Disusun oleh :
2020/2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas.
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
BAB II SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Karakteristik Peserta
Orang tua yang sudah mempunyai anak baik yang anaknya obesitas
ataupun tidan obesitas.
B. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan orang tua dapat
memahami tentang obesitas dan pencegahan obesitas.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Orang tua dapat mengerti tentang pengertian obesitas
Orang tua dapat mengerti tentang penyebab obesitas
Orang tua dapat mengerti tentang dampak obesitas
Orang tua dapat mengerti tentang pencegahan obesitas
C. Materi Penyuluhan
1) Definisi obesitas
2) Penyebab obesitas
3) Dampak obesitas
4) Pencegahan obesitas
D. Metode Penyuluhan
1) Ceramah
2) Diskusi/tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan
Mengucapkan salam & Menjawab salam
perkenalan Memperhatikan dan
Menjelaskan tujuan mendengarkan 5 menit
Kontrak waktu Menyetujui kontrak
2. Penyuluhan
Menggali pengetahuan
tentang defenisi obesitas
Menggali pengetahuan Mengemukakan
tentang penyebab obesitas pendapat serta
Menggali pengetahuan mendengarkan dan
tentang dampak obesitas memperhatikan 15 menit
Menggali pengetahuan
tentang pencegahan
obesitas
3. Penutup
a. Definisi Obesitas
b. Penyebab obesitas
Factor genetic
Factor ini sangat sulit untuk dihindari. Orang tua yang mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas bisa menurun pada anaknya. Parental
fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang
tua, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas,
kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,
prevalensi menjadi 14%.
Fast Food
Karena orang tua yang bekerja memiliki lebih sedikit waktu dan energi
untuk menyiapkan makanan, santapan cepat saji semakin lazim. Restoran
cepat saji bermunculan di mana-mana di seluruh dunia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari semua anak usia 4 hingga 19
tahun di Amerika Serikat menyantap makanan cepat saji setiap hari.
Makanan seperti itu biasanya tinggi kadar gula dan lemaknya dan
ditawarkan dalam ukuran besar yang menggiurkan.
Soft Drink
Minuman ringan sudah lebih populer ketimbang susu dan air. Misalnya,
setiap tahun, orang Meksiko membelanjakan lebih banyak uang untuk
minuman ringan, khususnya kola, daripada untuk gabungan sepuluh
makanan pokok. Menurut buku Overcoming Childhood Obesity,
menenggak minuman ringan 600 mililiter saja setiap hari dapat menaikkan
berat badan sebanyak 11 kilogram dalam waktu setahun.
c. Pengukuran obesitas
1) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri
dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA
adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.
2) Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan (kg) : tinggi badan (m) kuadrat.
Klasifikasi :
a) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan
(underweight)
b) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
c) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan
berat badan (at risk of overweight)
d) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overweight)
d. Dampak atau komplikasi
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida,
LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-
kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak
obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5)
dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40%
diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar
HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi.
Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan
denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.
Diabetes Mellitus tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.
Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25%
sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas
dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau > persentile
ke 99.
Gangguan Pada Pernapasan
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan
gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah
dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan
diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola
ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot.
Pencegahan
Kontrol asupan makanan
Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan
ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan
dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran
segar. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan susu yang baik untuk
pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu
berlebihan.
Aktivitas fisik dan olah raga
Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan
olahraga bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau
olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun
binatang atau taman sehingga Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan
kaki.
Hindari makanan yang di goreng
Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak
lemak yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus
atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat.
Tetapkan aturan makan
Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi
atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak
makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati
tayangan televisi atau di depan komputer.
MEDIA
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor
internal (genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh
kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak
diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut.
B. Saran
Obesitas yang dialami oleh anak tidak hanya menimbulkan masalah dalam
segi kesehatan namun juga menjadi masalah psikis. oleh karena itu orang tua
harus memiliki kesadaran untuk menkontrol pola makan ataupun gaya hidup
anak mulai dari sejak dini, agar anak tidak mengalami gangguan secara
psikisnya ataupun fisiknya pada saat dia tumbuh dewasa. Orang tua juga harus
memiliki pengetahuan tentang gizi seimbang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
IDAI. 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik