SPHYGMOMANOMETER
(Tugas Kegiatan 2)
Oleh:
Kelompok 2 Kelas B
Oci Pitriyanti 1513022010
Siti Nurmahudina 1513022014
Maftuhatus Sa’adah 1513022036
Siti Sa’diyah 1513022048
Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2017
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Pemanfaatan Konsep Termodinamika pada Alat Sphygmomanometer”. Makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah fisika terapan, serta untuk
mengetahui penggunaan konsep fisika dalam proses pemanfaatan konsep fisika di
dalam dunia kesehatan.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah fisika terapan yang telah memberikan
arahan kepada kami dalam membuat makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas
segala kesalahan kami serta mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ .iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Tensimeter.......................................................................................3
B. Pengertian Tensimeter .................................................................................4
C. Macam-macam Tensimeter..........................................................................5
D. Bagian-bagian Tensimeter...........................................................................6
E. Penerapan Konsep Fisika pada Tensimeter.................................................9
F. Kalibrasi Tensimeter..................................................................................12
G. Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter.....................................................13
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Sejarah Tensimeter
B. Pengertian Tensimeter
Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Dengan
mengetahui berapa tekanan darah kita, maka kita akan dapat menilai
apakah tekanan darah/tensi darah kita normal atau tidak. Tensi darah normal
manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mmHg
untuk tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat
jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini sangat penting apabila ada
diantara keluarga yang menderita tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat
pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci agar dapat
berhasil dalam mengendalikan tekanan darah tinggi pada pasien yaitu dengan
pengukuran tekanan darah secara teratur. Selain alat ukur untuk tekanan darah
secara manual, terdapat juga sphygmomanometer digital yang bekerja secara
otomatis. Tekanan darah akan ditampilkan oleh layar, setelah sphygmomanometer
digital selesai mengukur tekanan darah.
5
C. Macam-macam Tensimeter
Tensimeter aneroid
Tensimeter aneroid ini lebih aman karena tidak menggunakan air raksa, tetapi
menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. Tensimeter air raksa masih
sama penggunaannya dengan tensimeter aneroid yang masih menggunakan
stetoskop.
Tensimeter digital
Merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat, langsung menunjukan hasil
dalam bentuk angka. Namun berbeda dengan tensimeter air raksa yang
membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan
sistolik dan siastolik, tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat
pendeteksinya sehingga baik digunakan untuk mereka yang memiliki gangguan
pendengaran.
D. Bagian-Bagian Tensimeter
2. Manset (Cuff)
Manset memiliki fungsi untuk menampung udara yang dipompa oleh bulb
dan untuk tekanan daerah pasien yang pada penggunaanya dipasang pada
lengan pasien. Manset mempunyai ukuran yang berbeda-beda, dan
penggunaaan ukuran ini berdasarkan diameter lingkar lengan atas. Adapun
ukuran lebarnya 20% lebih lebar dari ukuran diameter lingkar lengan atas,
sedangkan panjangnya dua kali lebih besar dari lingkar lengan atas.
b. Velve output berfungs untuk mengeluarkan udara dari dalam bulb (di
dalamnya terdapat filter)
c. Velve pembuangan berfungsi sebagai ruang udara manset saat
pengukuran
4. Tabung Kaca Pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa
dari oleh udara di dalam manset.
6. Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P
bergerak, gerakan dari pin P dapat membuat gigi G bergerak. Gerakan gigi G
ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Terdapat
10
yang berisi liquid statik untuk menentukan perbedaan tekanan di dua titik yang
berlawanan. Beda tekanan antara 2 titik (lokasi aliran) diukur dengan
menggunakan manometer differensial dengan jenis paling sederhana adalah
model U. U Tube manometer merupakan jenis manometer yang paling banyak
digunakan.
Sesuai dengan teori yaitu tekanan darah diukur pada saat yang sama dan saat
manset diregangkan dan terdengar bunyi Korotkov. Tekanan pada bejana akan
diteruskan zat cair air raksa(Hg) ke segala arah dengan sama rata sesuai dengan
hukum Pascal. Tensimeter menggunakan manometer pipa U, sehingga
mengakibatkan adanya tekanan hidrostatika pada sisi yang lain. Berlaku
hukum:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ ≅ 𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 ≅ 𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 ≅ 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 . 𝑔. ℎ
Pada air raksa dan percepatan gravitasi konstan maka:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ ≅ 𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 ≅ 𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 ≅ ℎ𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎
Keterangan:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ =tekanan pada darah
𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 = tekanan pada manset
𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 = tekanan bejana
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 =berat jenis air raksa
ℎ𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 = ketinggian air raksa
Tensimeter Digital
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-
rata (sekitar 120 mmHg). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari
manset dengan mengendorkan knop tensimeter sehingga menyebabkan tekanan
pada manset akan menurun. Perlahan-lahan manset akan mengempes. Osilasi
12
kecil dalam tekanan udara dari manset lengan akan terukur. Tekanan sistolik
merupakan tekanan di mana denyut nadi mulai terjadi atau dapat disebut juga
sebagai batas bawah. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih
lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik saat osilasi mulai menghilang.
F. Kalibrasitensi Meter
Tensimeter Raksa
a. Air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg)
sebelum dipakai.
b. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian menutup katup buang rapat-
rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan seharusnya tidak turun lebih
dari 2mmHg.
c. Dalam 1 detik laju penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg
kemudian melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
d. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1
detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer
tersebut. Jika kecepatan penurunan terlalu lambat maka akan beresiko
terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien
akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya, begitu juga dengan
diastolik.
(Wisesa, 2013)
operasi dari 0 sampai dengan 300 mmHg yang telah tersedia secara
komersial).
b. Satu atau dua konektor “Y” atau konektor tee dengan tube pipa dan
kelengkapan Luer.
c. Sebuah pompa Bulb dengan valve/klep atau pompa jarum yang bisa diatur
secara manual, kecuali bila tekanan dapat dipilih secara manual.
Ganesha, Eka. 2017. Evolusi Tensimeter dari Tradisional Menuju Serba Digital.
Diunduh dari http://www.wellcommshop.com/evolusi-tensimeter-dari-
tradisional-menuju-serba-digital. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2017
Wisesa, Aswadkala. 2013. Definisi Tekanan Darah dan Tabel. Diunduh dari
http://aswadkalawisesa.blogspot.co.id/2013/02/definisi-tekanan-darah-dan-
tabel.html. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2017.