Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Satuan Acara Penyuluhan

Obesitas Pada Anak

Dosen Pengampu : Indrawati Aristyarini, M.Kes

Disusun oleh :

Risma Anggilia Wahyuningsih (2020200039)

PROGRAM D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2020/2021
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh


berlebihan. Sejumlah tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi,
menginsulasi panas, meredam goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan).
Kegemukan dan obesitas merupakan masalah gizi berlebih yang kian marak
dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan obesitas pada anak
merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori
yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.

Angka kejadian overweight dan obesitas anak secara global meningkat


dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini
diperkirakan akan mencapai 9,1 % atau 60 juta ditahun 2020. Di Indonesia,
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara nasional
menunjukkan bahwa masalah overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai
12 tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah mendekati perkiraan
angka dunia di tahun 2020. Peningkatan obesitas tersebut di sertai dengan
peningkatan ko-morbiditas yang berpotensi menjadi penyakit degeneratif di
kemudian hari misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi, DM Tipe 2, dll.

Berdasarkan data yang ditemukan pada Riskesdas 2013, beberapa


penelitian yang telah dilakukan mengenai prevalensi anak dan remaja obes serta
komorbiditas yang menyertai diIndonesia, dan kecenderungan anak obes menjadi
dewasa obes yang diperberat dengan kejadian obesitas pada orangtua, oleh karena
itu peran orangtua sangat penting dalam pencegahan obesitas pada anak.

B. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas.
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
BAB II SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Judul Penyuluhan : Obesitas Pada Anak


2. Sasaran Penyuluhan : Orang Tua Anak
3. Jumlah Peserta : 23 orang
4. Waktu : 30 Menit
5. Hari & Tanggal : Selasa, 17 November 2021
6. Tempat : Gedung N

A. Karakteristik Peserta
Orang tua yang sudah mempunyai anak baik yang anaknya obesitas
ataupun tidan obesitas.
B. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan orang tua dapat
memahami tentang obesitas dan pencegahan obesitas.
2) Tujuan Instruksional Khusus
 Orang tua dapat mengerti tentang pengertian obesitas
 Orang tua dapat mengerti tentang penyebab obesitas
 Orang tua dapat mengerti tentang dampak obesitas
 Orang tua dapat mengerti tentang pencegahan obesitas
C. Materi Penyuluhan
1) Definisi obesitas
2) Penyebab obesitas
3) Dampak obesitas
4) Pencegahan obesitas
D. Metode Penyuluhan
1) Ceramah
2) Diskusi/tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Sasaran Waktu

1.  Pembukaan
 Mengucapkan salam &  Menjawab salam
perkenalan  Memperhatikan dan
 Menjelaskan tujuan mendengarkan 5 menit
 Kontrak waktu  Menyetujui kontrak

2. Penyuluhan

 Menggali pengetahuan
tentang defenisi obesitas
 Menggali pengetahuan Mengemukakan
tentang penyebab obesitas pendapat serta
 Menggali pengetahuan mendengarkan dan
tentang dampak obesitas memperhatikan 15 menit
 Menggali pengetahuan
tentang pencegahan
obesitas

3. Penutup

Menyimpulkan materi Menyimpulkan tentang 10 menit


yang telah diberikan Obesitas
F. Media Penyuluhan
1) Poster
2) Power Point
G. Evaluasi
1) Apa yang dimaksud dengan obesitas?
2) Apa penyebab obesitas?
3) Apa dampak obesitas?
4) Apa yang dilakukan untuk pencegahan obesitas?
MATERI PENGABDIAN MASYARAKAT
BAB III MATERI

a. Definisi Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai


dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas pada
masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi
mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.
Obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan pananganan yang
sedini mungkin dengan melibatkan peran serta orang tua.

b. Penyebab obesitas
 Factor genetic
Factor ini sangat sulit untuk dihindari. Orang tua yang mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas bisa menurun pada anaknya. Parental
fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang
tua, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas,
kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,
prevalensi menjadi 14%.
 Fast Food

Karena orang tua yang bekerja memiliki lebih sedikit waktu dan energi
untuk menyiapkan makanan, santapan cepat saji semakin lazim. Restoran
cepat saji bermunculan di mana-mana di seluruh dunia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari semua anak usia 4 hingga 19
tahun di Amerika Serikat menyantap makanan cepat saji setiap hari.
Makanan seperti itu biasanya tinggi kadar gula dan lemaknya dan
ditawarkan dalam ukuran besar yang menggiurkan.

 Soft Drink

Minuman ringan sudah lebih populer ketimbang susu dan air. Misalnya,
setiap tahun, orang Meksiko membelanjakan lebih banyak uang untuk
minuman ringan, khususnya kola, daripada untuk gabungan sepuluh
makanan pokok. Menurut buku Overcoming Childhood Obesity,
menenggak minuman ringan 600 mililiter saja setiap hari dapat menaikkan
berat badan sebanyak 11 kilogram dalam waktu setahun.

 Kurang Aktivitas dan Berolah raga

Aktifitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure,


yaitu sekitar 20-50% dari total energy expenditure. Penelitian di negara
maju mendapatkan hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan
kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai
risiko peningkatan berat badan sebesar = 5 kg. Penelitian di Jepang
menunjukkan risiko obesitas yang rendah (OR:0,48) pada kelompok yang
mempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika
menunjukkan penurunan berat badan dengan jogging (OR: 0,57), aerobik
(OR: 0,59), tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukkan
penurunan berat badan yang signifikan. Penelitian terhadap anak Amerika
dengan tingkat sosial ekonomi yang sama menunjukkan bahwa mereka
yang nonton TV = 5 jam perhari mempunyai risiko obesitas sebesar 5,3
kali lebih besar dibanding mereka yang nonton TV = 2 jam setiap harinya.

c. Pengukuran obesitas
1) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri
dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA
adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.
2) Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan (kg) : tinggi badan (m) kuadrat.
Klasifikasi :
a) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan
(underweight)
b) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
c) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan
berat badan (at risk of overweight)
d) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overweight)
d. Dampak atau komplikasi
 Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida,
LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-
kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak
obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5)
dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40%
diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar
HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi.
Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan
denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.
 Diabetes Mellitus tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.
Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25%
sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas
dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau > persentile
ke 99.
 Gangguan Pada Pernapasan
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan
gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah
dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan
diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola
ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot.
 Pencegahan
 Kontrol asupan makanan
Kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food, makanan
ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau makanan
dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran
segar. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan susu yang baik untuk
pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu
berlebihan.
 Aktivitas fisik dan olah raga
Anda dan anak-anak dapat merencanakan untuk melakukan kegiatan
olahraga bersama seperti jogging, lari pagi, berenang, badminton atau
olahraga lainnya. Atau rencanakan liburan bersama di pantai, kebun
binatang atau taman sehingga Anda dan anak dapat lebih banyak berjalan
kaki.
 Hindari makanan yang di goreng
Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak
lemak yang dikonsumsi. Anda dapat mencoba untuk mengukus, merebus
atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat.
 Tetapkan aturan makan
Biasakan agar anak Anda makan di meja makan bukan di depan televisi
atau komputer. Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak
makanan yang sudah disantapnya bila dia makan sambil menikmati
tayangan televisi atau di depan komputer.
MEDIA
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor
internal (genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh
kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak
diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut.

Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas


dewasa, karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih
dalam taraf tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang
utama dalam penanganan obesitas anak. Perubahan pola makan dan peri laku
hidup sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap.
Penanggulangan obesitas anak sebaiknya dilakukan secara terapadu antara
dokter anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain. Peran serta orang
tua memegang peranan penting dalam penangan anak obesitas. Pencegahan
sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena pencegahan lebih
mudah daripada pengobatan. Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan
menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.

B. Saran

Obesitas yang dialami oleh anak tidak hanya menimbulkan masalah dalam
segi kesehatan namun juga menjadi masalah psikis. oleh karena itu orang tua
harus memiliki kesadaran untuk menkontrol pola makan ataupun gaya hidup
anak mulai dari sejak dini, agar anak tidak mengalami gangguan secara
psikisnya ataupun fisiknya pada saat dia tumbuh dewasa. Orang tua juga harus
memiliki pengetahuan tentang gizi seimbang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar, Genis. 2009. Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan

IDAI. 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai