Oleh
Kelompok 5
1. Selvi Anuri 201902522
2. Setya Rahayu Dwi Kurniawati 201902523
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Sakit Dalam Pandangan Agama Islam ”
Dalam menyusun makalah ini , kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Nuruddin, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing
2. Teman –teman prodi kesehatan masyarakat
Kami berdoa agar segala uluran cinta dan kasih yang mereka berikan senantiasa diberkati Allah SWT.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun agar menjadi lebih baik.
Kelompok 5
2|Page
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………………………………………………….....1
KATA PENGANTAR……………………......………………...........................................................................................2
DAFTAR ISI………....…………………………………………............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………….....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..………………...…..............................................5
1.3 Tujuan Makalah……………………………………...…………………………….................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sakit Dalam Pandangan Islam ……………………………..................................................................6
2.2 Kedudukan Orang Sakit Dalam Agama……...…………................................................................6
2.3 Hikmah Sakit Dalam Islam………………………………….........................................…......................7
2.4 Kewajiban Orang Sakit Dalam Perspektif Agama…………………………………………………..………8
2.5 Berobat Dalam Pandangan Islam…………………………………………………......................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………......................................….....................................................12
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………............…………………………………...............................................................................13
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sehat
merupakan nikmat Allah Swt yang paling berharga dalam kehidupan ini. Setiap orang
mendambakan kesehatan baik sehat secara jasmani maupun rohani, karena apabila manusia
sedang sakit akan sangat berpengaruh pada kehidupannya. Sebagian besar orang yang sedang
sakit akan mengalami timbulnya goncangan mental dan jiwanya karena penyakit yang
dideritanya. Orang yang mengalami kondisi tersebut sangat memerlukan bantuan motivasi yang
dapat menimbulkan rasa optimis dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT.
Sebagaimana Allah Swt telah memerintahkan manusia untuk selalu sabar dalam menghadapi
segala musibah yang menghadangnya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah Swt.
Pada dasarnya manusia menginginkan dirinya sehat, baik sehat jasmani maupun rohani,
sehingga diantara hikmah Allah Swt menurunkan Al-Quran yang didalamya ada petunjuk dapat
menjadi obat bagi penyakit yang terjangkit pada manusia baik fisik maupun psikis. Firman Allah
Swt dalam surat Al-Isra ayat 82:
Artinya: Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar atau rahmat bagi orang
yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah pada orang-orang yang zalim selain
kerugian (Q.S Al-Isra: 82).
Dibalik sakit yang kita alami, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si
penderita khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah Swt pasti menyimpan hikmah di
balik setiap sakit yang kita alami. Allah Swt mentakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan
tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah Swt melakukan sesuatu tanpa
sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua. Oleh karena itu, sebaiknya
4|Page
kita selalu menerima, ikhlas dan bersabar atas apa yang dikaruniakan oleh kepada kita,
termasuk karunia sakit.
Berdasarkan paparan di atas, kelompok 5 tertarik untuk menjelaskan tentang sakit
dalam pandangan agama islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana sakit dalam pandangan islam ?
2. Bagaimana kedudukan orang sakit dalam agama ?
3. Apa saja hikmah dan makna sakit dalam islam?
4. Apa saja kewajiban orang sakit dalam perspektif agama ?
5. Bagaimana berobat dalam pandangan islam ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana sakit dalam pandangan islam
2. Mengetahui kedudukan orang sakit dalam agama
3. Mengetahui hikmah dan makna sakit dalam islam
4. Mengetahui kewajiban orang sakit dalam perspektif agama
5. Mengetahui berobat dalam pandangan islam
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
sesuatu yang tidak disukainya, hingga ia memperolehnya“(HR. Al-Hakim dan ia menshahihkannya
1/495)
7|Page
d) Sakit Akan Menambah Derajat dan Menambah Kebaikan
Sesungguhnya sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan. Dalil-dalil tentang
hal itu diantaranya hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata sesungguhnya aku mendengar
Rasulullah saw bersabda:
Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis
untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan.”(HR. Muslim no. 2572)
e) Sakit Membawa Manusia Kepada Muhasabah (Intropeksi Diri)
Sesungguhnya sakit membawa kepada muhasabah (introspeksi diri) dan tidak sakit
membuat orang terperdaya. Hukum ini berdasarkan kebiasaan, pengalaman dan realita.
Sesungguhnya apabila seseorang menderita sakit, ia akan kembali kepada Rabb-nya, kembali
kepada petunjuk-Nya, dan memulai untuk melakukan intropeksi terhadap dirinya sendiri atas
segala kekurangan dalam ketaatan, dan menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat,
perbuatan haram serta penyebab-penyebab yang mengarah kepadanya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata:
Musibah yang engkau terima dengannya terhadap Allah Swt lebih baik bagimu daripada nikmat
yang membuatmu lupa untuk berdzikir kepada-Nya. (Tasliyatu ahli al-Masha’ib)
8|Page
hamba pada peristiwa seperti ini tentulah Allah memberikan apa yang diharapkan dan
melindunginya dari apa yang ditakutkan”.
c. Berprasangka baik kepada Allah, apabila sampai pada akhir ajalnya
Berdasarkan hadits dari Jabir:
ُ
ِنْس ُُّ
يح هن ِاه
َّللُِالظ ُ ب
هوُ و
ُ ِْ ه
ُ
ّل ُُ
م دكُه أحُُوت
ن ُ يم
ل ل ُُويق
ِ ب
ِثَلث
ُ ُِ
ه ُ وفات ْل
ُ قبلمِ وسه ُْ
ه لى اه
َّللُ علي
ُ يه صه
ُِهب
الن
ُ
ْتِعسم
Aku pernah mendengar Rasulullah saw, bersabda sebelum wafatnya:”Janganlah salah seorang
dari kamu semua mati, kecuali berbaik sangka (Husnudzan) kepada Allah”.
(HR. Muslim : Shahih Muslim)
d. Berwasiat Kepada Sanak Keluarga
ُ
ِيُتهق ْ ُِ ع ل ى
ال م ُوف ْر ْ ًّا ب
ِال م ع ُ حق ۖ ُ
ِين ْر بق ْو ا
ُ
ل
ُِ
ين ِْ و ا
ْل د للِ ُُ ترك ُ ْ ً
ال و صِيهة ُ خ يْرْت ْ ُ
ال م و ْ
ِنإ ُم
ُ أحدك ُ
حضر
ِذ اإ ع ل يْكُم
ْ
ُ ُ
ِبُت
ك
Di wajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika
ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al Baqarah: 180)
9|Page
ًُّداءُدوا
ُء ُِل
لك داءُواله
ُِدواءُوجعل ْزلُاله ِه
نُهللااُأنـ إ
ْاُبحِۖرام
ْاُولُتداوو
فـتداوو
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)
Hadist ini menunjukkah bahwa seorang Muslim boleh mengobati penyakitnya. Sebab,
diturunkannya penyakit oleh Allah SWT. Disertai dengan diturunkan obatnya menunjukkan
bahwa seorang Muslim diizinkan untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
ُِ ُْف
ِيه ُنُْيك
ُّۖقىُمالم ْسُب
ِالر ُم
ُْلُبأ ُواُعليُّر
ُقاك ِضْر
اع
)ُُ(رواهُالبخاريُمسلمشُِرك
10 | P a g e
Artinya: “Coba bacakan kepadaku ruqiahmu, tidak mengapa ruqiah selama ia tidak
mengandung syirik” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Madu
Di dalam Sunah Ibnu Majah disebutkan secara marfu’ dari hadits Abu Hurairah, “Siapa
yang meminum madu tiga kali tenggakan pada pagi hari setiap bulan, maka dia tidak akan
terkena penyakit yang parah.”
Manfaat madu sudah digunakan sebagai obat alamiah yang sangat manjur sejak ribuan
tahun yang lalu. Sejarah penggunaan madu boleh dikatakan dimulai sejak sejarah manusia itu
sendiri. Madu adalah keajaiban yang diberikan alam kepada manusia, cairan kental ini berasa
manis dan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Sampai saat ini, orang-orang masih menggunakan manfaat madu untuk menjaga kesehatan
atau sebagai obat alami.
3. Bekam
Bekam atau Al-Hijamah berasal dari bahasa Arab yaitu hajama, yang berarti menghisap
dan hijama yang artinya pelepasan darah kotor. Kata kerjanya adalah hajama-yahjimu-
yahjumu. Al-Hajam adalah orang yang menghisap lubang alat bekam. Mihjam dan mihjamah
artinya alat bekam, bisa alat untuk menghisap darah, untuk mengumpulkan darah, maupun
untuk menyayat dalam proses pembekaman. Tentang berbekam, disebutkan di dalam Ash-
Shahihain, dari hadits Thawus, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw pernah meminta untuk
dibekam dan memberikan upah kepada orang yang membekam beliau.
Beliau bersabda:
ُِ الحِجام
ة
ُ ُِ
ه ُُ
ْ ب
م ْت ْر
ُ ما تـرا ويـ ُخي
ـ
Artinya: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah berbekam.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas kelompok kami menyimpulkan bahwa sebagai manusia tentu
akan mengalami penurunan fisik yang disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga penurunan
tersebut menyebabkan seseorang menjadi sakit. Orang sakit mempunyai banyak hikmah dan
makna diantaranya sakit sebagai ujian, sakit sebagai adzab, sakit sebagai penebus dosa, sakit dapat
mengangkat derajat, serta sakit membawa manusia kepada muhasabah.
Sakit adalah keadaan metabolism dalam tubuh tidak berjalan semestinya, tetapi kita seorang
muslim tidak perlu banyak mengeluh karena karena itu semua merupakan godaan syaithan.
Adapun kewajiban orang sakit yaitu bersikap sabar, senantiasa berikhtiar, takut kepada adzab
Allah Swt karena dosa-dosanya, dan berprasangka baik kepada Allah Swt apabila sampai pada
ajalnya.
Berobat adalah cara untuk mendapatkan kesembuhan atau biasa disebut At-Tadawi . Hukum
berobat dalam pandangan islam adalah suatu kebolehan. Orang yang sakit biasanya melakukan
pengobatan secara medis dan non medis. Tetapi secara pandangan islam orang sakit juga
membutuhkan pengobatan yang dilakukan secara islam diantaranya seperti ruqyah syari’ah, madu,
dan bekam.
b. Saran
Dari penjelasan materi diatas, kelompok kami menyarankan sebagai berikut :
12 | P a g e
1. Sebagai seorang muslim kita harus menjaga kesehatan kita karena kesehatan adalah hal yang
paling berharga walaupun terkadang banyak orang yang mengabaikan tentang kesehatan sendiri.
2. Saat sedang sakit sebaiknya kita harus berpikir positif karena sakit banyak mengandung hikmah
yang berharga bagi penderita maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
a. Salabi.M.R.2002. Mengatasi Kegoncangan Jiwa Perfektif Al-Qur’an dan Sains. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Tersedia pada http://eprints.walisongo.ac.id/1746/2/081111034_Bab1.pdf
b. Sepdhani. (2014, 5 Mei). Makna sakit dalam islam sesungguhnya. Di kutip dari 17 Oktober 2019 dari
https://sepdhani.wordpress.com/2014/05/02/makna-sakit-yang-sesungguhnya-dalam-islam-
bagian-1/
c. Laili Al Fadhli.(2015, 24 Juni).Sakit dalam Pandangan Islam.Di kutip dari 18 Oktober 2019 dari
https://www.kompasiana.com/elfadl/552bb1026ea83421658b457b/sakit-dalam-pandangan-islam
d. Muhammad Utsman Syabir.Pengobatan Alternatif Dalam Islam. (Jakarta: Grafindo, 2005), hal. 20.
e. Saidan Effendi.(2011, 26 Januari).Kewajiban Orang Sakit. Di kutip dari 18 Oktober 2019 dari
http://saidaneffendi-darussalam.blogspot.com/2011/01/kewajiban-orang-yang-sakit.html
f. Muhammad Utsman Syabir, Pengobatan Alternatif Dalam Islam, (Jakarta: Grafindo, 2005), hal. 20.
g. Sakit Tanda Sayang Allah dari https://www.youtube.com/watch?v=7MQ9ELmcCzw&t=50s oleh
Syekh Ali Jaber
h. Hikmah Sakit dari https://www.youtube.com/watch?v=BbBixG9NQUU&t=39s oleh Ustadz Abdul
Somad
13 | P a g e
14 | P a g e