Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR PELAKSANAAN PERAWATAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)

Ns. CANDRA DEWI RAHAYU, M. Kep

A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


Setelah mengikuti pembelajaran praktik laboratorium diharapkan mahassiwa mampu:
1. Melakukan perawatan WSD (Watel Seal Drainage)
2. Momonitor kepetenan dan fungsi sistem WSD (Watel Seal Drainage)
3. Mengganti botol WSD

B. TUJUAN TINDAKAN
1. Untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura
2. Sebagai drainege pasca pembedahan dada dan trauma dada
3. Mengembangkan paru kembali dengan sempurna
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura
5. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.

C. DEFINISI
1. WSD Merupakan selang dada yang di insersi untuk mengeluarkan udara dan
cairandari ruang pleura, mencegah udara atau cairan supaya tidak
masuk ruangpleura, dan membentuk kembali tekanan yang normal pada
intrapleura danintrapulmonal (Detten_meier,1992)
2. WSD Adalah sebuah kateter yang diinsersi melalui thoraks untuk mengeluarkan
udaradan cairan.
3. Suatu selang drainage intra pelural yang digunakan setelah intratorakal
4. WSD adalah suatu system drainage yang memungkinkan cairan atau
udarakeluar dari cavum pleura.
5. Water sealed drainge (WSD) juga diartikan pipa khusus( kateter urine) yang steril
dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan trokar atau
klempenjepit. Setelah pembedahan dada dan trauma dada

D. MACAM-MACAM WSD
1. WSD Satu Botol
a. Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple
pneumothoraks
b. Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu
1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol
c. Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk
mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru
d. Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara
dari rongga pleura keluar
e. Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
f. Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan : Inspirasi akan
meningkat, ekpirasi menurun
2. WSD Dua Botol
a. Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol
water seal
b. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa
udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang
berisi water seal
c. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga
pleura masuk ke water seal botol 2
d. Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari
rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang
masuk ke WSD
e. Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi
peural
3. WSD Tiga Botol
a. Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan
yang digunakan
b. Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
c. Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah
hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol
WSD
d. Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan
e. Botol ke-3 mempunyai 3 selang : (1) Tube pendek diatas batas air dihubungkan
dengan tube pada botol ke dua, (2) Tube pendek lain dihubungkan dengan
suction, dan (3) Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air
dan terbuka ke atmosfer

Gambar Botol WSD

E. INDIKASI PEMASANGAN WSD


1. Setelah pembedahan dada dan trauma dada
2. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
3. Efusi pleura
4. The preventive of cardiac tamponade after open heart surgery
5. Pneumothoraks (spontan, iatrogenic / therapeutic traumatic)
Pneumothoraks adalah pengumpalan darah / gas lain didalam ruang pleura.
Gasmenyebabkanparu menjadi kolaps karena gas tersebut menghilangkan
tekanannegative intra pleura dan suatu tekanan (counterpressure) yang diberikan
untukmelawan paru, yang kemudian tidak mampu untuk mengembang.
6. Hemothoraks
Hemothoraks adalah akumulasi darah dan cairan didalam rongga pleura
diantararongga perietaldan pleura visceral, biasanya merupakan akibat
trauma.Hemothoraks menghasilkan tekanan (counterpressure)dan mencegah
paruberekspansi penuh.Hemopneumothoraks
7. Chylothoraks
8. Empyema
F. KONTRA INDIKASI
1. Infeksi pada tempat pemasangan
2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Penetapan slang.
Slang diatur senyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu
dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat
dikurangi.
2. Pergantian posisi badan.
Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil
dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut,
merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah
lengan atas yang cedera.
3. Mendorong berkembangnya paru-paru.
a. Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.
b. Latihan napas dalam
c. Latihan batuk efektif : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang
diklem.
d. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
e. Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.
4. Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500-800 cc. Jika perdarahan
dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya
hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan
pernapasan. Suction harus berjalan efektif :
a. Observasi setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2
jam selama 24 jam setelah operasi.
b. Observasi banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka,
keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.
c. Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction
kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau
1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya
misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak,
atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru.
d. Perawatan “slang” dan botol WSD/ Bullow drainage.
1) Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang
keluar kalau ada dicatat.
2) Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya
gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.
3) Penggantian botol harus “tertutup” untuk mencegah udara masuk yaitu
meng ”klem” slang pada dua tempat dengan kocher.
4) Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan
slang harus tetap steril.
5) Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri sendiri,
dengan memakai sarung tangan.
Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada,
misal: slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal
Drainage)

H. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% dan
ujung selang terendam sepanjang dua cm.
3. Kasa steril dalam tromol
4. Korentang
5. Plester dan gunting
6. Nierbekken/kantong balutan kotor
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril

I. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN


1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakuka
2. Memasang sampiran disekeliling tempat tidur (menjaga privasi klien)
3. Membebaskan pakaian pasien bagian atas
4. Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien
5. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.

J. PROSEDUR TINDAKAN
1. Memberitahu dan menjelaskan pasien tentang prosedur yang kandilakukan
2. Menjaga privasi klien
3. Melepaskan pakaian pasien bagian atas
4. Membantu pasien dalam posisi duduk atau ½ duduk sesuai
dengankemampuan pasien.
5. Perawat mencuci tangan
6. Membuka set angkat jahitan dan meletakkan pada set tempat
yangmudah terjangkau oleh perawat.
7. Pasang perlak di bawah luka pasien
8. Pasang sarung tangan
9. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan kotor dimasukkan
kekantong balutan kotor, bekas plester dibersihkan dengan bensin bila perlubalutan
dalam diangkat menggunakan pinset
10. Mendesinfektasi sekitar drain alcohol 70 %
11. Jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan slang / penyambung takterlepas,
sehingga udara tidak masuk kedalam rongga thorak
12. Observasi krepitasi kulit sekitar drain
13. Rawat luka dengan NaCL 0,9 % lalu keringkan
14. Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang sudah digunting tengahnya kemudian
diplester
15. Memasang slang penyambung yang sudah disediakan pada pipa botol WSD yang
baru, kemudian ujung slang ditutup kasa steril
16. Drain yang dipasang diklem dengan kochen
17. Melepaskan sambungan slang botol dari drain
18. Ujung drain dibersihkan dengan alcohol 70 % kemudian drain
dihubungkan dengan slang menyambung botol WSD yang baru
19. Melepaskan kocher dari drain
20. Mengobservasi:
a. Apakah paru-paru tidak mengembang;
b. Apakah ada penyumbatan pada slang kerena ada darah atau kotoran
lain;
c. Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanosis, tanda-tanda pendarahan
dan dada terasa tertekan;
d. Apakah ada krepitasi pada kulit sekitar drain;
e. Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk;
f. Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin menarik nafas dalam;
g. Sebelum drain dicabut, pasien dianjurkan menerik nafas dalam, drian segera
dicabut.
h. Luka bekas drain ditutup dengan kasa steril yang sudah diolesi vaselin
steril, kemudian diplester.itu artinya no water seal dan dapat menyebabkan
paru kolaps, Bila > 2cmH2o maka memerlukan tekanan yang lebih tinggi
dari paru untuk mengeluarkan cairan atau udara, Apabila tidak ada
fluktuasi yang mengikuti respirasi dapat disebabkan karena tertekuk, ada
bekuan darah atau perubsahan chest tube
i. Pantau fluktuasi gelembung udara pada water eal , bila < 2cm H2o
21. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien
dalam posisi yang menyenangkan
22. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
23. Perawat mencuci tangan
24. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan keperawatan

K. CHEK LIST PENILAIAN (TOOLS) PERAWATAN WSD

Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 2
2 Mencuci tangan 2
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 2
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 2
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 2
6 Melakukan kontrak 2
7 Menjelaskan tujuan 3
8 Menjelaskan prosedur 3
9 Menanyakan kesiapan 2
Tahap Kerja
10 Mengajak pasien menbaca basmalah 2
11 Menjaga privasi klien 2
12 Melepaskan pakaian pasien bagian atas 2
13 Membantu pasien dalam posisi duduk atau 2
½ duduk sesuai dengankemampuan pasien.
14 Perawat mencuci tangan 2
15 Membuka set angkat jahitan dan 2
meletakkan pada set tempat yang mudah
terjangkau oleh perawat.
16 Pasang perlak di bawah luka pasien 2
17 Pasang sarung tangan 2
18 Membuka balutan dengan hati-hati dan 3
balutan kotor dimasukkan kekantong balutan
kotor, bekas plester dibersihkan dengan alkhol bila
perlu balutan dalam diangkat menggunakan pinset
19 Mendesinfektasi sekitar drain alcohol 70 % 2
20 Jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan 4
slang / penyambung takterlepas, sehingga udara
tidak masuk kedalam rongga thorak
21 Observasi krepitasi kulit sekitar drain 2
22 Rawat luka dengan NaCL 0,9 % lalu keringkan 3
23 Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang 2
sudah digunting tengahnya kemudian diplester
24 Memasang slang penyambung yang sudah 3
disediakan pada pipa botol WSD yang baru,
kemudian ujung slang ditutup kasa steril
25 Drain yang dipasang diklem dengan kochen 2
26 Melepaskan sambungan slang botol dari drain 3
27 Ujung drain dibersihkan dengan alcohol 70 3
% kemudian drain dihubungkan dengan slang
menyambung botol WSD yang baru
28 Melepaskan kocher dari drain 2
29 Mengobservasi:
a. Apakah paru-paru tidak mengembang; 2
b. Apakah ada penyumbatan pada slang 3
kerena ada darah atau kotoran lain;
c. Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala 2
cyanosis, tanda-tanda pendarahan dan dada
terasa tertekan;
d. Apakah ada krepitasi pada kulit sekitar drain; 2
e. Melatih pasien untuk bernafas dalam dan 2
batuk;
f. Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin 2
menarik nafas dalam;
g. Sebelum drain dicabut, pasien dianjurkan 2
menerik nafas dalam, drian segera dicabut.
h. Luka bekas drain ditutup dengan kasa 4
steril yang sudah diolesi vaselin steril,
kemudian diplester.itu artinya no water seal
dan dapat menyebabkan paru kolaps,
Bila > 2cmH2o maka memerlukan tekanan
yang lebih tinggi dari paru untuk mengeluarkan
cairan atau udara, Apabila tidak ada
fluktuasi yang mengikuti respirasi dapat
disebabkan karena tertekuk, ada bekuan
darah atau perubsahan chest tube
i. Pantau fluktuasi gelembung udara pada water 3
eal , bila < 2cm H2o
30 Merapikan pakaian pasien dan 2
lingkungannya, kemudian membantu pasien
dalam posisi yang menyenangkan
31 Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada 2
tempatnya
Tahap Terminasi
32 Mencuci tangan 2
33 Membaca Hamdalah 2
34 Menulis prosedur yang telah dilakukan pada 2
catatan keperawatan
35 Merapikan pakaian pasien dan 2
lingkungannya, kemudian membantu pasien
dalam posisi yang menyenangkan
Total Score 100

j. REFERENSI

Buku kompetensi II. 2006.


Pembelajaran Praktik Klinik
Keperawatan
(maternitas, medical bedah,
& anak), tidak
dipublikasikan. Surabaya :
STIKES Hang Tuah
Potter & Perry. 1997.
Fundamentals of Nursing 3
Th
ed. The Art and Science of
Nursing Care. Philadelphia-
New York : Lippincott
Hudak&Gallo.1997.
Keperawatan Kritis,
Pendekatan Holistik. Vol.1.
Jakarta:
EGC
Buku kompetensi II. 2006. Pembelajaran Praktik Klinik Keperawatan
(maternitas, medical bedah, & anak), tidak dipublikasikan. Surabaya
:STIKES Hang Tuah
Potter & Perry. 1997. Fundamentals of Nursing 3 Th ed. The Art and Science of
Nursing Care. Philadelphia-New York : Lippincott
Hudak&Gallo.1997. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Vol.1. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai