Anda di halaman 1dari 40

BIOMEKANIKA

KOMPETENSI DASAR

Memahami ilmu mekanika, untuk menentukan fungsi


tubuh. Contoh : gaya-gaya yang bekerja dalam tubuh
dalam keadaan statis
Memahami penggunaan ilmu mekanika dalam
praktek kesehatan. Contoh : gaya-gaya dalam
penggunaan klinik
PENGUKURAN

Fisika berhubungan dengan hal-hal yang dapat


diukur, yang disebut dengan besaran. Suatu besaran
selalu dinyatakan nilai/besar/harga dan satuan.
Contoh : luas tanah = 200 m2, berat gula pasir = 50 kg,
temperatur ruangan = 30 0C
Besaran terdiri dari 2, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan
Tabel 1. Besaran pokok dalam SI
Besaran Satuan (SI) Simbol

Panjang Meter m

Massa Kilogram kg

Waktu Sekon s

Arus listrik ampere A

Temperatur kelvin K
termodinamik
Jumlah zat Mole mol

Intensitas cahaya Candela cd


Tabel 2. Contoh besaran-besaran turunan dalam SI

Besaran Satuan (MKS) Satuan Satuan lain


(cgs) (non SI)

Gaya kg m s-2 , g cm s-2, kilogram gaya


newton (N) dyne

tekanan g m-1s-2, pascal gcm-1s-2 cm Hg


(Pa)

energi N m, joule (J) dyne cm kalori

kecepatan m s-1 cm s-1 feet/s


Alat ukur standart dibuat dan disimpan di museum
alat ukur standart Internasional
 Pengukuran : membandingkan benda yang akan
diukur besarannya dengan alat ukur standart
Alat ukur yang lain dibuat dengan cara meniru alat
ukur standart
Sehingga hasil pengukuran mempunyai ralat
(ketidakpastian pengukuran)
Cara menyatakan hasil pengukuran
a.Proses pengukuran berulang
Untuk pengukuran yang diulang-ulang, hasil
pengukuran dinyatakan dengan
 
Sd = standart deviasi, merupakan ketidakpastian
dalam pengukuran dan menggambarkan ketelitian
dalam pengukuran
Jika harga sd makin kecil, dikatakan pengukuran
makin teliti
Contoh : Suhu badan seorang penderita diukur 10 kali,
dengan hasil pengukuran : 36,1 0C; 36,0 0C; 36,2 0C;
36,10C; 36,40C; 36,30C; 36,00C; 36,30C; 36,40C dan
36,20C, maka hasil pengukuran dinyatakan dengan
b.Proses pengukuran yang tidak diulang
Proses pengukuran ini dilakukan hanya satu kali,
misal mengukur massa substansi asing yang
dikeluarkan lewat ginjal.
 Ketidak pastian dalam pengukuran ini biasanya
dinyatakan dengan 0,5 atau 0,2 nst (nilai skala terkecil
dari alat ukur yang digunakan).
Contoh: massa substansi asing yang dikeluarkan oleh
ginjal 12 g. Alat ukur yang digunakan mempunyai skala
terkecil 0,1 g, maka hasil pengukuran dinyatakan
dengan
Hukum dasar dalam biomekanika
Hukum dasar dalam biomekanika adalah Hukum
Newton, yang dirumuskan oleh Isac Newton (1643-
1727). Ada tiga hukum dasar mekanika yang
dicetuskan oleh Newton, yaitu
Hukum pertama Newton
Hukum kedua Newton
Hukum ketiga Newton
HUKUM PERTAMA NEWTON
Semua benda akan tetap dalam keadaan diam atau
tetap bergerak lurus beraturan, kecuali benda itu
dipaksa untuk berubah keadaan oleh gaya yang
bekerja padanya.
Hukum pertama Newton disebut juga sebagai
Hukum inertia.
Secara matematika hukum 1 Newton dapat dituliskan :
Jika

maka benda akan tetap diam


atau bergerak lurus beraturan
HUKUM KEDUA NEWTON
Jika ada gaya yang bekerja pada suatu benda, maka
benda tersebut akan mengalami percepatan yang
arahnya sama dengan arah gaya
Besarnya percepatan sebanding dengan besarnya gaya
dan berbanding terbalik dengan massa benda
Secara matematika hukum 2 Newton dapat ditulis
Adanya gaya pada benda dapat mengakibatkan :
Benda diam menjadi bergerak
Benda bergerak menjadi diam
Arah gerak berubah
Benda berubah bentuk
HUKUM KETIGA NEWTON
Jika suatu benda A memberi gaya F pada benda B,
maka dalam waktu yang bersamaan benda B akan
memberikan gaya F’ pada benda A. Besar gaya F sama
dengan gaya F’, tetapi arahnya berlawanan(Hukum
aksi reaksi)
 Secara matematika, hukum 3 Newton dituliskan
GAYA PADA TUBUH

Gaya pada tubuh dalam keadaan statis


Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
SISTEM TUAS/PENGUMPIL
Syarat kesetimbangan statik : jumlah vektor
semua gaya yang bekerja pada benda
tersebut adalah nol, dan jumlah semua
torka yang dikenakan pada benda tersebut
adalah nol
LK LW

K Titik beban
O
Titik kuasa
W

O = titik tumpu
W= gaya beban
K = gaya kuasa
LW = lengan beban
W = gaya beban
LK = lengan kuasa
K = gaya kuasa
Keuntungan mekanik (KM) :
3 macam pengumpil yang bekerja dalam tubuh manusia
 Dalam tubuh manusia gaya kuasa = gaya otot (M)
a. Pengumpil kelas pertama
Titik tumpu terletak diantara titik beban dan titik
kuasa (titik tangkap gaya otot)

M
Contoh : untuk
O

W
mengatupkan dagu
dibutuhkan gaya otot
yang cukup besar
b.Pengumpil kelas kedua
Titik beban diantara titik tumpu dan titik kuasa (titik
tangkap gaya otot)

Contoh : Gaya-gaya yang bekerja pada


bagian kaki ketika jinjit
c. Pengumpil kelas ketiga
Titik kuasa (titik tangkap gaya otot) terletak diantara
titik tumpu dan titik beban

W
Contoh: gaya-gaya
pada lengan ketika
membawa beban
Soal
1.Lengan yang terentang memegang benda dengan
berat 0,5 kg gaya. Berapakah torka yang dilakukan
terhadap pergelangan tangan, siku dan bahu oleh
beban ? Jarak titik beban dari pergelangan tangan 3
inc, jarak pergelangan tangan sampai siku 9 inc dan
jarak siku sampai bahu 11 inc. Jelaskan bagaimanakah
gaya otot yang dilakukan supaya lengan yang
terentang tersebut dalam keadaan setimbang
2. Berapakah torka yang dilakukan terhadap benda ?,
jika lengan membuat sudut 300
terhadap badan
Penjumlahan
Gaya-gaya yang searah
gaya
F1 F2 F3

R=F1+F2+F3
Gaya-gaya yang berlawanan arah

F1
F2

R=F1-F2
Gaya-gaya yang membentuk sudut

F1 R

F2

Penggunaan klinik : hal. 13; 14; 15; 16


Sumber: http://www.bpkpenabur.or.id/id/node/4730
PUSAT GRAVITASI

Untuk menjaga kesetimbangan olahragawan perlu


memperhatikan pusat gravitasi
Pusat gravitasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut
1. Gaya gravitasi pada sebuah benda menghasilkan torka
nol terhadap pusat gravitasi benda tersebut
Contoh : Menentukan pusat gravitasi dua pembobot
yang dihubungkan oleh batang tanpa berat

 
x
d

FB
FA
Fg
Jumlah torka terhadap titik pusat gravitasi tersebut
adalah
2. Pusat gravitasi sebuah benda tegar merupakan titik
keseimbangan: Jika sebuah penyangga tunggal
diletakkan secara langsung di bawah pusat gravitasi
sebuah benda, torka total terhadap pusat gravitasi
adalah nol

PG
3. Untuk sebuah benda tegar, pusat gravitasi adalah
sebuah titik tertentu meskipun tidak harus terletak di
dalam benda itu sendiri
4. Untuk sebuah benda yang lentur (badan manusia),
letak pusat gravitasi relatif terhadap benda berubah-
ubah jika benda berubah bentuk

Teknik menentukan pusat gravitasi


HAL : 16-22
Sumber:
http://dwikzwahyu.blogspot.com/2013/02/praktikum-
titik-berat.html
KESEIMBANGAN
a. Keseimbangan labil (tak mantab) : terguling jika
diusik sedikit
Terjadi jika garis pusat gravitasi jatuh diluar dasar
penyokong dan luas dasar penyokong terlalu kecil.
Contoh : Penggaris yang diberdirikan, orang yang
berdiri dalam keadaan siap
b. Keseimbangan stabil: Kembali ke posisi seimbang bila
dia diusik sedikit,
terjadi Jika benda dalam kedudukan
Kontak dengan dasar, dengan permukaan pijakan luas
Pusat gravitasi terletak rendah dan garis pusat
gravitasi terletak di dalam benda
Contoh : Berdirinya binatang berkaki empat, orang
berdiri dalam posisi istirahat, posisi tidur.
MOMENTUM
momentum= massa x kecepatan = m x v
Jika pada suatu benda yang mempunyai massa m,
bekerja gaya F yang konstan, mata setelah waktu 𝞓t ,
benda tersebut bergerak dengan kecepatan
F𝝙t = impuls
(mvt-mv0) = perubahan momentum
Jadi impuls sama dengan perubahan momentum
Contoh soal : Sebuah bola yang massanya 0,06 kg
bergerak dengan arah horisontal dan kecepatan 30
m/det, dipukul dengan sebuah tongkat hingga
kecepatannya menjadi 35 m/det, dengan arah yang
berlawanan dengan arah semula
a. Berapakah impuls dari pemukulan
b. Jika bola tersebut dipukul dengan gaya 3900 N, berapa
lamakah tongkat menyentuh bola ?
Hukum kekekalan momentum
Sebuah benda A dengan massa mA bertumbukan
dengan benda B dengan massa mB, maka menurut
hukum III Newton pada saat bertumbukan

Aksi = - reaksi
(impuls)A = - (impuls)B

Jumlah momentum dari benda-benda yang


bertumbukan, sebelum dan sesudah tumbukan
adalah konstan = Hukum kekekalan momentum
Contoh soal : Seorang yang massanya 60 kg dan
berdiri diatas lantai licin, menembak dengan
senapan 3 kg. Peluru yang massanya 0,03 kg
meluncur dengan kecepatan 350 m/det
a. Berapakah kecepatan mundur orang itu sesaat
setelah menembak ?
b. Apabila peluru tersebut mengenai sepotong kayu
yang massanya 1,97 kg dan mengeram di
dalamnya, berapakah kecepatan yang diperoleh
kayu tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai