Anda di halaman 1dari 31

SMKN 1 KUDUS

IPA TERAPAN
Bidang Keahlian Pariwisata
Semester 1

Nereza Amalia
Daftar Isi

Bab 1 Besaran Fisika


A. Besaran dan Satuan…………………………………………………. 3
B. Pengukuran………………………………………………………….. 4
Bab 2 Gaya, Usaha, Energi
A. Dinamika Gerak ……………………………………………………. 8
B. Usaha………………………………………………………………… 10
C. Energi………………………………………………………………... 11
D. Daya………………………………………………………………….. 12
Bab 3 Elastisitas dan Tegangan Permukaan
A. Karakteristik Bahan………………………………………………….. 13
B. Hukum Hooke………………………………………………………... 15
C. Tegangan Permukaan………………………………………………… 16
Bab 4 Suhu dan Kalor
A. Suhu dan Pengukuran Suhu………………………………………...... 17
B. Pemuaian Zat……………………………………………………….... 18
C. Kalor dan Perubahan Wujud Zat…………………………………….. 21
Bab 5 Besaran Kelistrikan
A.Listrik Statis………………………………………………………….. 24
B.Besaran Listrik……………………………………………………….. 25
C.Menghitung Daya Listrik…………………………………………..... 27
Bab 6 Materi dan Perubahannya
A. Mengelompokkan Sifat dan Jenis Materi……………………………. 28
B. Klasifikasi Materi…………………………………………………….. 29
Daftar Pustaka

2
A. Besaran dan Satuan
a. Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat di ukur dan dinyatakan dalam angka dan
mempunyai satuan. Secara umum , besaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu
besaran pokok dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu
dan tidak diturunkan dari besaran lain. salah satu kelebihan dari sistem
internasional (SI) adalah menggunakan sistem metrik.
Tabel Besaran Pokok

2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Tabel Besaran Turunan

3
b. Satuan
Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran.
Jenis Satuan
a) Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya
secara internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh:
meter, kilogram, dan detik. Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Syarat – syarat satuan standar atau baku antara lain sebagai berikut :
1) Nilai satuan harus tetap
2)Mudah diperoleh kembali (mudah ditiru)
3)Satuan harus dapat diterima secara internasional
Tabel Satuan Baku

b)Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan
hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu. Contoh: depa, hasta, kaki,
lengan, tumbak, bata dan langkah

B. Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut
alat ukur.

Alat Ukur

Untuk mengukur panjang suatu benda, dapat menggunakan mistar, jangka sorong, atau
mikrometer ulir (sekrup). Untuk mengukur massa suatu benda dapat menggunakan

4
timbangan atau neraca. Adapun untuk mengukur waktu dapat menggunakan jam atau
stopwatch.
a) Mistar
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm.
Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala
mistar yang di baca.

b) Jangka Sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang
kurang dari 1 mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai
dengan 0,01 cm atau 0,1 mm. Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda, diameter bola, tebal uang logam, dan diameter bagian dalam
tabung. Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:

1. Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.


2. Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapat
bergeser/digerakan

c)Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian
terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm. Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer
sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang
tetap. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan
plat yang sangat tipis.

5
d) Stopwatch
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan
skala terkecil (milidetik). Ketelitian atau ketidakpastian dari alat ukur stopwatch
analog adalag 0,05 detik.

e)Neraca
Jenis Neraca
1.Neraca Ohaus yaitu neraca dengan tingkat ketelitian
hingga 0.01 g

2. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau
0,001 g.

Ketidakpastian pengukuran
Kesalahan dalam pengukuran disebut dengan ketidakpastian pengukuran. Jenis
ketidakpastiaan pengukuran.
a. Ketidakpastian sistematik
6
- Ketidakpastiaan alat.
- Kesalahan nol.
b. Ketidakpastian random (acak)
- Gerak brown molekul udara
- Fluktuasi tegangan listrik

7
A. Dinamika Gerak
Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang bekerja pada suatu benda
adalah terjadinya perubahan gerak pada benda tersebut. Dinamika tersebut tertuang
dalam Hukum Newton.
1. Hukum Newton tentang Gerak
Hukum newton mencakup materi hubungan antara gerak dan penyebabnya.
Hukum Newton diungkapkan pertama kali oleh Isaac Newton. Hukum
Newton ada dua jenis, yaitu Hukum Newton tentang gerak dan Hukum
Newton tentang gravitasi.
Jenis Hukum Newton tentang Gerak
a) Hukum I Newton
Pada prinsipnya, benda yang diam akan tetap diam sebelum ada gaya
yang menarik atau mendorongnya sehingga dapat bergerak. Persamaan
Hukum Newton :
ΣF = 0
b) Hukum II Newton
Hukum II Newton menggunakan konsep massa. Bunyi Hukum II
Newton :" Percepatan sebuah benda sebanding dengan resultan gaya-gaya
yang dikerjakan pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massa benda tersebut.
Persamaan Hukum II Newton :
ΣF = m.a
Keterangan :
ΣF = resultan gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/ s2)

8
c) Hukum III Newton
Hukum III Newton menyatakan bahwa "Jika sebuah benda mengerjakan gaya
pada sebuah benda lain maka benda yang kedua akan mengerjakan gaya pada
benda yang pertama yang besarnya sama, tapi arahnya berlawanan.
Persamaan Hukum III Newton :
F aksi = -Freaksi
2. Jenis-Jenis Gaya
a. Gaya Berat
Gaya berat atau biasanya disingkat berat adalah gaya gravitasi yang bekerja
pada benda bermassa. Lambang gaya berat adalah w, singkatan dari weight.

Persamaan Gaya Berat :


w=m.a
Keterangan :
w = berat benda (N)
m= massa benda (kg)
a = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada dua benda yang saling
bersentuhan, di mana arah gaya normal tegak lurus permukaan bidang sentuh

N= m . g . cos α N=m.a

9
c. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan oleh permukaan dua benda
yang bergesekan.
Macam-macam gaya gesek
1) Gaya gesek statis (fs)
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang terjadi saat benda diam atau
akan bergerak. Gaya gesek statis dirumuskan sebagai berikut:
fs = µs . N
Keterangan :
µs = koefisien gesekan statis
2) Gaya gesekan kinetis (fk)
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang terjadi pada benda yang
benda. Gaya gesek kinetis dirumuskan sebagai berikut:
fk = µk . N
Keterangan:
µk = koefisien gaya kinetis
µs ¿ µk

B. Usaha
1. Pengertian Usaha
Usaha (W) yang dilakukan oleh gaya konstan (gaya yang arah dan besar
tetap) adalah hasil kal komponen gaya yang segaris dengan
perpindahan(FX) dengan besar perpindahannya (s).
W = FX . s
Keterangan :
W = kerja = usaha (Joule)
FX = gaya (N)
s = jarak perpindahan (m)
2. Usaha oleh Berbagai Gaya
Usaha adalah besaran skalar. Besarnya usaha total adalah
W total= W1 + W2 + W3+….

C. Energi
10
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Jenis –jenis
energi dalam fisika :
a. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda karena
kedudukannya, misal berada pada ketinggian tertentu. Seperti buah kelapa
yang jatuh pada ketinggian tertentu akan memiliki energi potensial yang
sebanding dengan ketinggiannya.
Rumus :
Ep = m . g . h
Dimana :
Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi (m/s2)
b. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya.
Karena bendanya bergerak maka benda tersebut memiliki kecepatan yang
sebanding dengan nilai energi kinetiknya. Semakin besar kecepatan maka
semakin besar pula energi kinetik.
Rumus :
1
EK = m . v2
2
Dimana :
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
c. Energi Mekanik
Energi Mekanik merupakan energi total yang dimiliki benda sebagai
penjumlahan dari energi potensial dan energi kinetiknya.
Rumus :
Em = E p + E k

d. Hukum Kekelan Energi Mekanik

11
Hukum ini berbunyi " Pada suatu sistem yang terisolasi, yaitu sistem dimana
gaya-gaya yang bekerja hanyalah gaya-gaya yang berhubungan dengan
energi potensial, besarnya energi mekanik adalah konstan."
Rumus :
Em1 = Em2
Ep1. Ek1 = Ep2 . Ek2
D. Daya
Daya suatu mesin didefinisikan sebagai laju mesin melakukan usaha atau usaha
yang dilakukan mesin tiap satuan waktu. Persamaan daya adalah sebagai
berikut:
W
P=
t
Dimana :
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (sekon)

12
A.Karakteristik Bahan
1. Sifat Elastisitas
Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah
gaya yang mengenai benda tersebut dihilangkan. Berdasarkan elasitasnya ada
tiga macam benda yaitu :
a. Elastisitas sempurna (elastik) yaitu benda yang tepat kembali seperti semula
jika gaya luar dihilangkan.
b. Elastisitas sebagian yaitu benda yang dapat kembali ke kedudukan atau
keaadaan semula, tapi hanya sebagian.
c. Tidak elastisitas sama sekali (plastik) yaitu benda yang tidak berusaha
kembali ke bentuk semula jika gaya luar dihilangkan.
2. Jenis Perubahan Bentuk
Perubahan bentuk dan ukuran benda tergantung pada arah dan letak gaya luar
yang diberikan. sitasAda beberapa jenin deformasi yang bergantung pada sifat
elastisitas antara lain tegangan (stress) dan regangan (strain).
a. Tegangan
Tegangan merupakan gaya per satun luas penampang benda tersebut.
Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma)
Rumus :
F
σ=
A
Dimana:
σ =¿ tegangan/stress (N/m2)
F=¿ gaya yang diberikan (N)
A=¿ luas penampang benda (m2)

13
b. Strain (tegangan)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai pembanding antara penambahan
panjang benda ∆ x terhadap panjang mula-mula x. Regangan dirumuskan
sebagai berikut:
∆x
ε=
x
Dimana :
ε = regangan/strain (tanpa satuan)
∆x = pertambahan panjang (m)
x = panjang mula-mula (m)
3. Kurva Tegangan dan Regangan Suatu Bahan
Bentuk dan besaran pada kurva tegangan- regangan suatu logam
tergantung pada komposisi, perlakukan panas, deformasi plastik yang pernah
dialami, laju regangan, temperatur, dan keadaan tegangan yang menentukan
selama pengujian. Parameter-paramer digunakan untuk menggambarkan kurva
tegangan-regangan logam adalah kekuatan tarik, kekuatan luluh atau titik luluh,
persen perpanjangan, dan pengurangan luas

4. Modulus Young (Modulus Elastisitas)


Modulus elastis atau modulus young merupakan perbandingan antara tegangan
dan regangan yang dialami oleh suatu benda.
Rumus :
σ F L0
E= = =
ε A ∆L
Dengan E = Modulus Elastisitas (N/m2)

14
B. Hukum Hooke
Bunyi hukum hooke, yaitu " jika gaya tarik tidak melampui batas elastisitas
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
gaya tariknya."
Rumus :
F=k.∆x
Keterangan :
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
∆ x = pertambahan panjang pegas (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Besarnya usaha untuk menarik pegas adalah sama besarnya dengan luas
segitiga OAB.

W = luas segitiga OAB


1 1 1 2
= (AB). ( OA) = F. ∆ x= k ∆ x
2 2 2
Jadi, besarnya energi potensial pegas adalah Ep = W
1
Ep = k ∆ x2
2
Keterangan :
Ep = energi potensial pegas (joule)
∆ x = pertambahan panjang pegas (m)
k = konstanta pegas (N/m)
C. Susunan Pegas
a.Susunan Pegas Secara Seri

15
Tetapan Pegas Pengganti
1 1 1 1
= + + …+
kS k 1 k2 kn
ks = konstanta gaya total susunan pegas seri (N/m)
b. Susunan Pegas Secara Paralel

Tetapan pegas pengganti


kp = k1 + k2 + k3 +….+ kn
kp = konstanta gaya total susunan pegas paralel (N/m)

D. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan fluida untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi suatu lapisan elastisitas. Tegangan
permukaan didefinisikan sebagai besarnya gaya yang dialami oleh tiap satuan
panjang permukaan fluida (d).
Contoh tegangan permukaan :
Serangga dapat berjalan diatas permukaan zat cair, dan air embun dapat
menempel pada permukaan daun dalam bentuk yang istimewa.
Rumus tegangan pada suatu kawat lurus :
F F
γ= atau γ=
d 2I

16
A. Suhu dan Pengukuran Suhu
Suhu atau temperature adalah derajat panas diinginnya suatu benda. Skala
derajat suhu ada beberapa jenis, antara lain Celcius, Reamur, Farenhait, dan
Kelvin. Alat untuk mengukur suhu adalah thermometer.
Jenis termometer berdasarkan sifat termometrik yang dimiliki suatu bahan
a. Termometer raksa dan alkohol
Termometer ini memanfaatkan perubahan volume ketika terjadi perubahan
suhu. Termometer jenis ini biasanya terdiri atas sebuah pipa kecil yang diisi
dengan air raksa atau alkohol bewarna. Dengan melihat pemuaian dan
penyusutan cairann, kita dapat menentukan suhu badan.
b. Termometer bimetal
Termometer ini dibuat berdasarkan pemuaian zat padat ketika suhu dinaikkan.
c. Termometer hambatan
Prinsip kerja termometer hambatan berdasarkab pada sifat hantaran listrik dari
suatu logam.
d. Termometer gas
Pada volume tetap, tekanan akan bertambah ketika suhu dinaikkan. Dengan
mengamati perubahan tekanan gas, kita dapat mengamati perubahan suhu
suatu gas.
Jenis termometer berdasarkan skala satuan yang digunakan
1. Celcius (C)
2. Remur (R)
3. Kelvin (K)
4. Fahrenhait (F)

17
Hubungan antara termometer celcius, reamur, fahrenhait

C : R : (F-32) = 100 : 80 : 180


C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9
Sehingga diperoleh perbandingan :
4 9
tR = .t tF = . t + 32
5 C 5 C
Hubungan celcius dan kelvin
T = tC + 273

B. Pemuaian Zat
Jenis Pemuaian
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh
suhu (1 dimensi).
Rumus pemuaian panjang :

Δx = Lo. α. ΔT

L = Lo + Δx

L = Lo (1 + α.ΔT)

Keterangan :

ΔX =besarnya pemuaian panjang

Lo = panjang mula-mula

α = konstanta pemuaian

18
ΔT = selisih suhu

L = panjang setelah dipanaskan

Lo = panjang mula-mula

b. Pemuaian luas
Contoh pemuaian luas adalah pada pemanasan lempeng tipis logam.
Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah
dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas
sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β,
Dengan nilai β = 2α.
Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao. β. ΔT
At = Ao + ΔA
At = A0 (1+β.ΔT)
Keterangan :
Ao = Luas Sebelum dipanaskan (m2)
At = luas setelah pemanasan (m2)
ΔA = penambahan luas (m2)
β = koefisien muai luas (1/0C)
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu) (0C)
c. Pemuaian volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang
secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai
panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai
volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
Rumus pemuaian volume
ΔV = Vo . γ. ΔT
Vt = Vo + ΔV
Vt = Vo (1+ γ. ΔT)
Keterangan :
ΔV = penambahan volume (m3)
Vo = volume awal (m3)
Vt = volume akhir (m3)
ΔT = kenaikan suhu (0C)

19
γ = koefisien muai volume (1/0C)

2. Pemuaian zat cair


Zat cair memiliki sifat bentuknya menyesuaikan dengan bentuk
wadahnya. Besar pemuaian volume pada zat cair dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
ΔV = Vo . γ. ΔT
Vt = Vo + ΔV
Vt = Vo (1+ γ. ΔT)
Keterangan :
ΔV = penambahan volume (m3)
Vo = volume awal (m3)
Vt = volume akhir (m3)
ΔT = kenaikan suhu (0C)
γ = koefisien muai volume (1/0C)
Pada umumnya zat cair memuai jika dipanaskan, tetapi ada juga yang
menyusut. Contohnya air yang dipanaskan dari 0o C – 4o C, tetapi setelah
melewati suhu 4OC akan memuai. Sifat yang menyimpang dari air ini disebut
anomaly air.
3. Pemuaian gas
Pada tekanan konstan, gas akan memuai ketika dipanaskan. Hasil eksperimen
menunjukkan hal berikut :
V1 V2
=
T 1 T2
Berdasarkan pengamatan diperoleh bahwa tekanan gas sebanding dengan suhu
gas dan dirumuskan sebagai berikut :
P 1 P2
=
T1 T 2
Jika kedua persamaan di atas digabungkan maka akan diperoleh persamaan
berikut :
P 1 . V 1 P2 .V 2
=
T1 T2

20
C. Kalor dan perubahan wujud zat
1. Pengertian kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energy. Banyaknya kalor diperlukan
untuk menaikkan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:
Q = m . c .∆ T
Keterangan :
Q = kalor yang diperlukan (kkal atau joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (kkal/kg0C atau J/kg0C)
2. Asas black
Asas black menyatakan bahwa "pada pencampuran dua zat yang berbeda
suhu, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang suhunya
lebih rendah.
Rumus asas black :
Qlepas = Qterima
m1 . c 1 . ∆ T 1 = m2 . c2 . ∆T2
3. Perubahan Wujud
Suatu benda dapat berubah wujudnya karena diberi kalor atau
melepaskan kalor.
a. Melebur dan membeku
Melebur adalah perubahan wujud benda padat menjadi cair.
Membeku adalah perubahan wujud cair menjadi padat.
Persamaan :
Q=m.L
Keterangan :
L = kalor lebur atau beku (J/kg atau kkal/kg)
b. Menguap dan mengembun
Menguap adalah peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi gas
(uap). Mengembun adalah peristiwa adalah perubahan wujud benda
gas menjadi benda cair. Besar kalor uap dengan kalor embun
dinyatakan dalam persamaan :
21
Q=m.U
Keterangan :
U = kalor uap atau kalor embun (J/kg atau kkal/kg)
c. Menyublim dan mengkristal
Menyublim adalah perubahan wujud benda padat menjadi gas. Kalor
yang diperlukan untuk menyublim disebut kalor sublimasi.
Mengkristal adalah perubahan wujud gas menjadi padat. Besar kalor
yang dilepaskan dalam peristiwa mengkristal disebut kalor
kristalisasi.
4. Pepindahan kalor
Kalor dapat berpindah jika terdapat perbedaan suhu antara dua benda
atau dua tempat. Perpindahan kalor hanya terjadi satu arah, yaitu dari
suhu tinggi ke suhu rendah. Jenis perpindahan kalor sebagai berikut :
a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas tanpa disertai perpindahan
partikel yang dilaluinya. Perpindahan kalor secara konduksi
dirumuskan sebagai berikut :
Q k. A.∆T
H= T= d
Dimana :
H = laju daya hantar konduksi (kal/s, joule/s)
Q = kalor (joule atau kalori)
t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (kkal/s.m.0C atau J/s. m. 0C)
A = luas permukaan benda (m2)
∆ T = perubahan suhu (0K)
d = ketebalan dinding benda (m)
b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas disertai perpindahan partikel
yang dilaluinya.
Laju konveksi dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Q
H = T =h . A . ∆ T

22
Dimana :
H = laju daya hantar konduksi (kal/s, joule/s)
Q = kalor (joule atau kalori)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi (J/sm2K)
A = luas permukaan benda (m2)
∆ T = perubahan suhu (0K)
Contoh konveksi udara dalam kehidupan sehari-hari
1) Sistem ventilasi rumah
2) Cerobong asap pabrik.
c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara.
Besarnya energy dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q
P= =e . σ . A .T 4
T
Dimana :
P = daya hantar radiasi ( joule/s)
e = emivitas benda 0¿ e <1
σ = 5, 67 . 10 -8 W/m2K4

23
A. Listrik statis
Listik statis adalah muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.
1. Terjadinya muatan listrik
Suatu karakteristik penting dari muatan listrik adalah bahwa muatan listrik
selalu kekal, dengan kata lain muatan tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Muatan listrik dirumuskan :
q=n.e
Keterangan :
q = muatan benda (C)
n = bilangan bulat
e = muatan elektron
2. Hukum coulomb
Hukum coulomb berbunyi " Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak menolak
antara dua benda bermuatan listrik sebanding dengan muatan masing-masing
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan. "
Rumus :
Q1 Q2
F=k
r2
Keterangan :
F = gaya tarik/tolak (N)
Q1 = besarnya muatan listrik 1 (C)
Q2 = besarnya muatan listrik 2 (C)
r = jarak antara dua muatan

24
3. Medan listrik
Medan listrik merupakan ruang di sekitar benda-benda bermuatan listrik, di
mana setiap titik bermuatan listrik yang berada di dalamnya mengalami gaya
elekrostatik.

B. Besaran Listrik
Besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, ampere, ohm, henry.
1. Arus listrik
Arus listrik adalah aliran partikel bermuatan listrik positif yang mengalir dari
titik berpotensial tinggi ke titik yang potensialnya lebih rendah.
Hukum ohm
Hukum ohm berbunyi "Tegangan pada komponen listrik sebanding dengan
kuat arus listrik yang mengalir melalui komponen tersebut asalnya suhunya
dijaga tetap.
V=I.R
V
R=
I
2. Hambatan listrik
Hambatan sebatang kawat tergantung pada panjang, luas penampang, dan
jenis kawat yang dirumuskan sebagai berikut:
l
R=ρ
A
Keterangan :
R = hambatan (ohm)
Ρ = massa jenis kawat (kg/m3)
l = panjang kawat
A = luas penampang kawat (m3)
3. Rangkaian listrik

25
a. Hukum I Kirchoff
Berbunyi "Jumlah arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan
jumlah arus yang meninggalkan titik itu."
I1 = I 2 + I 3

b. Hukum II Kirchoff
Berbunyi "Jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu
rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol.
∑V = 0
∑ε + ∑IR = 0
4. Rangkaian hambatan
a. Seri

Rs = R1 + R2 + R3+…..+ Rn
b.Paralel
1 1 1 1
= + + …+
R P R1 R2 Rn

C. Menghitung daya listrik


1. Energi listrik
Suatu kondukter yang bermuatan listrik, baik muatan dalam keadaan diam
maupun mengalir dan memiliki enerdi disebut energi listrik. energi listrik
dapat diubah menjadi bentuk energi lain.
a. Energi listrik menjadi energi kalor, contoh : setrika listrik
b. Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh : lampu pijar
c. Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh : motor listrik

26
Rumus Energi Listrik
W = V. I .t
W = I2. R. t
V2
W= .t
R
Keterangan :
W = energi listrik (J)
V = tegangan (volt)
I = kuat arus (A)
R = hambatan (ohm)
t = waktu (s)
2. Daya listrik
Daya listrik adalah energi listrik per satuan waktu. Daya listrik dirumuskan
sebagai berikut :
W I 2. R . ∆ t 2
P= = =I . R
∆t ∆t
Keterangan :
P = daya listrik (watt)
W = energi listrik (J)
∆ t = selang waktu (s)
3. Cara menghitung pemakaian daya listri suatu alat dengan kWh-meter
3600. I . t
P= .1000
K
Keterangan :
P = daya listrik sebuat alat (watt)
t = waktu (sekon)
K = standar putaran per kWh (putaran/kWh)

27
A. Mengelompokkan Sifat dan Jenis Materi
1. Pengertian Materi
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang, mempunyai massa, dan
mempunyai sifat-sifat yang dapat dirasakan oleh pancaindra manusia.
2. Sifat-Sifat Materi
a. Sifat fisis
Sifat fisis adalah sifat suatu materi yang dapat diamati secara langsung
tanpa mengubah susunan materi. Contoh sifat fisis di antaranya warna,
rasa, bau, wujud zat, massa zat, volume zat, titik didih, titik lebur, daya
hantar listrik, dan kekerasan.
b. Sifat kimia
Sifat kimia adalah sifat suatu materi yang dapat diamati jika terjadi
perubahan atau pembentukan suatu materi menjadi materi lain. Contoh
sifat kimia, di antaranya sifat karet pada logam, sifat mudah terbakar,
tingkat keasaman, dan beracunnya suatu zat.
3. Perubahan Materi
Jenis Perubahan Materi
a. Perubahan fisis
Perubahan fisis yaitu perubahan materi yang tidak disertai terbentuknya
zat baru. Contoh: es mencair, air menguap, lilin meleleh, industri pakaian
jadi, industri gula, kapur barus menyublim, pembuatan garam dapur, dan
pembuatan meja dari kayu.
b. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang disertai terbentuknya zat
baru. Perubahan kimia juga disertai perubahan energi. Contoh : kertas

28
dibakar, besi berkarat, fotosintesis, pembuatan tempe (fermentasi), industri
asam sulfat, dan industri alkohol.

Perubahan kimia dapat terjadi karena beberapa proses sebagai berikut:


a) Pembakaran
b) Proses peragian
c) Proses pelapukan atau perusakan
d) Proses makhluk hidup
4. Ciri- Ciri Reaksi Kimia
a. Terbentuk gas
b. Terbentuk endapan
c. Terbentuk perubahan warna
d. Terbentuk perubahan suhu
B. Klasifikasi Materi
1. Unsur
Unsur didefinisikan sebagai zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
Contohnya, sebatang besi terdiri kumpulan atom-atom besi.
2. Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua atom atau
lebih dan dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya lebih sederhana
melalui reaksi kimia. Lambang senyawa kimia disebut sebagai rumus kimia
atau rumus molekul. Contoh senyawa : air (H 2O), garam dapur (NaCl), Gula
(C12H22O11).
3. Campuran
Campuran adalah dua macam zat atau lebih yang dicampur dengan
komposisi tidak selalu tetap serta tidak terjadi reaksi kimia. Wujud campuran
dapat berupa padat, cair, gas. Campuran dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
campuran homogen dan campuran heterogen. Zat-zat penyusun campuran
dapat dipisahkan dengan cara-cara berikut:
a) Filtrasi
Penyaringan merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat yang bercampur.

29
b) Penguapan dan kristalisasi
Penguapan dan kristalisasi merupakan metode pemisahan campuran
dengan cara menguapkan zat yang memiliki titik didih rendah sehingga
diperoleh padatan Kristal.
c) Distilasi
Penyulingan merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan
pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran.
d) Ekstraksi
Ekstraksi yaitu cara pemisahan suatu zat dari campurannya yang
melarutkan zat itu pada pelarut yang sesuai.
e) Adsorpsi
Adsorpsi yaitu penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga
menempel pada permukaannya.
f) Kramatografi
Kramatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
zat-zat terlarut bergerak bersama-sama dengan pelarutnya pada permukaan
suatu benda penyerap.
4. Larutan
Campuran dari dua zat atau lebih, ada yang homogen dan ada yang heterogen.
Campuran yang homogen antara dua zat atau lebih disebut larutan. Larutan
terdiri atas pelarut dan zat terlarut.
Contoh :
1) Larutan garam ( campuran garam dengan air )
2) Larutan gula ( campuran gula dengan air )
3) Air aki ( larutan asam sulfat )
4) Cuka dapur

30
Daftar Pustaka

Aisyah. IPA TERAPAN. Surakarta: Putra Nugraha

31

Anda mungkin juga menyukai