) 12 (6-12) 0,111
F. Berlari 12 (0-12) 12 (7-12) 0,073
G. Menggunakan tangga 26 (1-28) 28 (18-28) 0,007*
H. Melompat 7 (0-23) 17 (1-24) 0,000*
I. Berjalan kaki 7 (0-12) 10,5 (2-12) 0,077
J. Menangkap bola 1,5 (0-9) 7 (0-12) 0,000*
K. Mengendarai sepeda 0 (0-12) 9 (0-16) 0,000*
L. Mengangkat dan membawa 4 (0-18) 4 (0-14) 0,781
benda
M. Stamina 5,5 (0-10) 5,5 (0-12) 0,872
Data disajikan dalam median (minimum-maksimum)
*p<0,05, bermakna secara statistik berdasarkan Uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon digunakan karena
sebaran data tidak normal sehingga syarat uji parametrik tidak terpenuhi

Kemampuan melempar bola, menggunakan tangga, melompat, menangkap bola,


dan mengendarai sepeda yang lebih rendah pada anak GSA dibandingkan anak
normal diuraikan lebih detil pada Tabel 5.6 sampai 5.10. Proporsi dihitung dari
jumlah subjek pada setiap kelompok (GSA atau kontrol) yang mampu melakukan
kegiatan atau gerakan tersebut dengan frekuensi ―hampir selalu‖ (skor 4) dan
―sering‖ (skor 3).

Tabel 5.6 Kemampuan Melempar Bola pada Setiap Rentang Usia (n=80)
Proporsi subjek yang hampir Usia
selalu atau sering mampu 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
melakukan hal berikut * (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Menggelindingkan GSA 15/24 4/9 2/3 2/2 2/2
bola ketika duduk di
Kontrol 23/24 9/9 3/3 2/2 2/2
lantai
Melempar bola GSA 16/24 4/9 2/3 2/2 2/2
Kontrol 24/24 9/9 3/3 2/2 2/2
Menendang bola GSA 14/24 3/9 2/3 1/2 1/2
Kontrol 22/24 9/9 3/3 2/2 2/2
Melempar bola ke arah GSA 4/24 1/9 2/3 1/2 1/2
tertentu Kontrol 22/24 9/9 3/3 2/2 2/2
*Jumlah subjek yang hampir selalu atau sering mampu / total subjek dalam kelompok
usia tersebut

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
32

Tabel 5.6 menunjukkan keterlambatan kemampuan memanipulasi bola pada anak


GSA dibandingkan kontrol. Hampir seluruh anak usia 1-3 tahun pada kelompok
kontrol mampu menggelindingkan bola, melempar bola, dan menendang bola
sedangkan hanya sebagian anak GSA yang mampu melakukannya.

Tabel 5.7 Kemampuan Menggunakan Tangga pada Setiap Rentang Usia (n=80)
Proporsi subjek yang hampir Usia
selalu atau sering mampu 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
melakukan hal berikut * (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Merangkak/merayap GSA 23/24 8/9 3/3 2/2 2/2
menaiki tangga Kontrol 24/24 9/9 3/3 2/2 2/2
Merangkak/ merayap GSA 21/24 8/9 3/3 2/2 2/2
menuruni tangga Kontrol 23/24 9/9 3/3 2/2 2/2
Berjalan menaiki GSA 23/24 8/9 3/3 2/2 2/2
tangga 2 kaki tiap
Kontrol 24/24 9/9 3/3 2/2 2/2
anak tangga
Berjalan menuruni GSA 19/24 8/9 3/3 2/2 2/2
tangga 2 kaki tiap
Kontrol 23/24 9/9 3/3 2/2 2/2
anak tangga
Berjalan menaiki GSA 19/24 8/9 2/3 2/2 2/2
tangga bergantian
Kontrol 23/24 9/9 3/3 2/2 2/2
kaki kiri dan kanan
Berjalan menuruni GSA 13/24 4/9 1/3 2/2 1/2
tangga tangga
bergantian kaki kiri Kontrol 22/24 9/9 3/3 2/2 2/2
dan kanan
Menaiki >= 8 anak GSA 15/24 8/9 2/3 1/2 1/2
tangga dengan
Kontrol 16/24 9/9 3/3 2/2 2/2
kecepatan normal
*Jumlah subjek yang hampir selalu atau sering mampu / total subjek dalam kelompok
usia tersebut

Anak GSA menunjukkan kemampuan menggunakan tangga yang lebih buruk


dibandingkan kontrol pada Tabel 5.7. Seluruh anak usia 3-6 tahun pada kelompok
kontrol mampu melakukan gerakan berjalan naik dan turun tangga dengan kedua
kaki atau satu kaki bergantian menapak pada anak tangga, sedangkan proporsi
anak GSA yang mampu melakukannya lebih sedikit.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
33

Tabel 5.8 Kemampuan Melompat pada Setiap Rentang Usia (n=80)


Proporsi subjek yang hampir Usia
selalu atau sering mampu 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
melakukan hal berikut * (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Lompat ke atas GSA 15/24 7/9 2/3 2/2 1/2
dengan 2 kaki Kontrol 20/24 8/9 3/3 2/2 2/2
Lompat ke depan GSA 7/24 6/9 1/3 2/2 1/2
minimal 3 kali
Kontrol 16/24 7/9 3/3 2/2 2/2
dengan 2 kaki
Berdiri dengan 1 GSA 3/24 2/9 0/3 1/2 0/2
kaki selama ≥2 detik Kontrol 13/24 7/9 3/3 2/2 2/2
Lompat dengan 1 GSA 2/24 1/9 1/3 1/2 0/2
kaki tanpa terjatuh,
boleh sambil Kontrol 11/24 7/9 3/3 2/2 2/2
berpegangan
Lompat ke depan GSA 1/24 1/9 0/3 1/2 0/2
dengan 1 kaki,
Kontrol 8/24 7/9 2/3 2/2 2/2
dengan mudah
Lompat ke depan GSA 0/24 1/9 0/3 1/2 0/2
sejauh 1,5 m Kontrol 0/24 5/9 1/3 1/2 2/2
*Jumlah subjek yang hampir selalu atau sering mampu / total subjek dalam kelompok
usia tersebut

Kemampuan melompat anak GSA lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol,


seperti dapat dilihat pada Tabel 5.8. Perbedaan yang nyata terutama terlihat pada
gerakan melompat dengan 1 kaki, ke atas maupun ke depan. Hanya 5 dari 40 anak
GSA yang mampu melompat dengan 1 kaki tanpa terjatuh. Gerakan berdiri
dengan 1 kaki juga sulit dilakukan oleh anak GSA yaitu hanya 6 dari 40 anak
GSA yang mampu melakukannya.

Tabel 5.9 Kemampuan Menangkap Bola pada Setiap Rentang Usia (n=80)
Proporsi subjek yang hampir Usia
selalu atau sering mampu 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
melakukan hal berikut * (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Menangkap bola kecil GSA 2/24 2/9 0/3 1/2 0/2
dari 1-1,5 m dengan
Kontrol 15/24 8 /9 2/3 2/2 2/2
merentang kedua tangan
Menangkap bola besar GSA 3/24 2/9 1/3 2/2 0/2
dari minimal 2 m dengan
Kontrol 11/24 5/9 2/3 2/2 2/2
kedua lengan/ tangan
Menangkap bola GSA 0/24 0/9 0/3 1/2 0/2
seukuran bola tenis dari
Kontrol 3/24 4/9 2/3 1/2 1/2
minimal 3 m
*Jumlah subjek yang hampir selalu atau sering mampu / total subjek dalam kelompok
usia tersebut

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
34

Kemampuan melakukan gerakan menangkap bola pada kelompok kontrol tampak


meningkat seiring pertambahan usia, dan pada usia 5-6 tahun mereka mampu
menangkap bola kecil maupun besar pada jarak minimal 2 meter (Tabel 5.9).
Anak GSA menunjukkan kemampuan menangkap bola yang lebih rendah. Hanya
5 dari 40 anak GSA yang mampu menangkap bola kecil dari jarak 1-1,5 m
sedangkan untuk gerakan menangkap bola besar dari jarak minimal 2 meter hanya
8 dari 40 anak GSA yang mampu melakukannya.

Tabel 5.10 Kemampuan Bersepeda pada Setiap Rentang Usia (n=80)


Proporsi subjek yang hampir Usia
selalu atau sering mampu 1-2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun
melakukan hal berikut * (n=48) (n=18) (n=6) (n=4) (n=4)
Bersepeda roda 3 GSA 5/24 2/9 2/3 1/2 1/2
sejauh minimal 2 m Kontrol 18/24 9/9 3/3 2/2 2/2
Bersepeda roda 3 GSA 4/24 2/9 2/3 1/2 1/2
mengitari sudut Kontrol
13/24 9/9 3/3 2/2 2/2
ruangan
Bersepeda roda 2 GSA 0/24 1/9 1/3 0/2 0/2
dengan training wheel Kontrol 6/24 8/9 1/3 2/2 2/2
Bersepeda roda 2 tanpa GSA 0/24 0/9 0/3 0/2 0/2
training wheel Kontrol 0/24 2/9 1/3 0/2 1/2
*Jumlah subjek yang hampir selalu atau sering mampu / total subjek dalam kelompok
usia tersebut

Kemampuan bersepeda anak GSA tampak lebih rendah dibandingkan kelompok


kontrol (Tabel 5.10). Seluruh anak pada kelompok kontrol mampu bersepeda roda
tiga sejak usia 3 tahun sedangkan pada usia 3 tahun hanya 2 dari 9 anak GSA
yang mampu melakukannya.

5.4 Perbandingan Kemampuan Sosialisasi Kelompok GSA dan Kontrol


Kemampuan sosialisasi yang dinilai dengan instrumen Vineland-II mencakup sub-
domain hubungan interpersonal, waktu bermain dan bersantai, serta kemampuan
coping. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa 60% subjek GSA memiliki kemampuan
sosialisasi yang rendah atau menengah rendah (di bawah normal), sedangkan
tidak ada subjek pada kelompok kontrol yang memiliki kemampuan sosialisasi di
bawah normal. Nilai sub-domain hubungan interpersonal pada 90% subjek GSA
berada di bawah normal, sedangkan hanya 1 (2,5%) kontrol yang berada pada

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
35

kategori menengah rendah. Nilai sub-domain kemampuan bermain dan bersantai


di bawah normal pada 65% subjek GSA sedangkan kemampuan coping
dikategorikan di bawah normal pada 20% subjek GSA.

Tabel 5.11 Gambaran Kemampuan Sosialisasi Berdasarkan Vineland-II pada


Kelompok GSA dan Kontrol
Kelompok GSA Kelompok Kontrol
n=40 n=40
n (%) n (%)
Domain kemampuan sosialisasi
Rendah 8 (20%) 0 (0%)
Menengah rendah 16 (40%) 0 (0%)
Cukup baik 16 (40%) 25 (62,5%)
Menengah tinggi 0 (0%) 12 (30%)
Tinggi 0 (0%) 3 (7,5%)
Sub-domain hubungan
interpersonal
Rendah 23 (57,5%) 0 (0%)
Menengah rendah 13 (32,5%) 1 (2,5%)
Cukup baik 4 (10%) 18 (45%)
Menengah tinggi 0 (0%) 18 (45%)
Tinggi 0 (0%) 3 (7,5%)
Sub-domain waktu bermain dan
bersantai
Rendah 12 (30%) 0 (0%)
Menengah rendah 14 (35%) 0 (0%)
Cukup baik 14 (35%) 26 (65%)
Menengah tinggi 0 (0%) 13 (32,5%)
Tinggi 0 (0%) 1 (2,5%)
Sub-domain kemampuan coping
Rendah 0 (0%) 0 (0%)
Menengah rendah 8 (20%) 0 (0%)
Cukup baik 30 (75%) 22 (55%)
Menengah tinggi 2 (5%) 15 (37,5%)
Tinggi 0 (0%) 3 (7,5%)

Anak GSA dengan diagnosis gangguan autistik memiliki rerata terendah yaitu
75,6 (SD 12,04), diikuti dengan PDD-NOS 83,6 (SD 12,2) dan gangguan
Asperger 96,0 (SD 5,66). Rerata nilai standar domain sosialisasi pada kelompok
GSA adalah 81,8 (SD 12,71) sedangkan kelompok kontrol 112,7 (SD 11,45).
Perbedaan tersebut bermakna berdasarkan uji T-berpasangan dengan p 0,000
(p<0,05) dan IK95% -36,284;-25,516. Rerata nilai v-scale sub-domain hubungan

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
36

interpersonal, waktu bermain dan bersantai, serta kemampuan coping kelompok


GSA juga lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol dengan p 0,000 (p<0,05),
seperti dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Perbandingan Nilai Domain dan Sub-domain Sosialisasi pada


Kelompok GSA dengan Kelompok Kontrol
Kelompok Kelompok p (IK95%)
GSA Kontrol

Nilai standar domain 81,8 (12,71) 112,7 (11,45) 0,000*


kemampuan sosialisasi^ (-36,284;-25,516)
V-scale sub-domain 9 (3 – 15) 18 (12 – 23) 0,000*
hubungan interpersonal#
V-scale sub-domain 11,2 (3,20) 16,9 (2,32) 0,000*
waktu bermain dan (-6,875;-4,525)
bersantai^
V-scale sub-domain 15 (10 – 18) 17 (13 – 24) 0,000*
kemampuan coping#
^Data disajikan dalam rerata (standar deviasi), uji hipotesis dengan uji T berpasangan
#
Data disajikan dalam median (nilai minimum-maksimum), uji hipotesis dengan uji Wilcoxon
*Secara statistik bermakna bila p<0,05

5.5 Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dan Kemampuan Sosialisasi pada


Anak GSA
Nilai v-scale sub-domain kemampuan gerak kasar dikelompokkan menjadi 2
kategori yaitu di bawah normal (rendah dan menengah rendah) dan normal/tinggi
(cukup baik, menengah tinggi, tinggi). Kemampuan sosialisasi pada subjek GSA
terdiri dari kategori rendah, menengah rendah, dan cukup baik dan diuraikan
untuk setiap kategori kemampuan gerak kasar pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13 Gambaran Kemampuan Sosialisasi Anak GSA pada Kelompok


dengan Kemampuan Gerak di Bawah Normal atau Normal/Tinggi (n=40)
Sub-domain kemampuan Domain kemampuan sosialisasi
gerak kasar Rendah Menengah Cukup baik
rendah
Di bawah normal 5 (62,5%) 3 (37,5%) 0 (0%)
Normal/tinggi 3 (9,4%) 13 (40,6%) 16 (50%)

Seluruh subjek dengan kemampuan gerak kasar di bawah normal menunjukkan


kemampuan sosialisasi yang rendah/menengah rendah, sedangkan seluruh subjek

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
37

dengan kemampuan sosialisasi cukup baik memiliki kemampuan gerak kasar yang
normal/tinggi.

Perbandingan nilai kemampuan sosialisasi antara anak GSA dengan kemampuan


gerak kasar di bawah normal (ada gangguan gerak kasar) dan normal/tinggi (tidak
ada gangguan gerak kasar) ditampilkan dalam Tabel 5.14. Uji T tidak
berpasangan menunjukkan subjek GSA dengan gangguan gerak kasar
menunjukkan nilai standar domain dan v-scale sub-domain sosialisasi yang lebih
rendah daripada subjek GSA tanpa gangguan gerak kasar. Perbedaan tersebut
bermakna secara statistik (p<0,05) dengan interval kepercayaan tidak melewati
angka nol.

Tabel 5.14 Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dengan Kemampuan Sosialisasi


pada Anak GSA
Kelompok kemampuan gerak Uji T-
kasar tidak berpasangan
Di bawah Normal/tinggi p (IK95%)
normal
Nilai standar domain 66,6 (6,50) 85,7 (10,90) 0,000*
kemampuan sosialisasi (-25,327;-12,736)
V-scale sub-domain 6,1 (1,46) 9,9 (2,40) 0,000*
hubungan interpersonal (-5,185;-2,378)
V-scale sub-domain 8,4 (2,13) 11,9 (3,05) 0,004*
waktu bermain dan (-5,856;-1,207)
bersantai
V-scale sub-domain 12,0 (1,07) 15,2 (1,61) 0,000*
kemampuan coping (-4,376;-1,937)
Data disajikan dalam rerata (standar deviasi)
*Secara statistik bermakna bila p<0,05

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 6
PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik potong lintang yang bertujuan
untuk mengetahui gambaran kemampuan gerak kasar dan sosialisasi anak dengan
GSA dibandingkan anak normal, serta perbedaan kemampuan sosialisasi antara
anak GSA dengan atau tanpa gangguan gerak kasar. Penelitian ini dilakukan di
Klinik Anakku Kelapa Gading, Klinik Anakku CMC Kayu Putih, RSCM, dan TK
Adik Irma Jakarta dalam kurun waktu Agustus-September 2013.

6.1 Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini adalah studi pertama di Indonesia yang membandingkan
kemampuan gerak kasar anak GSA dengan anak normal menggunakan instrumen
Vineland-II. Penelitian ini membuka wawasan dalam bidang Neurologi dan
Tumbuh Kembang Anak bahwa gangguan gerak kasar tidak hanya dialami oleh
anak GSA tipe gangguan Asperger, seperti selama ini tercantum pada salah satu
kriteria DSM-IV TR.20 Penelitian ini justru menemukan gangguan gerak kasar
pada gangguan autistik dan PDD-NOS.

Instrumen Vineland-II memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Sara Sparrow
dalam buku manual Vineland-II menyatakan bahwa instrumen tersebut dapat
digunakan tanpa translasi/penerjemahan jika digunakan oleh pewawancara
bilingual, namun penelitian ini tidak melakukan adaptasi kultural sehingga
penarikan kesimpulan perlu dilakukan dengan hati-hati. Penilaian sub-domain
gerak kasar mencakup kemampuan berjalan dan berlari, melempar dan
menangkap bola, memanjat, menggunakan tangga, melompat, mengendarai
sepeda, mengangkat dan membawa benda, dan stamina, bersifat universal untuk
anak Indonesia maupun populasi normatif di Amerika, sehingga nilai referensi
dan cut-off untuk penentuan nilai normal dapat digunakan juga pada populasi
penelitian ini. Penilaian domain sosialisasi berbeda dengan kemampuan gerak
kasar. Kemampuan sosialisasi anak dinilai berdasarkan ekspektasi masyarakat
setempat, sehingga nilai referensi populasi normatif di Amerika mungkin tidak

38 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
39

sepadan dengan nilai normal anak Indonesia. Studi ini berusaha meminimalkan
bias kultural ini dengan cara mengikutsertakan kelompok kontrol. Pencapaian
anak GSA berdasarkan instrumen Vineland-II dibandingkan dengan anak normal
yang dibesarkan dalam budaya masyarakat yang sama yaitu Indonesia. Perbedaan
nilai yang dicapai antara kedua kelompok merupakan parameter yang lebih
dipercaya daripada klasifikasi ―rendah‖, ―menengah rendah‖, ―cukup baik‖,
―menengah tinggi‖, dan ―tinggi‖ pada domain sosialisasi karena klasifikasi
tersebut dibuat berdasarkan cut off nilai pada populasi Amerika. Kelebihan lain
penelitian ini adalah subjek yang berusia 18 bulan – 6 tahun. Gangguan gerak
kasar pada GSA mulai dapat dideteksi sejak usia 14 bulan, semakin nyata pada 24
bulan,19 dan harus diterapi sebelum anak bersekolah yaitu 6 tahun,13 sehingga
hasil penelitian ini diharapkan dapat mendeteksi gangguan gerak kasar secara dini
dan dapat menjadi masukan untuk upaya memperbaiki kemampuan gerak dan
sosialisasi anak sebelum memulai interaksi nyata dengan teman-teman di sekolah.

Derajat beratnya gangguan gerak kasar dan kemampuan sosialisasi dapat


dipengaruhi oleh faktor perancu seperti jenis kelamin, tingkat kognitif, dan derajat
beratnya GSA. Faktor perancu yang tidak diperhitungkan ini menjadi kelemahan
dan penelitian ini tidak dapat menilai hubungan murni antara gangguan gerak
kasar dengan kemampuan sosialisasi. Interpretasi gambaran kemampuan
sosialisasi pada anak GSA yang mengalami gangguan gerak kasar dan yang
memiliki kemampuan gerak kasar normal pada penelitian ini perlu dilakukan
dengan hati-hati.

Penilaian Vineland-II dilakukan berdasarkan informasi dari orangtua. Orangtua di


satu sisi paling tepat untuk menilai kemampuan tertinggi yang dapat dicapai anak
karena skor ditentukan bukan semata-mata dari performa anak saat diuji. Penilaian
sewaktu yang umumnya dilakukan dengan instrumen selain Vineland-II
dikhawatirkan tidak menggambarkan kemampuan sebenarnya karena anak GSA
banyak mengalami kendala memahami instruksi verbal dari orang yang tidak
familiar seperti peneliti/dokter/terapis. Akurasi Vineland-II yang sangat
bergantung pada kejujuran dan objektivitas orangtua tanpa pembuktian langsung
pada anak menjadi keterbatasan penelitian ini.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
40

6.2 Karakteristik Subjek Penelitian


Subjek penelitian terdiri dari 40 anak GSA dan 40 kontrol dengan rasio lelaki :
perempuan 4 : 1 di kelompok GSA dan 1 : 1 di kelompok kontrol. Rasio ini sesuai
dengan data survei kesehatan nasional di Amerika dari anak GSA usia 3-17 tahun
yang menunjukkan komposisi jenis kelamin lelaki 79% dan perempuan 21%
(rasio lelaki : perempuan 4 : 1).42 Rasio lelaki : perempuan dari penelitian lain
bervariasi dari 3 : 15 sampai 6 : 1.24,43 Prematuritas diketahui merupakan salah
satu faktor yang berkontribusi pada terjadinya GSA dan derajat beratnya GSA.
Penelitian survei oleh Movsas, 2012, pada orangtua dari 4.188 anak GSA
melaporkan keterlambatan kemampuan gerak pada 66,3% anak GSA yang lahir
pada usia gestasi kurang dari 34 minggu, proporsi yang lebih besar daripada anak
GSA yang lahir pada usia gestasi 34-36 minggu (55%), usia gestasi 37-41 minggu
(44,2%) dan usia gestasi ≥42 minggu (51,7%).44 Subjek dengan riwayat
prematuritas pada penelitian ini hanya ditemukan pada kelompok kontrol,
sehingga kelahiran prematur tidak menjadi faktor perancu yang dapat
memengaruhi nilai gerak kasar subjek GSA pada penelitian ini.

Penelitian ini mendapatkan proporsi gizi lebih/obesitas 17,5% pada anak GSA
sedangkan kelompok kontrol 7,5%. Proporsi gizi lebih/obesitas pada GSA ini
masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan proporsi balita gemuk 14%
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2010.45 Temuan
serupa dilaporkan oleh survei kesehatan nasional Amerika. Populasi anak GSA
rentan mengalami obesitas karena masalah perilaku, fisik, dan psikososial yang
mereka alami. Gangguan keterampilan gerak seperti keterlambatan pencapaian
milestone, tonus otot rendah, dan instabilitas postural pada anak GSA membatasi
partisipasi anak dalam olahraga atau aktivitas fisis. Gangguan interaksi sosial juga
membuat anak jarang berpartisipasi dalam permainan aktif dengan teman
sebayanya.42 Faktor lain yang dapat berperan adalah kecenderungan anak GSA
lebih menyukai jenis makanan tertentu, khususnya makanan manis dan padat
energi (misalnya kue, nugget ayam, hotdog, selai kacang) dan makanan tersebut
sering dijadikan imbalan untuk memotivasi anak mengikuti instruksi dalam sesi
terapi atau aktivitas sehari-hari.46 Selain faktor imbang energi positif tersebut

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
41

terdapat dugaan bahwa gizi lebih dan obesitas pada GSA terkait dengan gangguan
sistem neuroregulasi serotonergik, dopaminergik, dan neuropeptida Y, atau
disregulasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal.47

6.3 Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Kelompok GSA dan Kontrol


Anak GSA pada penelitian ini menunjukkan kemampuan gerak kasar yang lebih
rendah secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Temuan ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya oleh Perry dkk pada 290 anak GSA berusia 22 - 71
bulan di Kanada yang menggunakan instrumen Vineland. Penelitian tersebut
mendapatkan rerata nilai standar domain kemampuan gerak anak GSA 62,6,
berada dalam kategori rendah.5

Subjek dengan gangguan autistik memiliki v-scale paling rendah dibandingkan


gangguan Asperger dan PDD-NOS. Penelitian sebelumnya oleh Ghaziuddin tahun
1998 juga melaporkan temuan serupa yaitu anak dengan gangguan autistik
menunjukkan gangguan gerak yang paling berat dibandingkan gangguan Asperger
dan PDD-NOS, tetapi ternyata perbedaan tersebut tidak bermakna setelah
dilakukan penyesuaian terhadap nilai IQ sebagai perancu. Anak dengan gangguan
autistik memiliki kemampuan gerak yang buruk mungkin berkaitan dengan fungsi
kognitif atau kemampuan umum yang lebih rendah dibandingkan kedua kelompok
GSA lainnya.48

Sebanyak 20% anak GSA menunjukkan kemampuan gerak kasar di bawah normal
berdasarkan Vineland-II. Bukti gangguan gerak pada anak GSA ditemukan pada
penelitian Dewey yang menggunakan instrumen Bruininks-Oseretsky Test of
Motor Proficiency (BOT). Pada penelitian Dewey 59% anak GSA menunjukkan
gangguan gerak.11 Penelitian lainnya menggunakan instrumen Movement
Assessment Battery for Children (MABC) dan mendapatkan gangguan gerak pada
79% dari 101 anak GSA.12 Studi menggunakan Vineland-II menunjukkan rerata
skor standar kemampuan gerak anak GSA berada di bawah anak normal.6

Beberapa faktor dapat menyebabkan angka kejadian gangguan gerak kasar pada
penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya. Pertama,
penelitian Green menggunakan subjek usia 9-12 tahun, penelitian Dewey

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
42

menggunakan subjek usia 5 – 18 tahun, lebih tua daripada usia subjek pada
penelitian ini. Semakin tua usia anak GSA, diduga gangguan gerak semakin
prominen sehingga persentase subjek dengan gangguan gerak akan lebih besar.
Dugaan tersebut didukung oleh penelitian ini (Tabel 5.4) yaitu perbedaan nilai v-
scale antara kelompok GSA dan kontrol paling jauh ditemukan pada usia 6 tahun
(8 poin) sedangkan perbedaan paling sedikit pada usia 18 bulan – 2 tahun (2,6
poin). Seluruh subjek dengan kemampuan gerak kasar di bawah normal (8 anak
GSA) pada penelitian ini pun berusia lebih dari 3 tahun. Penelitian Perry dan
Kanne juga menunjukkan yaitu usia berkorelasi negatif dengan skor standar
Vineland. Skor standar akan menurun seiring pertambahan usia pada GSA.5,24
Kecepatan perkembangan kemampuan gerak anak lebih lambat daripada
pertambahan usia, sehingga gap atau perbedaan antara skor aktual mereka dengan
skor yang diharapkan untuk anak seusianya semakin jauh dari waktu ke waktu.
Hal ini terjadi mungkin karena kemampuan gerak kasar khususnya mengontrol
objek (melempar atau menendang bola) sangat bergantung pada kekerapan
melakukannya. Kurangnya latihan dan pengalaman pada anak GSA
mengakibatkan perbedaan kemampuan gerak kasar anak GSA dengan anak
normal semakin jauh seiring bertambahnya usia.30

Faktor kedua yang menyebabkan persentase gangguan gerak kasar pada penelitian
ini lebih rendah adalah perbedaan instrumen yang digunakan. Penelitian Dewey
menggunakan BOT sedangkan Green menggunakan MABC. Beberapa item
penilaian MABC dan BOT memerlukan pemahaman anak terhadap instruksi dan
kedua peneliti tersebut mengungkapkan bahwa defisit gerak pada anak GSA
sangat nyata pada gerakan yang diinstruksikan secara verbal dan gerakan meniru
(imitasi).11,12 Studi lain oleh Scattone juga mendapatkan skor kemampuan gerak
Vineland-II secara signifikan lebih tinggi daripada Bayley-III. Bayley-III
dilakukan dengan instruksi dan observasi langsung pada anak.49 Instrumen yang
berbasis instruksi dapat menyebabkan skor kemampuan gerak anak tidak optimal
karena anak tidak mampu memahami dan melakukan instruksi, bukan karena ia
tidak mampu melakukan gerakan tersebut. Kendala tersebut tidak ditemukan pada
penelitian ini karena Vineland menilai kemampuan anak berdasarkan informasi

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
43

dari orangtua, bukan berdasarkan kemampuan anak melakukan gerakan yang


diinstruksikan.

Setiap instrumen perkembangan memiliki karakteristik penilaian masing-masing.


Vineland-II menilai kemampuan gerak kasar dalam beberapa klaster yaitu duduk
tegak, berdiri, berjalan, melempar bola, memanjat, berlari, menggunakan tangga,
melompat, berjalan kaki, menangkap bola, bersepeda, mengangkat dan membawa
benda, dan stamina. Kemampuan gerak kasar pada BOT mencakup koordinasi
gerak (kiri-kanan, lempar-tangkap bola), keseimbangan, kecepatan berlari,
ketangkasan, dan kekuatan,11 sedangkan MABC menilai keterampilan lempar-
tangkap bola (ball skill) dan keseimbangan statis/dinamis.12 Penelitian ini
menunjukkan bahwa anak GSA memiliki kemampuan gerak yang rendah
khususnya dalam menangkap dan melempar bola, melompat, dan bersepeda. Jika
subjek pada penelitian ini dinilai menggunakan instrumen yang berbeda (BOT
atau MABC) mungkin akan didapatkan persentase gangguan gerak yang lebih
tinggi karena klaster yang terganggu pada GSA mendapat proporsi penilaian yang
besar pada instrumen tersebut. Di sisi lain, rendahnya proporsi gangguan gerak
pada penelitian ini mungkin terjadi karena nilai yang rendah pada melempar dan
menangkap bola, melompat, serta besepeda tersamar oleh nilai yang cukup baik
pada klaster lain (berjalan, berlari, mengangkat benda, stamina, dll).

Penelitian ini menemukan bahwa 9 subjek GSA memiliki kemampuan gerak kasar
kategori menengah tinggi. Faktor informasi yang tidak akurat dari orangtua
(overestimation) perlu dipikirkan sebagai penyebab, namun faktor penyebab lain
yang mungkin adalah kemampuan gerak kasar 9 subjek tersebut memang tidak
lebih rendah dibandingkan anak seusianya, namun menyimpang. Anak dapat
memiliki kemampuan berlari dan stamina di atas rata-rata namun tidak mampu
melempar atau menendang bola dengan baik, sehingga ketika nilai tiap klaster
dijumlahkan masih menghasilkan nilai yang baik.49 Gangguan perkembangan
dapat terjadi dalam 2 pola yaitu keterlambatan (delay) dan penyimpangan
(deviance/deficit). Keterlambatan berarti perkembangan anak setara dengan anak
yang berusia lebih muda. Progresi keterampilan yang dimiliki akan muncul
dengan urutan yang sama dengan anak normal namun dengan kecepatan yang

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
44

lebih rendah. Penyimpangan berarti pola perkembangan yang terjadi berbeda dari
norma yang ada. Anak GSA dapat mengalami keduanya.30

Kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol
terutama pada klaster melempar bola, menggunakan tangga, melompat,
menangkap bola, dan mengendarai sepeda. Temuan ini sejalan dengan penelitian
Staples tahun 2010 pada anak GSA. Sebagian anak memerlukan pengulangan
instruksi verbal dan demonstrasi untuk dapat melakukan suatu tugas yang diminta.
Beberapa anak tidak dapat membedakan antara melempar dengan
menggelindingkan bola. Anak GSA memiliki skor lokomotor (berlari, melompat
ke atas, ke depan, meluncur) dan kontrol objek (memukul, menendang,
menangkap, melempar, atau menggelindingkan bola) yang lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol seusianya (p<0,01) dan menunjukkan kualitas
gerakan yang buruk. Anak GSA sulit melakukan gerakan yang memerlukan
koordinasi kedua sisi tubuh (kiri dan kanan) atau kedua lengan dan tungkai,
misalnya saat melakukan lompatan ke depan. Sangat sedikit anak GSA yang
mengayunkan tangannya ke depan saat melompat untuk menghasilkan daya
dorong dan menapakkan tangannya di depan saat mendarat. Ketika melompat ke
atas, tangan menggantung di sisi tubuh dan tidak dipakai untuk memperkuat
lompatan. Banyak anak GSA juga sulit mengontrol kekuatan dan arah saat
melempar atau menendang bola.30 Studi pustaka oleh Downey dan Miyahara
menyimpulkan bahwa beberapa komponen gangguan gerak pada anak GSA
adalah kontrol postural, koordinasi tubuh, serta imitasi gerak dan bahasa
tubuh.50,51 Kontrol postural dan koordinasi yang buruk serta gangguan imitasi
gerak dapat berkontribusi pada nilai klaster melompat, melempar, menangkap
bola, dan bersepeda yang rendah pada anak GSA.

6.4 Gambaran Kemampuan Sosialisasi Kelompok GSA dan Kontrol


Perilaku adaptif mencakup seberapa baik seseorang beradaptasi dalam
lingkungannya dan berperilaku sesuai dengan ekspektasi komunitasnya sehingga
penilaian sosialisasi anak bersifat kultur-spesifik.52 Penelitian ini menggunakan
kelompok kontrol sehingga kemampuan sosialisasi anak GSA dapat dibandingkan
dengan anak normal yang tinggal dalam kultur yang sama.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
45

Anak dengan gangguan autistik memiliki rerata nilai standar sosialisasi terendah
yaitu 75,6, diikuti dengan PDD-NOS 83,6 dan gangguan Asperger 96,0.
Penelitian oleh Kjellmer yang mengikutsertakan 129 subjek ASD mendapatkan
subjek dengan gangguan autistik memiliki nilai standar domain sosialisasi
terendah dibandingkan PDD-NOS dan gangguan Asperger.40

Kelompok kontrol memiliki rerata nilai standar domain sosialisasi 112,7 (kategori
cukup baik), sedangkan nilai standar domain sosialisasi populasi normatif
Vineland-II usia 3-6 tahun adalah 100,6 (kategori cukup baik).6 Rerata nilai
standar domain sosialisasi pada kelompok GSA 81,8 (kategori menengah rendah),
lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan dasar
diagnosis GSA yaitu gangguan interaksi sosial, namun nilai tersebut sedikit lebih
tinggi dibandingkan beberapa penelitian pada GSA sebelumnya yang berkisar
antara 77,4 sampai 78,1 (kategori menengah rendah).24,37,53,54 Perbedaan rerata
nilai pada penelitian ini dibandingkan nilai referensi tersebut mungkin disebabkan
oleh perbedaan kultural antara populasi Indonesia dengan populasi normatif di
Amerika Serikat. Beberapa contoh item yang diujikan pada domain sosialisasi
Vineland-II adalah ―Mengunyah dengan mulut tertutup‖, ―Menahan diri untuk
tidak berbicara ketika mulut terisi makanan‖, ―Mengatakan terima kasih ketika
menerima pemberian‖, ―Menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua‖,
―Menahan diri dari perilaku mengejek atau menyindir orang lain‖. Kemampuan
tersebut mungkin lebih cepat dicapai oleh anak Indonesia dibandingkan populasi
Amerika karena masyarakat kita di Indonesia sejak usia dini telah menanamkan
kesopanan, sikap hormat pada orang yang lebih tua, dan kepatuhan sebagai bagian
dari budaya Timur.

Hasil yang janggal dapat dilihat pada Tabel 5.11 yaitu hanya 60% anak GSA
yang memiliki kemampuan sosialisasi di bawah normal, padahal seharusnya
seluruh anak GSA memiliki gangguan sosialisasi. Hal ini mungkin terjadi karena
penilaian domain sosialisasi pada Vineland-II tidak hanya berdasarkan
kemampuan hubungan interpersonal (subdomain pertama), tetapi juga 2
subdomain lainnya. Sebanyak 90% anak GSA mengalami kemampuan
interpersonal yang rendah/menengah rendah, sedangkan hanya 65% dan 20%

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
46

yang mendapatkan nilai rendah/menengah rendah pada subdomain waktu bermain


dan bersantai serta sub-domain kemampuan coping. Jika nilai v-scale ketiga
subdomain dibandingkan antara anak GSA dan anak normal memang tampak
perbedaan paling nyata pada sub-domain hubungan interpersonal (perbedaan 9
poin v-scale antara kedua kelompok) dibandingkan kedua sub-domain lain
(perbedaan 5,7 poin v-scale waktu bermain dan bersantai, 2 poin v-scale
kemampuan coping). Hal ini mungkin mengakibatkan nilai rendah pada sub-
domain hubungan interpersonal tersamar oleh nilai yang relatif tinggi pada 2 sub-
domain lain. Kemampuan yang dinilai pada subdomain hubungan interpersonal
memang sangat terkait dengan interaksi sosial seperti ―Menunjukkan respons
terhadap suara pengasuh atau orang lain‖, ―Memandangi wajah pengasuhnya‖,
―Tersenyum sebagai respons kepada orang yang tersenyum padanya‖, berbeda
dengan subdomain waktu bermain dan bersantai (―Bermain di dekat anak lain,
masing-masing melakukan kegiatan terpisah‖, ―Meniru tindakan anak yang
bermain di dekatnya, tanpa interaksi, atau dengan sedikit interaksi antara
keduanya‖) dan subdomain kemampuan coping (―Dalam beraktivitas di rumah,
mampu beralih dengan nyaman dari aktivitas yang satu ke aktivitas yang lain‖,
―Merespon positif terhadap perubahan rutinitas yang masuk akal‖, ―Mengikuti
aturan‖). Contoh item tersebut menunjukkan bahwa mungkin hanya subdomain
hubungan interpersonal yang sungguh-sungguh mencerminkan gangguan interaksi
sosial pada GSA. Empat dari 40 (10%) anak GSA memiliki nilai normal pada
subdomain hubungan interpersonal. Faktor bias kultural dan overestimation
orangtua mungkin berkontribusi pada keempat subjek tersebut.

6.5 Hubungan Kemampuan Gerak Kasar dan Kemampuan Sosialisasi pada


Anak GSA

Subjek GSA dengan gangguan gerak kasar menunjukkan nilai standar domain dan
v-scale sub-domain sosialisasi yang lebih rendah daripada subjek GSA tanpa
gangguan gerak kasar. Uji T tidak berpasangan menghasilkan nilai p kurang dari
0,05 namun penelitian ini tidak dapat menyimpulkan hubungan murni antara
gangguan gerak kasar dengan kemampuan sosialisasi. Jumlah sampel sebenarnya
mencukupi untuk uji hipotesis namun penelitian ini tidak memperhitungkan

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
47

kemungkinan faktor perancu seperti jenis kelamin, tingkat kognitif, dan derajat
beratnya GSA.

Studi sebelumnya yaitu disertasi MacDonald menunjukkan kemampuan gerak


kasar sejalan dengan kemampuan adaptif anak, salah satunya adalah kemampuan
sosialisasi berdasarkan instrumen Vineland-II.18 Penelitian lanjutan oleh
MacDonald sendiri mendapatkan salah satu sub-skala gerak kasar, yaitu kontrol
objek, berkaitan dengan kemampuan sosialisasi anak.17 Studi-studi tersebut
menggunakan analisis statistik untuk menghilangkan kemungkinan efek perancu
dari tingkat kognitif, gender, dan tipe diagnosis GSA. Gender lelaki menunjukkan
kemampuan sosialisasi yang lebih buruk dibandingkan perempuan, sedangkan
faktor lain tidak terbukti pada penelitian MacDonald.17

Temuan yang sejalan antara kemampuan gerak kasar dengan kemampuan


sosialisasi pada anak GSA diduga karena keduanya didasari oleh kegagalan
mirror neuron system (MNS). Kelompok neuron yang terletak di girus pre-frontal
dan lobus parietal inferior ini dinamakan demikian karena teraktivasi ketika
seseorang melakukan imitasi yaitu melihat suatu gerakan dilakukan oleh orang
lain, dan teraktivasi kembali ketika ia melakukan gerakan tersebut. MNS juga
membantu seseorang memahami maksud gerakan yang dilihatnya dengan cara
memetakannya (mapping) ke area otak yang terlibat dalam gerakan tersebut dan
melakukan simulasi internal. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan kegagalan aktivasi
MNS pada anak GSA dan beratnya gangguan aktivitas MNS berkorelasi dengan
derajat keparahan gejala autistik.55 Ketika melihat suatu tindakan yang dilakukan
orang lain, anak GSA sulit memahami tujuan dari tindakan tersebut,
menyimpannya dalam memori internal, kemudian menirukannya dalam tindakan
nyata.56 Imitasi diduga merupakan dasar yang penting untuk perkembangan
afektif, sosial, dan komunikasi melalui theory of mind. Proses imitasi tidak hanya
menyangkut imitasi gerak tetapi juga bagaimana seseorang menciptakan simulasi
internal sehingga ia mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain dan
memahami pemikiran, maksud, dan emosi yang melatarbelakangi tindakan yang
dilihatnya. Beberapa area otak lain seperti korpus amigdala dan area medial
korteks prefrontal diduga berkaitan dengan simulasi emosi dan ikut berperan

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
48

dalam manifestasi klinis GSA, namun penelitian masih diperlukan untuk


memperkuat bukti yang sudah ada.55

Penelitian ini tidak menyimpulkan bahwa gangguan gerak dapat memprediksi


kemampuan sosialisasi anak GSA, tetapi mendukung pandangan bahwa patologi
pada GSA mencakup gangguan fungsi otak secara luas.32 GSA tidak hanya
bermanifestasi klinis dalam 2 domain diagnostik menurut DSM-5 (gangguan
interaksi-komunikasi sosial, serta pola aktivitas yang terbatas dan repetitif) tetapi
juga dalam berbagai aspek lain termasuk kemampuan gerak.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan
1. Kemampuan gerak kasar anak GSA lebih rendah dibandingkan anak normal.
2. Gangguan gerak kasar berdasarkan Vineland-II ditemukan pada 20% anak
GSA. Gangguan gerak kasar ditemukan pada klaster melempar bola,
menangkap bola, menggunakan tangga, melompat, dan mengendarai sepeda.
3. Kemampuan sosialisasi yang rendah berdasarkan Vineland-II ditemukan pada
60% anak GSA. Subdomain yang paling terpengaruh adalah subdomain
hubungan interpersonal.
4. Kemampuan gerak kasar berhubungan dengan kemampuan sosialisai pada
anak GSA. Anak GSA dengan gangguan gerak kasar memiliki kemampuan
sosialisasi lebih rendah dibandingkan anak GSA yang tidak mengalami
gangguan gerak kasar.

7.2 Saran
1. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk menilai hubungan murni antara
kemampuan gerak kasar dengan sosialisasi anak GSA dengan
memperhitungkan faktor perancu yaitu jenis kelamin, fungsi kognitif, dan
derajat keparahan GSA.
2. Penilaian kemampuan gerak anak pada penelitian lanjutan idealnya dilakukan
berdasarkan informasi dari orangtua dan dikonfirmasi dengan peragaan oleh
anak.
3. Kemampuan gerak kasar perlu dinilai sebelum anak GSA menjalani terapi
dan program terapi dapat dirancang untuk melatih anak melakukan gerakan
yang belum mampu dilakukannya.
4. Penelitian lanjutan juga perlu dilakukan untuk mengetahui prevalens GSA dan
kemampuan gerak kasarnya pada anak dengan riwayat kelahiran prematur di
Indonesia.

49 Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
50

Daftar Pustaka

1. Steyaert JG, De la Marche W. What's new in autism? Eur J Pediatr. 2008;167:1091-


101.
2. Yeargin-Allsopp M, Rice C, Karapurkar T, Doernberg N, Boyle C, Murphy C.
Prevalence of autism in a US Metropolitan Area. JAMA. 2003;289:49-55.
3. Baio J. Prevalence of autism spectrum disorders - Autism and Developmental
Disabilities Monitoring Network, 14 sites, United States, 2008. MMWR Surveill
Summ. 2012;61:1-19.
4. Redaksi Kompas. Anak autis bisa produktif. Kompas. 11 April 2013;Kesehatan:h.14
(kolom 1-2).
5. Perry A, Flanagan HE, Geier JD, Freeman NL. Brief report: The Vineland Adaptive
Behavior Scales in young children with autism spectrum disorders at different
cognitive levels. J Autism Dev Disord. 2009;39:1066-78.
6. Sparrow SS, Cicchetti DV, Balla DA. Vineland Adaptive Behavior Scales, second
edition. Texas: Pearson Assessments; 2005.
7. Bauminger N. The facilitation of social-emotional understanding and social
interaction in high-functioning children with autism: Intervention outcomes. J
Autism Dev Disord. 2002;32:283-98.
8. Abu-Dahab SM, Skidmore ER, Holm MB, Rogers JC, Minshew NJ. Motor and
tactile-perceptual skill differences between individuals with high-functioning autism
and typically developing individuals ages 5-21. J Autism Dev Disord. 2012;Feb 9
[Epub ahead of print].
9. Gowen E. Imitation in autism: why action kinematics matter. Front Integr Neurosci.
2012;6:117.
10. Siaperas P, Ring HA, McAllister CJ, Henderson S, Barnett A, Watson P, dkk.
Atypical movement performance and sensory integration in Asperger's syndrome. J
Autism Dev Disord. 2012;42:718-25.
11. Dewey D, Cantell M, Crawford SG. Motor and gestural performance in children
with autism spectrum disorders, developmental coordination disorder, and/or
attention deficit hyperactivity disorder. J Int Neuropsychol Soc. 2007;13:246-56.
12. Green D, Charman T, Pickles A, Chandler S, Loucas T, Simmonoff E. Impairment in
movement skills of children with autistic spectrum disorders. Dev Med Child
Neurol. 2009;51:31-6.
13. Ventola P, Saulnier CA, Steinberg E, Chawarska K, Klin A. Early-emerging social
adaptive skills in toddlers with autism spectrum disorders: an item analysis. J Autism
Dev Disord. 2011;May 13 [Epub ahead of print].
14. Lloyd M, MacDonald M, Lord C. Motor skills of toddlers with autism spectrum
disorders. Autism. 2011;15:259.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
51

15. Bhat AN, Landa RJ, Galloway JC. Current perspectives on motor functioning in
infants, children, and adults with autism spectrum disorders. Phys Ther.
2011;91:1116-29.
16. Sipes M, Matson JL, Horovitz M. Autism spectrum disorders and motor skills: the
effect on socialization as measured by the Baby And Infant Screen For Children with
aUtIsm Traits (BISCUIT). Dev Neurorehabil. 2011;14:290-6.
17. MacDonald M, Lord C, Ulrich DA. The relationship of motor skills and social
communicative skills in school-aged children with autism spectrum disorder. Adapt
Phys Act Q. 2013;30:271-82.
18. MacDonald M. The influence of motor skills on the social communicative skills of
children with autism spectrum disorder [disertasi]. Michigan: The University of
Michigan; 2011.
19. Landa R, Garrett-Mayer E. Development in infants with autism spectrum disorders:
a prospective study. J Child Psychol Psyc. 2006;47:629-38.
20. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders fourth edition, Text Revision. Washington DC: American Psychiatric
Association; 2000.
21. Hertz-Picciotto I. Commentary: Diagnostic change and the increased prevalence of
autism. Int J Epidemiol. 2009;38:1239-41.
22. Hyman SL. New DSM-5 includes changes to autism criteria. AAP News. Juni 2013
[disitasi Agustus 2013]; Diunduh dari: http://aapnews.aappublications.org/content/
early/2013/06/04/aapnews.20130604-1.full.pdf.
23. Mundy P, Sigman M, Ungerer J, Sherman T. Defining the social deficits of autism:
The contribution of non-verbal communication measures. J Child Psychol Psychiat.
1986;27:657-69.
24. Kanne SM, Gerber AJ, Quirmbach LM, Sparrow SS, Cicchetti DV, Saulnier CA.
The role of adaptive behavior in autism spectrum disorders: implications for
functional outcome. J Autism Dev Disord. 2011;41:1007-18.
25. Provost B, Lopez BR, Heimerl S. A comparison of motor delays in young children:
autism spectrum disorder, developmental delay, and developmental concerns. J
Autism Dev Disord. 2007;37:321-8.
26. Emck C, Bosscher RJ, van Wieringen PC, Doreleijers T, Beek PJ. Gross motor
performance and physical fitness in children with psychiatric disorders. Dev Med
Child Neurol. 2011;53:150-5.
27. Bayley N. Bayley Scales of Infant and Toddler Development-third edition:
Administration manual. San Antonio, Texas: Harcourt Assessment; 2005.
28. Bruininks RH, Bruininks BD. Bruininks-Oseretsky test of motor proficiency (BOT-
2). Minesotta: AGS Publishing; 2005.
29. Venetsanou F, Kambas A, Ellinoudis T, Fatouros I, Giannakidou D, Kourtessis T.
Can the Movement Assessment Battery for Children-test be the "gold standard" for

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
52

the motor assessment of children with developmental coordination disorder?. Res


Dev Disabil. 2011;32:1-10.
30. Staples KL, Reid G. Fundamental movement skills and autism spectrum disorders. J
Autism Dev Disord. 2010;40:209-17.
31. Folio MR, Fewell RR. Peabody Developmental Motor Scales, second edition
(PDMS-2). Texas: Pro-ED; 2010.
32. Freitag CM, Kleser C, Schneider M, von Gontard A. Quantitative assessment of
neuromotor function in adolescents with high functioning autism and Asperger
syndrome. J Autism Dev Disord. 2007;37:948-59.
33. Brasic JR, Gianutsos JG. Neuromotor assessment and autistic disorder. Autism.
2000;4:287.
34. Rinehart NJ, Bellgrove MA, Tonge BJ, Brereton AV, Howells-Rankin D, Bradshaw
JL. An examination of movement kinematics in young people with high-functioning
autism and Asperger's disorder: Further evidence for a motor planning deficit. J
Autism Dev Disord. 2006;36:757-67.
35. Minshew NJ, Sung KB, Jones BL, Furman JM. Underdevelopment of the postural
control system in autism. Neurology. 2004;63:2056-61.
36. Molloy CA, Dietrich KN, Bhattacharya A. Postural stability in children with autism
spectrum disorder. J Autism Dev Disord. 2003;33:643-52.
37. Park CJ, Yelland GW, Taffe JR, Gray KM. Brief report: The relationship between
language skills, adaptive behavior, and emotional and behavior problems in pre-
schoolers with autism. J Autism Dev Disord. 2012;42:2761-6.
38. Hussein H, Taha GRA, Almanasef A. Characteristics of autism spectrum disorders
in a sample of Egyptian and Saudi patients: transcultural cross sectional study. Child
Adolesc Psychiatry Ment Health. 2011;5:34.
39. Paul R, Loomis R, Chawarska K. Adaptive behavior in toddlers under two with
autism spectrum disorders. J Autism Dev Disord. 2011;May 15 [Epub ahead of
print].
40. Kjellmer L, Hedvall A, Fernell E, Gillberg C, Norrelgen F. Language and
communication skills in preschool children with autism spectrum disorders:
contribution of cognition, severity of autism symptoms, and adaptive functioning to
the variability. Res Dev Disabil. 2012;33:172-80.
41. Bishop SL, Seltzer MM. Self-reported autism symptoms in adult with autism
spectrum disorders. J Autism Dev Disord. 2012;42:2354-63.
42. Curtin C, Anderson SE, Must A, Bandini L. The prevalence of obesity in children
with autism: A secondary data analysis using nationally representative data from the
National Survey of Children's Health. BMC Pediatrics. 2010;10:11.
43. Reichow B, Salamack S, Paul R, Volkmar FR, Klin A. Pragmatic assessment in
autism spectrum disorders: a comparison of standard measure with parent report.
Commun Disord Q. 2008;29:169-76.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
53

44. Movsas TZ, Paneth N. The effect of gestational age on symptom severity in children
with autism spectrum disorder. J Autism Dev Disord. 2012;42:2431-9.
45. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. [disitasi September 2013]; Diunduh dari:
http://www riskesdas litbang depkes go id/download/TabelRiskesdas2010 pdf. 2010.
46. Hyman SL, Stewart PA, Schmidt B, Cain U, Lemcke N, Foley JT dkk. Nutrient
intake from food in children with autism. Pediatrics. 2012;130:S145-53.
47. Nousen EK, Franco JG, Sullivan EL. Unraveling the mechanisms responsible for the
comorbidity between metabolic syndrome and mental health disorders.
Neuroendocrinology. 2013;Sep 21:[Epub ahead of print].
48. Ghaziuddin M, Butler E. Clumsiness in autism and Asperger syndrome: A further
report. J Intellect Disabil Res. 1998;42:43-8.
49. Scattone D, Raggio DJ, May W. Comparison of the Vineland Adaptive Behavior
Scales, second edition, and the Bayley Scales of Infant and Toddler Development,
third edition. Psychol Rep. 2011;109:626-34.
50. Downey R, Rapport MJK. Motor activity in children with autism: A review of
current literature. Pediatr Phys Ther. 2012;24:2-20.
51. Miyahara M. Meta review of systematic and meta analytic reviews on movement
differences, effects of movement based interventions, and the underlying neural
mechanisms in autism spectrum disorder. Front Integr Neurosci. 2013;7:16.
52. Tan M, Reich J, Hart L, Thuma PE, Grigorenko EL. Examining the specific effects
on context on adaptive behavior and achievement in a rural African community: six
case studies from rural areas of Southern Province, Zambia. J Autism Dev Disord.
2012;Mar 3[Epub ahead of print].
53. Valenti M, Ciprietti T, Di Edigio C, Gabrielli M, Masedu F, Tomassini AR, dkk.
Adaptive response of children and adolescents with autism to the 2009 earthquake in
L'Aquila, Italy. J Autism Dev Disord. 2012;42:954-60.
54. Williams BT, Gray KM. The relationship between emotion recognition ability and
social skills in young children with autism. Autism. 2012;0:1-7.
55. Oberman LM, Ramachandran VS. The simulating social mind: The role of the
mirror neuron system and simulation in the social and communicative deficits of
autism spectrum disorders. Psychol Bull. 2007;133:310-27.
56. Cossu G, Boria S, Copioli C, Bracceschi R, Giuberti V, Santelli E, dkk. Motor
representation of actions in children with autism. PLoS One. 2012;7:e44779.

Universitas Indonesia
Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013
54

Lampiran 1. Penjelasan dan Persetujuan Subjek GSA

INFORMED CONSENT

Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme


dan Hubungannya dengan Kemampuan Sosialisasi:
Perbaikan Setelah Terapi Integrasi Sensori

Klinik Anakku Kelapa Gading


Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan spektrum autisme (GSA)? GSA terdiri atas
gangguan autistik, pervasive developmental disorder not otherwise specified (PDD-NOS),
dan gangguan Asperger. Seorang anak dikatakan mengalami GSA jika ia
menunjukkan gangguan interaksi, gangguan komunikasi, dan cara bermain yang
repetitif dan stereotipik.

2. Mengapa anak GSA perlu menjalani pemeriksaan kemampuan gerak dan


sosialisasi? Anak GSA biasanya memiliki abnormalitas dalam kemampuan gerak
dan bersosialisasi. Gangguan komunikasi dan sosialisasi memang merupakan
karakteristik dasar dari anak GSA, namun gangguan kemampuan gerak kasar
seorang anak dapat memperberat gangguan interaksinya dengan teman sebaya dan
menurunkan kepercayaan dirinya. Gangguan dalam beberapa aspek tersebut dapat
diterapi jika dideteksi sejak anak mulai diterapi.

3. Bagaimana cara mendeteksi gangguan tersebut? Gangguan gerak dan kemampuan


sosialisasi dapat dinilai dengan instrumen Vineland Adaptive Behavior Scales (Vineland
- II). Penilaian Vineland – II akan dilakukan dengan metode wawancara selama 25-90
menit dengan orangtua, pengasuh, atau guru yang merupakan orang terdekat anak.

4. Penilaian dilakukan di awal terapi dan diulang pasca-terapi (terapi integrasi sensori)
untuk menjadi acuan evaluasi keberhasilan terapi. Hasil penilaian tersebut akan
menjadi bagian dari penelitian yang akan dipublikasikan dalam artikel jurnal ilmiah
untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


55

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapat penjelasan tentang hal tersebut di
atas:
Nama : <<<<<<<< Umur : <<<<< th
Alamat : <<<<<<<<<<<<<<<<......
Nomor KTP : <<<<<<<<<<<<<<<<......

Saya bertindak sebagai orangtua dari anak saya:


Nama : <<<<<<<< Umur : <<<<< th

Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, maka saya menyatakan BERSEDIA berpartisipasi


dalam penelitian “Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Anak dengan Gangguan Spektrum
Autisme dan Hubungannya dengan Kemampuan Sosialisasi: Perbaikan Setelah Terapi
Integrasi Sensori”. Semua keterangan yang saya sampaikan adalah benar dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Jakarta, <<<<<<< 2013

Saya yang menyatakan Saksi

(<<<<<<<<<<.) (<<<<<<<<<<.)

TTD dan nama jelas TTD dan nama jelas

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


56

Lampiran 2. Penjelasan dan Persetujuan Subjek Kontrol

INFORMED CONSENT

Gambaran Kemampuan Gerak Kasar Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme


dan Hubungannya dengan Kemampuan Sosialisasi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan spektrum autisme (GSA)? GSA terdiri atas
gangguan autistik, pervasive developmental disorder not otherwise specified (PDD-NOS),
dan gangguan Asperger. Seorang anak dikatakan mengalami GSA jika ia
menunjukkan gangguan interaksi, gangguan komunikasi, dan cara bermain yang
repetitif dan stereotipik.

2. Mengapa anak GSA perlu menjalani pemeriksaan kemampuan gerak dan


sosialisasi? Anak GSA biasanya memiliki abnormalitas dalam kemampuan gerak
dan bersosialisasi. Gangguan komunikasi dan sosialisasi memang merupakan
karakteristik dasar dari anak GSA, namun gangguan kemampuan gerak kasar
seorang anak dapat memperberat gangguan interaksinya dengan teman sebaya dan
menurunkan kepercayaan dirinya. Gangguan dalam beberapa aspek tersebut dapat
diterapi jika dideteksi sejak anak mulai diterapi. Penilaian kemampuan gerak dan
sosialisasi anak GSA memerlukan pembanding yaitu anak dengan perkembangan
normal.

3. Siapa saja yang memenuhi syarat sebagai kelompok pembanding?


Anak berusia 1 – 6 tahun yang telah mampu duduk dan berjalan sendiri tanpa
bantuan.

4. Bagaimana cara mendeteksi gangguan tersebut dan apa saja yang akan dilakukan?
Gangguan gerak dan kemampuan sosialisasi dapat dinilai dengan instrumen
Vineland Adaptive Behavior Scales (Vineland - II). Penilaian Vineland – II akan
dilakukan dengan metode wawancara selama 25-90 menit dengan Anda sebagai
orangtua, pengasuh, atau guru yang merupakan orang terdekat anak.

5. Apa keuntungan dari partisipasi Anda?


Anda akan mendapatkan laporan tertulis mengenai tingkat adaptif anak
berdasarkan kemampuan gerak dan sosialisasi

6. Hasil penilaian tersebut akan menjadi bagian dari penelitian yang akan
dipublikasikan dalam artikel jurnal ilmiah untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


57

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapat penjelasan tentang hal tersebut di
atas:
Nama : <<<<<<<< Umur : <<<<< th
Alamat : <<<<<<<<<<<<<<<<......
Nomor KTP : <<<<<<<<<<<<<<<<......

Saya bertindak sebagai orangtua dari anak saya:


Nama : <<<<<<<< Umur : <<<<< th

Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, maka saya menyatakan BERSEDIA berpartisipasi


sebagai kelompok pembanding dalam penelitian “Gambaran Kemampuan Gerak Kasar
Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme dan Hubungannya dengan Kemampuan
Sosialisasi”. Semua keterangan yang saya sampaikan adalah benar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Jakarta, <<<<<<< 2013

Saya yang menyatakan Saksi

(<<<<<<<<<<.) (<<<<<<<<<<.)

TTD dan nama jelas TTD dan nama jelas

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


58

Lampiran 3. Keterangan Lolos Kaji Etik

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


59

Lampiran 4. Vineland-II Versi Asli, Terjemahan, dan Back-translate

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Before beginning Sebelum memulai pemeriksaan, Before starting the test, read
administration, carefully read bacalah dengan cermat Chapter carefully Chapter 2 from the
Chapter 2 in the Vineland-II 2 dari the Vineland-II Expanded Vineland-II Expanded
Expanded Interview Form Interview Form Manual Interview Form Manual
Manual
Instruksi Umum: Pada setiap General Instruction: In every
General Direction: In each subdomain perilaku adaptif, adaptive behavior subdomain,
adaptive behavior subdomain, mulailah penilaian di klaster start the evaluation in the
begin scoring with the cluster yang didesain untuk usia cluster designed for the
designated for the individual’s individu tersebut. Berilah nilai individual’s age. Give a mark
age. Score each item “4”, “3”, “4”, “3”, “2”, “1”, “0”, atau “DK” “4”, “3”, “2”, “1”, “0”, or “DK”
“2”, “1”, “0”, or “DK” (See (Lihat Apendiks E dari the (Look at Appendix E from the
Appendix E of the Vineland-II Vineland-II Expanded Interview Vineland-II Expanded Interview
Expanded Interview Form Manual Form Manual untuk kriteria Form Manual for scoring
for scoring criteria). Record skoring). Catat setiap skor dalam criteria). Write down every
each score in this booklet. booklet ini. score in this booklet.

Score “4” if the individual Skor “4” jika individu hampir Score “4” if the individual
almost always performs the selalu menunjukkan perilaku almost always shows the
behavior independently (that tersebut secara independen behavior independently
is, without physical help or (tanpa perlu dibantu atau (without help or being
reminders); “almost always” diingatkan); “hampir selalu” reminded); “almost always”
means 90% of the time or more. berarti minimal 90% dari seluruh means minimum 90% of the
waktunya. time.

Score “3” if the individual Skor “3” jika individu sering Score “3” if the individual
often performs the behavior menunjukkan perilaku tersebut often shows the behavior
independently; “often” means secara independen; “sering” independently; “often” means
50% to 89% of the time. berarti 50-89% dari seluruh 50-89% of the time.
waktunya.

Score “2” if the individual Skor “2” jika individu kadang- Score “2” if the individual
sometimes performs the kadang menunjukkan perilaku sometimes shows the behavior
behavior independently; tersebut secara independen; independently; “sometimes”
“sometimes” means 10% to “kadang-kadang” berarti 10-49% means 10-49% of the time.
49% of the time. dari waktunya.
Score “1” if the individual Skor “1” jika individu jarang Score “1” if the individual
rarely performs the behavior menunjukkan perilaku tersebut seldom shows the behavior
independently; “rarely” means secara independen; “jarang” independently; “seldom”
less than 10% of the time. berarti kurang dari 10% means less than 10% of the
waktunya. time.

Score “0” if the individual Skor “0” jika individu tidak Score “0” if the individual
never performs the behavior, or pernah menunjukkan perilaku never shows the behavior, or
never performs it tersebut, atau tidak pernah never did it independently.
independently. melakukannya secara
independen.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


60

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


If the respondent has no Jika responden tidak mengetahui If the respondent do not know
knowledge of the individual’s apakah individu menunjukkan whether the individual was
performance of a given perilaku tersebut, tuliskan “DK” able to perform the behavior,
behavior, write “DK” for Don’t untuk Don’t Know. Ketika write “DK” for Don’t Know.
Know. When computing cluster menjumlahkan tiap klaster, When computing every cluster,
sums, count each DK as 2. hitung setiap DK dengan skor 2. every DK is scored 2. For more
However, if more than three Namun, jika terdapat lebih dari 3 than 3 “DK” in one subdomain,
items in a subdomain are item dalam 1 subdomain yang do not give scores for the
marked “DK”, do not score the ditandai “DK”, jangan lakukan subdomain.
subdomain. skoring pada subdomain
tersebut.

If an item includes a Scoring Jika suatu item memiliki If an item have an explanation
Tip, use the guidelines in the penjelasan Scoring Tip, gunakan in Scoring Tip, use the tip to
tip to help determine the panduan tersebut untuk help to decide the appropriate
appropriate score. membantu menentukan skor score.
yang sesuai.

Some subdomains do not apply Beberapa subdomain tidak Some subdomains are not
to very young children. If the sesuai untuk anak yang lebih suitable for younger children.
person being assessed is muda. Jika anak yang dinilai If they are younger than the
younger than the age of the lebih muda dari usia pada start age of start point, do not use
first start point,do not point, jangan pakai subdomain the subdomain.
administer that subdomain. tersebut.
Basal Rule: For each Aturan Basal: Untuk setiap Basal Rules: For every
subdomain, establish a basal of subdomain, tentukanlah basal subdomain, determine the
two consecutive cluster with all dari 2 klaster berturut-turut yang basal of 2 simultaneous cluster
items scored “3” or “4”. It is not memiliki nilai “3” atau “4”. Tidak with score “3” or “4”. No need
necessary to score items in perlu memberikan skor di klaster to give scores in clusters before
clusters preceding the first sebelum klaster basal pertama, the first basal cluster, but give
basal cluster; rather, assign namun berikanlah nilai a maximum score for all those
those clusters the maximum maksimum pada seluruh klaster clusters (the score is written in
possible cluster sum (shown in tersebut (angka tertulis di sudut the upper right corner of the
the upper right corner of the kanan atas kotak JUMLAH). TOTAL box). There is no ceiling
SUM box). There is no ceiling Tidak terdapat aturan ceiling. rule. Seek guideline book for
rule. See the manual for a Lihat buku petunjuk untuk further explanations.
complete explanation. penjelasan lengkapnya.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


61

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Socialization Domain Domain Sosialisasi Socialization Domain
Interpersonal Relationship Hubungan Interpersonal Interpersonal Relationship
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Answer Options: 4 = Almost
Response Options: 4 =
Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang- always, 3 = Often, 2 =
Almost always, 3 = Often, 2 =
kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Sometimes, 1 = Seldom, 0 =
Sometimes, 1 = Rarely, 0 =
Pernah, Never, DK = Don’t Know
Never, DK = Don’t know
DK = Don’t Know (maksimal 3 (maximum 3 for each
(limit to 3 per subdomain)
untuk tiap subdomain) subdomain)
A. Beginning social behavior Memulai perilaku sosial Initiating social behavior
Menunjukkan respons terhadap
Responds to voice of caregiver Expresses response to
suara pengasuh atau orang lain
or other person (becomes caregiver’s voice or others (be
1 (menjadi lebih aktif, tidak rewel,
active, stops fussing, looks at more active, not irritable, staring
memandangi orang yang sedang
speaker, etc) at whoever talking, etc)
berbicara, dll)
2 Looks at face of caregiver Memandangi wajah pengasuhnya Staring at caregiver’s face
Follows with eyes for 5 seconds Mengikuti dengan mata selama ≥ 5 Eye tracing for more than 5
3 or more person moving by crib detik; orang yang bergerak di sisi seconds; persons moving along
or bed boks bayi/ tempat tidur baby box/bed
Tersenyum sebagai respons
Smiles in response to person Smiles in response to person
4 kepada orang yang tersenyum
smiling smiling to him
padanya
Menunjukkan ketertarikan kepada
Shows interest in children or Shows interest to other child or
anak lain/ anak seusianya, selain
5 peers other than siblings peers, other than siblings
saudara kandung (mengamati,
(observes, smiles, etc) (watching, smiling, etc)
tersenyum, dll)
Initiates social contact (smiles, Memulai kontak sosial (tersenyum, Initiating social contact (smiling,
6
vocalizes, etc) bersuara, dll) making voices, etc)
Shows preference for people Tampak lebih menyukai orang
rather than objects when dibandingkan benda ketika Prefers people to objects when
7 presented with both (increases dihadapkan pada keduanya faced to both (increased activity,
activity, smiles or looks at (aktivitas meningkat, tersenyum smiling, or watching people)
person, etc) atau mengamati orang, dll)
Responding to familiar Merespons orang-orang
B. Responds to familiar people
people dekat/ familiar
Smiles or vocalizes when Tersenyum atau mengoceh ketika Smiles or babbles when
1
approached by familiar person didekati oleh orang yang familiar approached by familiar people
Looks for familiar person when Mencari orang yang familiar ketika Looking for familiar people
tired, fearful, or in need of lelah, takut, atau memerlukan when tired, afraid, or needs
2
attention (hungry, thirsty, wet perhatian (lapar, haus, popok attention (hungry, thirsty, wet
diaper, etc) basah, dll) diaper, etc)
Mengenali anggota keluarga atau
Recognizes family members or Recognizes family members or
3 orang penting (significant person)
other significant persons other significant persons
lain
Shows affection to familiar Menunjukkan kasih sayang kepada Shows affection to familiar
4 persons (touches, hugs, kisses, orang yang familiar (menyentuh, people (touching, hugging,
cuddles, etc) memeluk, mencium, dll) kissing, etc)
Reaches toward familiar person Maju mendekat ketika orang yang Comes close when a familiar
5 when he/she approaches with familiar mendekatinya dengan people approached with open
arm extended tangan terbuka arms
Moves about looking for
Bergerak mencari pengasuh atau Searching for babysitter or
6 caregiver or familiar person
orang yang familiar di dekatnya familiar people close to him
nearby

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


62

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


C. Imitating Meniru Imitating
Scoring tip: Score “4” if the Scoring tip: Beri skor “4” kalau
Scoring tip: Give “4” if a child
individual performed the anak pernah mampu
was capable to do it previously,
behavior at a younger age but melakukannya dahulu, dan
and now had passed it
has now outgrown it sekarang sudah melewatinya
Imitates simple movements Meniru gerakan sederhana (tepuk
Imitates simple movement
1 (claps hands, waves goodbye, tangan, melambaikan selamat
(clapping, waving)
etc) tinggal, dll)
Imitates or attempts to imitate Meniru atau mencoba meniru Imitates or tries to imitate
2 facial expressions of caregiver ekspresi wajah pengasuh caregiver’s facial expression
(smiles, frowns, etc) (tersenyum, cemberut, dll) (smiling, frowning, etc)
Imitates relatively complex Imitates relatively complex
Meniru kegiatan relatif kompleks
actions as they are being activity which are being
yang sedang dilakukan oleh orang
3 performed by another performed by others (sweeping,
lain (menyapu, memasang paku,
(sweeping, hammering nails, nailing, drying wet plates, etc)
mengeringkan piring cucian, dll)
drying dishes, etc)
Meniru frase orang dewasa yang Imitates adult phrases which
Imitates adult phrases heard on
pernah didengarnya (“Sayang, aku have been heard before
previous occasions (“Honey, I’m
4 pulang”; “Tidak ada es krim (“Honey. I’m home”; “No ice
home”; “No dessert until you
sebelum kau mau mencuci cream before you wash your
clean your plate”; etc)
piringmu”; dll) plates”; etc)
Imitates relatively complex Meniru kegiatan relatif kompleks Imitates relatively complex
actions several hours after beberapa jam setelah melihatnya activity several hours after
5 watching them performed by dilakukan oleh orang lain watching them performed by
another (cooking a meal, (memasak, memotong rumput, others (cooking, mowing, driving
mowing lawn, driving car, etc) menyetir mobil, dll) car, etc)
Expressing and recognizing Mengekspresikan dan Expressing and recognizing
D.
emotions mengenali emosi emotions
Expresses two or more Mengekspresikan dua atau lebih Expressing two or more
1 recognizable emotions (laughs, emosi (tertawa, menangis, emotions (laughing, crying,
cries, screams, wave arms, etc) berteriak, dll) screaming, etc)
Attention: This item is lower in Perhatian: Item ini lebih mudah
Caution: This item is easier than
difficulty than the items in the dibandingkan item di klaster
items in previous clusters
previous clusters sebelumnya
Smiles appropriately in Tersenyum dengan tepat sebagai Smiling appropriately as a
response to positive statements respon terhadap pernyatan positif response to positive comments
2
such as “Good for you” or seperti “Bagus untukmu” atau like “Good for you” or “Nice
“That’s a nice shirt.” “Bajumu bagus” clothes”
Recognizes emotions in others Mengenali emosi pada orang lain Recognizing emotions in others
3 (happiness, sadness, fear, (kegembiraan, kesedihan, (happiness, sadness, fear, anger,
anger, etc) ketakutan, kemarahan, dll) etc)
Uses words to express own Menggunakan kata-kata untuk Uses words to express emotions
emotions (“I’m happy”; “I’m mengekspresikan emosinya (“Aku (“I’m happy”; “I’m afraid”; “I
4
scared”; “I’m never going to senang”; “Aku takut”; “Aku tidak don’t want to talk to him again”;
talk to him again”; etc) mau bicara dengannya lagi”; dll) etc)
Mengidentifikasi diri dan Identifying himself and
E. Identifying self and others
sesama others
Merespon gambar dirinya di
Responds to own image in Responds to image of himself in
cermin atau foto (menatap,
mirror or photo (looks, the mirror or photo (staring,
1 menggunakan bahasa tubuh,
gestures, vocalizes, attempts to using body language, making a
bersuara, berusaha
touch image, etc) sound, trying to touch it, etc)
menyentuhnya, dll)
2 Identifies self while looking at Mengenali dirinya sendiri ketika Recognizing himself when

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


63

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


own image in mirror or photo melihat gambar dirinya di cermin looking at his image in the
atau foto mirror or photo
Memanggil minimal 2 orang yang
Addresses at least two familiar Calling at least 2 person familiar
3 familiar dengan nama atau nama
people by name or nickname with names or nicknames
panggilan
Menyatakan hubungan dirinya Identifying his relationship with
Verbalizes relationship of family
dengan anggota keluarga secara family members verbally
4 members to self (“That’s my
verbal (“Itu ibuku”; “Ia kakakku”; (“That’s my mom”; “He’s my
mom”; “He is my brother”; etc)
dll) brother”; etc)
Verbalizes correct names of Menyebutkan nama orang yang
Correctly names people he
people seen only occasionally jarang dilihatnya secara tepat
5 seldom met (“Hello, Aunt Jane”;
(“Hi, Aunt Jane”; “There’s Mr. (“Halo, Tante Jane”; “Itu Pak
“That’s Mr. Gery”; etc)
Green”; etc) Gery”; dll)
Identifies people by Mengenali orang berdasarkan Recognizing people based on
characteristics other than by karakteristiknya, selain nama their characteristics, other than
6 name (relationship to others, (hubungannya dengan orang lain, name (relationship to others,
physical characteristics, job, karakteristik fisis, pekerjaan, physical characteristics, job,
location, etc) tempat tinggal, dll) place of living, etc)
F. Helping behavior Perilaku menolong Helping behavior
Notices when another person Menyadari ketika orang lain Realizes when someone needs
needs help (“That lady dropped memerlukan bantuan (“Ibu itu help (“That lady drops her hat”;
1
her hat”; “The door is too menjatuhkan topinya”; “Barang itu “That package is too heavy for
heavy for him”; etc) terlalu berat untuknya”; dll) her”; etc)
Bertindak ketika orang lain
Acts when another person memerlukan bantuan (menahan Acts when someone needs help
2 needs help (holds door open, pintu tetap terbuka, (keep the door open, picking up
picks up dropped items, etc) mengambilkan barang yang things fell on the floor, etc)
terjatuh, dll)
G. Friendships Pertemanan Friendship
Demonstrates friendship- Menunjukkan perilaku mencari
Showing behavior of seeking
seeking behavior with teman dengan anak/orang
friends with child his age
1 individuals of same age group seusianya (tersenyum, melambai,
(smiling, waving, giving friendly
(smiles, waves, make friendly memberikan komentar
comments, asking, etc)
comments, ask questions, etc) bersahabat, bertanya, dll)
Has two or more friends (that Memiliki dua atau lebih teman Has two or more friends (not
2
is, non-family members) (yang bukan anggota keluarga) family members)
Memiliki sahabat (seseorang yang
Has best friend (someone Have buddies (someone he
dipilihnya untuk menghabiskan
3 individual chooses to spend chooses to spend time together
waktu bersama lebih dari teman-
more time with) more than other friends)
teman lain)
Menunjukkan kepedulian
H. Demonstrating caring Caring of others
terhadap orang lain (caring)
Menggunakan tindakan untuk Uses actions to show happiness,
Uses actions to show
menunjukkan kegembiraan, sympathy, or care for others
happiness, sympathy, or
1 simpati, atau kepedulian terhadap (hugging, tapping, holding
concern for others (hugs, pats
orang lain (memeluk, menepuk- hands, etc)
arm, holds hands, etc)
nepuk, menggenggam tangan, dll)
Shows desire to please others Menunjukkan keinginan untuk
Shows willing to please others
(gives homemade gift or prized menyenangkan orang lain
2 (giving homemade presents,
possession, performs helpful (memberikan hadiah buatan
helping others, etc)
task, etc) sendiri, menolong orang lain, dll)
Uses words to express Menggunakan kata-kata untuk Uses words to express
3
happiness, sympathy, or mengekspresikan kegembiraan, happiness, sympathy, or care for

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


64

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


concern for others (“I’m happy simpati, atau kepedulian terhadap others (“I’m happy for you”;
for you”; “Are you all right?”; orang lain (“Aku ikut senang”; “Are u alright?”; etc)
etc) “Apa kamu baik-baik saja?”; dll)
Knows particular likes and Mengetahui hal-hal yang disukai Knows things liked or disliked by
dislikes of others (“Auntie likes atau tidak disukai oleh orang lain other persons (“Auntie likes
4
chocolate ice cream”; “My dad (“Tante suka es krim coklat”; chocolate ice cream”; “My dad
hates cats”; etc) “Ayahku benci kucing”; dll) hates cats”; etc)
Acknowledges birthdays or Mengetahui ulang tahun anggota
anniversaries of immediate keluarga dekat (mengucapkan Knows close relatives’ birthdays
5 family members (says “Happy “Selamat ulang tahun”; “Selamat (saying “Happy birthday”;
Birthday”; “Congratulations on untuk ulang tahun “Happy anniversary”; etc)
your anniversary”; etc) pernikahanmu”; dll)
Asks parent or caregiver to buy Meminta orangtua membelikan
Asks parents to buy presents for
6 gifts for others on special hadiah untuk orang lain pada
others in special occasions
occasions suatu kesempatan khusus
Merespon secara verbal dan
Responds verbally and Responds verbally and positively
positif terhadap hal baik yang
positively to good fortune of to good things happened to
7 terjadi pada orang lain (memberi
others (congratulates friend others (congratulates friend who
selamat kepada teman yang
who receives an award, etc) win an award, etc)
menerima penghargaan, dll)
Makes or buys small gifts for Membuatkan atau membelikan Makes or buys small presents
caregiver or family members on hadiah kecil untuk pengasuh atau for caregiver or family members
8
major holidays on own anggota keluarga pada hari raya on big holidays on his own
initiatives besar atas inisiatif sendiri initiatives
Cooperativeness and Kerjasama dan rasa keadilan
I. Teamwork and fairness
fairness (fairness)
Makes reasonable requests of Mengajukan permintaan yang Making an appropriate request
1
caregiver masuk akal kepada pengasuh to caregiver
Places reasonable demands on Memiliki kebutuhan yang masuk Having appropriate needs about
friendship (does not demand akal tentang pertemanan (tidak friendship (not demanding
2
exclusivity, instant availability, meminta eksklusif, harus selalu exclusivity, always have to be
constant companionship, etc) menemani, dll) companied, etc)
Bekerja sama dengan baik dengan
Works cooperatively with Cooperates well with others to
orang lain untuk merencanakan
others to plan or participate in plan or involved in an event
3 atau ikut serta dalam suatu
an activity (birthday party, (birthday party, sports event,
kegiatan (pesta ulang tahun,
sporting event, etc) etc)
permainan olah raga, dll)
Interpersonal Kesesuaian perilaku dalam Appropriate behavior in
J.
appropriateness pergaulan socialization
Maintains culturally acceptable Menjaga jarak fisis yang dapat
Keeps physical distance which is
physical distance in social diterima sesuai kultur setempat
culturally acceptable in social
1 situations (refrains from pada situasi-situasi sosial (tidak
situations (not passing other’s
encroaching on another’s melanggar ruang pribadi orang
personal space)
personal space) lain)
Expresses similar level or
Mengekspresikan tingkat emosi Expresses same emotional level
degree of emotions to others in
yang sama dengan orang-orang di with his surroundings (not
2 vicinity (refrains from
sekitarnya (tidak mengecilkan atau minimize or dramatizes
downplaying or
mendramatisasi situasi) situation)
overdramatizing situation)
Is aware of and refrains from Menyadari dan mengendalikan diri Realizes and controls himself for
making embarassing or hurtful untuk tidak membuat pernyataan not making embarassing or
3 public statements or questions yang memalukan atau melukai di hurting statements in public
(about physical or ethnic depan umum (tentang atribut fisis, (about physical attribute, ethnic,
attributes, marital or financial etnis, status perkawinan, atau marital status, or social

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


65

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


situations, etc) kondisi sosial-ekonomi, dll) economic status)
Memahami bahwa orang lain tidak Understands that others would
Understands that others do not
akan mengetahui isi pikirannya not know his mind unless he is
4 know his or her thoughts unless
kecuali ia mau berkomunikasi willing to communicate with
communicated to them
dengan mereka them
Discusses personal issues Mendiskusikan hal-hal pribadi Discusses personal matters
5
discreetly secara diam-diam quietly
Keterampilan dalam
K. Conversational skills Conversational skills
percakapan
Merespon secara verbal dalam
Responded verbally in a light
Responds verbally to social percakapan ringan yang dimulai
conversation started by adults (if
small talk initiated by adults (if oleh orang dewasa (jika ditanya,
asked, “How are you?” he can
1 asked, “How are you?” says “Apa kabar?” dapat menjawab
answer “I’m fine”; if asked “You
“I’m fine”; if told “You look “Kabarku baik”; jika ditanya,
looked pretty,” she can answer
nice,” says “Thank you”; etc) “Kamu tampak cantik,” dapat
“Thank you”; etc)
menjawab “Terima kasih”; dll)
Bercakap-cakap dengan orang lain
Converses with others on topics Chats with others regarding
tentang topik yang diminati
2 of mutual interest (sports, topics that both enjoyed (sports,
bersama (olah raga, film, rencana
shows, summer plans, etc) movie, holiday plans)
liburan, dll)
Menjalin komunikasi yang baik Good communication with
Communicates well with others
dengan orang lain (menyimak dan others (paying attention and
3 (listens and responds, accepts
menanggapi, menerima atau responding, accepting or asking
or asks for views, etc)
meminta pendapat, dll) for opinion, etc)
Memulai percakapan ringan ketika Starting light conversation when
Initiates social small talk when
bertemu orang yang dikenal (“Apa meets strangers (“How are
4 meets acquaintances (“How are
kabar?”; “Hey, sedang apa kamu you?”; “Hey, what are you
you?”; “What’s up?”; etc)
sekarang?”; dll) doing?”; etc)
Initiates conversations on Memulai percakapan tentang Starting a conversation about
topics of particular interest to topik tertentu yang diminati oleh certain topics that others are
5
others (“Carlos tells me you like orang lain (“Carlo mengatakan fond of (“Carlo said you like
computers”; etc) kamu suka komputer”; dll) computers”; etc)
Merespon petunjuk atau tanda-
Responds to hints or indirect Responds to clue and implicit
tanda tersirat dalam percakapan
cues in conversation (realizes signs in a conversation (realizing
(menyadari bahwa seseorang yang
that yawns may mean “I’m someone yawning may mean
6 menguap dapat berarti “Aku
bored”; abrupt change of “I’m bored”; sudden change of
bosan”; pergantian topik tiba-tiba
subject may mean “I don’t want topic may mean “I don’t want to
dapat berarti “Aku tidak mau
to talk about that”; etc) talk about it”; etc)
membicarakannya”; dll)
L. Group activities Aktivitas kelompok Group activity
Meets and interacts with group Bertemu dan berinteraksi dengan Meets and interacts with a
1
of friends regularly sekelompok teman secara rutin group of friends routinely
2 Goes on group dates Pergi ke acara kelompok Go to group events

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


66

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Socialization Domain Domain Sosialisasi Socialization Domain

Play and Leisure Time Waktu Bermain dan Bersantai Play and Leisure Time
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Answer Options: 4 = Almost
Response Options: 4 = Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang- always, 3 = Often, 2 =
Almost always, 3 = Often, 2 = kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Sometimes, 1 = Seldom, 0 =
Sometimes, 1 = Rarely, 0 = Pernah, Never, DK = Don’t Know
Never, DK = Don’t know DK = Don’t Know (maksimal 3 (maximum 3 for each
(limit to 3 per subdomain) untuk tiap subdomain) subdomain)
A. Beginning play Mulai bermain Start playing
Responds to caregiver’s playful Merespon ajakan pengasuh untuk
Responds to caregiver’s offer to
1 overtures (smiles, laughs, claps bermain (tersenyum, tertawa,
play (smiles, laughs, claps, etc)
hands, etc) bertepuk tangan, dll)
Menunjukkan ketertarikan
Shows interest to surroundings
Shows interest in environment terhadap lingkungan (berjalan-
(walking, checking the place,
2 (moves about, inspects places, jalan, memeriksa tempat tersebut,
touching things or people he
touches objects or people, etc) menyentuh benda/orang yang
met, etc)
dijumpai, dll)
Mengikuti permainan interaksi
Plays simple interaction games Follows a simple interaction play
sederhana dengan orang lain
3 with others (peekaboo, patty- with others (peek a boo, singing
(cilukba, bernyanyi sambil
cake, etc) and clapping, etc)
bertepuk tangan, dll)
Bermain di dekat anak lain,
Plays near one child, each Plays near another child, each
4 masing-masing melakukan
engaging in separate activities doing separate activity
kegiatan terpisah
B. Playing with others Bermain dengan teman sebaya Playing with friends
Plays cooperatively with one or Cooperatively plays with one or
Bermain kooperatif dengan 1 atau
1 more children for up to 5 more friends for 5 minutes or
lebih teman selama ≤ 5 menit
minutes less
Plays cooperatively with others Bermain kooperatif dengan teman Cooperatively plays with friends
2
without damaging toy or object tanpa merusak mainan atau benda without breaking toys or things
Meniru tindakan anak yang Imitates another child’s act who
Imitates actions of child playing
bermain di dekatnya, tanpa is playing near him, without or
3 nearby with little or no
interaksi, atau dengan sedikit with minimal interaction
interaction between the two
interaksi antara keduanya between the two
Chooses to play with other Memilih untuk bermain dengan
Chooses to play with other kids
children (does not stay on the anak-anak lain (tidak diam di
4 (instead of stood quietly at the
periphery or actively avoid pinggiran atau sengaja
edge or purposely avoiding)
them) menghindar)
Plays cooperatively with more Bermain kooperatif dengan lebih Cooperatively plays with more
5 than one child for more than 5 dari 1 teman selama lebih dari 5 than 1 friends for more than 5
minutes menit minutes
Continues activity with another Melanjutkan kegiatan bersama Resumes activity with other kids
child with minimal fussing or anak lain tanpa terhenti atau without pause or just a little
6
interruption when caregiver hanya rewel sedikit ketika whiny when being left by
leaves ditinggalkan oleh pengasuh caregiver
Bermain dengan anak-anak lain
Plays with others with minimal Plays with other kids under
7 dengan pengawasan/supervisi
supervision minimal supervision
minimal
Protects self by moving away Melindungi dirinya sendiri dengan Protects himself by retracting
8 from those who are destructive menjauhi teman yang suka from friends that brake or hurt
or cause injury (those who bite, merusak atau melukai (anak yang others (kids that bites, hits,

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


67

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


hit, throw things, pull hair, etc) suka menggigit, memukul, throw things, pull hairs. etc)
melempar barang-barang,
menjambak, dll)
Mencari teman bermain atau
Seeks out others for play or Looking for a friend to play with
untuk menemani (mengundang
companionship (invites others or to accompany (invites friends
9 teman ke rumah, bermain ke
home, goes to another’s home, to home, goes to a friend’s
rumah teman, bermain di taman,
plays on the playground, etc) home, plays in the park, etc)
dll)
Aktivitas berpura-pura (make-
C. Make-believe activities Make-believe activities
believe activities)
Uses common household Menggunakan alat rumah tangga
Uses household utensils or other
objects or other objects for atau benda lain untuk aktivitas
tools for make-believe activities
1 make-believe activities berpura-pura (mengandaikan
(pretending that a log is a car, a
(pretends block is car, box is sebuah balok adalah mobil, kotak
box is a house, etc)
house, etc) kardus adalah rumah, dll)
Terlibat dalam aktivitas berpura-
Engages in simple make-believe Involves in simple make-believe
pura sederhana bersama orang
activities with others (plays activities with others (plays
2 lain (bermain “dress-up”, berpura-
“dress-up”, pretends to serve “dress up”, pretends to prepare
pura menyajikan makan malam,
dinner or drive a truck, etc) dinner, driving a truck, etc)
atau mengendarai truk, dll)
Engages in elaborate make- Terlibat dalam aktivitas berpura-
Involves in more complex make-
believe activities with others, pura yang lebih rumit bersama
believe activities with others,
involving more than one role orang lain , terdiri dari lebih dari 1
3 consist of more than 1 role
(plays school, pretends to be peran (bermain sekolah-
(playing school, being a TV or
television or movie character, sekolahan, menjadi tokoh televisi
movie character, etc)
etc) atau film, dll)
Terlibat dalam aktivitas berpura-
Engages in elaborate make- Involves in more complex make
pura yang lebih rumit, menerima
4 believe activities, accepting role –believe activities, accepting
peran yang ditentukan oleh orang
assigned by others role determined by others
lain
D. Sharing Berbagi Sharing
When asked, willing to share
Shares toys or possessions Ketika diminta, mau berbagi
1 toys or things that belongs to
when asked mainan atau benda miliknya
him
Without being asked, willing to
Shares toys or possessions Tanpa diminta, mau berbagi
2 share toys or things that belongs
without being asked mainan atau benda miliknya
to him
Meminta izin sebelum
Asks permission before using Asks permission before using
menggunakan benda milik orang
3 objects belonging to or being things that belong to others or
lain atau benda yang sedang
used by another being used by others
digunakan orang lain
E. Playing games Melakukan permainan Playing
Melakukan permainan informal,
Plays informal, outdoor group Does informal play, outdoor, in
outdoor, secara berkelompok
1 games (tag, jump rope, pickup groups (chasing, skipping,
(kejar-kejaran, lompat tali, bola
basketball, etc) basketball, etc)
basket, dll)
Melakukan permainan kartu,
Plays cards, board games, or
Plays simple card board, or papan (board game), atau
simple electronic games which
2 electronic games based only on elektronik sederhana yang hanya
rely on luck (snake and ladder,
chance memerlukan keberuntungan (ular
etc)
tangga, dll)
Plays simple games that require Melakukan permainan sederhana Does simple game which need
3
keeping score (tic-tac-toe, yang perlu mengumpulkan skor to collect score (tic-tac-toe,

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


68

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


kickball, horseshoes, etc) (tic-tac-toe [X-O], kickball/softball, kickball, horseshoe, etc)
lempar sepatu kuda, dll)
Mampu memainkan lebih dari 1
Plays more than one board, Able to play more than one card
permainan kartu, papan, atau
card, or electronic game game, board game, or electronic
elektronik yang memerlukan
4 requiring skill and decision game that need skills and
keterampilan dan pengambilan
making (Monopoly®, bridge, decision making (Monopoly®,
keputusan (Monopoli®, bridge,
chess, etc) bridge, chess)
catur, dll)
Mengikuti aturan dalam
F. Following rules in games Follow game rules
permainan
Mengambil giliran, jika diminta,
Takes turns when asked while Takes turn, if asked, when doing
1 ketika melakukan permainan atau
playing games or sports play or sports
olah raga
Takes turns without being
2 Mengambil giliran, tanpa diminta Takes turn, without being asked
asked
Mengikuti aturan pada permainan
Follow rules in simple games or Follows rules in simple games or
atau olah raga sederhana (kursi
3 sports (musical chairs, sports (musical chair, electronic
bernyanyi/ berebut kursi/ musical
electronic games, etc) games, etc)
chair, permainan elektronik, dll)
Exhibits good sportsmanship
Menunjukkan perilaku sportif
(follows rules, avoids using Shows a sportive behavior
(mematuhi aturan, tidak
unnecessary aggression, (follows rules, does not attack
4 menyerang ketika kalah, memberi
congratulates opposing team when losing, congratulates
selamat kepada tim pemenang,
on winning, loses graciously, winners, accepts losing, etc)
menerima kekalahan, dll)
etc)
Mengikuti aturan pada permainan
Follows rules in complex games Follows rules in complex games
atau olah raga kompleks
5 or sports (electronic games, or sport (electronics games,
(permainan elektronik, sepak bola,
football/ soccer, volleyball, etc) soccer, volley, etc)
voli, dll)
G. Recognizing social cues Mengenali isyarat sosial Recognizing social clues
Menahan diri untuk tidak
Refrains from entering group Holds himself not to enter a
memasuki kelompok ketika isyarat
1 when verbal cues indicate that group when verbal language
verbal menunjukkan bahwa ia
he or she is not welcome shows he is unaccepted
tidak diterima
Menahan diri untuk tidak
Refrains from entering group Holds himself not to enter a
memasuki kelompok ketika isyarat
2 when nonverbal cues indicate group when nonverbal language
non-verbal menunjukkan bahwa ia
that he or she is not welcome shows he is unaccepted
tidak diterima
Bepergian dengan teman-
H. Going places with friends Going with friends
teman
Goes places (shopping mall, Bepergian (ke mall, taman, tempat
Going (to mall, park, public
park, community center, etc) umum, dll) dengan teman-teman
1 places) with friends at noon,
with friends during the day with di siang hari, dengan pengawasan
with adult supervision
adult supervision orang dewasa
Bepergian (ke konser, ceramah,
Goes places (concert, lecture,
pertandingan olah raga, bioskop, Going (to concert, lecture, sport
sporting event, movie, etc) with
2 dll) dengan teman-teman di events, theatre, etc) with friends
friends in evening with adult
malam hari, dengan pengawasan at night, with adult supervision
supervision
orang dewasa
Goes places (shopping mall, Bepergian (ke mall, taman, tempat
Going (to mall, park, public
park, community center, etc) umum, dll) dengan teman-teman
3 places) with friends at noon,
with friends during the day di siang hari, tanpa pengawasan
without adult supervision
without adult supervision orang dewasa

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


69

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Bepergian (ke konser, ceramah,
Goes places (concert, lecture, Going (to concert, lecture, sport
pertandingan olah raga, bioskop,
sporting event, movie, etc) with events, theatre, etc) with friends
4 dll) dengan teman-teman di
friends in evening without adult at night, without adult
malam hari, tanpa pengawasan
supervision supervision
orang dewasa
Planning and organizing Merencanakan dan mengatur
I. Planning and arranging game
play permainan
Merencanakan untuk bertemu
1 Plans ahead to meet friends Plans to meet friends
dengan teman-teman
Obtains schedule information
Mencari informasi jadwal film di Looks for movie schedule, sport
for movies, sporting events,
bioskop, pertandingan olah raga, events, concert, etc (looks at
2 concerts, etc (looks at
konser, dll (melihat koran, newspaper, internet, calls
newspaper or on internet,
internet, menelepon bioskop, dll) cinema, etc)
phones movie theater, etc)
Organizes somewhat complex Mengatur aktivitas bermain dan Arranges complex play and
leisure activities where more bersantai yang cukup kompleks, di relaxing activities which more
than two factors need to be mana lebih dari 2 faktor perlu than 2 factors need to be
3 considered (trip to beach or dipertimbangkan (berlibur ke considered (travelling to beach
park that required pantai atau taman yang or park which need
transportation, food, memerlukan transportasi, bekal transportation, food,
recreational items, etc) makanan, peralatan rekreasi, dll) recreational equipment, etc)

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Socialization Domain Domain Sosialisasi Socialization Domain
Coping Skills Keterampilan Coping Coping Skills
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Answer Options: 4 = Almost
Response Options: 4 =
Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang- always, 3 = Often, 2 =
Almost always, 3 = Often, 2 =
kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Sometimes, 1 = Seldom, 0 =
Sometimes, 1 = Rarely, 0 =
Pernah, Never, DK = Don’t Know
Never, DK = Don’t know
DK = Don’t Know (maksimal 3 (maximum 3 for each
(limit to 3 per subdomain)
untuk tiap subdomain) subdomain)
A. Transitions Transisi/ peralihan Transition
Dalam beraktivitas di rumah,
In home activities, able to
Comfortably transitions from mampu beralih dengan nyaman
1 transition comfortably from one
one at-home activity to another dari aktivitas yang satu ke aktivitas
activity to another
yang lain
Merespon positif terhadap
Responds positively to Responds positively to a sensible
2 perubahan rutinitas yang masuk
reasonable changes in routine change in routines
akal
B. Following rules Mengikuti aturan Follow rules
Follows school rules (arrives on Mengikuti aturan di sekolah Follows rules in school (punctual
time, stands in line when (datang tepat waktu, berbaris arrival, stands in line
1
instructed, refrains from sesuai instruksi, tidak berlarian di accordingly, not running in the
running in the halls, etc) dalam aula, dll) hall, etc)
Follows community and Mengikuti peraturan keselamatan Follows safety rules in society or
recreational safety rules (rules di masyarakat atau tempat recreational park (prohibited to
2
prohibiting littering, destroying rekreasi (dilarang membuang litter, destroy public facilities,
property, swimming alone, etc) sampah sembarangan, dilarang swim alone, etc)

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


70

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


merusak fasilitas umum, jangan
berenang sendirian, dll)
Mengikuti peraturan rumah
Follows household rules (abides tangga (mematuhi batasan jam Obeys household rules (night
3 by time limits or curfews, malam, menginformasikan curfew, informs plans to
informs others of plans, etc) rencana kegiatan kepada parents, etc)
orangtua, dll)
Sikap saat makan (table
C. Table manners Table manners
manners)
Mengunyah dengan mulut
1 Chews with mouth closed Chews with mouth closed
tertutup
Membersihkan atau mengelap
Cleans or wipes face and hands Cleans or wipes face and hand
2 wajah dan tangan saat atau
during or after meals during or after eating
setelah makan
Menahan diri untuk tidak
Refrains from talking with food Refrains from talking when
3 berbicara ketika mulut terisi
in mouth mouth is full of food
makanan
Menunjukkan toleransi terhadap
Shows consideration for others Shows tolerance to others at the
orang lain di meja makan
at the table (serves self without dining table (taking food in
4 (mengambil makanan tidak
taking too much food, requests appropriate amount, asking for
terlampau banyak, meminta
food be passed, etc) help politely, etc)
tolong dengan sopan, dll)
D. Verbal manners Sikap verbal Verbal cues
Says “thank you” when given Mengatakan “terima kasih” ketika Says “thank you” when receiving
1
something menerima pemberian something
Says “please” when asking for Mengatakan “tolong” ketika Says “please” when asking for
2
something meminta sesuatu something
Ends conversations Mengakhiri percakapan dengan Ends conversation politely
3 appropriately (says “Good- sopan (mengatakan “Selamat (saying “Goodbye”; “See you
bye”; “See you later”; etc) tinggal”;” Sampai ketemu lagi”; dll) later’: etc)
Merespon dengan kata-kata dan
Responds with appropriate Responds with appropriate
bahasa tubuh yang sesuai ketika
speech and gestures when words or gesture in conversation
diajak bicara (menyimak orang
4 spoken to (listens to speaker, (listens to people speaking, does
yang sedang berbicara, tidak
refrains from making tactless or not give awkward or irrelevant
melontarkan komentar yang
irrelevant comments, etc) comments, etc)
canggung atau tidak relevan, dll)
Responds appropriately when Merespon dengan baik ketika Responds well when introduced
introduced to strangers diperkenalkan kepada orang baru to new people (responds with
5
(acknowledges them by gesture (menanggapi dengan bahasa appropriate gesture or
or remark) tubuh atau ucapan yang pantas) comments)
Participates in conversation Berpartisipasi dalam percakapan, Participates in conversation,
6
without monopolizing tanpa memonopoli pembicaraan without monopolizing it
Participates in conversation Berpartisipasi dalam percakapan Participates in conversation,
7 without excessive or rude tanpa memotong pembicaraan without overtly interrupting
interruptions secara berlebihan atau kasar others or being rude
Being sensitive and
E. Peka dan pengertian Sensitive and understanding
considerate
Shows respect for older Menunjukkan rasa hormat kepada
Show respect to elders (avoiding
persons (refrains from coarse orang yang lebih tua (menghindari
1 harsh language, helping if asked,
language, assists as needed, bahasa yang kasar, membantu jika
etc)
etc) diperlukan, dll)
Modifies behavior according to Memodifikasi perilaku sesuai Modifies behavior depending on
2
degree of familiarity with other dengan seberapa akrab dirinya how close he is to his opponents

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


71

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


person (new classmate vs. best dengan orang tersebut (teman (new classmates vs. best friend;
friend; family members vs. sekelas yang baru vs. sahabat family vs. stranger; etc)
stranger; etc) dekat; anggota keluarga vs. orang
asing; dll)
Bekerja dengan atau di dekat
Works with or near others Works with or near others
3 orang lain tanpa menjadi
without being disruptive without disturbing
pengganggu
Menahan diri dari perilaku
Refrains from harmful taunting Controls himself not to make fun
4 mengejek atau menyindir orang
or teasing or teasing others
lain
Menurunkan nada suara sesuai Lowers voice tone in course
Lowers voice depending on
lokasi atau situasi (perpustakaan, with location and situation
5 location or situation (library,
teman sedang berbicara di (library, friend having a
co-worker on phone, etc)
telepon, dll) phonecall, etc)
Meniru sikap/perilaku orang lain
Copies or imitates appropriate
ketika tidak yakin tindakan apa Imitates others’ behavior when
behavior of others when
yang “tepat” (misalnya ketika not sure how to act “correctly”
6 unsure of “correct” action
makan malam yang formal, ritual (e.g. in formal dinner, unfamiliar
(formal dinner, unfamiliar
keagamaan yang kurang familiar, religious ritual; etc)
religious service, etc)
dll)
Menunjukkan rasa hormat kepada
Shows respect for peers or co- Shows respect to kids his age or
teman sebaya atau teman sekerja
workers (value others’ time, friends at work (respect other
7 (menghargai waktu orang lain,
refrains from making people’s time, not saying
tidak mengucapkan komentar
inappropriate comments, etc) inappropriate comments, etc)
yang tidak pantas, dll)
Mematuhi perjanjian yang telah
Follows through with Keeps promises (returning
dibuat (mengembalikan barang
agreements (returns borrowed things and money borrowed,
8 dan uang yang pernah dipinjam,
items and money, gives another keeps promise to give friend a
menepati janji memberikan
a ride if promised, etc) ride, etc)
tumpangan kepada teman, dll)
Demonstrates understanding Memahami bahwa ledekan ringan
that gentle teasing with friends dengan teman-teman bisa Understands that little teasing
9
can be a form of humor or merupakan salah satu bentuk could mean humor or affection
affection humor atau kasih sayang
F. Apologizing Meminta maaf Apologizing
Apologizes for unintentional Meminta maaf untuk kesalahan Apologizes for doing
1 mistakes (burping, bumping yang tidak disengaja (bersendawa, unintentional mistakes (burping,
into someone, etc) menabrak orang lain, dll) crashing into someone)
Apologizes with sincerity after Meminta maaf dengan tulus ketika Apologizes sincerely when
2
hurting another’s feelings telah melukai perasaan orang lain hurting others’ feeling
Meminta maaf untuk kelalaian
Apologizes for unintentional
Apologizes for unintentional yang tidak disengaja atau
3 negligent or mistakes in decision
slights or errors in judgement kesalahan dalam mengambil
making
keputusan
G. Keeping secrets Menjaga rahasia Keeping secret
1 Makes secrets of confidences Membuat janji menjaga rahasia Makes promise to keep secret
Keeps secrets or confidences Menjaga rahasia selama lebih dari Keeps secret for more than 1
2
for longer than one day 1 hari day
Keeps secrets or confidences Menjaga rahasia lebih lama lagi, Keeps secret longer, for as long
3
for as long as appropriate selama waktu yang pantas as needed
H. Controlling anger Mengendalikan amarah Control anger
Gets along with others Dapat bergaul dengan orang lain Able to socialize with others
1
(discusses issues calmly, (berdiskusi dengan tenang, tidak (discuss calmly, does not

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


72

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


refrains from provoking others, memprovokasi, dll) provoke, etc)
etc)
Accepts compromise to resolve Mengalah untuk menyelesaikan Gives way to settle conflict with
2 peers
conflicts with peers konflik dengan teman sebaya
Menghindari atau pergi
Avoids or leaves situation that
meninggalkan situasi yang mulai Avoids or leaves heated up
3 is becoming overly heated or
memanas atau mulai melibatkan situation or physical violence
physical
kekerasan fisis
Mengendalikan amarah atau rasa
Controls anger or hurt feelings Controls anger or
kecewa ketika suatu rencana harus
when plans are changed for disappointment when plan
berubah karena alasan yang tidak
unavoidable reasons (event changed for unexpected reason
4 terhindarkan (acara dibatalkan
cancelled due to bad weather, (party cancelled because of bad
karena cuaca buruk, rencana
trip postponed due to weather, holiday postponed
berlibur ditunda karena mobil
mechanical problem, etc) because of flat tire, etc)
mogok, dll)
Controls anger or hurt feelings Mengendalikan amarah atau rasa Controls anger or
due to constructive criticism kecewa setelah menerima kritik disappointment after receiving
5 (discussion of test score, yang membangun (mendiskusikan constructing criticism (discusses
performance review, nilai ujian, performa di sekolah, test score, school performance,
misbehavior, etc) perilaku yang buruk, dll) bad behavior, etc)
Controls anger or hurt feelings Mengendalikan amarah atau rasa Controls anger or
when denied own way (not kecewa ketika menerima disappointment when get
allowed to watch television or penolakan (tidak diperbolehkan rejected (not allowed to watch
6
attend party, suggestion menonton TV atau pergi ke pesta, TV or go to the party, when his
rejected by friend or ketika usulnya ditolak oleh teman idea was rejected by friends or
supervisor, etc) atau guru, dll) teacher, etc)
I. Physical and social safety Keamanan fisis dan sosial Physical and social security
Avoids or terminates
Menghindari atau memutuskan
relationships or situations that Avoids or breaks a hurtful or
hubungan/situasi yang
are hurtful or dangerous (being dangerous relationship/situation
1 menyakitkan atau berbahaya (di-
bullied, humiliated, taken (bullied, humiliated, being used
bully, dipermalukan, dimanfaatkan
advantage of sexually or sexually or financially, etc)
secara seksual atau finansial, dll)
financially, etc)
Menjaga kehati-hatian dan Keeps carefulness and safety
Works or plays carefully and
keamanan saat bekerja atau during work or play, avoiding
safely, avoiding accidents to
bermain, menghindari kecelakaan accidents on himself or others
self and others (wears safety
2 diri dan orang lain (memakai (wearing safety equipments,
equipment, uses caution when
peralatan keselamatan, using tools/machines carefully,
operating tools and machinery,
menggunakan alat/mesin dengan etc)
etc)
berhati-hati, dll)
Uses caution when
encountering dangerous Berhati-hati ketika menghadapi Be careful when facing
3 environmental conditions (icy kondisi lingkungan yang berbahaya dangerous environment
roads or sidewalks, tornado or (jalanan licin, hujan besar, dll) (slippery road, heavy rain, etc)
storm warnings, etc)
Is aware of and uses caution Menyadari dan berhati-hati ketika Be aware and be careful when
when encountering risky social menghadapi situasi sosial yang facing risky social situation
situations (offer of ride or berisiko (ditawari uang atau (being offered for money or ride
4
money from stranger, “binge” tumpangan oleh orang tak dikenal, by unknown person, alcohol
drinking parties, Internet “chat pesta minum-minuman keras, chat party, internet chat room, etc)
room,” personal ads, etc) room internet, dll)
Refrains from performing Menghindari perilaku yang Avoids risky/dangerous behavior
5
dangerous or risky behaviors berisiko/berbahaya (melompat (jumping from heights,

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


73

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


(jumping off high places, dari tempat tinggi, berenang tanpa swimming unaccompanied,
swimming without a partner, ditemani, berkendara dengan reckless driving, etc)
driving motorized vehicle ugal-ugalan, dll)
recklessly, etc)
J. Making decisions Membuat keputusan Making decision
Membuat keputusan sederhana
Makes simple personal yang menyangkut diri sendiri (film Makes simple decision involving
1 decisions (which movie to see, apa yang akan ditonton, hendak himself (movie to watch, what
what to eat for lunch, etc) makan apa untuk makan siang to eat at lunch, etc)
nanti, dll)
Requests help when Meminta pertolongan ketika
Asks for help when facing
encountering problem beyond menemui masalah yang tidak
unsolved problems (installing
2 own capability to solve dapat dipecahkannya (meng-
computer programs, fixing
(installing a new software install program komputer,
stoves, etc)
program, repairing a stove, etc) memperbaiki kompor, dll)
Accepts appropriate
Menerima saran atau pemecahan Accepts advice or problem
3 suggestions or solutions from
masalah dari orang lain solving from others
others
Membuat keputusan sederhana
Makes simple school or work- yang menyangkut sekolah atau Makes simple decision involving
related decisions (which pekerjaan (tugas mana yang harus school or work (which task to
4
assignment to do first, how diselesaikan lebih dahulu, berapa finish first, how long to finish the
long to work on project, etc) lama harus menyelesaikan tugas task, etc)
tersebut, dll)
Mempertimbangkan konsekuensi
Weighs consequences of
dari suatu tindakan sebelum Weighs consequences from an
actions before making decisions
membuat keputusan (tidak act before making decisions (not
5 (refrains from acting
bertindak impulsif, acting impulsively, considers
impulsively, considers relevant
mempertimbangkan informasi relevant situations, etc)
information, etc)
yang relevan, dll)
Merencanakan
K. Planning work Planning activities/work
kegiatan/pekerjaan
Menyusun prioritas untuk Lists priorities for everyday work
1 Prioritize daily work
pekerjaan sehari-hari
Merencanakan dan mengatur
Plans and organizes long-term
proyek jangka panjang supaya Plans and arranges long-term
projects to meet deadlines
dapat menepati deadlines (merinci project to meet deadlines
(figures out tasks involved,
2 detail apa yang perlu dilakukan, (specifies detail plans, estimates
estimates time needed to
memperkirakan waktu yang time needed for each work-step,
complete each part of a
dibutuhkan untuk setiap tahapan etc)
project, etc)
pekerjaan, dll)
Merencanakan dan mengatur
Plans and organizes long-term Plans and arranges long-term
proyek jangka panjang supaya
projects to meet budget project to meet affordable
dapat menepati anggaran yang
requirements (estimates budget (estimates project
3 tersedia (memperkirakan biaya
project costs, revises as needed budget, revises if needed to
proyek, melakukan revisi kalau
to keep costs within budget, keep expenses within budget,
perlu untuk menjaga pengeluaran
etc) etc)
sesuai dengan dana yang ada, dll)

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


74

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


Motor Skills Domain Domain Keterampilan Gerak Motor Skills Domain
Gross Gerak Kasar Gross Motor
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Answer Options: 4 = Almost
Response Options: 4 =
Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang- always, 3 = Often, 2 =
Almost always, 3 = Often, 2 =
kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Sometimes, 1 = Seldom, 0 =
Sometimes, 1 = Rarely, 0 =
Pernah, Never, DK = Don’t Know
Never, DK = Don’t know
DK = Don’t Know (maksimal 3 (maximum 3 for each
(limit to 3 per subdomain)
untuk tiap subdomain) subdomain)
A. Sitting Duduk Sitting
Holds head erect for at least 15 Menahan kepala tegak selama Holds head straight for at least
1 seconds when held upright in minimal 15 detik ketika didudukan 15 seconds when placed on
caregiver’s arm di pelukan pengasuh caregivers arm
Sits supported for at least 1 Duduk dengan topangan selama Sits with support for at least 1
2
minute minimal 1 menit minute
Sits unsupported for at least 1 Duduk tanpa topangan selama Sit without support for at least 1
3
minute minimal 1 menit minute
Sits unsupported for at least 10 Duduk tanpa topangan selama Sit without support for at least
4
minutes minimal 10 menit 10 minutes
Raises self to sitting position Beranjak duduk dari posisi
Raises to sit from laying position
and maintains position berbaring dan mempertahankan
5 and hold the position without
unsupported for at least 1 posisi tersebut tanpa topangan
support for at least 1 minute
minute selama minimal 1 menit
B. Beginning mobility Mulai bergerak Start moving
Bergerak atau merayap di lantai
Moves or creeps across floor on Moves or crawls across floor on
1 dengan menggunakan perut
stomach his stomach
(ngesot)
2 Moves around immediate area Bergerak ke area sekitarnya Moves to his surroundings
Merangkak minimal 1,5 meter di Crawls at least 1.5 meters on the
Crawls at least 5 feet across
lantai (mengunakan tangan dan floor (using arms and knees,
3 floor on hands and knees,
lutut, sedangkan perut tidak stomach is not touching the
without stomach touching floor
menyentuh lantai) floor)
Mengatur arah gerak di sekitar
Navigates around small objects Sets the direction of motion
4 benda/ objek kecil yang berada di
in path around small objects in his path
jalurnya
C. Beginning to stand and walk Mulai berdiri dan berjalan Start standing and walking
Stands holding on to stable Berdiri berpegangan pada benda Stands up by holding something
1
objects for at least 5 seconds yang stabil selama minimal 5 detik stable at least 5 minutes
Pulls self up to standing Stands up without holding on
2 Bangkit berdiri tanpa berpegangan
position something
Berdiri tanpa berpegangan selama Stands without holding on
3 Stands alone for 1 to 3 minutes something for 1-3 minutes
1-3 menit
Stands without holding on
Berdiri tanpa berpegangan selama
4 Stand for at least 5 minutes something for minimum 5
minimal 5 menit
minutes
5 Takes at least two steps Melangkah minimal 2 langkah Takes at least 2 steps
Walks across room; gait may be Berjalan dalam ruangan; cara
Walks in the room; gait may be
6 unsteady and may fall berjalan mungkin masih limbung
unstable or falls at times
occasionally atau jatuh sesekali
Walks as primary means of Berjalan sebagai cara utama untuk Walks as the main way to move
7
getting around; does not hold berpindah dari satu tempat ke from one place to another, not

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


75

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


on to stable objects tempat lain; tidak sambil holding to any objects
berpegangan pada benda
D. Throwing a ball Melempar bola Throwing ball
Rolls ball while sitting on floor Menggelindingkan bola ketika Rolls a ball when sitting on the
1
or ground duduk di lantai floor
2 Throws ball Melempar bola Throws ball
3 Kicks ball Menendang bola Kicks ball
Throws ball of any size in Melempar bola (ukuran Throws a ball (any size) to a
4
specific direction berapapun) ke arah tertentu certain direction
E. Climbing Memanjat Climbing
Climbs onto low furniture Memanjat ke atas perabot yang Climbs up a short furniture
1 (couch, chair, etc)
(couch, chair, bench, etc) pendek (sofa, kursi, dll)
Memanjat ke atas dan turun dari
Climbs on and off bed or steady Climbs up and down from bed or
2 tempat tidur atau kursi orang
adult-sized chair adults chair
dewasa
Memanjat ke atas dan turun dari Climbs up and down from a high
Climbs on and off high object
tempat tinggi (jungle gym/ palang place (jungle gym, ladder for at
3 (jungle gym, ladder at least 4
panjat, tangga setinggi minimal 1,2 least 1.2 metres, etc)
feet high, etc)
meter, dll)
F. Running Berlari Running
Berlari tanpa terjatuh; cara berlari Runs without falling, way of
Runs without falling; gait may
1 mungkin canggung dan tidak running may be awkward and
be awkward and uncoordinated
terkoordinasi uncoordinated
Berlari dengan mulus tanpa
2 Runs smoothly without falling Runs smoothly without falling
terjatuh
Berlari dengan mulus, termasuk
Runs smoothly, with changes in Runs smoothly, including
mengubah kecepatan dan arah lari
speed and direction (plays tag, changing velocity and direction
3 (bermain kejar-kejaran, berlari
runs while attempting to catch (play tags, runs to catch ball,
ketika mencoba menangkap bola,
ball, etc) etc)
dll)
G. Using stairs Menggunakan tangga Using stairs
Merangkak atau merayap menaiki
1 Crawls or creeps up stairs Crawls or creeps up the stairs
tangga
Merangkak atau merayap
2 Crawls or creeps down stairs Crawls or creeps down the stairs
menuruni tangga
Berjalan menaiki tangga,
Walks up stairs, putting both Walks up the stairs, using two
meletakkan kedua kaki setiap 1
3 feet on each step; may use feet for each staircase, may hold
anak tangga; boleh sambil
railing the handle or fence
berpegangan pada jeruji/pagar
Berjalan menuruni tangga,
Walks down the stairs, face
Walks down stairs, facing menghadap ke depan, meletakkan
forward, using two feet for each
4 forward, putting both feet on kedua kaki setiap 1 anak tangga;
staircase; may hold the handle
each step; may use railing boleh sambil berpegangan pada
or fence
jeruji/pagar
Berjalan menaiki tangga dengan Walks up the stairs by switching
Walks up stairs alternating feet; bergantian kaki kiri dan kanan; left and right foot on each
5
may use railing boleh sambil berpegangan pada staircase; may hold the handle
jeruji/pagar or fence
Berjalan menuruni tangga dengan Walks down the stairs by
Walks down stairs alternating
6 bergantian kaki kiri dan kanan; switching left and right foot on
feet; may use railing
boleh sambil berpegangan pada each staircase; may hold the

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


76

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


jeruji/pagar handle or fence
Climbs flight of eight or more Menaiki ≥ 8 anak tangga dengan Walks up more than 8 staircase
7
stairs at normal pace langkah/kecepatan normal with normal pace
Jumping, hopping, and Melompat (jumping, hopping, Jumping, hopping, skipping
H.
skipping skipping)
Melompat ke atas dengan kedua
1 Jumps off floor with both feet Jumps up with both foot
kaki
Jumps forward at least three Melompat ke depan minimal 3 kali Hops minimum 3 times with
2
times with both feet dengan kedua kaki both foot
Stands on one foot for at least Berdiri dengan satu kaki selama Stands with one foot for
3
2 seconds minimal 2 detik minimum 2 seconds
Hops on one foot at least one Melompat dengan satu kaki
Jumps with 1 foot for at least 1
time without falling; may hold minimal 1 kali tanpa terjatuh;
4 time without falling; may hold
on to another person or stable boleh sambil berpegangan pada
on to someone or stable object
object orang lain atau objek yang stabil
Hops forward on one foot with Melompat ke depan dengan satu
5 Hops forward easily with 1 foot
ease kaki, dengan mudah
Melompat ke depan sejauh
6 Skips at least 5 feet Skips minimum 1.5 meters
minimal 1,5 meter
I. Walking places Berjalan kaki Walking on foot
Walks at an average pace to Berjalan dengan kecepatan
Walks with standard pace. 150
1 locations within 500 feet of standar, dalam jarak 150 meter
meters from home or school
home, residence, or school dari rumah atau sekolah
Walks at an average pace to Berjalan dengan kecepatan
Walks with standard pace, 400
2 locations within ¼ mile of standar, dalam jarak 400 meter
meters from home or school
home, residence, or school dari rumah atau sekolah
Memperlambat kecepatan ketika
Slows pace if walking too Slows down when walking too
berjalan terlalu cepat atau
quickly and in danger of falling fast or in danger of falling (wet
3 terdapat bahaya jatuh (lantai
(wet or slippery surface, poor or slippery floor, losing balance,
basah atau licin, hilang
balance, etc) etc)
keseimbangan, dll)
J. Catching a ball Menangkap bola Catching ball
Catches small ball from
Menangkap bola kecil dari jarak ½
distance of 2 or 3 feet with Catches ball from ½-1 meters
1 - 1 meter dengan merentangkan
both hands held away from distance by opening both arms
kedua tangan
body
Catches large ball from distance Menangkap bola besar dari jarak
Catches ball from 2 meters
2 of at least 6 feet with both minimal 2 meter dengan kedua
distance by opening both arms
arms or both hands lengan atau kedua tangan
Catches tennis or baseball-size Menangkap bola seukuran bola
Catches ball as big as a tennis or
ball from distance of at least 10 tenis atau baseball dari jarak
3 baseball from 3 meters distance,
feet, moving to catch it if minimal 3 meter, bergerak untuk
moving to catch it if needed
necessary menangkapnya jika diperlukan
Mengendarai sepeda roda tiga
K. Riding tricycle or bicycle Riding a tricycle or bicycle
atau roda dua
Pedals tricycle or other three- Mengendarai sepeda roda tiga Rides a tricycle or other three-
1 wheeled vehicle for at least 6 atau roda tiga lainnya, sejauh wheeled vehicle as far as 2
feet minimal 2 meter meters
Pedals tricycle or other three- Mengendarai sepeda roda tiga Rides a tricycle or other three-
2 wheeled vehicle around atau roda tiga lainnya, mengitari wheeled vehicle, around the
corners sudut ruangan room corner
3 Rides bicycle with training Mengendarai sepeda roda dua Rides a bicycle with training

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


77

Versi Asli Versi Terjemahan Versi Back-translate


wheels for at least 10 feet dengan roda pengaman (training wheels for minimum 3 meters
wheels) sejauh minimal 3 meter
Mengendarai sepeda roda dua
Rides bicycle without training Rides a bicycle without training
4 tanpa roda pengaman (training
wheels without falling wheels without falling
wheels) tanpa terjatuh
Mengangkat dan membawa Lifting and carrying things
L. Lifting and carrying
benda
1 Lifts up to 10 pounds Mengangkat benda seberat ≤ 5 kg Lifts things weighing ≤ 5 kg
Lifts things weighing more than
2 Lifts more than 10 pounds Mengangkat benda lebih dari 5 kg
5 kg
3 Carries at least 10 pounds Membawa benda minimal 5 kg Carries things minimum 5 kg
4 Lifts at least 20 pounds Mengangkat benda minimal 10 kg Lifts things minimum 10 kg
5 Carries at least 20 pounds Membawa benda minimal 10 kg Carries things minimum 10 kg
M. Stamina Stamina Stamina
Ikut serta dalam aktivitas yang Participates in activities
Takes part in activities requiring requiring physical endurance
memerlukan ketahanan fisis
physical exertion (housework, (house chores, activities in
1 (pekerjaan rumah, aktivitas di
yard work, recreational sports, yard/field, recreational sport,
halaman/lapangan, olah raga
etc) etc)
rekreasi, dll)
Walks at least 1 hour without Berjalan selama minimal 1 jam Walking for minimum 1 hour
2 tiring (on outdoor track, trail, or tanpa merasa lelah (jalan setapak, without feeling tired (walking
sidewalk; in shopping mall, etc) trotoar, mall, dll) path, sidewalk, mall, etc)

Stands for at least 1 hour Berdiri selama minimal 1 jam Standing for minimum 1 hour
3 without resting
without a break tanpa istirahat

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


Lampiran 5. Instrumen Vineland-II Domain Sosialisasi dan Subdomain Gerak Kasar 78

Tentang Anak:
Nama: ________________________________________________________________________________
Jenis kelamin: ______________ Nomor rekam medis: _______________ Kelas (jika ada): _________________
Kelas tertinggi yang telah diselesaikan (jika ada): __________________________________________________
Sekolah atau institusi pendidikan lain (jika ada): ___________________________________________________
Diagnosis atau klasifikasi saat ini: _____________________________________________________________
Bahasa lisan di rumah: _____________________________________________________________________
Usia: Tahun Bulan Tanggal Usia untuk titik awal pemeriksaan:____
Tanggal wawancara: ________ ________ __________ Tipe (lingkari salah satu): Kronologis
Tanggal lahir: ________ ________ __________ Mental
Usia kronologis: ________ ________ __________ Sosial
Data dari uji lain: Kecerdasan Prestasi Perilaku adaptif Lain-lain
____________ __________ _______________ ____________________________
Alasan untuk wawancara: ________________________________________________________________

V ineland-II Record
Booklet

Vineland Adaptive Behavior Scales, Second Edition


Expanded Interview Form
Sara S. Sparrow, Domenic V. Cicchetti, dan David A. Balla
Revisi dari Vineland Social Maturity Scale oleh Edgar A. Doll

Tentang Responden: Tentang Pewawancara:

Nama: _______________________________________ Nama: ________________________

Jenis kelamin : ________ Nomor telepon : ____________ Posisi: ________________________

Hubungan dengan anak : __________________________ Jenis kelamin : __________________

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013


Sebelum memulai pemeriksaan, bacalah dengan cermat Chapter 2
dari the Vineland-II Expanded Interview Form Manual
Instruksi Umum:Pada setiap subdomain perilaku adaptif, mulailah penilaian
di klaster yang didesain untuk usia individu tersebut. Berilah nilai “4”, “3”, “2”,
“1”, “0”, atau “DK” (Lihat Apendiks E dari the Vineland-II Expanded Interview
Form Manual untuk kriteria skoring). Catat setiap skor dalam booklet ini.

 Skor “4” jika individu hampir selalu menunjukkan perilaku tersebut


secara independen (tanpa perlu dibantu atau diingatkan); “hampir
selalu” berarti minimal 90% dari seluruh waktunya.
 Skor “3” jika individu sering menunjukkan perilaku tersebut secara
independen; “sering” berarti 50-89% dari seluruh waktunya.
 Skor “2” jika individu kadang-kadang menunjukkan perilaku tersebut
secara independen; “kadang-kadang” berarti 10-49% dari waktunya.
 Skor “1” jika individu jarang menunjukkan perilaku tersebut secara
independen; “jarang” berarti kurang dari 10% waktunya.
 Skor “0” jika individu tidak pernah menunjukkan perilaku tersebut, atau
tidak pernah melakukannya secara independen.
 Jika responden tidak mengetahui apakah individu menunjukkan
perilaku tersebut, tuliskan “DK” untuk Don’t Know. Ketika
menjumlahkan tiap klaster, hitung setiap DK dengan skor 2. Namun, jika
terdapat lebih dari 3 item dalam 1 subdomain yang ditandai “DK”,
jangan lakukan skoring pada subdomain tersebut.
 Jika suatu item memiliki penjelasan Scoring Tip, gunakan panduan
tersebut untuk membantu menentukan skor yang sesuai.
 Beberapa subdomain tidak sesuai untuk anak yang lebih muda. Jika
anak yang dinilai lebih muda dari usia pada start point, jangan pakai
subdomain tersebut.
Aturan Basal:Untuk setiap subdomain, tentukanlah basal dari 2 klaster
berturut-turut yang memiliki nilai “3” atau “4”. Tidak perlu memberikan skor
di klaster sebelum klaster basal pertama, namun berikanlah nilai maksimum
pada seluruh klaster tersebut (angka tertulis di sudut kanan atas kotak
JUMLAH). Tidak terdapat aturan ceiling. Lihat buku petunjuk untuk penjelasan
lengkapnya.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 1


Domain Sosialisasi
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
<5 A. Memulai perilaku sosial 4 3 2 1 0 DK
1 Menunjukkan respons terhadap suara pengasuh atau orang lain (menjadi lebih
aktif, tidak rewel, memandangi orang yang sedang berbicara, dll)
2 Memandangi wajah pengasuhnya
3 Mengikuti dengan mata selama ≥ 5 detik; orang yang bergerak di sisi boks
bayi/ tempat tidur
4 Tersenyum sebagai respons kepada orang yang tersenyum padanya
5 Menunjukkan ketertarikan kepada anak lain/ anak seusianya, selain saudara
kandung (mengamati, tersenyum, dll)
6 Memulai kontak sosial (tersenyum, bersuara, dll)
7 Tampak lebih menyukai orang dibandingkan benda ketika dihadapkan pada
keduanya (aktivitas meningkat, tersenyum atau mengamati orang, dll)
28
JUMLAH
5 B. Merespons orang-orang dekat/ familiar 4 3 2 1 0 DK
1 Tersenyum atau mengoceh ketika didekati oleh orang yang familiar
Mencari orang yang familiar ketika lelah, takut, atau memerlukan perhatian
2 (lapar, haus, popok basah, dll)
HUBUNGAN INTERPERSONAL

3 Mengenali anggota keluarga atau orang penting (significant person)lain


Menunjukkan kasih sayang kepada orang yang familiar (menyentuh, memeluk,
4
mencium, dll)
Maju mendekat ketika orang yang familiar mendekatinya dengan tangan
5 terbuka
6 Bergerak mencari pengasuh atau orang yang familiar di dekatnya
24
JUMLAH
C. Meniru 4 3 2 1 0 DK
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
1 Meniru gerakan sederhana (tepuk tangan, melambaikan selamat tinggal, dll)
Meniru atau mencoba meniru ekspresi wajah pengasuh (tersenyum,
2
cemberut, dll)
Meniru kegiatan relatif kompleks yang sedang dilakukan oleh orang lain
3
(menyapu, memasang paku, mengeringkan piring cucian, dll)
Meniru frase orang dewasa yang pernah didengarnya (“Sayang, aku pulang”;
4 “Tidak ada es krim sebelum kau mau mencuci piringmu”; dll)
Meniru kegiatan relatif kompleks beberapa jam setelah melihatnya dilakukan
5 oleh orang lain (memasak, memotong rumput, mengendarai sepeda, dll)
20
JUMLAH
6-8  D. Mengekspresikan dan mengenali emosi 4 3 2 1 0 DK
1 Mengekspresikan dua atau lebih emosi (tertawa, menangis, berteriak, dll)
Perhatian: Item ini lebih mudah dibandingkan item di klaster sebelumnya
Tersenyum dengan tepat sebagai respon terhadap pernyatan positif seperti
2 “Bagus untukmu” atau “Bajumu bagus”
Mengenali emosi pada orang lain (kegembiraan, kesedihan, ketakutan,
3 kemarahan, dll)
Menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan emosinya (“Aku senang”;
4
“Aku takut”; “Aku tidak mau bicara dengannya lagi”; dll)
16
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 2


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
E. Mengidentifikasi diri dan sesama 4 3 2 1 0 DK
1 Merespon gambar dirinya di cermin atau foto (menatap, menggunakan bahasa
tubuh, bersuara, berusaha menyentuhnya, dll)
2 Mengenali dirinya sendiri ketika melihat gambar dirinya di cermin atau foto
3 Memanggil minimal 2 orang yang familiar dengan nama atau nama panggilan
4 Menyatakan hubungan dirinya dengan anggota keluarga secara verbal (“Itu
ibuku”; “Ia kakakku”; dll)
5 Menyebutkan nama orang yang jarang dilihatnya secara tepat (“Halo, Tante
Jane”; “Itu Pak Gery”; dll)
6 Mengenali orang berdasarkan karakteristiknya, selain nama (hubungannya
dengan orang lain, karakteristik fisis, pekerjaan, tempat tinggal, dll)
24
JUMLAH
9-12 F. Perilaku menolong 4 3 2 1 0 DK
Menyadari ketika orang lain memerlukan bantuan (“Ibu itu menjatuhkan
1 topinya”; “Barang itu terlalu berat untuknya”; dll)
Bertindak ketika orang lain memerlukan bantuan (menahan pintu tetap
2
terbuka, mengambilkan barang yang terjatuh, dll)
HUBUNGAN INTERPERSONAL

8
JUMLAH
G. Pertemanan 4 3 2 1 0 DK
Menunjukkan perilaku mencari teman dengan anak/orang seusianya
1
(tersenyum, melambai, memberikan komentar bersahabat, bertanya, dll)
2 Memiliki dua atau lebih teman (yang bukan anggota keluarga)
Memiliki sahabat (seseorang yang dipilihnya untuk menghabiskan waktu
3
bersama lebih dari teman-teman lain)
12
JUMLAH
13-15  H. Menunjukkan kepedulian terhadap orang lain (caring) 4 3 2 1 0 DK
Menggunakan tindakan untuk menunjukkan kegembiraan, simpati, atau
1 kepedulian terhadap orang lain (memeluk, menepuk-nepuk, menggenggam
tangan, dll)
Menunjukkan keinginan untuk menyenangkan orang lain (memberikan hadiah
2
buatan sendiri, menolong orang lain, dll)
Menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan kegembiraan, simpati, atau
3 kepedulian terhadap orang lain (“Aku ikut senang”; “Apa kamu baik-baik
saja?”; dll)
Mengetahui hal-hal yang disukai atau tidak disukai oleh orang lain (“Tante
4
suka es krim coklat”; “Ayahku benci kucing”; dll)
Mengetahui ulang tahun anggota keluarga dekat (mengucapkan “Selamat ulang
5 tahun”; “Selamat untuk ulang tahun pernikahanmu”; dll)
Meminta orangtua membelikan hadiah untuk orang lain pada suatu
6
kesempatan khusus
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
Merespon secara verbal dan positif terhadap hal baik yang terjadi pada orang
7 lain (memberi selamat kepada teman yang menerima penghargaan, dll)
Membuatkan atau membelikan hadiah kecil untuk pengasuh atau anggota
8 keluarga pada hari raya besar atas inisiatif sendiri
32
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 3


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
I. Kerjasama dan rasa keadilan (fairness) 4 3 2 1 0 DK
1 Mengajukan permintaan yang masuk akal kepada pengasuh
2 Memiliki kebutuhan yang masuk akal tentang pertemanan (tidak meminta
eksklusif, harus selalu menemani, dll)
3 Bekerja sama dengan baik dengan orang lain untuk merencanakan atau ikut
serta dalam suatu kegiatan (pesta ulang tahun, permainan olah raga, dll)
12
JUMLAH
16+  J. Kesesuaian perilaku dalam pergaulan 4 3 2 1 0 DK
Menjaga jarak fisis yang dapat diterima sesuai kultur setempat pada situasi-
1 situasi sosial (tidak melanggar ruang pribadi orang lain)
Mengekspresikan tingkat emosi yang sama dengan orang-orang di sekitarnya
2
(tidak mengecilkan atau mendramatisasi situasi)
Menyadari dan mengendalikan diri untuk tidak membuat pernyataan yang
3 memalukan atau melukai di depan umum (tentang atribut fisis, etnis, status
perkawinan, atau kondisi sosial-ekonomi, dll)
HUBUNGAN INTERPERSONAL

Memahami bahwa orang lain tidak akan mengetahui isi pikirannya kecuali ia
4 mau berkomunikasi dengan mereka
5 Mendiskusikan hal-hal pribadi secara diam-diam
20
JUMLAH
K. Keterampilan dalam percakapan 4 3 2 1 0 DK
Merespon secara verbal dalam percakapan ringan yang dimulai oleh orang
1 dewasa (jika ditanya, “Apa kabar?” dapat menjawab “Kabarku baik”; jika
ditanya, “Kamu tampak cantik,” dapat menjawab “Terima kasih”; dll)
Perhatian: Item ini lebih mudah dibandingkan item di klaster sebelumnya
Bercakap-cakap dengan orang lain tentang topik yang diminati bersama
2
(olah raga, film, rencana liburan, dll)
Menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain (menyimak dan menanggapi,
3 menerima atau meminta pendapat, dll)
Memulai percakapan ringan ketika bertemu orang yang dikenal (“Apa kabar?”;
4
“Hey, sedang apa kamu sekarang?”; dll)
Memulai percakapan tentang topik tertentu yang diminati oleh orang
5
lain(“Carlo mengatakan kamu suka komputer”; dll)
Merespon petunjuk atau tanda-tanda tersirat dalam percakapan (menyadari
6 bahwa seseorang yang menguap dapat berarti “Aku bosan”; pergantian topik
tiba-tiba dapat berarti “Aku tidak mau membicarakannya”; dll)
24
JUMLAH
L. Aktivitas kelompok 4 3 2 1 0 DK
1 Bertemu dan berinteraksi dengan sekelompok teman secara rutin
2 Pergi ke acara kelompok
Scoring tip: Beri skor “4” kalau individu pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
8
JUMLAH

Hubungan Interpersonal: Raw Score 228


(Total jumlah)

Ketika menjumlahkan, hitung


DK sebagai “2”, namun jika
Komentar

lebih dari 3 item ditandai


“DK”, jangan lakukan skoring
pada subdomain ini.

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 4


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
<7 A. Mulai bermain 4 3 2 1 0 DK
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
1 Merespon ajakan pengasuh untuk bermain (tersenyum, tertawa, bertepuk
tangan, dll)
2 Menunjukkan ketertarikan terhadap lingkungan (berjalan-jalan, memeriksa
tempat tersebut, menyentuh benda/orang yang dijumpai, dll)
3 Mengikuti permainan interaksi sederhana dengan orang lain (cilukba,
bernyanyi sambil bertepuk tangan, dll)
4 Bermain di dekat anak lain, masing-masing melakukan kegiatan terpisah
16
JUMLAH
7-8 B. Bermain dengan teman sebaya 4 3 2 1 0 DK
1 Bermain kooperatif dengan 1 atau lebihteman selama ≤ 5 menit
2 Bermain kooperatif dengan teman tanpa merusak mainan atau benda
WAKTU BERMAIN DAN BERSANTAI

Meniru tindakan anak yang bermain di dekatnya, tanpa interaksi, atau dengan
3 sedikit interaksi antara keduanya
Scoring tip:Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu, dan
sekarang sudah melewatinya
Memilih untuk bermain dengan anak-anak lain (tidak diam di pinggiran atau
4
sengaja menghindar)
5 Bermain kooperatif dengan lebih dari 1 teman selama lebih dari 5 menit
Melanjutkan kegiatan bersama anak lain tanpa terhenti atau hanya rewel
6 sedikit ketika ditinggalkan oleh pengasuh
7 Bermain dengan anak-anak lain dengan pengawasan/supervisi minimal
Melindungi dirinya sendiri dengan menjauhi teman yang suka merusak atau
8 melukai (anak yang suka menggigit, memukul, melempar barang-barang,
menjambak, dll)
Mencari teman bermain atau untuk menemani (mengundang teman ke
9 rumah, bermain ke rumah teman, bermain di taman, dll)
36
JUMLAH
C. Aktivitas berpura-pura (make-believe activities) 4 3 2 1 0 DK
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
Menggunakan alat rumah tangga atau benda lain untuk aktivitas berpura-pura
1 (mengandaikan sebuah balok adalah mobil, kotak kardus adalah rumah, dll)
Terlibat dalam aktivitas berpura-pura sederhana bersama orang lain
2 (bermain “dress-up”, berpura-pura menyajikan makan malam, atau
mengendarai truk, dll)
Terlibat dalam aktivitas berpura-pura yang lebih rumit bersama orang lain ,
3 terdiri dari lebih dari 1 peran (bermain sekolah-sekolahan, menjadi tokoh
televisi atau film, dll)
Terlibat dalam aktivitas berpura-pura yang lebih rumit, menerima peran
4 yang ditentukan oleh orang lain
16
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 5


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
9-10 D. Berbagi 4 3 2 1 0 DK
1 Ketika diminta, mau berbagi mainan atau benda miliknya
2 Tanpa diminta, mau berbagi mainan atau benda miliknya
3 Meminta izin sebelum menggunakan benda milik orang lain atau benda yang
sedang digunakan orang lain
12
JUMLAH
11-16 E. Melakukan permainan 4 3 2 1 0 DK
Melakukan permainan informal, outdoor, secara berkelompok (kejar-kejaran,
1 lompat tali, bola basket, dll)
Melakukan permainan kartu, papan (board game), atau elektronik sederhana
WAKTU BERMAIN DAN BERSANTAI

2 yang hanya memerlukan keberuntungan (ular tangga, dll)


Scoring tip: Beri skor “4” kalau pernah mampu melakukannya dahulu, dan
sekarang sudah melewatinya
Melakukan permainan sederhana yang perlu mengumpulkan skor (tic-tac-toe
3
[X-O], kickball/softball, lempar sepatu kuda, dll)
Mampu memainkan lebih dari 1 permainan kartu, papan, atau elektronik yang
4 memerlukan keterampilan dan pengambilan keputusan (Monopoli, bridge,
catur, dll)
16
JUMLAH
F. Mengikuti aturan dalam permainan 4 3 2 1 0 DK
1 Mengambil giliran, jika diminta, ketika melakukan permainan atau olah raga
2 Mengambil giliran, tanpa diminta
Mengikuti aturan pada permainan atau olah raga sederhana (kursi
3
bernyanyi/ berebut kursi/ musical chair, permainan elektronik, dll)
Menunjukkan perilaku sportif (mematuhi aturan, tidak menyerang ketika
4
kalah, memberi selamat kepada tim pemenang, menerima kekalahan, dll)
Mengikuti aturan pada permainan atau olah raga kompleks (permainan
5 elektronik, sepak bola, voli, dll)
20
JUMLAH
17+  G. Mengenali isyarat sosial 4 3 2 1 0 DK
Menahan diri untuk tidak memasuki kelompok ketika isyarat verbal
1 menunjukkan bahwa ia tidak diterima
Menahan diri untuk tidak memasuki kelompok ketika isyarat non-verbal
2 menunjukkan bahwa ia tidak diterima
8
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 6


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
H. Bepergian dengan teman-teman 4 3 2 1 0 DK
1 Bepergian (ke mall, taman, tempat umum, dll) dengan teman-teman di siang
hari, dengan pengawasan orang dewasa
Scoring tip: Beri skor “4” kalau pernah mampu melakukannya dahulu, dan
WAKTU BERMAIN DAN BERSANTAI

sekarang sudah melewatinya


2 Bepergian (ke konser, ceramah, pertandingan olah raga, bioskop, dll) dengan
teman-teman di malam hari, dengan pengawasan orang dewasa
Scoring tip: Beri skor “4” kalau pernah mampu melakukannya dahulu, dan
sekarang sudah melewatinya
3 Bepergian (ke mall, taman, tempat umum, dll) dengan teman-teman di siang
hari, tanpa pengawasan orang dewasa
4 Bepergian (ke konser, ceramah, pertandingan olah raga, bioskop, dll) dengan
teman-teman di malam hari, tanpa pengawasan orang dewasa
16
JUMLAH
I. Merencanakan dan mengatur permainan 4 3 2 1 0 DK
1 Merencanakan untuk bertemu dengan teman-teman
Mencari informasi jadwal film di bioskop, pertandingan olah raga, konser, dll
2
(melihat koran, internet, menelepon bioskop, dll)
Mengatur aktivitas bermain dan bersantai yang cukup kompleks, di mana
3 lebih dari 2 faktor perlu dipertimbangkan (berlibur ke pantai atau taman
yang memerlukan transportasi, bekal makanan, peralatan rekreasi, dll)
12
JUMLAH

Waktu Bermain dan Bersantai: Raw Score 152


(Total jumlah)

Ketika menjumlahkan, hitung


DK sebagai “2”, namun jika
lebih dari 3 item ditandai
Komentar

“DK”, jangan lakukan skoring


pada subdomain ini.

Berikanlah nilai maksimum


pada seluruh klaster sebelum
klaster basal

1-9 A. Transisi/ peralihan 4 3 2 1 0 DK


1 Dalam beraktivitas di rumah, mampu beralih dengan nyaman dari aktivitas
yang satu ke aktivitas yang lain
KETERAMPILAN COPING

2 Merespon positif terhadap perubahan rutinitas yang masuk akal


8
JUMLAH
10-11 B. Mengikuti aturan 4 3 2 1 0 DK
Mengikuti aturan di sekolah (datang tepat waktu, berbaris sesuai instruksi,
1 tidak berlarian di dalam aula, dll)
Mengikuti peraturan keselamatan di masyarakat atau tempat rekreasi
2 (dilarang membuang sampah sembarangan, dilarang merusak fasilitas umum,
jangan berenang sendirian, dll)
Mengikuti peraturan rumah tangga (mematuhi batasan jam malam,
3 menginformasikan rencana kegiatan kepada orangtua, dll)
12
JUMLAH

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 7


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
C. Sikap saat makan (table manners) 4 3 2 1 0 DK
1 Mengunyah dengan mulut tertutup
2 Membersihkan atau mengelap wajah dan tangan saat atau setelah makan
3 Menahan diri untuk tidak berbicara ketika mulut terisi makanan
4 Menunjukkan toleransi terhadap orang lain di meja makan (mengambil
makanan tidak terlampau banyak, meminta tolong dengan sopan, dll)
16
JUMLAH
D. Sikap verbal 4 3 2 1 0 DK
1 Mengatakan “terima kasih” ketika menerima pemberian
2 Mengatakan “tolong” ketika meminta sesuatu
Mengakhiri percakapan dengan sopan (mengatakan “Selamat tinggal”;” Sampai
3 ketemu lagi”; dll)
Merespon dengan kata-kata dan bahasa tubuh yang sesuai ketika diajak bicara
4 (menyimak orang yang sedang berbicara, tidak melontarkan komentar yang
canggung atau tidak relevan, dll)
Merespon dengan baik ketika diperkenalkan kepada orang baru (menanggapi
KETERAMPILAN COPING

5 dengan bahasa tubuh atau ucapan yang pantas)


6 Berpartisipasi dalam percakapan, tanpa memonopoli pembicaraan
Berpartisipasi dalam percakapan tanpa memotong pembicaraan secara
7
berlebihan atau kasar
28
JUMLAH
12-14 E. Peka dan pengertian 4 3 2 1 0 DK
Menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua (menghindari bahasa
1 yang kasar, membantu jika diperlukan, dll)
Memodifikasi perilaku sesuai dengan seberapa akrab dirinya dengan orang
2 tersebut (teman sekelas yang baru vs sahabat dekat; anggota keluarga vs
orang asing; dll)
3 Bekerja dengan atau di dekat orang lain tanpa menjadi pengganggu
4 Menahan diri dari perilaku mengejek atau menyindir orang lain
Menurunkan nada suara sesuai lokasi atau situasi (perpustakaan, teman
5 sedang berbicara di telepon, dll)
Meniru sikap/perilaku orang lain ketika tidak yakin tindakan apa yang “tepat”
6 (misalnya ketika makan malam yang formal, ritual keagamaan yang kurang
familiar, dll)
Menunjukkan rasa hormat kepada teman sebaya atau teman sekerja
7 (menghargai waktu orang lain, tidak mengucapkan komentar yang tidak
pantas, dll)
Mematuhi perjanjian yang telah dibuat (mengembalikan barang dan uang yang
8 pernah dipinjam, menepati janji memberikan tumpangan kepada teman, dll)
Memahami bahwa ledekan ringan dengan teman-teman bisa merupakan salah
9 satu bentuk humor atau kasih sayang
36
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 8


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
F. Meminta maaf 4 3 2 1 0 DK
1 Meminta maaf untuk kesalahan yang tidak disengaja (bersendawa, menabrak
orang lain, dll)
2 Meminta maaf dengan tulus ketika telah melukai perasaan orang lain
3 Meminta maaf untuk kelalaian yang tidak disengaja atau kesalahan dalam
mengambil keputusan
12
JUMLAH
G. Menjaga rahasia 4 3 2 1 0 DK
1 Membuat janji menjaga rahasia
2 Menjaga rahasia selama lebih dari 1 hari
3 Menjaga rahasia lebih lama lagi, selama waktu yang pantas
12
JUMLAH
15+ H. Mengendalikan amarah 4 3 2 1 0 DK
Dapat bergaul dengan orang lain (berdiskusi dengan tenang, tidak
1 memprovokasi, dll)
KETERAMPILAN COPING

2 Mengalah untuk menyelesaikan konflik dengan teman sebaya


Menghindari atau pergi meninggalkan situasi yang mulai memanas atau mulai
3
melibatkan kekerasan fisis
Mengendalikan amarah atau rasa kecewa ketika suatu rencana harus berubah
4 karena alasan yang tidak terhindarkan (acara dibatalkan karena cuaca buruk,
rencana berlibur ditunda karena mobil mogok, dll)
Mengendalikan amarah atau rasa kecewa setelah menerima kritik yang
5 membangun (mendiskusikan nilai ujian, performa di sekolah, perilaku yang
buruk, dll)
Mengendalikan amarah atau rasa kecewa ketika menerima penolakan (tidak
6 diperbolehkan menonton TV atau pergi ke pesta, ketika usulnya ditolak oleh
teman atau guru, dll)
24
JUMLAH
I. Keamanan fisis dan sosial 4 3 2 1 0 DK
Menghindari atau memutuskan hubungan/situasi yang menyakitkan atau
1 berbahaya (di-bully, dipermalukan, dimanfaatkan secara seksual atau finansial,
dll)
Menjaga kehati-hatian dan keamanan saat bekerja atau bermain, menghindari
2 kecelakaan diri dan orang lain (memakai peralatan keselamatan, menggunakan
alat/mesin dengan berhati-hati, dll)
Berhati-hati ketika menghadapi kondisi lingkungan yang berbahaya (jalanan
3 licin, hujan besar, dll)
Menyadari dan berhati-hati ketika menghadapi situasi sosial yang berisiko
4 (ditawari uang atau tumpangan oleh orang tak dikenal, pesta minum-minuman
keras, chat room internet, dll)
Menghindari perilaku yang berisiko/berbahaya (melompat dari tempat tinggi,
5
berenang tanpa ditemani, berkendara dengan ugal-ugalan, dll)
20
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 9


Domain Sosialisasi, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
J. Membuat keputusan 4 3 2 1 0 DK
1 Membuat keputusan sederhana yang menyangkut diri sendiri (film apa yang
akan ditonton, hendak makan apa untuk makan siang nanti, dll)
Perhatian: Item ini lebih mudah dibandingkan item di klaster sebelumnya
2 Meminta pertolongan ketika menemui masalah yang tidak dapat
dipecahkannya (meng-install program komputer, memperbaiki kompor, dll)
Perhatian: Item ini lebih mudah dibandingkan item di klaster sebelumnya
KETERAMPILAN COPING

3 Menerima saran atau pemecahan masalah dari orang lain


4 Membuat keputusan sederhana yang menyangkut sekolah atau
pekerjaan(tugas mana yang harus diselesaikan lebih dahulu, berapa lama
harus menyelesaikan tugas tersebut, dll)
5 Mempertimbangkan konsekuensi dari suatu tindakan sebelum membuat
keputusan (tidak bertindak impulsif, mempertimbangkan informasi yang
relevan, dll)
20
JUMLAH
K. Merencanakan kegiatan/pekerjaan 4 3 2 1 0 DK
1 Menyusun prioritas untuk pekerjaan sehari-hari
Merencanakan dan mengatur proyek jangka panjang supaya dapat menepati
2 deadlines (merinci detail apa yang perlu dilakukan, memperkirakan waktu
yang dibutuhkan untuk setiap tahapan pekerjaan, dll)
Merencanakan dan mengatur proyek jangka panjang supaya dapat menepati
3 anggaran yang tersedia (memperkirakan biaya proyek, melakukan revisi
kalau perlu untuk menjaga pengeluaran sesuai dengan dana yang ada, dll)
12
JUMLAH

Kemampuan Coping: Raw Score 200


(Total jumlah)

Ketika menjumlahkan,
hitung DK sebagai “2”,
namun jika lebih dari 3
item ditandai “DK”, jangan
Komentar

lakukan skoring pada


subdomain ini.

Berikanlah nilai maksimum


pada seluruh klaster
sebelum klaster basal

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 10


Domain Keterampilan Gerak
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
<2  A. Duduk 4 3 2 1 0 DK
1 Menahan kepala tegak selama minimal 15 detik ketika didudukan di pelukan
pengasuh
2 Duduk dengan topangan selama minimal 1 menit
3 Duduk tanpa topangan selama minimal 1 menit
4 Duduk tanpa topangan selama minimal 10 menit
5 Beranjak duduk dari posisi berbaring dan mempertahankan posisi tersebut
tanpa topangan selama minimal 1 menit
20
JUMLAH
2-3  B. Mulai bergerak 4 3 2 1 0 DK
1 Bergerak atau merayap di lantai dengan menggunakan perut (ngesot)
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
2 Bergerak ke area sekitarnya
Merangkak minimal 1,5 meter di lantai (mengunakan tangan dan lutut,
3 sedangkan perut tidak menyentuh lantai)
Scoring tip:Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu, dan
GERAK KASAR

sekarang sudah melewatinya


4 Mengatur arah gerak di sekitar benda/ objek kecil yang berada di jalurnya
16
JUMLAH
C. Mulai berdiri dan berjalan 4 3 2 1 0 DK
1 Berdiri berpegangan pada benda yang stabil selama minimal 5 detik
2 Bangkit berdiri tanpa berpegangan
3 Berdiri tanpa berpegangan selama 1-3 menit
4 Berdiri tanpa berpegangan selama minimal 5 menit
5 Melangkah minimal 2 langkah
Berjalan dalam ruangan; cara berjalan mungkin masih limbung atau jatuh
6 sesekali
Berjalan sebagai cara utama untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain;
7
tidak sambil berpegangan pada benda
28
JUMLAH
4 D. Melempar bola 4 3 2 1 0 DK
1 Menggelindingkan bola ketika duduk di lantai
2 Melempar bola
3 Menendang bola
4 Melempar bola (ukuran berapapun) ke arah tertentu
16
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 11


Domain Keterampilan Gerak, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
E. Memanjat 4 3 2 1 0 DK
1 Memanjat ke atas perabot yang pendek (sofa, kursi, dll)
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
2 Memanjat ke atas dan turun dari tempat tidur atau kursi orang dewasa
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
3 Memanjat ke atas dan turun dari tempat tinggi (jungle gym/ palang panjat,
tangga setinggi minimal 1,2 meter, dll)
12
JUMLAH
5  F. Berlari 4 3 2 1 0 DK
1 Berlari tanpa terjatuh; cara berlari mungkin canggung dan tidak terkoordinasi
2 Berlari dengan mulus tanpa terjatuh
Berlari dengan mulus, termasuk mengubah kecepatan dan arah lari (bermain
3 kejar-kejaran, berlari ketika mencoba menangkap bola, dll)
12
JUMLAH
6+ G. Menggunakan tangga 4 3 2 1 0 DK
1 Merangkak atau merayap menaiki tangga
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
2 Merangkak atau merayap menuruni tangga
GERAK KASAR

Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
Berjalan menaiki tangga, meletakkan kedua kaki setiap 1 anak tangga; boleh
3 sambil berpegangan pada jeruji/pagar
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
Berjalan menuruni tangga, menghadap ke depan, meletakkan kedua kaki
4
setiap 1 anak tangga; boleh sambil berpegangan pada jeruji/pagar
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
Berjalan menaiki tangga dengan bergantian kaki kiri dan kanan; boleh sambil
5
berpegangan pada jeruji/pagar
Berjalan menuruni tangga dengan bergantian kaki kiri dan kanan; boleh sambil
6 berpegangan pada jeruji/pagar
7 Menaiki ≥ 8 anak tangga dengan langkah/kecepatan normal
28
JUMLAH
H. Melompat (jumping, hopping, skipping) 4 3 2 1 0 DK
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
dan sekarang sudah melewatinya
1 Melompat ke atas dengan kedua kaki
2 Melompat ke depan minimal 3 kali dengan kedua kaki
3 Berdiri dengan satu kaki selama minimal 2 detik
Melompat dengan satu kaki minimal 1 kali tanpa terjatuh; boleh sambil
4 berpegangan pada orang lain atau objek yang stabil
5 Melompat ke depan dengan satu kaki, dengan mudah
6 Melompat ke depan sejauh minimal 1,5 meter
24
JUMLAH
Komentar

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 12


Domain Keterampilan Gerak, lanjutan
Pilihan Jawaban: 4 = Hampir Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Jarang, 0 = Tidak Pernah,
DK = Don’t Know (maksimal 3 untuk tiap subdomain)
I. Berjalan kaki 4 3 2 1 0 DK
1 Berjalan dengan kecepatan standar, dalam jarak 150 meter dari rumah atau
sekolah
2 Berjalan dengan kecepatan standar, dalam jarak 400 meter dari rumah atau
sekolah
3 Memperlambat kecepatan ketika berjalan terlalu cepat atau terdapat bahaya
jatuh (lantai basah atau licin, hilang keseimbangan, dll)
12
JUMLAH
J. Menangkap bola 4 3 2 1 0 DK
Menangkap bola kecil dari jarak ½ - 1 meter dengan merentangkan kedua
1 tangan
Menangkap bola besar dari jarak minimal 2 meter dengan kedua lengan atau
2 kedua tangan
Menangkap bola seukuran bola tenis atau baseball dari jarak minimal 3 meter,
3
bergerak untuk menangkapnya jika diperlukan
12
JUMLAH
K. Mengendarai sepeda roda tiga atau roda dua 4 3 2 1 0 DK
Scoring tip: Beri skor “4” kalau anak pernah mampu melakukannya dahulu,
GERAK KASAR

dan sekarang sudah melewatinya


1 Mengendarai sepeda roda tiga atau roda tiga lainnya, sejauh minimal 2 meter
2 Mengendarai sepeda roda tiga atau roda tiga lainnya, mengitari sudut ruangan
Mengendarai sepeda roda dua dengan roda pengaman (training wheels)
3 sejauh minimal 3 meter
Mengendarai sepeda roda dua tanpa roda pengaman (training wheels) tanpa
4 terjatuh
16
JUMLAH
L. Mengangkat dan membawa benda 4 3 2 1 0 DK
1 Mengangkat benda seberat ≤ 5 kg
2 Mengangkat benda lebih dari 5 kg
3 Membawa benda minimal 5 kg
4 Mengangkat benda minimal 10 kg
5 Membawa benda minimal 10 kg
20
JUMLAH
M. Stamina 4 3 2 1 0 DK
1 Ikut serta dalam aktivitas yang memerlukan ketahanan fisis (pekerjaan rumah,
aktivitas di halaman/lapangan, olah raga rekreasi, dll)
2 Berjalan selama minimal 1 jam tanpa merasa lelah (jalan setapak, trotoar,
mall, dll)
3 Berdiri selama minimal 1 jam tanpa istirahat
12
JUMLAH

Gerak kasar: Raw Score 228


(Total jumlah)
Ketika menjumlahkan, hitung DK sebagai “2”,
namun jika lebih dari 3
Komentar

item ditandai “DK”, jangan lakukan skoring pada


subdomain ini.

Berikanlah nilai maksimum pada seluruh klaster


sebelum klaster basal

Kemampuan geraka…, Pustika Efar, FK UI, 2013 13

Anda mungkin juga menyukai