TENSIMETER( SPHYGMOMANOMETER)
DISUSUN OLEH :
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung.
Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat
terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini
bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan
alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit
dan atau penggunaan obat jangka panjang.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan
fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai
“silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada
organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Di Indonesia,
dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang cenderung rendah
dibandingkan dengan negara yang sudah maju, jumlah pasien yang
tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak
mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar.
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya
pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai
pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang
melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan
kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter
dalammemberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor
respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi
obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek
samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pemberian obat.
Penyakit hipertensi memerlukan pantauan rutin pada penderita.
Penderita hipertensi selain minum obat secara rutin juga harus
mengetahui berapa tekanan darah mereka secara berkala. Saat ini
antusias masyarakat untuk mengontrol tekanan darahnya secara rutin
terus meningkat diiringi dengan banyaknya praktek penggunaan
tensimeter di sarana pelayanan kesehatan yang meluas. Oleh karena
itu, maka perlu adanya pengetahuan tentang penggunaan tensimeter
yang baik dan benar, jenis tensimeter, kelebihan dan kekurangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penggunaan tensimeter yang baik dan benar?
2. Ada berapa tensimeter yang biasa digunakan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan tensimeter yang baik dan
benar
2. Untuk mengetahui berbagai jenis tensimeter yang biasa digunakan
di pasaran.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tensimeter pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia yang menggunakan tensimeter untuk mengukur
tekanan darah. Tensimeter pada awalnya menggunakan air raksa sebagai
sebagai pengisi alat ukur tekanan darah. Sejak itu, tensimeter air raksa telah
digunakan sebagai “gold standart” pengukuran tekanan darah oleh para dokter.
Pada zaman sekarang, kesadaran masyarakat akan konservasi lingkungan
meningkat dan penggunaan alat ukur dari air raksa menjadi perhatian dunia.
Kesalahan pada tensimeter menimbulkan kekeliruan dalam pembacaan
tekanan darah menyebabkan nilai pengukuran tekanan dari berada di bawah
maupun di atas nilai yang sebenarnya. Prinsip kerja tensimeter menggunakan
hukum-hukum fisika
B. Jenis tensimeter
Pada umumnya tensimeter terbagi menjadi 2 yaitu tensimeter manual dan
tensimeter digital. Tensimeter manual terbagi lagi menjadi 2 yaitu tensimeter
air raksa dan tensimeter non air raksa atau aneroid. Berikut penjelasan dari
tensimeter air raksa, tensimeter aneroid, dan tensimeter digital.
1. Tensimeter Air Raksa
Tensimeter air raksa merupakan tensimeter konvensional yang
sebenarnya sudah jarang dipakai di luar negeri, karena tensimeter ini
masih menggunakan air raksa yang berbahaya jika sampai alat pecah dan
air raksa terkena kulit atau saluran pernafasan. Tensimeter jenis ini
memerlukan stetoskop untuk mendengar muncul bunyi suara tekanan
sistolik dan diastolik pada jantung. Keunggulan yang dimiliki oleh
tensimeter air raksa adalah akurasinya yang tinggi, sedangkan
kelemahannya pada ukurannya yang besar sehingga akan sangat
merepotkan untuk dibawa kemana-mana.
2. Tensimeter Non Air Raksa / Aneroid
Tensimeter Non Air Raksa atau Aneroid merupakan tensimeter
konvensional yang lebih aman dari tensimeter air raksa karena tidak
menggunakan air raksa melainkan menggunakan putaran berangka sebagai
pengganti air raksa. Tensimeter aneroid juga masih menggunakan
stetoskop dalam penggunaannya. Digunakannya pengukur Pegas pada
umumnya menggantikan kolom air raksa (yang digunakan pada tensimeter
air raksa) karena lebih kuat dan menghindari masalah lingkungan yang
terkait dengan masalah toksisitas air raksa. Peningkatan tekanan
memperluas balon pengembang, yang kemudian menggerakan pointer
sepanjang sekala untuk menunjukan tekanan. Masalah yang dapat
ditimbulkan dengan Tensimeter pegas adalah rentannya kehilangan
akurasi dari waktu ke waktu dan oleh karena itu memerlukan kalibrasi
reguler.
3. Tensimeter Digital
Tensimeter Digital merupakan tensimeter yang lebih modern dan
akurat, langsung menunjukan hasil dalam bentuk angka. Tensimeter digital
tidak membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda
tekanan sistolik dan diastolik, maka tensimeter digital menggunakan
sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik digunakan untuk setiap
orang tanpa terkecuali mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
Pengukur tekanan darah digital ini beroperasi dengan menggunakan tenaga
baterai, hasil pengukurannya pun dapat langsung terlihat pada layar
monitor yang memunculkan angka pengukuran tekanan darah. Variasi
tensimeter digital yaitu tensimeter digital pergelangan tangan, dimana
letak manset berada di pergelangan tangan. Ukuran monitor lebih kecil di
bandingkan monitor tensimeter lengan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan simpulan :
1. Untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang akurat
diperlukan pengetahuan yang baik dan benar dalam penggunaan
tensimeter.
2. Tensimeter dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : tensimeter air raksa,
tensimeter non air raksa/aneroid, dan tensimeter digital.