HILDEGARD E.PEPLAU
Di susun oleh :
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Keperawatan
Menurut Hildegard E. Peplau”. Kami berterima kasih pada Ibu Welas Haryati, S.Pd, s.Kep,
MMR selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kalimat yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 3
C. Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang merupakan
pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya
adalah Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang model
konsep dan teori keperawatan menurut Peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Sejarah Peplau
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan Amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai negara-negara asing dan bagian bedah
umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan.
Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi
dan persepsinya mengenai keperawatan.
Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA. Dia kemudian bekerja sebagai perawat
staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York
University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi
perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di
bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di
Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm, Frieda
Fromm-Reichmann, dan Harry Stack Sullivan. Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar
4
berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia
bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti
mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat melalui
bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York City.
Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan
mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr. Peplau adalah anggota fakultas dari College of
Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 di Rutgers, Peplau menciptakan program
tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di keperawatan jiwa.
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi,
pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat
harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar
terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu.
Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di
seluruh Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar
konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika Serikat. Seorang
pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang keperawatan, ia
menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National
Institute of Mental Health. Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan
pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil
presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di
University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam
tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.
5
Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "
Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter
dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi.
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk perawatan
klinis.
1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam situasi
kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima dan membangun kepercayaan.
3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis dan
sintesis dari pengalaman peserta didik.
4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan.
6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.
6
D. Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 ; Marriner-
Tomey, 1994).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat
dan klien, dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat
dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu
klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori
Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu
“Kekuatan Mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini: orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952 Artikel-
artikel di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai pada isu-
isu keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang
dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral :
7
1. Pasien
2. Perawat
4. Proses interpersonal
1) Pasien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan
belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. Oleh adanya
proses interpersonal.
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase
proses interpersonal.
4) Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase.
Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan
yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah).
Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian
masalah.
Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui
penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien
merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap
pasien mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada
fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk
mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa
ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
mampu menjalankan secara sendiri.
9
Fase Fokus
Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat
dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 2.1). Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila
menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan tujuan
akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi, komunikasi,
dan recording sebagai alat dasar untuk praktek perawat.
Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan profesional
saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek yang spesifik.
Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer advocay.
10
Tabel Hubungan Fase-Fase Peplau dengan Proses Keperawatan
Pengkajian Orientasi
Pengumpulan data dan analisis Perawat dan pasien sebagai orang yang asing,
pertemuan diawali oleh pasien yang
Tidak perlu selalu berarti mengekspresikan perasaan butuh, bekerja
"kebutuhan yang dirasakan" sama mengenali dan menentukan masalah
mungkin perawat dimulai.
(Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Dia Diagnosa keperawatan
Pasien menjelaskan "kebutuhan yang
Ringkasan pernyataan berdasarkan dirasakan."
analisis.
Perencanaan Identifikasi
Pelaksanaan Eksploitasi
11
Evaluasi Resolusi
Berdasarkan perilaku akhir yang Terjadi setelah fase-fase yang lain sukses
diharapkan. Dapat menyebabkan secara lengkap kemudian dilakukan
penghentian atau inisiasi rencana pengakhiran hubungan pasien dengan
baru. perawat.
» Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
» Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
» Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang
lalu dengan yang sekarang, ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam
keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
12
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transformasi
energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
13
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk konsultan,
guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak didefinisikan
secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau, 1952).
Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas di
atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana
praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu.
Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar
pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi,
komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan
perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis.
Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis
keperawatan berasal dari data status kesehatan". Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi
utama dokter adalah "mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang
dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah
muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.
Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2)
Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa
Tanggung Jawab.
1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk membantu
mengenal siapa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku, pikiran, dan perasaan, dapat di
lihat dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window
I II
Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain Hanya diketahui oleh orang lain
III IV
Dari hal tersebut, terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar, maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan
orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar, maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar, maka individu ini akan nampak suka menyendiri, pendiam,
tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar, maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia
tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri sendiri,
2) Belajar dari orang lain dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.
15
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator dengan
komunikan, antara perawat dengan klien. Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan
yang teraupetik yang saling memuaskan.
2. Klarifikasi Diri
Kenyamanan dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model yang
bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik. Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki,
sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.
3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sehingga pada saat
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau memberi batasan yang
jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena diri perawat sebagai
intrumen dalam menjalankan hubungan yang teraupetik.
Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat tehadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.
Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni penyembuhan,
membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat
sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan
tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi
di mana perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan
berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih
stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.
Untuk melatih dan mendidik pasien/klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.
16
H. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau
Kelebihan:
Kekurangan:
» Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif. Hildegard E.
Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor dan wali.
B. Saran
17
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
http://lidiapatasaka.blogspot.co.id/2015/11/makalah-teori-keperawatan.html?m=1
18