Anda di halaman 1dari 55

CASE REPORT SESSION

STROKE HEMORAGIK
Disusun Oleh :
Fazilla Maulidia G1A219104

Pembimbing :
dr. Alfindra Tamin, Sp.S
PENDAHULUAN

Stroke  gangguan fungsi saraf akut oleh karena terganggunya sirkulasi darah
serebral yang bersifat mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa
jam) menimbulkan gangguan bisa fokal maupun global sesuai area otak yang terganggu

 Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu stroke non

hemoragik dan stroke hemoragik

Data AHA/ASA (2009) : angka kematian stroke hemoragik mencapai 49,2%


dan stroke iskemik (25,9%).
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
• Nama : Tn. AB
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Usia : 60 tahun 6 bulan
• Alamat : Villa Gading, Sarolangun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pensiunan PNS
• Tanggal Masuk RS : 17 November 2020 , Pukul 00.00
Daftar Masalah

No Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal

1 Penurunan kesdaran 17 November -


2020
2 Nyeri Kepala 17 November -
2020
3 Kelemahan anggota gerak atas 17 November -
dan bawah sebelah kanan 2020

4 Hipertensi stage III 17 November


2020
DATA SUBYEKTIF
ANAMNESIS  Alloanamnesis dilakukan kepada keluarga pasien

1. Keluhan utama : Penurunan kesadaran sejak ± 6 jam SMRS


2. Riwayat penyakit sekarang
a. Lokasi -
b. Onset ± 6 jam SMRS mendadak saat sedang beraktivitas
c. Kualitas Pasien tidak dapat berinteraksi dengan pemeriksa saat
dilakukan pemeriksaan (Coma)
d. kuantitas Saat pemeriksa melakukan pemeriksaan kesadaran
dengan rangsangan nyeri pasien memberikan respon
berupa fleksi abnormal (E2V2M3)

e. Faktor yang memperberat Hipertensi stage III


f. Faktor yang memperingan -
g. Gejala yang menyertai -
Kronologis
± 6 jam
SMRS

• Sekitar jam 8 pagi pasien masih beraktivitas seperti biasanya membersihkan pekarangan
rumahnya dan menyiram bunga
• Sebelumnya pasien terlebih dahulu mengeluhkan sakit kepala yang mendadak kepada
istrinya.
• Diikuti dengan lemahnya anggota gerak atas dan bawahsebelah kanan yang tidakbisa
digerakkan disaat pasien keluar dari kamar mandi mengambil air wudhu tidak lama
kemudian ± 20 menit pasien mengalami penurunan kesadaran secara mendadak
Riwayat Pasien

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Penyakit Dahulu
•Riwayat penyakit yang sama disangkal
•Riwayat penyakit hipertensi disangkal
•Riwayat keluhan serupa tidak ada •Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal
•Riwayat penyakit jantung disangkal
•Riwayat hipertensi (+)
•Riwayat kolesterol disangkal
•Riwayat DM disangkal Riwayat Sosial Ekonomi
•Riwayat Penyakit Jantung disangkal
•Pasien merupakan seorang pensiunan PNS yang tinggal bersama
•Riwayat Traum adisangkal istrinya yang kesehariannya bekerja sebagai guru.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum dan Tanda Vital

Kesadaran : soporo-koma GCS : 7 ( E2 V2 M3)


Tekanan Darah : 180/120 mmHg
Nadi : 65 kali/ menit, reguler
Respirasi : 21 kali/ menit, pernapasan regular
Suhu : 37 °C
SPO2 : 97%
BB= 62 kg TB= 170 cm
Status generalisata

Kepala : Normocephal (+)

Mata : Edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya +/+

THT : Dalam batas normal

Mulut : Bibir sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-) 


Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea mid clavicula
Perkusi : Batas atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra
Batas kiri : ICS VI Linea Mid Clavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV Linea Parasternalis Dextra
Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, gallop (-), murmur (-)

Paru :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus taktil sama kanan dan kiri
Perkusi : Fremitus vokal sama kiri dan kanan, Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-), shifting dullness (-), hepar
dan lien : tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas :
Superior :Akral hangat, edema (-)/(-), CRT < 2 dtk
Inferior :Akral hangat, edema (-)/(-), CRT < 2 dtk

Status Psikiatri : Sulit dinilai


Status neurologis

Kesadaran kualitatif : soporo-koma


Kesadaran kuantitatif (GCS) : 7 (E2V2M3)

Tanda Rangsang meningeal

Kaku kuduk :-
Brudzinsky 1 :-
Brudzinsky 2 :-
Brudzinsky 3 : -/-
Brudzinsky 4 : -/-
Laseque : -/-
Kernig : -/-
Nervus kranialis
Nervus Kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)
Subjektif Sulit dinilai Sulit dinilai

Objektif (dengan bahan) Sulit dinilai Sulit dinilai

N II (Optikus)
Tajam penglihatan Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapangan pandang Sulit dinilai Sulit dinilai
Melihat warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Funduskopi Sulit dinilai Sulit dinilai
N III (Okulomotorius)
Sela mata Simetris Simetris
Ptosis Sulit dinilai Sulit dinilai
Pergerakan bola mata Sulit dinilai Sulit dinilai

Nistagmus Sulit dinilai Sulit dinilai


Ekso/endotalmus Sulit dinilai Sulit dinilai
Pupil :    
bentuk Bulau +- 3 cm Bulat +- 3 cm
reflex cahaya + +
reflex konvergensi Sulit dinilai

Melihat kembar Sulit dinilai Sulit dinilai


N IV (Trochlearis)
Pergerakan bola mata ke bawah- Sulit dinilai Sulit dinilai
dalam

Diplopia Sulit dinilai Sulit dinilai


N V (Trigeminus)
Motorik    
Otot Masseter Sulit dinilai Sulit dinilai
Otot Temporal Sulit dinilai Sulit dinilai
Otot Pterygoideus Sulit dinilai Sulit dinilai

Sensorik    
Oftalmikus Sulit dinilai Sulit dinilai
Maksila Sulit dinilai Sulit dinilai
Mandibula Sulit dinilai Sulit dinilai

N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata (lateral) Sulit dinilai Sulit dinilai

Diplopia Sulit dinilai Sulit dinilai


N VII (Fasialis)
Mengerutkan dahi Sulit dinilai Sulit dinilai
Menutup mata Normal Normal
Memperlihatkan gigi Sulit dinilai Sulit dinilai

Senyum Sulit dinilai Sulit dinilai

Sensasi lidah 2/3 depan Sulit dinilai Sulit dinilai

N VIII (Vestibularis)
Suara berbisik Sulit dinilai Sulit dinilai
Detik arloji Sulit dinilai Sulit dinilai
Rinne test Sulit dinilai Sulit dinilai
Weber test Sulit dinilai Sulit dinilai
Swabach test Sulit dinilai Sulit dinilai
Nistagmus Sulit dinilai Sulit dinilai
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg Sulit dinilai Sulit dinilai

Refleks muntah Sulit dinilai Sulit dinilai


N X (Vagus)
Arkus faring Sulit dinilai
Berbicara Sulit dinilai
Menelan Sulit dinilai
Refleks muntah Sulit dinilai
Nadi Sulit dinilai
N XI (Assesorius)
Menoleh ke kanan Sulit dinilai Sulit dinilai
Menoleh ke kiri Sulit dinilai Sulit dinilai
Mengangkat bahu Sulit dinilai Sulit dinilai
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah dijulurkan Sulit dinilai

Atropi papil Sulit dinilai


Disartria Sulit dinilai
Tremor Sulit dinilai
Badan dan Anggota Gerak
Badan dan Anggota Gerak Kanan Kiri
Badan

Motorik
Respirasi Simetris Simetris
Duduk Tidak diakukan Tidak dilakukan
Bentuk kolumna vertebralis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensibilitas
Raba Sulit dinilai Sulit dinilai
Nyeri Sulit dinilai Sulit dinilai
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek
Reflek kulit perut atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek kulit perut tengah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek kulit perut bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek kremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Anggota Gerak Atas Kanan Kiri
Motorik
Pergerakan Sulit dinilai Sulit dinilai
Kekuatan Sulit dinilai Sulit dinilai
Tonus Atoni Normal
Sensibilitas
Raba Sulit dinilai Sulit dinilai
Nyeri Sulit dinilai Sulit dinilai
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek Fisiologis
Biseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Triseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis
- -
Hoffman-Tromner

Arm Dropping Test  Lengan kanan jatuh lebih dahulu dari lengan kiri
Anggota Gerak Bawah Kanan Kiri
Motorik
Pergerakan Sulit dinilai Sulit dinilai
Kekuatan Sulit dinilai Sulit dinilai
Tonus Atoni Normal
Sensibilitas
Raba Sulit dinilai Sulit dinilai
Nyeri Sulit dinilai Sulit dinilai Knee Dropping Test  tungkai kanan jatuh lebih dahulu
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan dari tugkai kiri

Refleks Fisiologis
Patella Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Achilles Tidak dilakukan Tidak dilakuka
Refleka Patologis
- -
Babinsky
Chaddock - -
Schaefer - -
Rossolimo - -
Oppenheim - -
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan Hasil Pemeriksaan
Cara berjalan Tidak dilakukan
Test Romberg Tidak dilakukan
Disdiadokinesis Tidak dilakukan
Ataksia Tidak dilakukan
Rebound Phomenon Tidak dilakukan
Dismetria Tidak dilakukan

Hasil
Gerakan Abnormal
Pemeriksaan Alat Vegetatif Hasil Pemeriksaan
Tremor -
Athetosis -
Miksi Tidak dilakukan
Miokloni -
Defekasi Tidak dilakukan
Khorea -
Rigiditas -
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin 17 November 2020
• WBC : 12.0 103/mm3 (4-10,1 103/mm3)
• RBC : 6,03 106/mm3 (4,5-5,50 106/mm3)
• HGB : 16,5 g/dl (13,4-16,5 g/dL)
• HCT : 51,9 % (34,4-54 %)
• PLT : 261 103/mm3 (150-450 103/mm3)
• GDS : 132 mg/dl (<200 mg/dl)
Pemeriksaan Penunjang

Faal ginjal

Ureum : 14 mg/dl (15-39 mg/dl)


Creatinin :1,1 mg/dl (0,55-1,3 mg/dl)

Elektrolit
Natrium : 139,7 mmol/L (136-146 mmol/L)
Kalium : 4,10 mmol/L (3,34-5,10 mmol/L)
Klorida : 102,5 mmol/L (98-106 mmol/L)
Diagnosis

Diagnosis klinis : Penurunan Kesadaran ec Stroke hemoragik

Diagnosis topis :
Hemisfer serebri sinistra

Etiologi :
vaskular

Diagnosis sekunder :
Hipertensi grade III
Siriraj Score

Siriraj Stroke Score (SSS)


Penurunan kesadaran : +
Muntah : -
Nyeri kepala : +
Tekanan darah diastolik : 120
Ateroma : +
Jumlah : (2,5x2) + (2x0) + (2x1) + (0,1x120) - (3x1) - 12= +4
Interpretasi skor : Stroke hemoragik
ALGORITME GADJAH MADA
Penurunan kesadaran Nyeri kepala Babinski Jenis stroke

+ + + Perdarahan

+ + - Perdarahan

+ - - Perdarahan

- + - Perdarahan

- - + Iskemik

- - - Iskemik

Pada Tn. AB didapatkan penurunan kesadaran +, nyeri kepala +, babinski -

Interpretasi : Stroke hemoragik


TATALAKSANA

Farmakologi
Non Farmakologi • O2 5 L/I (face mask)
• Pemantuan kesadaran, Tanda • IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
vital dan gejala defisit • Manitol inj 4 x 125 cc
neurologis • Nicardipine drip l amp dalam
• Bedrest Nacl 0,9% mulai 5 cc/jam
• Pemasangan NGT • Citicolin 2x500 mg
• Pemasangan kateter • Ceftriaxone inj 2 gr/12 jam
• Menjaga tekanan intrakranial
• Edukasi keluarga
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad malam


Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP

Tanggal S O A P
Tanggal 18 Penurunan KU: Tampak sakit berat Penurunan kesadaran Elevasi kepala 30◦
november kesadaran Kesadaran: soporo koma ec SH Kateter,
2020   - GCS (E2V2M4)   NGT
TV: Hipertensi stage III  O2 5 liter face mask
TD: 180/100 mmHg IVFD Nacl 0,9% 20
N: 71x/m RR: 24x/m tpm
T: 36,7˚C Drip manitol 4 x 125
  cc
Nicardipin 9cc
  Ceftriaxone 2x2
  OMZ 1x1
Citicolin 2x500 mg
Tanggal S O A P
Tanggal 19 Penurunan KU: Tampak sakit berat Penurunan kesadaran • Elevasi kepala 30◦
november kesadaran Kesadaran: soporo koma ec SH • O2 5 liter (face
2020   - GCS (E2V2M3)   mask)
TV: Hipertensi stage II • Kateter,
TD: 170/100 mmHg • NGT
N: 100x/m RR:25x/m • Inf NaCl 0,9% 20
T: 37˚C tpm
  • Nikardipin
30cc/jam
  • Manitol 5x100cc
  Ceftriaxone 2x2
OMZ 1x1
Citicolin 2x500 mg
Tanggal S O A P
Tanggal 20 Penurunan KU: Tampak sakit berat Penurunan kesadaran • Elevasi kepala 30◦
november kesadaran Kesadaran: somnolen ec SH • O2 3 liter (nasal
2020   - GCS (E3V2M5)   kanul)
TV: Hipertensi stage II • Kateter,
TD: 170/100 mmHg • NGT
N: 72x/m RR:28x/m • Inf NaCl 0,9% 20
T: 37˚C SpO2 : 99 tpm
• Nikardipin
  30cc/jam
• Manitol 5x100cc
  • OMZ 1X1
 
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI
Terbagi menjadi SSP dan SST
Peredaran darah arteri :
a. Vertebralis (posterior) dan arteri karotis interna (anterior)
Stroke  Gangguan fungsi saraf akut oleh karena terganggunya sirkulasi darah serebral yang
bersifat mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam) menimbulkan
gangguan bisa fokal maupun global sesuai area otak yang terganggu

Perbedaan SNH dan NH


STROKE HEMORAGIK

Definisi Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke
dalam jaringan otak.

Epidemiologi Berdasarkan data Stroke registry di Indonesia, yang di mulai sejak tahun 2012
sebagai kerjasama antara PERDOSSI dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
KEMENKES RI (2014) didapatkan 5411 kasus stroke akut dari 18 RS dengan angka
kejadian stroke hemoragik sebesar 33%.

Faktor resiko  Umur, Hipertensi, Jenis kelamin,Riwayat Keluarga, Diabetes melitus, penyakit jantung,
merokok, peningkatan hematokrit, penyalahgunaan obat, hiperlipidemia, diet, dan infeksi
Terjadinya proses hialinisasi Pembuluh darah serebral tidak lagi
pada dinding pembuluh darah, bisa menyesuaikan diri dengan
Kerusakan dinding fluktuasi tekanan darah sistemik,
pembuluh darah kecil di sehingga pembuluh darah
akan kehilangan elastisitasnya kenaikan tekanan darah secara
otak akibat hipertensi mendadak akan dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh
darah.

Darah yang keluar akan


PATOFISIOLOGI terakumulasi dan membentuk
bekuan darah (hematom) di
parenkim otak.

Volume hematom tersebut akan


Hal ini akan memperburuk kondisi klinis pasien, yang umumnya
bertambah, sehingga memberikan
berlangsung dalam 24-48 jam onset, akibat perdarahan yang terus
efek desak ruang, menekan
berlangsung dengan edema disekitarnya, serta efek desak ruang
parenkim otak, serta
hematom yang mengganggu metabolisme dan aliran darah.
menyebabkan peningkatan TIK.
Gejala dan tanda klinis  Beberapa gejala klinis stroke hemoragik antara lain nyeri kepala,
penurunan kesadaran, muntah, kejang, kaku kuduk, serta gejala
lain seperti aritmia jantung dan edem paru.

Penegakkan Diagnosis
A. Anamnesis = keluhan, kronologis, faktor resiko
B. Pemeriksaan fisik = kesadaran, tanda vital, status generalis, pem. Neuro seperti rangsang
meningeal, saraf kranial, motoric, sensorik, reflex, dan hitung skor Siriraj atau gajah mada
C. Pemeriksaan penunjang = labor, CT Scan, MRI, EKG
Penggunaan sistem skor dapat bermanfaat bila
tidak terdapat fasilitas pencitraan otak yang dapat
membedakan secara jelas patologi penyebab
stroke. Skor stroke siriraj merupakan sistem
penskoran yang sering digunakan untuk
membedakan stroke iskemik atau hemoragik.
Sistem penskoran :
Skor Siriraj (2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri
kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x ateroma)
– 12
 
Interpretasi :
Skor < 1 = Stroke iskemik
Skor > 1 = Sroke hemoragik
Skor -1 s/d 1 = meragukan
Gajah Mada Score
Terapi umum
1. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
- Pemberian O2
- Pemasangan pipa endotrakeal
- Pemasangan NGT
2. Stabilisasi hemodinamik
- Pemberian IV kristaloid atau koloid
- Optimalisasi TD
- Pemasangan CVC
3. Tatalaksana peningkatan TIK
4. Pengendalian suhu tubuh
5. Tatalaksana cairan
6. Nutrisi ( Kebutuhan kalori : 20-25kkal/hari)
7. Pencegahan dan penanganan komplikasi
TERAPI 8. Penatalaksanaan medik lain
9. Pengendalian kejang

TERAPI KHUSUS
1. Koreksi koagulapati
2. Tekanan darah
3. Penatalaksanaan bedah
4. Pencegahan perdarahan intraserebral berulang
5. Rehabilitasi medik
Perdarahan Intraserebral

Definisi Etiologi

Penyebab utama stroke ICH


• Stroke perdarahan intraserebral adalah dapat dikelompokkan dalam tiga
ekstravasasi darah yang berlangsung kategori, yaitu :
spontan dan mendadak ke dalam 1. Faktor anatomic pembuluh
parenkim otak yang bukan disebabkan
darah otak
oleh trauma (non traumatis).
2. Faktor hemodinamik
3. Faktor hemostatic

Epidemiologi

Angka kejadian berkisar antara 12-


15 per 100.000 penduduk per
tahun dan lebih sering di jumpai
pada laki-laki, usia tua dan orang
Asia Afrika.
Hipertensi kronis
Mekanisme ICH yang sering Kenaikan tekanan darah secara
menyebabkan pembuluh
terjadi adalah faktor mendadak ini dapat menginduksi
darah arteriol yang
hemodinamik yang berupa pecahnya pembuluh darah.
berdiameter 100-400
peningkatan TD
mikrometer mengalami
perubahan yang patologik.

PATOFISIOLOGI Perdarahan

Perdarahan dapat berlanjut dan jika


volume perdarahan besar sehingga akan
Perdarahan yang luas ini menyebabkan destruksi jaringan
menyebabkan kerusakan pada struktur
otak, peningkatan tekanan intracranial (TIK), penurunan
anatomi otak justru menyebabkan gejala
perfusi ke otak, gangguan drainase otak
klinis.
Tanda dan Gejala Klinis Pemeriksaan fisik
• Perdarahan intraserebral berlaku secara
Keadaan umum dan tanda vital, meliputi :
mendadak. Setengah daripada jumlah penderita
mengeluh serangan dimulai dengan nyeri kepala
• Penurunan kesadaran
yang berat dan sering sewaktu melakukan • Gangguan bicara dan memahami (Dysarthria
aktivitas. dan afasia)
• Gejala stroke ICH meliputi kelemahan atau • Tekanan darah meningkat
kelumpuhan setengah badan, kesemutan, hilang
sensasi atau mati rasa setengah badan. Selian itu, Pemeriksaan neurologi, meliputi :
sesetengah orang juga mengalami sulit berbicara • Gangguan N.VII dan N.XII sentral
atau bicara pelo, mulutnya merot ke samping,
• Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu
merasa bingung, masalah penglihatan, mual,
muntah, kejang dan kehilangan kesadaran secara sisi tubuh
umum. • Hemihiperestesi
• Reflex fisiologis pada sisi lumpuh meningkat
Tatalaksana

Pemeriksaan Penunjang Terapi pada stroke pendarahan intraserebral merangkumi


:
Pemeriksaan Radiologi : 1. Evaluasi cepat dan diagnosis
• CT scan kepala 2. Terapi umum (suportif)
• MRI kepala • Stabilisai jalan napas dan pernapasan
• MR Angiografi serebral • Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
• Xray thorax • Pemeriksaan awal fisik umum
• Pengendalian peninggian TIK
Pemeriksaan Laboratorium : • Pengendalian kejang
• Pemeriksaan gula darah • Pengendalian suhu tubuh
• Pemeriksaan darah lengkap  
• Pemeriksaan faktor pembekuan Penatalaksanaan Stroke Pendarahan Intraserebral
darah (bila ada indikasi) Tindakan bedah pada ICH :
Keputusan mengenai apakah dioperasi dan kapan
dioperasi masih tetap kontroversial.
Perdarahan Subarakhnoid
• Definisi
Etiologi

• Perdarahan Subarakhnoid (PSA) Kelainan anatomi pembuluh


adalah ekstravasasi darah ke darah : Aneurisma saccular,
dalam ruang sub arahnoid yang fusiform dan mikotik (85%), AVM
meliputi sistem saraf pusat yang (10%), sisanya kelainan rongga
diisi dengan cairan serebrospinal.   arteri, karena tumor dan lainnya.
Epidemiologi

Angka kejadian rata-rata


perdarahan subarachnoid adalah 9
per 100.000 per tahun. Risiko PSA
meningkat pada riwayat keluarga,
merokok, hipertensi dan asupan
alkohol yang berlebihan.
Aneurisma merupakan lesi Kerusakan ini meluas akibat
yang didapatkan karena Prekursor awal aneurisma tekanan hidrostatik dari aliran
berkaitan dengan tekanan adalah adanya kantong kecil darah pulsatif dan turbulensi
hemodinamik pada dinding melalui arteri media yang darah, yang paling besar berada di
arteri percabangan dan rusak. bifurcatio arteri.
perlekukan.

Suatu aneurisma matur memiliki sedikit


lapisan media, diganti dengan jaringan
PATOFISIOLOGI ikat, dan mempunyai lamina elastika
yang terbatas atau tidak ada. Sehingga
mudah rupture.

Terjadi ekstravasasi darah dengan tekanan arteri masuk


Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) ke ruang subarachnoid dan dengan cepat meyebar
global dan mengiritasi meningeal. melalui cairan serebrospinal mengelilingi otak dan
medulla spinalis.
Gejala dan tanda klinis :
• Sakit kepala mendadak hebat.
• Defisit saraf kranialis
• Hemiparese
Pemeriksaan Fisik
• Penurunan kesadaran
• Meningeal sign positif
• Pemeriksaan funduskopi : perdarahan retina sub
hyaolid
• Parese nervus kranialis (terutama N.
Occulomotorius)
• Kejang
• Kesadaran menurun
• Defisit neurologi lokal (motorik, sensorik)
• 40% tidak ada desifsit lokal

• CT scan kepala
• Lumbal pungsi
• Angiograf serebral
• Mempertahankan airway, brething dan circulation
secara optimal
• Pencegahan peningkatan tekanan intrakranial
• Mempertahankan tekanan darah optimal (tekanan
darah dipertahankan dibawah 160 mmHg dengan
labetolol diltiazem dan nikardipin dengan intravena
TATALAKSANA secara kontinyu
• Mencegah vasopasme dengan profilaksis nimodipin
6x60 mg oral selama 21 hari
• Mengatasi hiperglikemia dengan mempertahankan
kadar glukosa 90-126 mg/dl
• Hidrocephalus di lakukan operasi EVD atau VP
shunt.
ANALISA KASUS
Tn. AB usia 60 tahun 6 bulan datang dibawa Keluhan yang dialami pasien dapat menuntun
keluarganya ke IGD RS Raden Mattaher Jambi dengan proses penegakan diagnosis. Berdasarkan
keadaan tidak sadarkan diri sejak ± 6 jam SMRS. anamnesis didapatkan :
Sekitar jam 8 pagi pasien masih beraktivitas seperti • Tanda peningkatan TIK, kemudian
biasanya membersihkan pekarangan rumahnya dan ditunjang dengan perhitungan Siriraj
menyiram bunga. Menurut keterangan istri pasien,
Score : +4.
sebelumnya pasien mengeluhkan sakit kepala secara
• Penurunan kesadaran terjadi pada stroke
mendadk kemudian diikuti dengan lemahnya anggota
gerak atas dan bawah sebelah kanan disaat pasien hemoragik yang besar atau berlokasi
keluar dari kamar mandi mengambil air wudhu, dibatang otak. Hal ini disebabkan efek
kemudian pasien dibawa istrinya berbaring di tempat desak ruang dan peningkatan TIK.
tidur tidak lama kemudian ± 20 menit pasien tidak • Stroke hemoragik : umumnya dalam
sadarkan diri. Pasien sempat dilarikan ke RSU kondisi sedang beraktivitas atau emosi
Sarolangun kemudian pasien dirujuk dan dibawa oleh yang tidak terkontrol.
keluarganya ke IGD RS Raden Mattaher dikarenakan • Faktor resiko sepertu usia dan jenis
fasilitas yang terbatas dan untuk dilakukan pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut.
kelamin yang ada pada pasien ini dapat
Keluhan tidak disertai muntah (-), mual (-), kejang (-), meningkatkan resiko terjadinya stroke
demam (-), mulut merot (-), bicara pelo(-), lidah deviasi
(-), BAB dan BAK dalam batas normal, nyeri dada(-).
Berdasarkan pemeriksaan fisik:
• Penurunan kesadaran
• Termasuk hipertensi stage III menurut JNC VIII.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa • Tanda rangsang meningeal : negative menandakan
kesadaran pasien adalah soporokoma, GCS tidak ada keterlibatan meningen kemungkinan
(E2V2M3), tekanan darah 180/120 mmHg. Pada perdarahan subarachnoid dapat disingkirkan. Namun
pemeriksaan kaku kuduk dan tanda rangsangan meningeal dan babinsky bisa saja negative karena
meningeal lainnya didapatkan hasil negatif. adanya syok spinal pada orang yang baru saja
Pemeriksaan. Pada pemeriksaan patologis mengalami serangan stroke
Babinsky didapatkan hasil negatif angggota gerak • dicurigai adanya lesi pada UMN karena pada
atas dan bawah didapatkan lengan dan tungkai pemeriksaan, didapatkan atoni ekstremitas superior et
sebelah kanan jatuh lebih dahulu daripada inferior dextra dan eutrofi (lateralisasi ke kanan) .
sebelah kiri
• Peningkatan leukosit disini bisa terjadi
Pemeriksaan penunjang berupa karena perdarahan yang terjadi di otak
laboratorium didapatkan leukositosis • Terdapat perdarahan di batang otak,
dengan leukosit 12x103/mm3 ventrikel 3 dan lateral
Tatalaksana meliputi non farmakologi dan farmakologi

Non farmakologi berupa :


• Melakukan stabilisasi jalan nafas dengan oropharyngeal airway, bedrest,
pemantauan kesadaran, tanda vital dan gejala defisit neurologis, menjaga
peningkatan tekanan intrakranial dengan mengelevasi kepala 30º,
menghindari penekanan vena jugularis dan menghindari hipertermia.
• Jika terjadi gangguan menelan atau pasien dalam keadaan tidak sadar
(kesadaran menurun), perlu dilakukan pemasangan pipa nasogastrik untuk
mencegah terjadinya aspirasi pada pemberian makanan.
• Dilakukan pemasangan kateter karena pasien mengalami penurunan
kesadaran dan kelemahan perlu untuk dipantau cairannya
• serta edukasi keluarga. Edukasi keluarga terutama penting untuk mengontrol
faktor resiko pada pasien.
Tatalaksana meliputi non farmakologi dan farmakologi

Medikamentosa berupa penilaian primary survey terutama stabilisasikan pernafasan dan


hemodinamik mencegah hipoksia.
• Pada pasien ini dapat diberikan oksigen NRM 5L/menit (face mask) untuk menjaga saturasi
oksigen >94%.
• Untuk menjaga hemodinamik pada pasien ini diberikan IVFD NaCL 0,9% 20 tpm untuk mengatasi
hipokalemi.
• Untuk menurunkan TIK dapat diberikan manitol 20% dengan dosis awal 0,5-1 gr/kgBB
dilanjutkan dosis rumatan 4-6 x 0,25-0,5gr/kgBB. Pada pasien ini diberikan manitol infus 500 cc.
• Pada stroke hemoragik akut (onset <6 jam), penurunan tekanan darah secara agresif dengan
target TD sistolik <140 mmHg dalam waktu < 1 jam aman untuk dilakukan. Untuk menurunkan
tekanan darah, dapat diberikan antihipertensi intravena seperti nikardipin, labetolol, atau
esmolol maupun antihipertensi oral. Pada pasien ini diberikan nicardipine drip lamp dalam Nacl
0,9% mulai 5 cc/jam. Pasien ini diberikan citicolin 2x500 mg dan juga diberikan antibiotik
berupa ceftriaxone inj 2 gram/12 jam.
KESIMPULAN

Stroke   gangguan fungsi saraf akut oleh karena terganggunya sirkulasi


darah serebral yang bersifat mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat
(dalam beberapa jam) menimbulkan gangguan bisa fokal maupun global sesuai
area otak yang terganggu

Stroke hemoragik  stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum


mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai