Anda di halaman 1dari 19

TEORI KEPERAWATAN

HILDEGARD E.PEPLAU

Di susun oleh :

1. Tiara Rosa Dhamayanti P1337420216009

2. Suciani Istiqomah P1337420216010

3. Sumaizi Indriyani P1337420216011

4. Anggun Meta Wulandari P1337420216012

5. Nadya Lisa Arum Ryanto P1337420216013

6. Minkhatun Saniyah P1337420216014

7. Yasinta Pratiwi Nughraeni P1337420216015

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2016/2017
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Keperawatan
Menurut Hildegard E. Peplau”. Kami berterima kasih pada Ibu Welas Haryati, S.Pd, s.Kep,
MMR selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kalimat yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Purwokerto, 31 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1

Daftar Isi............................................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 3

C. Tujuan................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Peplau................................................................................................... 4-5

B. Konsep Utama Peplau....................................................................................... 6

C. Model Teori Peplau........................................................................................... 6-7

D. Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau........................................................... 7-14

E. Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan.......................... 14-17

F. Blending Dari Hubungan Perawat Klien........................................................... 17

G. Tujuan Teori Peplau......................................................................................... 17

H. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau......................................................... 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................... 18

B. Saran................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19

BAB I

2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang merupakan
pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya
adalah Peplau.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang model
konsep dan teori keperawatan menurut Peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Peplau?

2. Apa saja model Teori Peplau?

3. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau

2. Mengetahui bagaimanakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau

3. Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar

4. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan

BAB II

3
PEMBAHASAN
A. Sejarah Peplau

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma


Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang
interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan
Doktor Pendidikan Bidang Pengembangan Kurikulum 1953. DR. Peplau memiliki pengalaman
kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di
Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swata.
Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan professor emeritus dari
Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi
oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan”


1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic
mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “Prinsip
Dasar bagi Konseling Keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria
(pengalaman kerja).

Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan Amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai negara-negara asing dan bagian bedah
umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan.
Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi
dan persepsinya mengenai keperawatan.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam


keperawatan, sehubungan dengan bukunya “Teori Parsial untuk Praktek Keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan,
dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA. Dia kemudian bekerja sebagai perawat
staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York
University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi
perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di
bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di
Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm, Frieda
Fromm-Reichmann, dan Harry Stack Sullivan. Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar

4
berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.

Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia
bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.

Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti
mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat melalui
bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .

Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York City.
Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan
mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr. Peplau adalah anggota fakultas dari College of
Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 di Rutgers, Peplau menciptakan program
tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di keperawatan jiwa.

Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi,
pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat
harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar
terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu.
Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di
seluruh Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar
konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.

Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika Serikat. Seorang
pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang keperawatan, ia
menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National
Institute of Mental Health. Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan
pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil
presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di
University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam
tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.

B. Konsep Utama Peplau

5
Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.

Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju


kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif,
produktif, personal, dan masyarakat hidup."

Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat/lingkungan, dia tidak


mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.

Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "

C. Model Teori Peplau

Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter
dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi.

Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk perawatan
klinis.

1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam situasi
kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima dan membangun kepercayaan.

2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan


informasi.

3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis dan
sintesis dari pengalaman peserta didik.

4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan.

5.Peran Pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling


ketergantungan, kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.

6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.

6
D. Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau

Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan spikodinamik


(Psychodynamyc Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang
bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Hildegard E. Peplau
mendefenisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut:

“Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku seseorang untuk


membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan
prinsip-prinsip kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul dari
semua hal atau kejadian yang telah dialami.”

Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 ; Marriner-
Tomey, 1994).

Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat
dan klien, dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.

Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat
dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu
klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori
Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu
“Kekuatan Mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini: orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).

Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952 Artikel-
artikel di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai pada isu-
isu keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang
dikenal dengan Psychodynamic Nursing.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral :
7
1. Pasien

2. Perawat

3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit

4. Proses interpersonal

Penjabarannya sebagai berikut:

1) Pasien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan
belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. Oleh adanya
proses interpersonal.

2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase
proses interpersonal.

3) Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit / Sumber Kesulitan


Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan
kondisi sakit.

4) Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase.
Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan
yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah).
Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian
masalah.

Tahapan Inter Personal Menurut Peplau dalam Keperawatan

Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui
penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:

1). Fase Orientasi


8
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan
diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan
kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada
fase ini yang paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien
dan keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali,
memperjelas dan menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil
keputusan bersama untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat
sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan

2). Fase Identifikasi

Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien
merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap
pasien mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.

Respons pasien terhadap perawat:

a. Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat

b. Anatomy dan independent

c. Pasif dan dependent

3). Fase Eksploitasi

Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif


pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari
pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase
ini pasien mulai menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang
penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
perawat, mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya.

4). Fase Resolusi

Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada
fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk
mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa
ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
mampu menjalankan secara sendiri.

Tabel Fase-Fase Peplau dengan Fokusnya

9
Fase Fokus

Orientasi Perawat bekerja sama dengan pasien dalam menganalisis masalah

Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat

Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah

Resolusi Pemutusan hubungan profesional pasien dengan perawat

Hubungan Antara Fase-Fase Peplau dan Proses Keperawatan

Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat
dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 2.1). Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.

Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila
menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan tujuan
akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya menggunakan observasi, komunikasi,
dan recording sebagai alat dasar untuk praktek perawat.

Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan. Keperawatan profesional
saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek yang spesifik.
Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke arah consumer advocay.

10
Tabel Hubungan Fase-Fase Peplau dengan Proses Keperawatan

PROSES KEPERAWATAN FASE-FASE PEPLAU

Pengkajian Orientasi

Pengumpulan data dan analisis Perawat dan pasien sebagai orang yang asing,
pertemuan diawali oleh pasien yang
Tidak perlu selalu berarti mengekspresikan perasaan butuh, bekerja
"kebutuhan yang dirasakan" sama mengenali dan menentukan masalah
mungkin perawat dimulai.
(Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Dia Diagnosa keperawatan
Pasien menjelaskan "kebutuhan yang
Ringkasan pernyataan berdasarkan dirasakan."
analisis.

Perencanaan Identifikasi

Saling menetapkan tujuan. Meletakkan tujuan yang sama, pasien


mempunyai perasaan memiliki dan merespons
secara selektif untuk memenuhi
kebutuhannya.

Pelaksanaan Eksploitasi

Rencana memulai ke arah Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat


pencapaian tujuan yang saling dan kebutuhan dari pasien. Pada fase ini
ditetapkan.Dapat dicapai dengan pasien mulai menerima informasi-informasi
perawatan pasien, kesehatan yang diberikan padanya tentang
profesional, atau keluarga pasien. penyembuhannya.

11
Evaluasi Resolusi

Berdasarkan perilaku akhir yang Terjadi setelah fase-fase yang lain sukses
diharapkan. Dapat menyebabkan secara lengkap kemudian dilakukan
penghentian atau inisiasi rencana pengakhiran hubungan pasien dengan
baru. perawat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :

» Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.

» Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

» Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

» Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga


merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.

» Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap


manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu
yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.

» Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu


kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

3. Sumber kesulitan

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang
lalu dengan yang sekarang, ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam
keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang

12
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

4. Proses Interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transformasi
energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:

a. Fase orientasi

Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.

b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

1) Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.

2) Individu mandiri terpisah dari perawat.

3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksplorasi

Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi

Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.

13
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.

Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk konsultan,
guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak didefinisikan
secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau, 1952).

E. Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan

Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas di
atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana
praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.

Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu.
Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar
pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi,
komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.

Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan
perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis.
Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis
keperawatan berasal dari data status kesehatan". Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi
utama dokter adalah "mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang
dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah
muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.

a. Komunikasi Teraupetik Perawat

Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan


pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara theraupetik
dengan mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kearah yang positif
seoptimal mungkin.

Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus


mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.

b. Analisa Diri Perawat


14
Setiap memulai aktivitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului dengan
komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal parawat-klien agar
proses keperawatan dapat dilakukan dengan lancar dan efektif. Dalam komunikasi theraupetik,
hubungan yang dilakukan adalah dalam rangka menolong atau membantu mengatasi masalah
klien dan alat yang efektif digunakan adalah diri perawat.

Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2)
Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa
Tanggung Jawab.

1.Kesadaran Diri

Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk membantu
mengenal siapa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku, pikiran, dan perasaan, dapat di
lihat dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window

I II

Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain Hanya diketahui oleh orang lain

III IV

Hanya di ketahui oleh diri sendiri Tidak diketahui oleh siapapun

Dari hal tersebut, terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :

Jika Kuadran I yang diperbesar, maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan
orang lain.

Jika Kuadran II yang diperbesar, maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.

Jika Kuadran III yang diperbesar, maka individu ini akan nampak suka menyendiri, pendiam,
tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.

Jika Kuadran IV yang diperbesar, maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia
tahu banyak tentang orang lain.

Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri sendiri,
2) Belajar dari orang lain dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.

15
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator dengan
komunikan, antara perawat dengan klien. Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan
yang teraupetik yang saling memuaskan.

2. Klarifikasi Diri

Kenyamanan dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model yang
bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik. Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki,
sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.

3.Eksplorasi Perasaan

Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara teraupeutik.

Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasi penting, yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sehingga pada saat
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

4.Kemampuan Menjadi Model

Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau memberi batasan yang
jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena diri perawat sebagai
intrumen dalam menjalankan hubungan yang teraupetik.

Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat tehadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.

F. Blending Dari Hubungan Perawat Klien

Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni penyembuhan,
membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat
sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan
tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi
di mana perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan
berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih
stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.

G. Tujuan Teori Peplau

Untuk melatih dan mendidik pasien/klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.

16
H. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau

Kelebihan:

» Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.

» Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.

» Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.

» Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

Kekurangan:

» Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

» Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan : dinamika


intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya sosial komunitas/
masyarakat juga kurang diperhatikan.

» Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif. Hildegard E.
Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor dan wali.

B. Saran

17
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Internet

http://lidiapatasaka.blogspot.co.id/2015/11/makalah-teori-keperawatan.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai