PENDAHULUAN
Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000
tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan
pola penyakit.1
kanker yang paling sering menyerang wanita dengan perkiraan 1.67 juta kasus
kanker baru yang didiagnosis pada tahun 2012 (25% dari semua kanker). Kasus
dibanding dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus). Kanker payudara
merupakan salah satu jenis jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi.
Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, akan tetapi prevalensi
Cancer tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker
dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu
sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat
1
kanker serviks yaitu 0,5‰ (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,
2016).2
dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam
keadaan lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker
tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian akibat kanker masih dapat dicegah.
Apabila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan
bahwa 70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
depan dada. Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai
2
iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya
secara bebas dengan fascia sebelah dalam. Lobus-lobus ini beserta duktusnya
Gambar 2.2 Potongan sagital mammae dan dinding dada sebelah depan
3
Antara fascia superficial dan yang sebelah dalam terdapat ruang
parenkim beserta duktusnya tersusun secara radial berkenaan dengan posisi dari
papilla mammae, sehingga duktus berjalan sentral menuju papilla seperti jari-jari
roda berakhir secara terpisah di puncak dari papilla. Segmen dari duktus dalam
papilla merupakan bagian duktus yang tersempit. Oleh karena itu, sekresi atau
pergantian sel-sel cenderung untuk terkumpul dalam bagian duktus yang berada
dalam papilla, mengakibatkan ekspansi yang jelas dari duktus dimana ketika
sehingga tidak mungkin dilakukan total mastectomy subkutan yang ideal. Dengan
kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau lesung dari kulit yang khas. Ini
berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler yang disebut peau
rambut dan kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit.3
A. axillaries, dan A. intercostal. Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena
intercostals 3-5 mengalirkan darah dari kelenjar mamma. Vena-vena ini mengikuti
arterinya.3
4
Gambar 2.3 A. Pada 18% individu, payudara diperdarahi oleh arteri
internal thoracic, axillary, dan intercostals. B. Pada 30%, kontribusi dari
A.aksilaris tidak berarti. C. Pada 50%, A.intercostal hanya sedikit
kontribusinya.
5
Gambar 2.5 Kelenjar getah
bening aksila
dan
payudara
aksila mengikuti aliran lateral thoracic artery pada dinding dada, mulai
darah subsakapular
Group 3: Central nodes (12.1 nodes). Merupakan kelompok kelenjar getah
aksila karena ukurannya yang besar. Ketika KGB ini membesar, dapat
kelompok KGB terkecil dari KGB aksila dan tidak dapat ditemukan
6
Group 5: Axillary vein nodes (10.7 nodes). Merupakan kelompok KGB
pectoralis. KGB ini juga menerima trunkus limfatikus dari kulit mammae
kontralateral, hati, diafragma, rectus sheath, bagian atas rectus abdominis. KGB
sekitar 4-5 setiap sisinya, kecil, dan biasanya dalam lemak dan jaringan ikat dari
ruang interkosta. Saluran ini bermuara ke ductus thoracicus atau ductus limfatikus
dextra. \
vena aksilaris dan bagian-bagiannya yang dapat dibagi ke dalam beberapa tingkat:
a. Level I (low axilla): KGB lateral dari tepi lateral M pectoralis minor
b. Level II (midaxilla): KGB antara tepi medial dan lateral M pectoralis minor
c. Level III (apical axillary): KGB medial dari tepi medial M pectoralis minor
7
Gambar 2.6 Kelompok kelenjar getah bening aksila.
Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6, dengan cabang-cabangnya
breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker payudara sering
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchym yaitu keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
8
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Penyakit ini oleh
2.3 Epidemiologi
Jenis kanker yang banyak diderita dan ditakuti oleh perempuan adalah
2012, Kanker payudara adalah kanker dengan presentase kasus baru tertinggi
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara
di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. Demikian pula di Bali, kini
stadium lanjut pada wanita usia muda (<40 tahun) tahun 2002-2012 sebesar
79,5% (158 orang) dan bila dilihat dari keseluruhan kelompok umur terbanyak
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk
a) Umur
9
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker dapat didiagnosis pada wanita
agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga
lainnya.
c) Riwayat Keluarga
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau
tahun.
d) Perubahan payudara tertentu
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang
kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya.
BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-
reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan
10
mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang
dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan
peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi
pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin tua
11
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause
meningkat pada wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen
menjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas
alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol
pada sistem duktal, mula - mula terjadi hiperplasia sel - sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah.6
2.6 Klasifikasi
12
a) Ductal carcinoma in situ
pada sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum
massa yang secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada
13
A B
Gambar 2.8 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar
keluar dari ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)
2. Invasive carcinoma
tahun 1974. Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla
mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease
14
biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan
pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya sel besar pucat
dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan untuk
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada
keenam, sebagai massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan
15
nekrosis dan perdarahan. 20% kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik
limforetikular yang padat terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma;
(2) inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif;
(3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau tidak ada
yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan
non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm.5
16
Biasanya ditemukan pada wanita perimenopause dan pada periode
Gambaran histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli
2.7 Stadium 7
17
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding
dada atau kulit, seperti yang diuraikan dibawah ini :
T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis
T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara, atau
ada nodul satelit terbatas di kulit payudara yang sama
T4c Kriteria T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma
Kelenjar Getah Bening—Klinis (N)
NX KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah
diangkat)
N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional
N1 Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan
N2 Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan
atau terfiksasi, atau tampak secara klinis ke KGB internal
mammary ipsilateral tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat
metastasis ke KGB aksilla ipsilateral
N2a Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat
atau melekat ke struktur lain sekitarnya.
N2b Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary
ipsilateral dan tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke
KGB aksilla ipsilateral
N3 Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
keterlibatan KGB aksilla, atau secara klinis ke KGB internal
mammary ipsilateral tetapi secara klinis terbukti terdapat
metastasis ke KGB aksilla ipsilateral; atau metastasis ke KGB
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB
infraklavikula atau aksilla ipsilateral
N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla
N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral
Kelenjar Getah Bening Regional—Patologia anatomi (pN)
pNX KGB regional tidak dapat dinilai (sebelumnya telah diangkat atau
tidak dilakukan pemeriksaan patologi)
18
pN0b Secara histologis tidak terdapat metastasis ke KGB, tidak ada
pemeriksaan tambahan untuk isolated tumor cells (Catatan :
Isolated tumor cells (ITC) diartikan sebagai sekelompok tumor
kecil yang tidak lebih dari 0.2 mm, biasanya dideteksi hanya
dengan immunohistochemical (IHC) atau metode molekuler
pN0(i–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (-)
pN0(i+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (+),
IHC cluster tidak lebih dari 0.2 mm
pN0(mol–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis,
pemeriksaan molekuler (-) (RT-PCR)
pN0(mol+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis,
pemeriksaan molekuler (+) (RT-PCR)
pN1 Metastasis ke 1-3 KGB aksila, dan atau KGB internal mammary
terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB,
secara klinis tidak tampak
pN1mi Micrometastasis (> 0.2 mm, < 2.0 mm)
pN1a Metastasis ke 1-3 KGB aksila
pN1b Metastasis ke KGB internal mammary terdeteksi secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak
tampak
pN1c Metastasis ke 1-3 KGB aksila dan ke KGB internal mammary
terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB,
secara klinis tidak tampak (jika berhubungan dengan >3 (+) KGB
aksila, KGB internal mammary diklasifikasikan sebagai pN3b)
pN2 Metastasis ke 4-9 KGB aksila, atau tampak secara klinis ke KGB
internal mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat
metastasis ke KGB aksilla
pN2a Metastasis ke 4-9 KGB aksila (sedikitnya 1 tumor > 2 mm)
pN2b tampak secara klinis ke KGB internal mammary tetapi secara
klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla
pN3 Metastasis ke 10 KGB aksila, atau KGB infraklavikula, atau
secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1
atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB
19
aksilla tetapi secara klinis microscopic metastasis (-) ke KGB
internal mammary; atau ke KGB supraklavikular ipsilateral
pN3a Metastasis ke ≥10 KGB aksila (minimal 1 tumor > 2 mm), atau
metastasis ke KGB infraklavikula
pN3b Secara klinis metastasis ke KGB internal mammary ipsilateral dan
terdapat 1 atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis
ke KGB aksilla dan dalam KGB internal mammary dengan
kelainan mikroskopis yang terdeteksi melalui diseksi KGB
sentinel, tidak tampak secara klinis
pN3c Metastasis ke KGB supraklavikular ipsilateral
Metastasis Jauh (M)
MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Tampak secara klinis didefinisikan bahwa dapat dideteksi melalui alat pencitraan
atau dengan pemeriksaan klinis atau kelainan patologis terlihat jelas.
Tidak tampak secara klinis berarti tidak terlihat melalui alat pencitraan (kecuali
dengan lymphoscintigraphy) atau dengan pemeriksaan klinis.
Klasifikasi berdasarkan diseksi KGB aksila dengan atau tanpa diseksi sentinel dari
KGB. Klasifikasi semata-mata berdasarkan diseksi sentinel KGB tanpa diseksi
KGB aksila yang selanjutnya direncanakan untuk "sentinel node", seperti pN-(l+)
(sn).
RT-PCR = reverse transcriptase polymerase chain reaction.
SOURCE: Modified with permission from American Joint Committee on Cancer:
AJCC Cancer Staging Manual, 6th ed. New York: Springer, 2002, pp 227–228.
20
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1a N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC Any T N3 M0
Stage IV Any T Any N M1
2.8 Diagnosis7,8,9
1. Anamnesis7,8
a) Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :
- Benjolan
- Kecepatan tumbuh
- Rasa sakit
- Nipple discharge
- Nipple retraksi dan sejak kapan
- Krusta pada areola
- Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
- Perubahan warna kulit
- Benjolan ketiak
- Edema lengan
b) Keluhan ditempat lain berhubungan dengan metastasis :8
- Nyeri tulang (vertebra, femur)
- Rasa penuh di ulu hati
- Batuk, sesak
- Sakit kepala hebat, kejan dll
c) Faktor-faktor risiko4,7,8
- Usia penderita
- Usia melahirkan anak pertama
- Punya anak atau tidak
- Riwayat menyusui
- Riwayat menstruasi
menstruasi pertama pada usia berapa
keteraturan siklus menstruasi
menopause pada usia berapa
- Riwayat pemakaian obat hormonal
21
- Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker
lain.
- Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik
- Riwayat radiasi dinding dada
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah
terdapat edema (peau d’orange), retraksi kulit atau puting susu, dan
eritema.8
b. palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk
Gambar 2.10
Pemeriksaan Payudara
3. Pemeriksaan
Radiodiagnostik
1.
Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat
22
kraniokaudal (CC) dan oblik mediolateral (MLO). Radiologis yang
stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%. Protokol saat ini
baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang
gambaran dengan batas yang tegas dengan batas yang halus dan
23
biasanya menunjukkan kontur yang halus, berbentuk oval atau bulat,
cm.7
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan
kecil.
MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya
24
karsinoma mammae dan juga dalam masalah pengambilan sampel,
dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false-
inti jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam membuat
positif, memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang
open biopsy. Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi
diambil.8,9
5. Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis.
25
karsinoma mammae. Biomarker ini mewakili gangguan biologik pada
karsinoma.9
Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma
stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
pada pasien dengan stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau
26
Tindakan konservatif terhadap jaringan payudara terdiri dari reseksi
stadium I atau II. Wanita dengan DCIS hanya memerlukan reseksi tumor
diliputi oleh jaringan mammae normal yang adekuat sejauh 2 mm dari tepi
Saat ini, sentinel node biopsy merupakan prosedur staging yang dipilih
sentinel node biopsy menunjukkan hasil negatif, diseksi KGB akilla tidak
dilakukan.10
2) Simpel mastektomi
Pengangkatan kel. Mammae + nipple-areola complex + fascia
minor dan diseksi KGB axilla level III. Batasan anatomis pada Modified
27
lateral, garis tengah sternum pada bagian medial, bagian inferiornya 2-3
dari mastektomi dan diseksi KGB aksilla, sekitar 30% dari semua kasus.
predisposisi.9
4) Radikal mastektomi
Pengangkatan kel mammae +mm. Pectoralis +KGB axilla.9
B. Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae.
stadium I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy. Radiasi juga diberikan pada kasus
(Stadium IIIa atau IIIb), dimana resiko rekurensi dan metastasis yang tinggi
28
Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada
kurang dari 0,5 cm dan tidak dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6 sampai
methotrexate.9,10
Untuk wanita dengan karsinoma mammae yang reseptor
29
IIIa inoperabel dan IIIb, kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk
Reseptor hormon ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma duktal dan
hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar 10% pada reseptor
adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah dan
yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae stadium IV,
30
1. Kanker payudara stadium 0 (TIS / T0, N0M0)
Terapi definitif pada T0 bergantung pada pemeriksaan histopatologi.
Dilakukan : - BCS
- Mastektomi simple
Indikasi BCS :
o T 3 cm.
o Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya.
Syarat BCS :
o Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent.
o Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan.
o Tumor tidak terletak sentral.
o Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik
tertentu)
- Radikal mastectomi
- Radikal mastectomi modifikasi
- Terapi adjuvan :
o Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)
31
Tabel 2.2 Adjuvant therapi pada NODE NEGATIVE (KGB histopatologi
negatif)
terapi primer
- Kombinasi CAF
Dosis C : Cyclophosfamide 500 mg/m2 hari 1
2
A : Adriamycin = Doxorubin 50 mg/m hari 1
F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2 hari 1
Interval : 3 minggu
- Kombinasi CEF
Dosis C : Cyclophospamide 500 mg/ m2 hari 1
E : Epirubicin 50 mg/m2 hari 1
F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/ m2 hari 1
Interval : 3 minggu
- Kombinasi CMF
Dosis C : Cyclophospamide 100 mg/m2 hari 1 s/d 14
32
M : Metotrexate 40 mg/m2 IV hari 1 & 8
F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2 IV hari 1 & 8
Interval : 4 minggu
- Kombinasi AC
Dosis A : Adriamicin
C : Cyclophospamide
- Optional :
Kombinasi Taxan + Doxorubicin
Capecitabine
Gemcitabine
- Radiasi bila :
o Setelah tindakan operasi terbatas (BCT)
o Tepi sayatan dekat / tidak bebas tumor
o Tumor sentral / medial
o KGB (+) >3 atau dengan ekstensi ekstrakapsuler
33
Premenopause
Menopause 1-5 tahun dengan efek estrogen (+)
Perjalanan penyakit slow growing & intermediated growing
target
B. Inoperabel (III B)
o Radiasi preoperasi dengan/tanpa operasi + kemoterapi + hormonal
terapi
o Kemoterapi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi +
target
o Kemoradiasi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi dengan/
target
4. Kanker payudara stadium lanjut
Prinsip :
o Sifat terapi paliatif
o Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan terapi
hormonal)
o Terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila diperlukan.
2.11 Prognosis9,10
Prognosis kanker payudara dapat ditentukan berdasarkan beberapa faktor
yaitu:
a. Stadium klinik
Tabel 2.4 Prognosis kanker payudara berdasarkan stadium klinik
34
0 100%
I 100%
IIA 92%
IIB 81%
IIIA 67%
IIIB 54%
IIIC 34%
IV 20%
KGB aksila
Tidak ada 80 65
1-3 KGB 65 40
> 3 KGB 30 15
c. Ukuran tumor
d.Histologi
Kanker yang poor differentiated, metaplasia dan grade tinggi
differentiated.10
e. Reseptor hormon
Pasien dengan kanker yang bersifat ER positif mempunyai waktu
survival yang lebih lama dibandingkan pasien dengan kanker yang bersifat
ER negatif.10
2.12 Rehabilitasi9,10
- Pra operatif
- Latihan pernafasan
- Latihan batuk efektif
- Pasca operatif
35
Hari 1-2 : - Latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan
penuh.
- Untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik.
- Latihan relaksasi otot leher dan toraks.
- Aktif mobilisasi.
Hari 3-5 : - Latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap).
- Latihan relaksasi.
- Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani.
Hari 6 dan seterusnya :
- Bebas gerakan.
- Edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha
atau
Pemeriksaan meliputi:
- SADARI setiap bulan
- Pemeriksaan fisik oleh dokter tiap kali kontrol
- Pemeriksaan imaging:
36
bila ada indikasi
Lab/marker tiap 2-3 bulan
Bone scan setiap 2 tahum atau jika ada indikasi.
BAB III
KESIMPULAN
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar payudara,
saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker
payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
Kanker payudara adalah kanker paling umum kedua dan merupakan kanker
yang paling sering menyerang wanita. Kasus kanker payudara lebih banyak terjadi
payudara merupakan salah satu jenis jenis kanker yang mempunyai prevalensi
37
cukup tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, akan tetapi
pada payudara. Pada pemeriksaan fisik diikuti dengan terabanya adanya massa di
Deteksi dini sangat penting untuk mengetahui penyakit lebih dini sehingga
harus rutin dilakukan yaitu dengan melakukan SADARI setiap bulan atau imaging
38
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
8. American Joint Committee on Cancer: AJCC Cancer Staging Manual, 6th
PERABOI 2010.
39