Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

DISUSUN OLEH :

RIKA ROHANI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Diet Hati

Peserta Didik : Pasien Dan Keluarga di Ruang Penyakit Dalam

Tempat : RS Universitas Tanjungpura

Waktu : Pukul 08.30 – 09.00 (15 menit)

Hari/tanggal : Kamis,6 februari 2020

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien lebih mengerti tentang


makanan untuk pasien yang mengalami fatty liver

2. Tujuan Khusus

- Setelah diberikan penyuluhan diharapakan pasien dapat :

- Menjelaskan definisi fatty liver

- Menjelaskan penyebab fatty liver

- Menjelaskan makanan yang di anjurkan

- Menjelaskan makanan yang di hindari

3. Materi

Materi penyuluhan terlampir :

- Defenisi fatty liver

- Penyebab fatty liver

- Diet Hati
4. Metode

Ceramah

Tanya Jawab

5. Media

Leaflet

Lembar balik

KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 2 menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam

Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan


diberikan

Memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan


fatty liver

Menjelaskan penyebab fatty liver


Menjelaskan makanan diet hati Memperhatikan

Memberi kesempatan kepada


peserta untuk bertanya
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan

3. 3 menit Evaluasi :

Menanyakan kepada pasien Menjawab pertanyaan


tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement

4. 1 menit Terminasi :

Mengucapkan salam penutup Mendengarkan dan Menjawab


salam
MATERI

1. Definisi fatty liver

Sampai saat ini masih terdapat beberapa ketidaksepahaman


dalam terminologi penyakit perlemakan hati, misalnya mengenai
pemilihan istilah perlemakan hati nonalkoholik (Nonalkoholik Fatty Liver =
NAFL) atau penyakit perlemakan hati nonalkoholik (Nonalkoholik Fatty
Liver Disease = NAFLD). Pada umumnya disepakati bahwa NASH
merupakan perlemakan hati pada tingkat yang lebih berat. Dikatakan sebagai
perlemakan hati apabila kandungan lemak di hati lebih dari 5% dari seluruh
berat hati. Karena pengukuran berat hati sangat sulit dan tidak praktis,
diagnosis dibuat berdasarkan analisis spesimen biopsi jaringan hati, yaitu
ditemukannya minimal 5-10% sel lemak dari keseluruhan hepatosit.

2. Tujuan diet

Tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan


status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara :

- Meningkatkan regenerasi jaringan ahti dan mencegah kerusakan lebih


lanjut.

- Meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.

- Mencegah katabolisme protein.

- Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila


kurang.

- Mencegah atau mengurangi asites, varises, dan hipertensi portal

- Mencegah koma hepatic.


3. Syarat Diet

- Energi Tinggi, untuk


mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahapsesuai
dengan kemampuan pasien, yaitu 40 – 45 kkal.kgbb.

- Lemak Cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk
yangmudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien
mengalami steatorea,gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang
(medium chain triglyceride /MCT).Jenis lemak ini tidak
membutuhkan aktifitas lipase dan asam empedu dalam proses
absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 dapat mempertehankan
fungsi imun dan proses sintesis lemak.

- Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme
protein.Pada kasus hipatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala
ensefalopati yangdisertai peningkatan amoniak dalam darah,
pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma,
sebanyak 30-40 g/h.

- Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.


Bila perlu,diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K
serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.

- Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasin
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan labih luas.

- Cairan, diberikan labih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi.

- Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan
biasasesuai kemampuan saluran cerna.
4. Jenis Diet

- Diet hati I

Diberikan kepada penderita sirosis hepatis berat dan hepatitis


infeksiosa akutdalam keadaan pre koma atau segera setelah
penderita dapat makan kembali.Pemberian sumber protein
sedapat mungkin dihindari. Makanan berupa cairanyang
mengandung hidrat arang sederhana seperti sari buah, sirop, the
manis. Cairan + 2 L sehari, bila ada ascites dan diuresis belum
sempurna, pemberiancairan maksimal 1 L sehari

- Diet hati II

Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah teratasi.Pemberian protei


ndibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.

- Diet hati III

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada


penderita dengan nafsu makan cukup. Makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa s e s u a i d e n g a n k e a d a a n p e n d e r i t a .
Protein diberikan 1g/kgBB/hari, lemak sedang, dalam bentuk mudah
cerna.

- Diet Hati IV

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati III atau kepada
penderita hepatitis yang nafsu makannya telah
baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis h
epatis aktif. Makanan diberikandalam bentuk lunak atau biasa sesuai
dengan keadaan penderita
5. Makanan yang harus dihindarkan

- Hindari makanan yang dapat menimbukan gas, seperti ubi, singkong,


kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain

- Hindari makanan yang telag di awetkan seperti ikan asin, kornet, dan lain
lain.

- Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti


daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit

- Sebaiknya pilih sayur sayuran yang mengandung serat seperti


bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daunka
ngkung dan sebagainya

- Bumbu-bumbu

Jangan terlalu merangsang seperti laos, kunyit, bawang merah, bawang


putih, ketumbar boleh dipakai namun jangan terlalu banyak.

- Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus,


babat, otak, sum sum dan santan kental

6. Makanan yang dianjurkan

- Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbiam.

- Sumber protein lain, telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu,


kacang hijau, sayurandan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah
dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
Daftar Pustaka

Mansjoer, A, Triyanti, K, Savitri, R, Wardani, W. I, Setiowulan, W.


(1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta: Media
Ausculapius

FKUI.2.Swearingen. (2001). Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing,


2/E (Seri Pedoman Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2,
alih bahasa oleh Monica Ester). Jakarta: EGC.3 . S e d i a o e t a m a
AD. (2002). Ilmu Gizi untuk Profesi. Jakarta.

Mahasiswa/I Pontianak, februari 2020

Pembimbing Klinik

Rika Rohani Ns. Patricia Supartina

Anda mungkin juga menyukai