Disusun oleh :
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
5.1 Kesimpulan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
i
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Tekanan darah dan denyut nadi merupakan diagnositik yang paling
penting dalam dunia kesehatan. Hal ini karena tekanan darah merupakan
indicator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Tekanan darah
merupakan tenaga yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
tekanan darah sendiri bukanlah kondisi yang dapat berjalan dengan stabil,
umunya tekanan darah seseorang cenderung berubah ubah sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Pada umunya tekanan darah seseorang akan mulai
meningkat dari pagi hari dan mencapai puncaknya pada sore hari kemudian
barulah menurun saat malam tiba. Pola ini sesuai dengan pola biologis tubuh
atau ritme sirkadian. Agar tekanan darah tidak menimbulkan beban kerja bagi
jantung secara berlebihan, maka tekanan darah tidak boleh terlalu tinggi
namun tetap cukup untuk menghasilkan daya dorong terhadap darah. hal hal
yang dapat memengaruhi rendah tingginya tekanan darah seseorang,
diantaranya adalah curah jantung dan tahanan perifer, hormone, jenis kelamin,
umur, keturunan, daan kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang dimaksud
adalah kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi garam
berlebihan, dan masih banyak lagi.
1
keadaan istirahat atau saat terjadi pengisian darah menuju jantung. Pada orang
dewasa normal umumnya tekanan darah berkisar 120/80 mmHg.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan beberapa
komplikasi seperti gagal jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan
lain sebagainya. Sedangkan apabila tekanan darah terlalu rendah juga dapat
menyebabkan pusing, penglihatan kabur, kedinginan bahkan bisa sampai
terjadi pingsan. Maka dari itu diperlukan alat pengukur darah yang akurat dan
juga tenaga medis yang handal sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
komplikasi seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Praktikum ini sangat penting dilakukan khususnya untuk mahasiswa
kesehatan yang nantinya pasti akan sering menggunakan alat alat kesehatan
seperti tensimeter ini. Meskipun zaman sudah berkembang dan canggih
hingga ada alat tensimeter digital, namun sebagai seseorang yang bergerak
dalam bidang kesehatan sudah sepatutnya untuk tetap tahu bagaimana cara
mengoperasikan alat tensimeter manual (aneroid /jarum). Terdapat beberapa
kelebihan tensimeter aneroid dibanding tensimeter lainnya, yaitu adalah lebih
aman digunakan dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Dengan
mengetahui cara pengoperasian tensimeter beserta alat alat kesehatan lainnya
dengan baik dan benar maka itu artinya kita ikut turut mendukung proses
pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tahap diagnosis hingga tahap
penyembuhan.
.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu tensimeter aneroid / tensimeter jarum?
2. Apakah kegunaan tensimeter aneroid / tensimeter jarum?
3. Bagaimana cara pengoperasian tensimeter aneroid / tensimeter jarum?
.3 Tujuan
1. Memahami dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan ( tensimeter
aneroid / tensimeter jarum )
2. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
(tensimeter aneroid / tensimeter jarum )
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Pengertian Tensimeter
Tensimeter (sphygmomanometer) adalah alat untuk mengukur tekanan
darah dengan menempatkannya di atas arteri brakhialis pada lengan. Nilai
pertama pada tensimeter manual jarum adalah nilai sisitolik sedangkan nilai
kedua pada tensimeter manual jarum adalah nilai diastolik (Eriska et al.,
2016). Tekanan darah yang diukur oleh tensimeter antara lain yaitu sebagai
berikut (Harioputro et al., 2018) :
.2 Sejarah Tensimeter
Tensimeter pertama ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Rotter von
Basch pada tahun 1881 dengan bentuk yang sederhana, yaitu terdiri dari bola
karet yang diisi air untuk membatasi aliran darah di arteri. Selanjutnya, bola
tersebut dihubungkan ke kolom yang berisi air raksa yang berfungsi sebagai
satuan pengukuran atau disebut juga mmHg (milimeter air raksa). Setelah
meningkatnya kesadaran bahaya air raksa, penggunaan tensimeter air raksa
3
mulai ditinggalkan dan dibuatlah tensimeter aneroid ( pegas / manual jarum )
yang menggunakan jarum penunjuk status tekanan darah. Kata aneroid sendiri
memiliki arti tidak menggunakan cairan. Sphygmomanometer aneroid ini
lebih aman karena tidak menggunakan air raksa melainkan dengan
menggunakan putaran berangka atau jarum penunjuk yang terdapat pada
meteran bulat (Campbell et al, 2000, Canzanello et al. 2001, Fisher, 1978).
a. Titik awal jarum, yaitu harus dimulai dari angka 0 atau dikalibrasi
ulang setelah digunakan.
b. Pemasangan manset, garis pada manset disejajarkan dengan bagian
arteri brachialis.
4
Tensimeter manual jarum adalah tensimeter yang memanfaatkan
putaran angka dengan melihat jarum di dalam manometer. Tensimeter
ini juga menggunakan stetoskop seperti tensimeter manual raksa.
Tensimeter ini lebih aman dibandingkan dengan tensimeter manual
raksa.
3. Tensimeter digital
Tensimeter digital adalah tensimeter yang berupa alat deteksi
secara digital dan secara otomatis terbaca hanya dengan menekan
tombol start, kemudian memompa manset untuk mengetahui tekanan
darahnya, dan menekan tombol stop. Tensimeter ini tidak
menggunakan stetoskop sehingga sangat mudah dan praktis untuk
digunakan.
5
.5 Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter
Kelebihan dan kekurangan jenis tensimeter manual jarum adalah sebagai
berikut (Wulandari et al., 2018):
a. Kelebihan
1. Memberi hasil pengukuran yang lebih akurat
2. Mudah dibawa dan praktis dibawa daripada tensimeter manual
air raksa
3. Tidak terkontaminasi logam berat sehingga lebih aman
b. Kekurangan
1. Tidak dapat dilakukan secara mandiri
2. Pengukuran dibutuhkan stetoskop sehingga biaya bertambah
3. Diperlukan kalibasi ulang pada alat setelah digunakan beberapa
saat
1. Manset
6
pemilihan manset harus sesuai dengan lingkar lengan agar pengukuran
dapat sesuai.
7
Manometer adalah bagian dari tensimeter manual jarum yang
digunakan untuk membaca tekanan darah dengan membaca arah jarum
penunjuk yang terdapat di dalamnya.
4. Stetoskop
8
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
.2 Prosedur Kerja
Cara penggunaan tensimeter manual jarum adalah sebagai berikut
(Hayati, 2021):
9
menahan aliran darah dan sudah tidak terdengar lagi denyut nadi dari
stetoskop. Kemudian bacalah skala yang ditunjukan pada gauge.
5. Setelah itu bukalah katup yang ada pada balon secara perlahan.
.3 Analisis Data
Dalam menggunakan tensimeter manual jarum, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain sebagai berikut (Hayati, 2021) :
1. Pengaruh Postur
Pengaruh postur merupakan posisi saat pengukuran tekanan darah
yang dimaksud disini adalah posisi pada saat dan hasil pengukuran
tekanan darah baik dalam keadaan duduk maupun berbaring
menunjukkan tekanan sistolik yang sama. Faktor yang mempengaruhi
hasil tekanan diastolik pada saat pengukuran dalam kedua posisi ini
adalah usia.
2. Posisi Lengan
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter manual jarum
dapat dipengaruhi oleh posisi lengan. Posisi lengan pada saat
pengukuran tekanan darah sebisa mungkin lengan berada di posisi
yang sejajar dengan jantung.
3. Ukuran manset
Ukuran manset pada tensimeter manual jarum juga sangat
mempengaruhi hasil tekanan darah. Pada saat menggunakan manset
harus sesuai dengan ukuran lengan pasien. Jika manset yang digunakan
terlalu kecil/sempit maka akan memberikan tekanan yang berlebihan
sehingga hasil tekanan darah akan menjadi tidak akurat.
10
2) Menghindarkan tensimeter manual jarum dari kontak dengan
zat-zat kimia dan benda-benda tajam yang dapat menyebabkan
kerusakan pada alat.
3) Melindungi gauge tensimeter manual jarum dari benturan
benda keras.
4) Memastikan manset tidak berisi udara pada saat penyimpanan
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
diperhatikan agar perhitungan tensimeter benar adalah (a) titik awal jarum harus
dimulai dari angka 0 atau dikalibrasi ulang setelah digunakan; (b) pemasangan
manset, garis pada manset disejajarkan dengan bagian arteri brachialis.
13
BAB V
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Tensimeter merupakan alat untuk mengukur tekanan darah dengan
menempatkannya di atas arteri brakhialis pada lengan. Tensimeter mengukur
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan tekanan darat arteria tau
nadi. Tensimeter manual jarum adalah tensimeter yang memanfaatkan putaran
angka dengan melihat jarum di dalam manometer. Hal yang perlu diperhatikan
dalam perhitungan tensimeter, yaitu mengkalibrasikan titik jarum ke 0
sebelum digunakan dan garis pada manset disejajarkan dengan bagian arteri
brachialis. Dalam praktek penggunaan tensimeter manual jarum, tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien dihasilkan sebesar
120/80 mmHg atau prehipertensi yang berarti kondisi tekanan darah
meningkat di atas batas normal, tetapi belum mencapai ke batas hipertensi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Wulandari, D. W., Swistoro, E. and Connie, C. (2018) ‘Efektivitas
sphygmomanometer aneroid modifikasi sebagai alat ukur tekanan
hidrostatis dan implementasinya sebagai alat peraga’, PENDIPA Journal
of Science Education, 2(1), pp. 82–87. doi: 10.33369/pendipa.2.1.82-87.
16