DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Andi Winda Ekawati / RA (R011221063)
Nurul Hidayah / RA (R011221123)
Mashunadyah / RB (R011221068)
Izulkharimah / RA (R011221081)
Nur Aysa / RB (R011221074)
Selvi Oktavia A / RC (R011221070)
Nabila Juliana. K / RA (R011221009)
Intan Ayu Purnama / RA (R011221099)
Andi Nabilah A.G / RC (R011221072)
Rhima Ramlayani / RC (R011221062)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Solawat serta salam penulis curah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memperjuangkan ajaran agama islam ini hingga
sampai terhadap kita, dan tidak lupa kepada sahabat-sahabatnya, keluarganya dan tabiit tabiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Falsafah Dan Teori
Keperawatan yang berjudul “Teori Roy Dalam Keperawatan Aplikasi Tatanan Pelayanan
Keperawatan Kesehatan” sebagai bentuk tugas kelompok dari salah satu komponen yang harus
dipenuhi pada perkuliahan semester satu di Universitas Hasanuddin dengan dosen pengampu
Ibu Kusrini Kadar, S.Kp.,MN.,PhD.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi
yang kurang eksis, kurang profesiona, bahkan kurang kurang menjanjikan dalm hal finansial.
Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar
Dunia keprawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dngan profes- profesi lain. Tugas ini
akan terasa berat bila perawat perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi
keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk
menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.
1
BAB II
Pembahasan
A. SEJARAH
Sister Callista Roy adalah seorang suster Sain Joshep, Carondelet, lahir pada 14
Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma
Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan
mendapat gelar sarjana keperawatan kemudian menyelesaikan Master Keperawatan di
California University pada tahun 1966. Roy menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun
1977 di Universitas yang sama.
Roy adalah profesor asosiet dan ketua Departemen Keperawatan di Mount Saint
Mary’s College sampai tahun 1982. Ia diangkat menjadi profesor pada tahun 1983 oleh
Mount Saint Mary’s College dan University of Portland. Kemudian, Roy membantu
merintis dan mengajar program magister selama musim panas di Universitas Portland.
Tahun 1983-1985, ia mengikuti program pasca doktoral di Universitas California, San
Fransisco, sebagai perawat klinis di bidang neurosains. Selama itulah ia menjalankan
penelitian pada intervensi keperawatan untuk pemulihan pada kasus cedera kepala dan
pengaruh model keperawatan dari pengalamannya terhadap pengambilan keputusan
klinis. Roy mulai menjadi seorang teoris keperawatan di Sekolah Keperawatan Boston
College pada tahun 1987.
Roy telah menerbitkan banyak buku, bab buku, dan artikel yang ditulisnya juga
seminar pada berbagai kuliah atau lokakarya yang berfokus pada teori adaptasi
keperawatannya. Roy membuat perbaikan dan pernyataan kembali dalam bukunya, The
Roy Adaption Model (RAM) yang diterbitkan pada tahun 1999.
2
B. FILOSOFI TEORY ROY
Teori Adaptasi Calista Roy diambil dari berbagai sumber dari teoritis
keperawatan. Menurut Roy (1984), penerima asuhan keperawatan yaitu individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai "Holistic adaptif system"
dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Roy mengembangkan ilmu dan
filosofinya berdasarkan 3 asumsi dasar, yaitu:
• Asumsi dari Teori Sistem
1. Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan dari satu
bagian ke bagian lain;
2. Sistem adalah bagian dari yang berfungsi bagian yang satu dengan
yang lain saling ketergantungan;
3. Sistem mempunyai input, output, control, proses dan umpan balik;
4. Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi;
5. Sistem kehidupan lebih kompleks dari sistem mekanik, mempunyai
standar dan umpan balik langsung terhadap fungsinya.
3
C. POLA PENGEMBANGAN KONSEPTUAL CALLISTA ROY
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawata pada
tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam
pendidikan keperawatan. Model adaptasi Roy adalah system model yang esensial dalam
keperawatan. pada model pengembangannya, Roy menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks. Dalam menghadapi
persoalan tersebut Roy mengemukakan teori adaptasi.
Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri, berespon melakukan
peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri keadaan lingkungan
sekitarnya dalam suatu rentang kontinu sehat – sakit. Sumber- sumber yang mendukung
perkembangan teori ini : Didasari dari teori adaptasi Helson, yang mengatakan bahwa
respon adaptive adalah fungsi yang muncul ketika ada stimulus dan level adaptasi..
Stimulus adalah setiap factor yang mengakibatkan sebuah respon. Stimulus dapat muncul
dari lingkungan internal maupun eksternal. Setelah mengembangkan teorinya, Roy
mempresentasikan teori tersebut pada praktek keperawatan, riset dan pendidikan
keperawatan. Selain itu pengembangan model konseptual C.Roy dikontribusi oleh
lebih dari 1500 mahasiswa di fakultas dimana C.Roy bekerja. Pemerintah Amerika
saat itupun sangat mendukung perkembangan teori ini, diantaranya dengan
menyediakkan 100. 000 perawat di USA disiapkan untuk praktek menggunakan teori
ini.
4
• Stimulus residual adalah stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan
lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
b. Kontrol
Bentuk mekanisme coping yang digunakan adalah proses kontrol
seseorang menurut Roy, yang terbagi menjadi :
• Subsistem Regulator adalah respon sistem kimiawi, saraf atau endokrin,
otak dan medulla spinalis yang diteruskan sebagai perilaku atau respons
(Asmadi, 2008). Subsistem regulator memiliki komponen-komponen
berupa input proses dan output.
• Subsitem Kognator adalah berhubungan dengan fungsi-fungsi otak dalam
memproses sebuah informasi, penilaian serta emosi (Asmadi, 2008).
Stimulus dari subsitem kognator dapat berupa eksternal maupun internal.
c. Output dan Umpan Balik
Output dalam sistem adaptasi berupa respon prilaku individu yang
dapat diamat, diukur, atau dikemukakan serta dikaji oleh perawat baik secara
objektif maupun subjektif. Respon prilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi
individu maupun lingkungannya. Roy mengkatagorikan output dari sistem
adaptasi ini berupa respon adaptasi dan respon inefektif. Respon adaptif dapat
meningkatkan integritas individu, sedangkan respon inefektif tidakdapat
mendukung untuk pencapaian tujuan perawatan individu.
5
sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atu cara-cara
adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.
b. Lingkungan
• Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsure penting
dalam lingkungan. Roy mendifinisikan lingkungan sebagai semua kondisi
yang berasal dari internal dan ekternal, yang mempengaruhi dan berakibat
terhadap perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok (Nursalam,
2016). Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis
yang diterima.individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan
lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu
(berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses
stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari tubuh individu.
Manifestasi yang tampak akan tercermin dari prilaku individu sebagai
respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu
perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengirangi resiko
akibat dari lingkungan sekitar
• Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual
stimulasi.Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk
perkembangan keluarga dan budaya.
c. Sehat-Sakit
• Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi
manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau
keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau
kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan
kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi, integritas
adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan
pada kondisi sehat sejahtera.
• Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan seperti
individu dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk
membuat kesatuan individu dan lingkungan.
• Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa antara
tujuan dan sistem individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan,
personal dan perubahan lingkungan.
d. Keperawatan
• Roy (1983), menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Sabagai ilmu keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan
menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status
6
kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan pendekatan
pengetahuan untuk menyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik
dia mendefinikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari peningkatan
adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi
kesehatan secara positif.
• Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam
empat adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan
kematian dengan bermartabat.
• Pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang mempengaruhi
adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan memperluas
interaksi lingkungan.
7
Dari hasil pengkajian didapatkan prioritas diagnosa keperawatan penurunan
curah jantung. Penetapan intervensi keperawatan dengan dua mekanisme kontrol di dalam
konsep ilmu keperawatan Roy:
9
oral+parenteral 700 ml/24 jam, balance cairan excess -800 ml, pitting edema tungkai bawah
(-). Didapatkan sudah tercapainya adaptasi fisiologis-fisik pada pasien, tidak menggunakan
injeksi diuretik, mampu dalam pembatasan cairan, balance cairan seimbang. Pasien mampu
beradaptasi terhadap perubahan gaya hidup didukung oleh keluarga.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia. model keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana
Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat
dari berbagai tingkatan usia.
- Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah untuk
mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif
menjadi adaptif. Penentuan tujuan yang terdiri atas tujuan jangka Panjang (hidup, tumbuh,
reproduksi dan kekuasaan) serta tujuan jangka pendek (stimulus focal,konteksual dan
residual).
- Asuhan keperawatan pada pasien CHF dengan melakukan pendekatan Teori Model
Adaptasi Roy, dimulai dari pengkajian perilaku pasien dengan gangguan kardiovaskular
dan stimulus yang muncul (fokal, residual, dan kontekstual), menentukan diagnosis
berdasarkan hasil pengkajian, melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan untuk
menstimulasi perilaku maladaptif menjadi adaptif, dan melakukan evaluasi .
B. Saran
Pemberian asuhan keperawatan pasien dengan penyakit kronis, khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif, dapat diaplikasikan dengan menggunakan Teori
Keperawatan Model Adaptasi Roy.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rosalinda, D. (2017). Teori dan Model Keperawatan Callista Roy & Jean Watson.
academia.edu, 2-3.
Pardede, J. A. (2018). Teori Dan Model Adaptasi Sister Calista Roy: Pendekatan Keperawatan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1).
Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan: Keperawatan (Vol. 1). UMMPress.
Aplikasi Teori Adaptasi Calista Roy dalam Pemberian ASKEP dengan Artritis Rematoid Kota
Bengkulu Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma
Publishing Group. Mansjoer, E, Doenges, 2012.
iii