Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA

“DISPENDING SEDIAAN FARMASI DAN ALAT


KESEHATAN”

Disusun oleh :

 Mugi Cahya Ramadhani 200703110081


 Yasmin Erly Agustin 200703110082
 M. Labib Fawwas Ramadhan 200703110083
 Nurul Hikmah 200703110085
 Agisha Salwa Salsabila 200703110086
 Diva Aulia Putri Wibawati 200703110087
 Nadiya Ramadanty Mulpiawan 200703110088
 Fitriyani 200703110089
 Yusril Dwi Rahmadiata 200703110090
 Yulia Anita Sari 200703110091
 Zanuba Kholisoh Zahro 200703110149

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1 Pengertian Tensimeter............................................................................3

2.2 Sejarah Tensimeter.................................................................................3

2.3 Macam – macam Tensimeter.................................................................4

2.4 Kegunaan Tensimeter Manual Jarum...................................................5

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter...............................................5

2.6 Bagian – Bagian Tensimeter Manual Jarum........................................6

BAB III PROSEDUR PENELITIAN...................................................................9

3.1 Alat dan Bahan........................................................................................9

3.2 Prosedur Kerja........................................................................................9

3.3 Analisis Data............................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................12

BAB V PENUTUP................................................................................................14

5.1 Kesimpulan............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

i
BAB I

PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Tekanan darah dan denyut nadi merupakan diagnositik yang paling
penting dalam dunia kesehatan. Hal ini karena tekanan darah merupakan
indicator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Tekanan darah
merupakan tenaga yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
tekanan darah sendiri bukanlah kondisi yang dapat berjalan dengan stabil,
umunya tekanan darah seseorang cenderung berubah ubah sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Pada umunya tekanan darah seseorang akan mulai
meningkat dari pagi hari dan mencapai puncaknya pada sore hari kemudian
barulah menurun saat malam tiba. Pola ini sesuai dengan pola biologis tubuh
atau ritme sirkadian. Agar tekanan darah tidak menimbulkan beban kerja bagi
jantung secara berlebihan, maka tekanan darah tidak boleh terlalu tinggi
namun tetap cukup untuk menghasilkan daya dorong terhadap darah. hal hal
yang dapat memengaruhi rendah tingginya tekanan darah seseorang,
diantaranya adalah curah jantung dan tahanan perifer, hormone, jenis kelamin,
umur, keturunan, daan kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang dimaksud
adalah kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi garam
berlebihan, dan masih banyak lagi.

Tekanan darah pada manusia dapat diukur menggunakan suatu alat


yang dinamakan tensimeter. Tensimeter sendiri kini sudah banyak jenisnya,
mulai dari tensimeter aneroid (jarum), tensimeter air raksa dan tensimeter
digital. Dalam pengukuran tekanan darah akan ada 2 jenis angka, yang
pertama adala angka sistolik dan yang kedua adalah angka diastolic. Kedua
angka ini dipisahkan dengan garis miring (/). Sistolik adalah angka yang
berada diatas garis miring, angka ini menunjukkan tekanan ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. sedangkan diastolik adalah angka yang
beada dibawah garis miring, angka ini menunjukkan tekanan jantung dalam

1
keadaan istirahat atau saat terjadi pengisian darah menuju jantung. Pada orang
dewasa normal umumnya tekanan darah berkisar 120/80 mmHg.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan beberapa
komplikasi seperti gagal jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan
lain sebagainya. Sedangkan apabila tekanan darah terlalu rendah juga dapat
menyebabkan pusing, penglihatan kabur, kedinginan bahkan bisa sampai
terjadi pingsan. Maka dari itu diperlukan alat pengukur darah yang akurat dan
juga tenaga medis yang handal sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
komplikasi seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Praktikum ini sangat penting dilakukan khususnya untuk mahasiswa
kesehatan yang nantinya pasti akan sering menggunakan alat alat kesehatan
seperti tensimeter ini. Meskipun zaman sudah berkembang dan canggih
hingga ada alat tensimeter digital, namun sebagai seseorang yang bergerak
dalam bidang kesehatan sudah sepatutnya untuk tetap tahu bagaimana cara
mengoperasikan alat tensimeter manual (aneroid /jarum). Terdapat beberapa
kelebihan tensimeter aneroid dibanding tensimeter lainnya, yaitu adalah lebih
aman digunakan dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Dengan
mengetahui cara pengoperasian tensimeter beserta alat alat kesehatan lainnya
dengan baik dan benar maka itu artinya kita ikut turut mendukung proses
pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tahap diagnosis hingga tahap
penyembuhan.

.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu tensimeter aneroid / tensimeter jarum?
2. Apakah kegunaan tensimeter aneroid / tensimeter jarum?
3. Bagaimana cara pengoperasian tensimeter aneroid / tensimeter jarum?

.3 Tujuan
1. Memahami dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan ( tensimeter
aneroid / tensimeter jarum )
2. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
(tensimeter aneroid / tensimeter jarum )

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
.1 Pengertian Tensimeter
Tensimeter (sphygmomanometer) adalah alat untuk mengukur tekanan
darah dengan menempatkannya di atas arteri brakhialis pada lengan. Nilai
pertama pada tensimeter manual jarum adalah nilai sisitolik sedangkan nilai
kedua pada tensimeter manual jarum adalah nilai diastolik (Eriska et al.,
2016). Tekanan darah yang diukur oleh tensimeter antara lain yaitu sebagai
berikut (Harioputro et al., 2018) :

1. Tekanan Darah Sistolik

Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah yang diukur


untuk menunjukkan tekanan maksimum dinding arteri pada saat
ventrikel kiri berkontraksi dan mengeluarkan darah arteri.

2. Tekanan Darah Diastolik


Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah yang diukur
untuk menunjukkan tekanan minimum dinding arteri pada saat
ventrikel kiri berelaksasi dan terisi penuh darah yang berasal dari
atrium.
3. Tekanan Darah Arteri atau Nadi

Tekanan darah nadi merupakan tekanan darah diukur dengan cara


menghitung selisih antara tekanan sistolik dan diastolik.

.2 Sejarah Tensimeter
Tensimeter pertama ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Rotter von
Basch pada tahun 1881 dengan bentuk yang sederhana, yaitu terdiri dari bola
karet yang diisi air untuk membatasi aliran darah di arteri. Selanjutnya, bola
tersebut dihubungkan ke kolom yang berisi air raksa yang berfungsi sebagai
satuan pengukuran atau disebut juga mmHg (milimeter air raksa). Setelah
meningkatnya kesadaran bahaya air raksa, penggunaan tensimeter air raksa

3
mulai ditinggalkan dan dibuatlah tensimeter aneroid ( pegas / manual jarum )
yang menggunakan jarum penunjuk status tekanan darah. Kata aneroid sendiri
memiliki arti tidak menggunakan cairan. Sphygmomanometer aneroid ini
lebih aman karena tidak menggunakan air raksa melainkan dengan
menggunakan putaran berangka atau jarum penunjuk yang terdapat pada
meteran bulat (Campbell et al, 2000, Canzanello et al. 2001, Fisher, 1978).

Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan,


balon pompa, serta selang yang tersambung ke manset (Wulandari, 2018).
Hasil pengukuran dapat diketahui dari angka yang ditunjukkan oleh jarum
pada meteran yang berbentuk bulat. Satuan pengukuran pada tensimeter
aneroid sama dengan tensimeter air raksa. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar perhitungan tensimeter benar adalah sebagai berikut:

a. Titik awal jarum, yaitu harus dimulai dari angka 0 atau dikalibrasi
ulang setelah digunakan.
b. Pemasangan manset, garis pada manset disejajarkan dengan bagian
arteri brachialis.

.3 Macam – macam Tensimeter


Tensimeter klinis (sphygmomanometer) dapat dibagi menjadi 3 yaitu
(Eriska, Adrianto and Basyar, 2016):

1. Tensimeter Manual Raksa


Tensimeter raksa adalah tensimeter yang memanfaatkan air raksa
sebagai parameter pengukuran. Tensimeter ini merupakan tensimeter
yang pertama kali ditemukan dan digunakan. Pada penggunaan
tensimeter raksa membutuhkan stetoskop untuk mendengar bunyi
tekanan sistolik dan diastolik pada jantung. Tensimeter ini sekarang
sudah dihapus dalam peraturan kesehatan karena dapat membahayakan
manusia dan dapat menyebabkan limbah.
2. Tensimeter Pegas atau Tensimeter Manual Jarum

4
Tensimeter manual jarum adalah tensimeter yang memanfaatkan
putaran angka dengan melihat jarum di dalam manometer. Tensimeter
ini juga menggunakan stetoskop seperti tensimeter manual raksa.
Tensimeter ini lebih aman dibandingkan dengan tensimeter manual
raksa.
3. Tensimeter digital
Tensimeter digital adalah tensimeter yang berupa alat deteksi
secara digital dan secara otomatis terbaca hanya dengan menekan
tombol start, kemudian memompa manset untuk mengetahui tekanan
darahnya, dan menekan tombol stop. Tensimeter ini tidak
menggunakan stetoskop sehingga sangat mudah dan praktis untuk
digunakan.

.4 Kegunaan Tensimeter Manual Jarum


Kegunaan tensimeter manual jarum antara lain sebagai berikut (Eriska et
al., 2016):

1. Mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa


maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non-invasive,
dimana untuk menentukan nilai tekanan darah berdasarkan pergerakan
denyut karena darah yang dipompa oleh jantung (Tanjung, 2017).
2. Tensimeter manual ini mudah dibawa kemana-mana, namun perlu
kalibrasi berkala pada tensimeter jarum (dimulai dari 0) agar
pengukuran tetap akurat.
3. Akurasi bisa terhitung tinggi dengan ukuran hingga 2 mmHg.
4. Cocok dengan tekanan darah >250 mmHg.
5. Penggunaan harus terlatih karena cukup sulit, namun bisa tahan lama
jika tidak membiarkan jarumnya terbentur atau terjatuh.
6. Penggunaan lebih aman karena tidak memerlukan air raksa, namun
juga membutuhkan stetoskop untuk mendapatkan hasil yang akurat.

5
.5 Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter
Kelebihan dan kekurangan jenis tensimeter manual jarum adalah sebagai
berikut (Wulandari et al., 2018):

a. Kelebihan
1. Memberi hasil pengukuran yang lebih akurat
2. Mudah dibawa dan praktis dibawa daripada tensimeter manual
air raksa
3. Tidak terkontaminasi logam berat sehingga lebih aman
b. Kekurangan
1. Tidak dapat dilakukan secara mandiri
2. Pengukuran dibutuhkan stetoskop sehingga biaya bertambah
3. Diperlukan kalibasi ulang pada alat setelah digunakan beberapa
saat

.6 Bagian – Bagian Tensimeter Manual Jarum


Tensimeter manual jarum memiliki bagian – bagian dan fungsinya antara
lain yaitu (Healthcare, 2020) :

1. Manset

Manset adalah bagian dari tensimeter manual jarum yang


digunakan dengan cara dilingkarkan di atas arteri brakhialis pada
lengan. Manset ini akan menampung udara yang berasal dari bulb atau
pompa dan mengembang sehingga dapat membaca hasil tekanan darah
dan hasilnya akan ditampilkan pada manometer jarum. Dalam

6
pemilihan manset harus sesuai dengan lingkar lengan agar pengukuran
dapat sesuai.

2. Bulb atau Pompa

Bulb atau pompa adalah bagian dari tensimeter manual jarum


yang digunakan dengan cara memegang pompa menggunakan
tangan dan memastikan katup tertutup agar dapat memompa udara
menuju manset secara sempurna. Bulb atau pomp aini terdapat
beberapa bagian antara lain sebagai berikut:

a. Valve inlet yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar


b. Output berfungsi mengeluarkan udara dari dalam bulb (di
dalamnya terdapat filter)
c. Pembuang berfungsi sebagai ruang udara dari manset pada
saat pengukuran
3. Manometer

7
Manometer adalah bagian dari tensimeter manual jarum yang
digunakan untuk membaca tekanan darah dengan membaca arah jarum
penunjuk yang terdapat di dalamnya.

4. Stetoskop

Stetoskop adalah alat yang digunakan untuk mendengarkan


dan menghitung detak jantung. Alat ini digunakan bersamaan
dengan tensimeter sehingga dapat mengukur secara akurat.

8
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

.1 Alat dan Bahan


 Tensimeter manual jarum
 Stetoskop

.2 Prosedur Kerja
Cara penggunaan tensimeter manual jarum adalah sebagai berikut
(Hayati, 2021):

1. Pastikan pasien yang akan diperiksa tekanan darahnya dalam keadaan


rileks. Setelah itu pasien duduk dengan posisi lengan sejajar dengan
jantung, dan kaki menapak pada lantai.
2. Balutkan manset pada lengan pasien dan pastikan tidak ada udara pada
manset. Garis tanda arteri ini harus diletakkan pada lipatan dalam siku
saat pemasangan manset.
3. Letakkan stetoskop pada bagian yang dirasa memiliki denyut yang
kuat atau pada proksimal lipatanan siku dalan (biasanya lebih sedikit di
bawah manset).
4. Mulailah memompa balon sambil mendengarkan denyut jantung
melalui stetoskop. Pompa balon sampai kira-kira manset dapat

9
menahan aliran darah dan sudah tidak terdengar lagi denyut nadi dari
stetoskop. Kemudian bacalah skala yang ditunjukan pada gauge.
5. Setelah itu bukalah katup yang ada pada balon secara perlahan.

.3 Analisis Data
Dalam menggunakan tensimeter manual jarum, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain sebagai berikut (Hayati, 2021) :
1. Pengaruh Postur
Pengaruh postur merupakan posisi saat pengukuran tekanan darah
yang dimaksud disini adalah posisi pada saat dan hasil pengukuran
tekanan darah baik dalam keadaan duduk maupun berbaring
menunjukkan tekanan sistolik yang sama. Faktor yang mempengaruhi
hasil tekanan diastolik pada saat pengukuran dalam kedua posisi ini
adalah usia.
2. Posisi Lengan
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter manual jarum
dapat dipengaruhi oleh posisi lengan. Posisi lengan pada saat
pengukuran tekanan darah sebisa mungkin lengan berada di posisi
yang sejajar dengan jantung.
3. Ukuran manset
Ukuran manset pada tensimeter manual jarum juga sangat
mempengaruhi hasil tekanan darah. Pada saat menggunakan manset
harus sesuai dengan ukuran lengan pasien. Jika manset yang digunakan
terlalu kecil/sempit maka akan memberikan tekanan yang berlebihan
sehingga hasil tekanan darah akan menjadi tidak akurat.

Dalam perawatan tensimeter manual jarum, terdapat beberapa hal yang


harus diperhatikan antara lain sebagai berikut (Hayati, 2021):

1) Menyimpan pada suhu dan kelembaban yang tidak terlalu


tinggi sehingga membuat tensimeter tidak akan menjadi cepat
rusak.

10
2) Menghindarkan tensimeter manual jarum dari kontak dengan
zat-zat kimia dan benda-benda tajam yang dapat menyebabkan
kerusakan pada alat.
3) Melindungi gauge tensimeter manual jarum dari benturan
benda keras.
4) Memastikan manset tidak berisi udara pada saat penyimpanan

Klasifikasi Tekanan Darah oleh JNC 7 untuk Pasien Dewasa Umur


2-18 tahun (Hayati, 2021)

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Tekanan darah diastolik


Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi 140-159 90-99


Stage 1
Hipertensi > 160 > 100
Stage 2

11
BAB IV

PEMBAHASAN

Alat kesehatan merupakan instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan


yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Salah satu alat kesehatan, yaitu tensimeter (sphygmomanometer).
Tensimeter terdiri dari dua jenis, yaitu tensimeter manual dan tensimeter digital.
Tensimeter manual terbagi menjadi dua, yaitu (1) tensimeter aneroid (tensimeter
jarum) memanfaatkan putaran berangka yang tersusun dari jarum penunjuk pada
meteran berbentuk bulat; (2) tensimeter air raksa, memanfaatkan air raksa sebagai
parameter pengukuran. Tensimeter manual membutuhkan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi tekanan sistolik dan diastolic pada jantung.

Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan,


balon pompa, serta selang yang tersambung ke manset (Wulandari, 2018). Hasil
pengukuran dapat diketahui dari angka yang ditunjukkan oleh jarum pada meteran
yang berbentuk bulat. Satuan pengukuran pada tensimeter aneroid sama dengan
tensimeter air raksa, mmHg (milimeter air raksa). Beberapa hal yang perlu

12
diperhatikan agar perhitungan tensimeter benar adalah (a) titik awal jarum harus
dimulai dari angka 0 atau dikalibrasi ulang setelah digunakan; (b) pemasangan
manset, garis pada manset disejajarkan dengan bagian arteri brachialis.

Penggunaan tensimeter manual jarum (aneroid) dapat dilakukan dengan


cara memastikan pasien dalam keadaan rileks, posisi kaki pasien menempel pada
lantai, dan posisi lengan pasien sejajar dengan jantung. Kemudian pasang manset
pada lengan pasien. Setalah itu, pasang stetoskop dan letakkan pada denyut nadi
yang dirasa kuat. Selanjutnya, mulai memompa balon hingga udara yang berada
di dalam manset mengikat aliran darah, kemudian lepaskan udara secara perlahan
pada gauge balon dan pada saat yang bersamaan dengarkan denyut jantung
pertama sambil melihat angka yang tertera pada manometer. Dengarkan kembali
denyut jantung kedua dan lihat angka yang ditunjukkan pada manometer. Hasil
tekanan darah yang ditunjukkan pada pasien adalah 120/80 mmHg. Hal ini
menunjukkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pasien adalah
perhipertensi yang berarti kondisi tekanan darah meningkat di atas batas normal,
tetapi belum mencapai ke batas hipertensi. Setelah tensimeter manual jarum
digunakan, kemudian disimpan kembali di tempat yang suhu dan kelembapannya
tidak terlalu tinggi, hindari kontak langsung dengan zat-zat kimia dan benda-
benda tajam, lindungi gauge tensimeter dari benturan benda keras, serta pastikan
manset tidak berisi udara pada saat penyimpanan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tekanan darah dalam


penggunaan tensimeter manual jarum, antara lain (a) pengaruh poster, tekanan
sistolik dipengaruhi pada saat dan hasil pengukuran tekanan darah baik dalam
keadaan duduk maupun berbaring adalah sama, sedangkan tekanan diastolik
dipengaruhi oleh usia; (b) posisi lengan, pada saat pengukuran usahakan posisi
lengan sejajar dengan jantung; (c) ukuran manset, harus sesuai dengan ukuran
lengan pasien. Jika terlalu kecil akan memberikan tekanan berlebih yang akan
menyebabkan hasil tekanan darah tidak akurat.

13
BAB V

PENUTUP

.1 Kesimpulan
Tensimeter merupakan alat untuk mengukur tekanan darah dengan
menempatkannya di atas arteri brakhialis pada lengan. Tensimeter mengukur
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan tekanan darat arteria tau
nadi. Tensimeter manual jarum adalah tensimeter yang memanfaatkan putaran
angka dengan melihat jarum di dalam manometer. Hal yang perlu diperhatikan
dalam perhitungan tensimeter, yaitu mengkalibrasikan titik jarum ke 0
sebelum digunakan dan garis pada manset disejajarkan dengan bagian arteri
brachialis. Dalam praktek penggunaan tensimeter manual jarum, tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien dihasilkan sebesar
120/80 mmHg atau prehipertensi yang berarti kondisi tekanan darah
meningkat di atas batas normal, tetapi belum mencapai ke batas hipertensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Eriska, Y., Adrianto, A. and Basyar, E. (2016) ‘Digital terhadap pengukuran


tekanan darah pada usia dewasa’, Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4),
pp. 1923–1929. Available at: http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/medico.

Harioputro, Redhono Dhani., et al (2018) ‘Pemeriksaan tanda vital’, Kementrian


Riset, Teknologi, dan pendidikan tinggi Universitas Sebelas Maret
Fakultas Kedokteran, (0271), pp. 1–25.

Hayati, N. (2021) ‘Cek Tekanan Darah Dengan Tensimeter Aneroid’.


Medicalogy. Available at: https://www.medicalogy.com/blog/cek-tekanan-
darah-dengan-tensimeter-aneroid/ . ( Diakses pada 7 Maret 2021 )

Healthcare, K. (2020) ‘Bagian-Bagian Tensimeter Aneroid dan Fungsinya’.


Available at: https://www.kobehealthcare.id/bagian-bagian-tensimeter-
aneroid-dan-fungsinya/. ( Diakses pada tanggal 7 Maret 2021 )

SHOLIHUDIN DWI PRIHATONO TANJUNG (2017) ‘Tensimeter Digital


Berbasis Arduino Dengan Transfer Data Berbasis Android Melalui
Bluetooth’, p. 17.

15
Wulandari, D. W., Swistoro, E. and Connie, C. (2018) ‘Efektivitas
sphygmomanometer aneroid modifikasi sebagai alat ukur tekanan
hidrostatis dan implementasinya sebagai alat peraga’, PENDIPA Journal
of Science Education, 2(1), pp. 82–87. doi: 10.33369/pendipa.2.1.82-87.

16

Anda mungkin juga menyukai