Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN KONSEP TERMODINAMIKA PADA ALAT

SPHYGMOMANOMETER
(Tugas Kegiatan 2)

Oleh:
Kelompok 2 Kelas B
Oci Pitriyanti 1513022010
Siti Nurmahudina 1513022014
Maftuhatus Sa’adah 1513022036
Siti Sa’diyah 1513022048

Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2017
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Pemanfaatan Konsep Termodinamika pada Alat Sphygmomanometer”. Makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah fisika terapan, serta untuk
mengetahui penggunaan konsep fisika dalam proses pemanfaatan konsep fisika di
dalam dunia kesehatan.

Terima kasih kepada dosen mata kuliah fisika terapan yang telah memberikan
arahan kepada kami dalam membuat makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas
segala kesalahan kami serta mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
.

Bandarlampung, 02 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ .iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Tensimeter.......................................................................................3
B. Pengertian Tensimeter .................................................................................4
C. Macam-macam Tensimeter..........................................................................5
D. Bagian-bagian Tensimeter...........................................................................6
E. Penerapan Konsep Fisika pada Tensimeter.................................................9
F. Kalibrasi Tensimeter..................................................................................12
G. Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter.....................................................13

III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tensimeter Air Raksa ......................................................................... 5


2.2. Tensimeter Aneroid ............................................................................ 5
2.3. Tensimeter Digital .............................................................................. 6
2.5. Manset ................................................................................................ 7
2.6. Bulp/Pemompa ................................................................................... 8
2.7. Tabung skala ...................................................................................... 8
2.8. Selang ................................................................................................. 8
2.10. Prinsip tensimeter aneroid ................................................................. 9
2.11. Blok diagram kerja tensimeter aneroid ............................................. 11

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi di dunia sangat berkembang pesat, terutama


dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berdampak
pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu
aspek yang merupakan efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Saat ini
dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi yang
menggunakan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas
di dunia kesehatan.

Perkembangan yang menakjubkan terjadi pada abad 20 di bidang ilmu dan


teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kesehatan. Terobosan penting
dalam bidang ilmu fisika dan teknologi memberikan sumbangan yang sangat
berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-
penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi
logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat.
(Arlina, 2012)

Sehingga muncul salah satu alat kesehatan yang sangat mendukung


kelangsungan di dalam dunia kesehatan. Alat tersebut adalah tensimeter yang
digunakan sebagai alat untuk mengukur tekanan darah. Di dalam alat tersebut
tentunya terdapat prinsip fisika yang digunakan yaitu pada tensimeter air raksa
menggunakan prinsip dari tekanan. Sehingga dibuat makalah ini untuk
mengetahui bagaimana proses prinsip kerja yang digunakan dari tensimeter,
2

macam-macamnya, bagian-bagiannya, dan kelebihan kekurangan dari


tensimeter.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:


1. Bagaimana Sejarah tensimeter?
2. Bagaimana Pengertian dari tensimeter?
3. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tensimeter?
4. Bagaimana bagian-bagian dari tensimeter?
5. Bagaimana penerapan konsep fisika dalam tensimeter?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan tensimeter?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui sejarah tensimeter?
2. Mengetahui pengertian dari tensimeter?
3. Dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tensimeter?
4. Mengetahui bagian-bagian dari tensimeter?
5. Mengetahui penerapan konsep fisika dalam tensimeter?
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tensimeter?
II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Tensimeter

Tensimeter pertama di dunia mengandalkan air raksa yang ditemukan oleh


Samuel Siegfried Karl Rotter von Basch pada tahun 1881, sphygmomanometer
yang masih memiliki bentuk sederhana. Alat tersebut terdiri dari bola karet yang
diisi air untuk membatasi aliran darah di arteri, bola tersebut dihubungkan ke
kolom yang berisi air raksa yang berfungsi sebagai satuan pengukuran atau
disebut juga mmHg (milimeter air raksa). Penemuan ini disempurnakan oleh
Scipione Riva-Rocci, seorang dokter anak dan juga ahli penyakit dalam asal Italia,
pada tahun 1896. Rocci menambahkan komponen manset atau cuff yang
ditempatkan pada lingkar lengan dan terhubung ke alat pemompa udara. Cuff akan
terisi udara secara perlahan dan akan menekan aliran darah di lengan sehingga
denyut nadi tidak terdeteksi. Berbeda dengan versi Samuel Siegfried, adanya cuff
ini dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Sphygmomanometer yang sering ditemukan di puskesmas, klinik, dan rumah sakit


merupakan versi dari Riva-Rocci. Air raksa atau merkuri, manset (cuff), dan bola
pompa merupakan tiga komponen yang sangat utama. Seiring dengan
perkembangan maka pemakaian air raksa mulai ditinggalkan karena sangat
berbahaya jika bersentuhan dengan kulit dan saluran
pernafasan. Sphygmomanometer Merkuri tinggalkan dan beralih ke jarum.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya dari air raksa (merkuri),
penggunaannya secara perlahan mulai ditinggalkan. Uni Eropa secara resmi telah
melarang penjualan alat kesehatan yang mengandung atau menggunakan merkuri
sejak 3 April 2009. Hal tersebut yang kemudian mempengaruhi munculnya
4

aneroid sphygmomanometer. Sphygmomanometer ini menggunakan jarum


sebagai penunjuk status tekanan darah. Tetapi, satuan pengukuran tetap berkiblat
pada satuan mmHg (milimeter air raksa). Aneroid sendiri memiliki arti tidak
menggunakan cairan, yang dimaksudkan adalah sudah tidak mengandung air
raksa lagi untuk pengukuran tekanan darah.

Aneroid sphygmomanometer digunakan karena memiliki kelebihan yaitu lebih


aman dan juga sering digunakan karena dapat memberikan hasil yang lebih
akurat, handal, dan terpercaya, dibandingkan versi merkuri. Tetapi masih
membutuhkan cara manual agar bisa mengetahui kondisi tekanan darah dari
pasien. Peran dari stetoskop masih sangat diperlukan untuk mendeteksi denyut
nadi, sehingga mendapatkan hasil tekanan sistolik dan diastolik.
(Ghanes Eka, 2017)

B. Pengertian Tensimeter

Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Dengan
mengetahui berapa tekanan darah kita, maka kita akan dapat menilai
apakah tekanan darah/tensi darah kita normal atau tidak. Tensi darah normal
manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mmHg
untuk tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat
jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini sangat penting apabila ada
diantara keluarga yang menderita tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat
pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci agar dapat
berhasil dalam mengendalikan tekanan darah tinggi pada pasien yaitu dengan
pengukuran tekanan darah secara teratur. Selain alat ukur untuk tekanan darah
secara manual, terdapat juga sphygmomanometer digital yang bekerja secara
otomatis. Tekanan darah akan ditampilkan oleh layar, setelah sphygmomanometer
digital selesai mengukur tekanan darah.
5

C. Macam-macam Tensimeter

Tensimeter air raksa

Merupakan tensimeter konvensional yang sebenarnya sudah jarang dipakai di luar


negeri, karena tensimeter ini masih menggunakan air raksa yang berbahaya jika
sampai alat pecah dan air raksa terkena kulit atau saluran pernafasan. Tensimeter
jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan
sistolik dan diastolik pada jantung.

Gambar 2.1 Tensimeter Air Raksa


(http://medistekno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-tensimeter.html)

Tensimeter aneroid

Tensimeter aneroid ini lebih aman karena tidak menggunakan air raksa, tetapi
menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. Tensimeter air raksa masih
sama penggunaannya dengan tensimeter aneroid yang masih menggunakan
stetoskop.

Gambar 2.2 Tensimeter Aneroid


(http://www.healthyhearthelp.com/page/blood_pressure_testing)
6

Tensimeter digital

Merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat, langsung menunjukan hasil
dalam bentuk angka. Namun berbeda dengan tensimeter air raksa yang
membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan
sistolik dan siastolik, tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat
pendeteksinya sehingga baik digunakan untuk mereka yang memiliki gangguan
pendengaran.

Gambar 2.3 Tensimeter Digital


(http://medistekno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-tensimeter.html)

D. Bagian-Bagian Tensimeter

Bagian-bagian dari alat tensimeter adalah sebagai berikut :


1. Manometer
Manometer terdiri dari dua macam, yaitu manometer aneroid dan manometer
merkuri. Jenis yang sering digunakan adalah manometer merkuri. Pada saat
awal pengukuran, air raksa harus berada pada angka 0 agar mendapatkan hasil
yang akurat.

Gambar 2.4 Tensimeter Air Raksa


(http://medistekno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-tensimeter.html)
7

2. Manset (Cuff)

Gambar 2.5 Manset


(http://www.alatkesehatan.id/toko/manset-tensimeter-dewasa/)

Manset memiliki fungsi untuk menampung udara yang dipompa oleh bulb
dan untuk tekanan daerah pasien yang pada penggunaanya dipasang pada
lengan pasien. Manset mempunyai ukuran yang berbeda-beda, dan
penggunaaan ukuran ini berdasarkan diameter lingkar lengan atas. Adapun
ukuran lebarnya 20% lebih lebar dari ukuran diameter lingkar lengan atas,
sedangkan panjangnya dua kali lebih besar dari lingkar lengan atas.

Tabel 2.1 Ukuran Bladder Yang Direkomendasikan untuk Cuff Tekanan


Lingakar lengan Nama manset Luas Bladder Panjang
pada (cm) Bladder (cm)
pertengahan (cm)
5-7,5 Bayi baru lahir 3 5
7,5-13 Bayi 5 8
13-20 Anak-anak 8 13
24-32 Dewasa 13 24
32-42 Dewasa yang 17 32
lebih besar
(gemuk)
45-≥50 Pada paha 20 42
Sumber: Taylor, C., 1997 (dalam Eviana S.Tambunan, 2011)

3. Bulb/ pemompa berfungsi untuk memompa udara ke dalam manset yang


terdiri dari:
a. Valve Inlet/klep masuk berfungsi sebagai menghisap udara dari luar.
8

b. Velve output berfungs untuk mengeluarkan udara dari dalam bulb (di
dalamnya terdapat filter)
c. Velve pembuangan berfungsi sebagai ruang udara manset saat
pengukuran

Gambar 2.6 Bulp/Pemompa


(http://grosireceralkespramuka.blogspot.co.id/2014/07/jual-alat-
kesehatan-balon-tensimeter.html)

4. Tabung Kaca Pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa
dari oleh udara di dalam manset.

Gambar 2.7 tabung Skala


(https://www.google.com/search?q=tabung+skala+pada+tensimeter&clie
nt=firefox-b-ab&source=)

5. Selang berfungsi untuk menampung air raksa

Gambar 2.8 Selang


(https://www.google.com/search?client=firefoxbab&biw=1366&bih=659&t
bm=isch&sa=1q=selang+pada+tensimeter&oq=selang+pada+tensimeter
&gs_l=psy-)
9

6. Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa

Gambar 2.9 Bulp/Pemompa


(http://grosireceralkespramuka.blogspot.co.id/2014/07/jual-alat-
kesehatan-balon-tensimeter.html)

E. Penerapan Konsep Fisika pada Tensimeter

Tensi Meter Aneroid

Gambar 2.10 Prinsip Tensi Meter Aneroid


(http://ernititisprahesti.blogspot.co.id/2013/10/apa-itu-sphygnomanometer.html)

Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P
bergerak, gerakan dari pin P dapat membuat gigi G bergerak. Gerakan gigi G
ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Terdapat
10

pegas tipis di bawah jarum penunjuk yang berfungsi untuk mengembalikan


posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit) sehingga pembacaan tekanan darah dicatat
oleh pengguna.
(Prahesti, 2013)
Blok Diagram

Gambar 2.11 Blok Diagram Kerja Tensi Meter Aneroid

Tensi Meter Air Raksa

Tensimeter bekerja menggunakan hukum-hukum fisika yang bekerja pada air


raksa. Seorang ahli Fisika berkebangsaan Inggris bernama Robert Boyle (1627-
1691) melakukan percobaan mengenai pemampatan udara. Hasil percobaannya
menyatakan bahwa “Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup
selalu tetap,dengan syarat suhu gas tidak berubah (konstan)”. Tekanan antara
dalam bejana manometer dan manset mempunyai tekanan yang sama besar
sesuai dengan hukum Boyle:
𝑝. 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑝1 . 𝑉1 = 𝑝2 . 𝑉2
Keterangan:
p = tekanan (mmHg)
V = volume (m)
(Darmawan B, 1990)

Tekanan pada manset sebanding dengan tekanan pada manometer. Manometer


merupakan alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung)
11

yang berisi liquid statik untuk menentukan perbedaan tekanan di dua titik yang
berlawanan. Beda tekanan antara 2 titik (lokasi aliran) diukur dengan
menggunakan manometer differensial dengan jenis paling sederhana adalah
model U. U Tube manometer merupakan jenis manometer yang paling banyak
digunakan.

Sesuai dengan teori yaitu tekanan darah diukur pada saat yang sama dan saat
manset diregangkan dan terdengar bunyi Korotkov. Tekanan pada bejana akan
diteruskan zat cair air raksa(Hg) ke segala arah dengan sama rata sesuai dengan
hukum Pascal. Tensimeter menggunakan manometer pipa U, sehingga
mengakibatkan adanya tekanan hidrostatika pada sisi yang lain. Berlaku
hukum:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ ≅ 𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 ≅ 𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 ≅ 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 . 𝑔. ℎ
Pada air raksa dan percepatan gravitasi konstan maka:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ ≅ 𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 ≅ 𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 ≅ ℎ𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎

Keterangan:
𝑝𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ =tekanan pada darah
𝑝𝑚𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡 = tekanan pada manset
𝑝𝑏𝑒𝑗𝑎𝑛𝑎 = tekanan bejana
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 =berat jenis air raksa
ℎ𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 = ketinggian air raksa

Sesuai dengan persamaan maka disimpulkan bahwa tekanan darah pada


tensimeter sebanding dengan ketinggian air raksa pada manometernya dengan
satuan dari tekanan darah adalah satuan dari ketinggian air raksa yaitu mmHg.
(Zunnur, 2015)

Tensimeter Digital

Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-
rata (sekitar 120 mmHg). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan dari
manset dengan mengendorkan knop tensimeter sehingga menyebabkan tekanan
pada manset akan menurun. Perlahan-lahan manset akan mengempes. Osilasi
12

kecil dalam tekanan udara dari manset lengan akan terukur. Tekanan sistolik
merupakan tekanan di mana denyut nadi mulai terjadi atau dapat disebut juga
sebagai batas bawah. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih
lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik saat osilasi mulai menghilang.

F. Kalibrasitensi Meter

Tensimeter Raksa

a. Air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg)
sebelum dipakai.
b. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian menutup katup buang rapat-
rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan seharusnya tidak turun lebih
dari 2mmHg.
c. Dalam 1 detik laju penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg
kemudian melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
d. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1
detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer
tersebut. Jika kecepatan penurunan terlalu lambat maka akan beresiko
terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien
akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya, begitu juga dengan
diastolik.
(Wisesa, 2013)

Tensi Meter Digital

Penguji akurasi dari suatu layar elektronis, perangkat yang dibutuhkan


adalah:
a. Sebuah manometer referensi yang sesuai dengan standar nasional
(berdasarkan standar nasional pada umumnya memilki akurasi sekitar +0.1
mmHg sampai dengan +1 mmHg, memiki akurasi yang tinggi dan rentang
13

operasi dari 0 sampai dengan 300 mmHg yang telah tersedia secara
komersial).
b. Satu atau dua konektor “Y” atau konektor tee dengan tube pipa dan
kelengkapan Luer.
c. Sebuah pompa Bulb dengan valve/klep atau pompa jarum yang bisa diatur
secara manual, kecuali bila tekanan dapat dipilih secara manual.

Suatu prosedur umum untuk beberapa tensimeter digital:


a. Penguncian atau penutupan rapat sementara dari lubang pelepas tekanan
yang biasanya terdapat pada bagian belakang atau samping dari unit.
b. Tensimeter digital dinyalakan dan ditempatkan pada mode auskultasi.
c. Unit diperbolehkan untuk menekan sampai berhenti
d. Dengan menggunakan pompa jarum yang dapat diatur, tekanan kemudian
ditempatkan pada 300 atau 280 mmHg (+2 mmHg) mengunakan
pembacaan dari manometer yang menjadi referensi
e. Pembacaan dari tensimeter digital direkam atau dicatat.
f. Prosedur ini diulang setiap penurunan 20 mmHg setelah pembacaan pada
manometer referensi.
Beberapa tensimeter digital dikalibrasi atau tidak dapat diuji oleh pengguna
tetapi harus dikirim kembali ke pabrik atau ke suatu pusat servis yang diakui.
(Zunnur, 2015)

G. Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter

Jenis Tensi Kelebihan Kelemahan


Meter
Tensimeter Air Pemeriksaan tekanan Pengukuran memerlukan
Raksa darah sesuai standar, bantuan tenaga ahli, dapat
hasil pengukuran terkontaminasi logam berat,
akurat, dan alat tahan jika air raksanya bocor atau
lama. pecah, membutuhkan alat
tambahan ketika melakukan
pengukuran yaitu stetoskop,
biaya lebih mahal.
Tensimeter non Penggunaan lebih Pengukuran memerlukan
air raksa atau praktis dibandingkan bantuan tenaga ahli,
14

aneroid tensimeter air raksa, membutuhkan alat tambahan


mudah dibawa, hasil ketika melakukan pengukuran
pengukuran cukup yaitu stetoskop, dan biaya
akurat, dan tidak mahal
terkontaminasi logam
berat.
Tensimeter Tensimeter yang paling Pengaruhi beberapa faktor
digital praktis dalam yaitu cara menggunakan alat,
penggunaannya, mudah pergerakan saat melakukan
dibawa-bawa, tidak pemeriksaan, dan kekuatan
terkontaminasi logam baterai yang digunakan dapat
berat, dan tidak menyebabkan asil tekanan
memerlukan bantuan darah tidak selalu akurat.
tenaga ahli saat
melakukan pengukuran,
harga lebih murah
karena tidak
memerlukan alat
tambahan saat
pengukuran.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


1. Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah.
2. Tensimeter pertama di dunia mengandalkan air raksa yang ditemukan oleh
Samuel Siegfried Karl Rotter von Basch pada tahun 1881. Penemuan ini
disempurnakan oleh Scipione Riva-Rocci pada tahun 1896. Rocci dengan
menambahkan komponen manset atau cuff.
3. Tensimeter pada umumnya terbagi menjadi 2 yaitu tensimeter analog
(tensimeter raksa dan aneroid) serta tensimeter digital.
4. Tensimeter bekerja menggunakan hukum-hukum fisika yang bekerja pada air
raksa. Manometer mengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom
(tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan perbedaan tekanan di dua
titik yang berlawanan.
DAFTAR PUSAKA

Arlina, 2012. Peran Fisika dalam Bidang Kesehatan. Diunduh dari


https://gudangmakalah.blogspot.co.id/2012/12/-peran-fisika-dalam-bidang-
kesehatan.html. Diakses pada tanggal 30 September 2017.

Febtriranti. 2017. Tensimeter Digital . Diunduh dari https://hfebtriranti.files.


wordpress.com/2017/01/tensimeter-digital.docx. Diakses pada tanggal 01
Oktober 2017.

Ganesha, Eka. 2017. Evolusi Tensimeter dari Tradisional Menuju Serba Digital.
Diunduh dari http://www.wellcommshop.com/evolusi-tensimeter-dari-
tradisional-menuju-serba-digital. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2017

Prahesti, Erni Titis. 2013. Sphygnomanometer Diunduh dari


http://ernititisprahesti. blogspot.co.id/2013/10/apa-itu-
sphygnomanometer.html. Diakses pada tanggal 30 September 2017.

Tambunan, Eviana S. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik bagi Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Wisesa, Aswadkala. 2013. Definisi Tekanan Darah dan Tabel. Diunduh dari
http://aswadkalawisesa.blogspot.co.id/2013/02/definisi-tekanan-darah-dan-
tabel.html. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2017.

Zunnur, Nina H. 2015. Laporan.KTI. Diunduh dari


http://eprints.undip.ac.id/55477/3/Nina_Huwaida_Zunnur_22010113120034
_Lap.KTI_Bab2.pdf. Diakses pada tanggal 30 September 2017.

Sintia, Citra. 2014. Jenis Jenis Tensimeter. Diunduh dari


http://medistekno.blogspot.co.id/2014/05/ jenis-jenis-tensimeter.html.
Diakses pada tanggal 30 September 2017.

Darmawan B. 1990. Termodinamika. Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Dewi, Nadia. 2016. Blood Pressure Testing. Diunduh dari


http://www.healthyhearthelp.com/page/blood_pressure_testing. Diakses
pada tanggal 01 Oktober 2017.
Setiawan, Hendri. 2017. Alat Kesehatan. Diunduh dari
http://www.alatkesehatan.id/toko/manset-tensimeter-dewasa/. Diakses pada
tanggal 01 Oktober 2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai