Anda di halaman 1dari 30

A.

Kompetensi Yang Akan Dicapai


Mahasiswa mampu merencanakan asuhan gizi yang tepat pada pasien
dengan Pre Eklampsia dengan memperhatikan faktor ekonomi agar tidak
terjadi kondisi yang dapat memberatkan pasien karena akan berisiko pada
kematian Ibu dan janin. Sehingga diharapkan pasien mampu mencapai
kondisi yang stabil untuk mendukung proses persalinan yang lancar dan
normal.

B. Skenario
Sayang Ibu sayang Anak
Ny. S, 20 tahun, seorang ibu muda dalam kondisi hamil MRS dengan
keluhan nyeri perut, mual, pusing dan ada oedem pada kaki. Diagnosa dokter:
G2P1001Ab000 32/34 mgg + Pre Eklampsia ringan + anemia. Hasil
pengukuran antropometri menunjukkan berat badan actual pasien 64kg, berat
badan sebelum hamil 57kg, tinggi badan 149cm, dan LILA 32cm. data
biokimia pasien saat dirumah sakit adalah sebagai berikut : WBC 22,4 DE x
103 /uL, RBC 3,3 x 106 g/dL, HCT 26,6%, MCH 24,1 pg, MCHC 30,3
g/dL, MCV 7,6 fl, Albumin urin +1, leukosit urin +2, eritrosit urin +4, dan protein
urin +1. Untuk pemeriksaan fisik klinis pasien menunjukkan tekanan darah
pasien 150/90mmHg, suhu tubuh 37C, RR 22x/menit, dan nadi 84x/menit.
Hasil anamnesis data dietary menunjukkan bahwa pasien terbiasa makan 2-
3x/ hari. Pasien sering mengkonsumsi roti 3-4x/mingg@ 40 gram , dan biscuit
(4-5x/minggu @25 gram) yang biasa dikonsumsi dengan the manis (200cc)
saat sarapan. Pasien tidak menyukai daging sapi ataupun ayam, hanya
terkadang mengkonsumsi putih telur (1-2x/minggu @50gram). Untuk proses
pengolahan yang sering digunakan adalah dengan cara digoreng dan
disantan. Nafsu makan pasien menurun saat di rumah sakit, terlihat dari
asupan makan pasien yaitu energi 957,3 kkal, protein 35,3 gram, lemak 28,1
gram, karbohidrat 140,8 gram dan Fe 10,7 gram. Pasien merupakan ibu
rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMP. Suami pasien merupakan
karyawan swasta dengan penghasilan sebesar Rp. 1000.000/ bulan. Rosa
sebagai ahli gizi di bangsal Obgyn RSUB dituntut untuk dapat merencanakan
asuhan gizi yang tepat pada pasien tersebut agar tidak jatuh pada kondisi
yang lebih berat lagi karena akan berisiko pada kematian ibu dan kematian
perinatal.

C. Daftar Unclear Terms:


1. G2P1001Ab00 32/34 minggu:
P1001 = PTPAL
P menunjukkan Preterm yang berarti kelahiran prematur (pada usia
kehamilan 20 minggu, sebelum memasuki 37 minggu) Ab menunjukkan Abortion
yang berarti kelahiran sebelum 20 minggu. angka 1 setelah p pada digit pertama
menunjukkan jumlah aterm atau bayi cukup bulan (37-42 minggu atau berat >2.5
kg) . Kemudian angka 1 setelah P pada digit ke empat menunjukkan jumlah bayi

1
yang lahir hidup. Jadi Ny.s telah melahirkan 1 bayi dengan cukup bulan dan lahir
hidup (Simkin, 2005). 32/34 mgg menunjukan usia kandungan yaitu usia 32
sampai 34 minggu atau dapat dikatakan pada trimester ketiga. (Prenhall London,
2006).

2. Pre eklampsia :
Toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai dengan hipertensi, oedem dan
proteinuria (Kamus Dorland, 2010)
3. Perinatal :
Berkenaan dengan massa sesaat sebelum (22 minggu usia kehamilan ) dan
sesudah kelahiran (sampai 7 hari bayi lahir) (Kamus Dorland,2010) (Kamus
Gizi,2010).

4. Obgyn :
Singkatan dari Obstretik dan gynecology. Obstretik cabang kedokteran yang
berhubungan kehamilan, persalinan dan massa nifas. Gynecology merupakan
merupakan cabang ilmu kedokteran yang menangani penyakit saluran kelamin
pada wanita. (Dorland,2010)

D. CUES :
Ahli Gizi mampu merencanakan asuhan gizi yang tepat pada pasien Ny.S
dengan diagnosa G2p1001Ab00 32/34 minggu dan pre eklampsia ringan dan
anemia agar tidak jatuh pada kondisi yang lebih berat karena akan berisiko
pada kematian ibu dan kematian perinatal.

E. Daftar Learning Objective :


1. Bagaimana Patofisiologi, etiology dan faktor risiko dan sign symptom pre
eklampsia dan klasifikasinya serta manifestasi klinis yang akan terjadi?
2. Bagaimana hubungan pre eklampsia ringan dengan anemia dan dampak
terhadap status gizi yang akan terjadi?
3. Bagaimana tatalaksana gizi untuk kehamilan dengan pre eklampsia?
4. Bagaimana asuhan gizi untuk Ny. S?
a. Assessment
b. Diagnosa
c. Intervensi :
- Perhitungan Kebutuhan energi
- Tujuan, Prinsip dan syarat diet beserta alasan pemilihan
- Tujuan, sasaran dan materi edukasi
d. Monitoring dan Evaluasi

F. Hasil Brainstorming :

1. Bagaimana Patofisiologi, etiology dan faktor risiko dan sign symptom


pre eklampsia dan klasifikasinya serta manifestasi klinis yang akan
terjadi?
Patofisiology :
Penentuan pre eklampsia ringan ataupun berat akan dibedakan dari tanda
gejala, karena kekurangan asupan makan maka albumin dalam tubuhnya
berkurang sehingga terjadi oedem. Selain itu dikarenakan pada kehamilan ibu
hamil pada kesalahna makan dan pemilihan jenis yang kurang. Hipertensi

2
dapat terjadi karena pada ibu hamil terjadi pembesaran vena sehingga vena
terjepit dan menyebabkan adanya hipertensi. Albuminuria dapat disebabkan
karena kekurangan asupan maknaan sehingga dapat memecah protein tanpa
adanya barrier sehingga protein sulit di uptake dan keluar melalui urin. Selain
itu ibu hamil pre eklampsia juga mengalami gangguan metabolisme sehingga
keluar melalui urin. Selain itu karena hipertensi dapat menyebabkan
kerusakana pada ginjal sehingga dapat merusak kerja jaringan ginjal sehingga
protein keluar.
Etiologi dan faktor risiko:
- Pola makan yang salah, makanan yang tinggi lemak dan tinggi natrium
sehingga dapat memperparah keadaan hipertensi
- Faktor risiko dari kehamilan muda
- Karena adanya bakteri sehingga terjadi toksemia
- Kondisi status gizi sebelum hamil , kondisi tertentu seperti obesitas dan
kuus dapat meningkatkan risikonya
Sign Symptomp:
- Nyeri perut
- Mual
- Oedem pada kaki
- Tekanan darah tinggi
- Proteinuria
- Albuminuria
- Kerusakan ginjal ditandai dengan leukosit dalam urin, namun hal ini belum
menjadi tanda yang khas pada preeklampsia
Manifestasi klinis :
- Koma karena eklampsia yang didapatkan dari kondisi preeklampsia yang
berkepanjangan
- Perdarahan
- Keguguran
- Peningkatan mortylitas dan morbiditas pada bayi dan ibu
- Kerusakan ginjal yang dialami oleh penderita pre eklampsia akan
berlangsung secara progresif sehingga kerusakan ginjal tersebut tidak
akan kembali.
- Kondisi dehidrasi

Klasifikasi Pre eklampsia :


Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh ibu hamil apabila pre
eklampsia ringan hipertensi masih berada paa stage 1, pre eklampsia
sedang akan meningkat pada stage 2, dan hipertensi stage 3 pada pre
eklampsia berat.

2. Bagaimana hubungan pre eklampsia ringan dengan anemia dan dampak


terhadap status gizi yang akan terjadi?
Karena kekurangan asupan sumber protein karena ibu tidak suka daging
hewani sehingga menyebbakan albumin dalam tubuh turun padalah protein
berfungsi untuk mengikat Hb. Selain itu karena adanya kerusakan ginjal yang
berfungsi untuk membentuk eritropoetin sehingga menyebbakan tidak
terbentuknya sel darah merah sehingga terjadi anemia. Diikuti dengan rasa

3
mual muntah yang akan mengurangi zat gizi yang diasup oleh ibu penderita
pre eklampsia.
Dampak terhadap status gizi :

Status gizi akan diprediksi menurun karena intake yang menurun, sehingga
zat gizi yang diasup kurang padahal pada kondisi hamil kebutuhan meningkat.
Kesehatan janin yang menurun karena asupan yang kurang dan risiko
orbiitas yang meningkat.

3. Bagaimana tatalaksana gizi untuk kehamilan dengan pre eklampsia?


Pada kehamila pre eklampsia tidak perlu pembatasan garam namun harus
diperhatikan asupan ibu terhadap makanan olahan yang tinggi natrium dan
diperlukan kolaborasi untuk pemberian obat diuretik.
Makanan yang diberikan diusahakan tidak menjadikan keparahan mual
muntah apabila mual muntah terus dapat kolaborasi bersama dokter terkait
pemberian obat anti mual
Dapat diberikan DASH diet untuk memperbanyak sayur dan buah sebagai
antioksidan
Diberikan makanan dengan sumber Fe untuk mengkoreksi anemia dan
menjaga status kadar Fe persiapan persalinan
Diberikan makanan yang terjamin kebersihan dan hygenitasnya
Memperhatikan zat gizi tertentu yang mungkin akan mempengaruhi kondisi
pre eklampsia

4. Bagaimana asuhan gizi untuk Ny. S?


a. ADIME
Assessment :
Data dasar
BB aktual : 64 kg
BB sebelum hamil 57 kg
TB : 149 cm
IMT sebelum hamil 25,7 obesitas. Penambahan berat badan yang
dianjurkan tidak lebih dari 15 kg, pada kasus Ny. S penambahan berat
badan kurang.
Biokimia:
Albumin urin +1
Leukosit urin +2
Eritrosit +4
3
WBC 22,4 DE x 10 u/L
6
RBC 3,3 10 / uL
HB 8,6 g/dL
HCT 26,6 %
MCH 24,1 pg
MCHC 30,3 g/dL
MCV 7,6 fl

4
Intrepetasi hasil Biokimia
Anemia mikrositik karena defisiensi Fe, albuminuria

Fisik klinis :
TD 150/90 HT stage 1
Suhu 37 normal
RR 22x/menit tachypnea
Nadi 84x/menit
Terdapat oedem :
(cara menentukan oedem ) Dilihat bagian mana yang oedema,
kemudian ditekan bagian mana yang diprediksi oedem kemudian
dilihat pada worksheet mana saja yang oedem. Oedem ringan bagian
ekstrimitas atas, bagian bawah oedem sedang dan oedem berat pada
bagian seluruh tubuh. Selain itu dengan cara ditekan apabila ditekan
kembali cepat maka tidak oedema.
Mual :
karena berhubungan dengan nilai laboratorium yang turun
Pusing :
Didapatkan dari kondisi anemianya sehingga pusing dan tekanan
darah yang tinggi

Dietary :
Pasien terbiasa makan 2-3x/ hari.
Pasien sering mengkonsumsi roti 3-4x/mingg@ 40 gram
Biscuit (4-5x/minggu @25 gram) yang biasa dikonsumsi dengan teh
manis (200cc) saat sarapan.
Pasien tidak menyukai daging sapi ataupun ayam, hanya terkadang
mengkonsumsi putih telur (1-2x/minggu @50gram).
Untuk proses pengolahan yang sering digunakan adalah dengan cara
digoreng dan disantan.
Nafsu makan pasien menurun saat di rumah sakit, terlihat dari asupan
makan pasien yaitu energi 957,3 kkal, protein 35,3 gram, lemak 28,1
gram, karbohidrat 140,8 gram dan Fe 10,7 gram.
Interpretasi data dietary :
Kurang konsumsi protein, asupan tinggi lemak, energi saat ini kurang

Ekologi :
Usia 20th
Tingkat pendidikan SMP tk. Pendidikan rendah
IRT
Penghasilan suami 1000.000 penghasilan rendah

Diagnosa :
NI.2.1 Inadequate energy intake disebabkan karena penurunan nafsu
makan ditandai dengan hasil recall pasien kurang dari kebutuhannya
NC.2.2 perubahan nilai lab terkait gizi dihubungkan dengan kondisi
anemia ditandai dengan nilai laboratorium MCV,MCH dan MCHC

5
NI.5.4 peningkatkan kebutuhan Fe kerana pasien anemia ditandai dengan
hasil recall Fe kurang
NB. 1.2 Pola makan yang salah disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan tingkat ekonomi rendah ditandai dengan jarang
konsumsi lauk hewani

Intervensi :
ND.1.1 Meal and snack
- Porsi kecil tapi sering 3x makan utama dan 3x snack,
- Gizi seimbang, untuk menghindari gejala mual muntah
- Makanan mengandung tinggi Fe
E. 1. edukasi gizi
Tujuan edukasi:
Memberikan pemahaman terhadap kondisi pre eklampsia, memperbaiki
pola makan, memberikan motivasi terkait koreksi keadaan saat ini.
Sasaran : pasien dan keluarga
Materi :
a. Aktifitas fisik dianjurkan untuk berjalan jalan sekitar 10-15 menit
per hari terutama di pagi hari, dapat berjalan jalan diluar untuk
memperbaiki mood dan paparn sinar matahari di pagi hari dapat
membantu membentuk vitamin D, senam hamil dan yoga ringan
b. Makanan yang dianjurkan yaitu sayuran dan buah-buahan, daging
merah untuk memperbaiki kondisi anemia namun konsumsi daging
merah perlu diperhatikan karena pengolah yang tidak baik terkait
daging menah akan meningkatkan risiko tinggi ibu hamil terhadap
kejadian yang tidak diinginkan ditambah ibu S tidak menyukai daging
merah dan tingkat ekonomi yang kurang sehingga dapat digunakan
alternatif lain seperti hati,
c. Makanan yang tidak danjurkan adalah makanan tinggi lemak,
makanan olahan yang cenderung tinggi natrium, tinggi gula dan
makanan bergas tinggi seperti (kol, brokoli) ,
d. cara pengolahan ditumis, direbus, disantan encer , menghindari deep
frying dan menghindari olahan dibakar dan makanan setengah
matang, dikukus atau di steam.

Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi


Perhitungan kebutuhan Energi
Energi Basal 25kkal x BB sebelum hamil (57kg) = 1245 kkal
Penambahan trimester 3 : 300 kkal
Total energi 1725 kkal
KH 60% TE yaitu 258,75 gram
Protein 15 % TE yaitu 64,68 gram
Penambahan protein trimester 317 gram
Lemak 25 % TE yaitu 47,9 gram

Preskripsi Diet :
Tujuan :
Mengurangi tanda dan gejala mual muntah
Mencapai keadaan normal untuk kehamilan

6
Mencapai status gizi optimal untuk kehamilan
Meningkatkan kualitas hidp Ny. S
Mencegah komplikasi agar tidakjatuh ke kondisi yang lebih berat
Prinsip :
Tinggi energi , lemak cukup, tinggi Fe

Syarat :
1. Energinya tinggi 1725 kkal, untuk mencukupi intake yang saat ini
kurang.
2. Protein tinggi 15% dan ditambahkan 17 gram dari TE yaitu 81 gram,
untuk mencegah keadaan proteinuria dan diberikan protein
bioavalibilitasnya tinggi.
3. Lemak cukup 25 % TE yaitu 47,9 gram, untuk mencegah keadaan mual
yang parah
4. Karbohidrat 60% TE yaitu 258,75 gram untuk memperbaiki kondisi mual
muntah
5. Fe tinggi yaiti AKG + 300mg , karena kondisi anemia diikuti dengan
kondisi kehamilan
6. Vitamin C tinggi + 10 gram dari AKG untuk membantu mengikat Fe
7. Vitamin B12 untuk mencegah anemia
8. Asam folat tinggi untuk mencegah kondisi cacat pada anak
9. Cairan cukup untuk memperbaiki dehidrasi
10. Vitamin A dan vitamin E dapat digunakan sebagai antiokasidan
11. Natrium sesuai dengan AKG yaitu 2400 dan makanan olahan yang
tinggi natrium.
12. zat tanin tidak diperbolehkan setelah makan yang akan menghambat
penyerapan zat besi
13. caffein dalam teh yang dapat memperparah keadaan hipertensi.
14. Memerlukan supplementasi zat tertentu yang akan dikolaborasikan
oleh dokter.

Monitoring dan evaluasi :

BD.1.1 perubahan nilai lab terkait anemia menuju normal dilihat melalui
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jadwal pemeriksaan di RS

PD. 1.1 fisik klinis diperiksa setiap hari melalui pengamatan dengan target
tekanan darah menuju normal <120/80mmHg, oedem hilang, nyeri
perut berkurang , pusing berkurang

FH.1.1 peningkatan asupan makanan KH, Protein, lemak dipantau setiap


hari melalui data recall dengan target 90% dalam waktu 3 hari

Peningkatan pengetahuan dilihat setiap kali kunjungan dengan tanya jawab


langsung pada pasien dengan target

7
Patofisiologi:
Ny.S G2P1001Ab000 32/34 mgg

Etiologi: Anemia
Preeklamsia Ringan

Faktor resiko: Ahli gizi

Assessment
Sign symptom

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis NI 2.1


Diagnosis NI 5.1 Fe dan Protein
NC 2.2
MNT
Intervensi NB 1.5

G. Hipotesa Awal
ND.1 Meal and Snack
RC. 1.1 kolaborasiE.1 Edukasi terkait konten

Tujuan

Sasaran
TPS diet dan perhitungan Keb gizi
Materi yang disampaikan : BM dianjurkan, tidak dianjurkan, cara pengolahan,

IBU SEHAT
H. Hasil Lerning Objective

1. Bagaimana Patofisiologi, etiology dan faktor risiko dan sign symptom


pre eklampsia dan klasifikasinya serta manifestasi klinis yang akan
terjadi?
a. Patofisiologi :
Patofisiologi preeklampsia dibagi menjadi dua tahap, yaitu perubahan
perfusi plasenta dan sindrom maternal. Tahap pertama terjadi selama 20
minggu pertama kehamilan. Pada fase ini terjadi perkembangan abnormal
remodelling dinding arteri spiralis. Abnormalitas dimulai pada saat
perkembangan plasenta, diikuti produksi substansi yang jika mencapai
sirkulasi maternal menyebabkan terjadinya sindrom maternal. Tahap ini
merupakan tahap kedua atau disebut juga fase sistemik. Fase ini merupakan
fase klinis preeklampsia, dengan elemen pokok respons infl amasi sistemik
maternal dan disfungsi endotel. Akibat dari disfungsi endotel menyebabkan
kelainan multisistem organ seperti hipertensi, proteinuria, isfungsi glomerulus,
edema otak, edema liver dan sebagainya.

9
(Myrta, R.2015)

Terdapat berbagi macam mekanisme yang dapat menginduksi terjadinya Pre


Eklampsia, diantaranya ;
Asupan makanan tinggi lemak jenuh menginduksi produksi tromboksan
sehingga trombosit tidak terbentuk hal ini akan menyebabkan vasokonstriksi
sehingga tekanan darah akan meningkat (Prawirohardjo,2008)
Salah satu tanda Pre Eklampsia adalah proteinuria, salah satu patofisiologi
yang menunjukkan bahwa Pre Eklampsia dapat berkontribusi pada proteinuria
adalah dengan adanya Vasospasme arteriola di ginjal sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Indriani, 2012); (Rini, 2010). Nekrosis ginjal
dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria.
Jalur peningkatan substansi Prostalglandin
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan
respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,
tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet.
Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang.
(Hadi, 2010)

Pre Eklampsia juga disebut sebagai terjadinya spasme pembuluh darah


disertai dengan retensi garam dan air. spasme dapat diartikan menjadi beberapa
macam pengertian 1.) Kontraksi otot involunter yang kuat dan tiba-tiba; 2.)
Penyempitan sesaat secara tiba tiba pada suatu lintasan saluran atau lubang.
(Dorland,2012).

b. Etiologi Pre Eklampsia :


Tidak diketahui etiologi yang pasti dari pereeklampsia, manun ada
beberapa teori atau hipotesisyang diajukan:

10
Peran genetik ibu yang dilahirkan dari ibu yang menderita preeklampsia
akan meningkatkan kejadia preeklampsia karena adanya peningkatan HLA
(Human Leucocyte Antigene)
Defisiensi mineral dalam diet defisiensi asupan kalsium pada beberapa
penelitian disebutkan akan menyebabkan kejadian preeklampsia (Rostika,
2012)
Peran prostasiklin tromboksin: kerusakan edotel vaskuler terjadi pada pre
eklampsia sehingga sekresi vasodilator prostasiklin oleh sel-sel endothelial
berkurang, sedang pada kehamilan normal seharusnya prostasiklin
meningkat. Selain itu, sekresi tromboksin pada pre eklampsia menjadi
bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi
aldosterone yang menuruh. Akibat perubahan ini terjadi pengurangan
perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi, dan penurunan volume plasma
(Y. Joko, 2002 dalam Hadi, 2010).
Peran faktor imunologis, yaitu akibat terjadinya pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta yang tidak sempurna. Sehingga pada
preeclampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal
ini juga diikuti dengan pembentukan proteinuria. (Hadi, 2010).
Iskemik Plasenta
Adanya invasi/penyerangan oleh bakteri yang tidak normal terhadap arteri
spiralis (pembuluh darah paling ujung yang berbatasan langsung dengan
plasenta) sehingga menyebabkan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta
dan kemudian berkembang menjadi iskemia plasenta (Siahaan, 2011).
Penyebab langsung Distensi rahim yang berlebihan karena hidramnion dan
gemelli Dengan adanya kehamilan kembar dan hidramnion, menjadi
penyebab meningkatnya resistensi Intramural pada pembuluh darah
myometrium, yang dapat berkaitan dengan peninggian tegangan
myometrium dan menyebabkan tekanan darah meningkat (Hacker, N.F.,
2001).
Mola hidatidosa Pada kehamilan mola perkembangannya lebih pesat,
sehingga pada umumnya pembesaran uterus lebih besar dari umur
kehamilan. Yang khas adalah edema stroma vili, tidak ada pembuluh darah
pada vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas. Kadar HCG
lebih tinggi daripada kehamilan biasa. Plasenta mengeluarkan hormon
protein salah satunya adalah HCG. Dari urin wanita hamil Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) bisa dilihat. Apabila kadar HCG meningkat produksi
protein juga meningkat yang bisa menyebabkan pre eklampsia (Saifuddin,
A.B., 2009)

c. Faktor Risiko Pre Eklampsia :


Faktor genetic
Perempuan yang lahir dari ibu yang preeklampsia beresiko mengalami
preeklampsi 20-40% , perempuan yang saudara perempuan nya
mengalami preeklampsia beresiko 11-37% dan perempuan yang saudara
kembar nya mengalami preeklampsi beresiko 22-47% (Cahyaningtyas,
2015) Laivuori (2003) dalam Peterson (2009) menyatakan telah

11
mengidentifikasi area pada kromosos 2p25 dan 9p13 yang berhubungan
dengan Pre Eclampsia dari hasil penelitiannya 15 multiplex (Akbar,2012)
Faktor IMT:
Wanita yang obesitas mempunyai resiko 3,5 kali lebih besar terkena pre
eklamsia dibandingkan dengan wanita dengan BB ideal
Faktor Umur :
Umur mempengaruhi kesehatan dan fungsi tubuh seseorng, umur yang
baik untuk hamil 20-35 tahun. Jika pada umur <20 tahun dan >35 tahun
hamil memiliki resiko tinggi mengalami pre eklamsia (Indriani, 2012)
Faktor ras :
Resiko pre eklamsia ringan dihubungkan dengan ras kulit hitam
sedangkan pre eklamsia berat tidak berhubungan
Faktor lingkungan :
Yaitu pendidikan dan pekerjaan ibu hamil juga mempengaruhi terjadinya
preeklamsia. Wanita yang bekerja diluar rumah memiliki resiko yang lebih
tinggi mengalami pre eklamsia/ eklamsia di banding pekerjaan ibu rumah
tangga. Sebuah penelitianmenghasilkan bahwa pre eklamsia banyak terjadi
pada ibu yang berpendidikan rendah. (Indriani,2012)
Selain berdasarkan penggolongan tersebut terdapoat faktor risiko lain
yaitu:

Riwayat preeklampsia.
Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat keluarga
dengan preeklampsia maka akan meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia
kehamilan kembar atau lebih bisa menjadi faktor resiko sebesar 14%
(Telaumbanua, 2013).
kurang gizi pada saat kehamilan (Kemenkes RI dan WHO, 2013).
Riwayat penyakit tertentu.
Wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya, memiliki
risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik,
diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degeneratif seperti reumatik arthritis
atau lupus.
Donor oosit, donor sperma, dan donor embrio
Hipotesis yang berkembang adalah adaptasi imun. Robilard melaporkan
adanya peningkatan resiko Pre Eclampsia sebanyak 2x pada wanita
denganpasangan yang pernah memiliki isteri dengan riwayat preeclampsia
(Anggreani,2013)

d. Sign symptom :
Sakit kepala
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma,
Diplopia,
penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah.
Mual, muntah
Nyeri perut bagian kanan atas

12
Beberapa tanda dan gejala yang timbul adalah akibat dari adanya HELLP
Pada penderita preeklampsia terdapat sindrom HELLP (hemolysis. Elevated
Liver Enzym Low PLatelet) yang ditandai penghancuran sel darah merah.
(Hadi, 2011)

e. Manifestasi Klinis :
Keadaan Pre eklampsia pada ibu hamil akan menimbulkan manifestasi klinis
bagi penderitanya, diantara manifestasi tersebut adalah :
Volume plasma menurun (Hypovolemia)
Hipertensi
Perubahan fungsi ginjal karena menurunnya aliran darah ke ginjal yang
merupakan dampak dari hipovolemia kerusakan sel glomerulus sehingga
mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membrane basal sehingga
terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria.
Terjadinya glomerular Cappilary Edothelialosis akibat sel endothel
glomerular membengkak
Asam urat meningkat
Kreatinin plasma meningkat
Oliguria dan anuria
Elektrolit menurun sehingga dapat mengalami hipoksemia dan
menimbulkan gangguan keseimbangan asam dan basa sehingga
memungkinkan untuk terjadinya koma. Kondisi koma apabila tidak dapat
ditangani dengan baik dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin
(ACOG, 2012).
Edema
Berpengaruh buruk pada kesehatan janin dapaknya adalah peningkatan
morbiditas dan mortilitas pada janin. Bahkan tidak menutup kemungkinan
terjadinya bayi lahir cacat dan BBLR. (Prawiroharjo,2008)
Pada preklamsia jenis berat dapat muncul Sindrom HELLP (Hemolysis,
Elevated Liver Enzyme, Low Platelet Count), yaitu terjadinya kerusakan
pada sel darah merah, perdarahan internal pada organ hati (dapat
menyebabkan nyeri di bagian dada/abdomen), serta gangguan pada
proses pembekuan darah (American College of Obstetrician and
Gynecologist/ACOG, 2012). Gejala Sindrom HELLP dapat terjadi sebelum
gejala pre eklampsia. Namun dikatakan sindrom HELLP biasanya terjadi
pada preeklampsia berat atau eklampsi (Hadi, 2011)
Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri
epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intravaskular, meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan
pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trombositopeni.
Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat bahkan kematian janin dalam rahim. (Hadi,2010). Aliran darah
menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin dan kekurangan oksigen terjadi

13
gawat janin. Pada pre eklampsia dan eklampsi sering terjadi peningkatan
tonus rahim dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi partus
prematurus. (Retnani, 2014)
Otak
Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak,
perdarahan dan nekrosis nyeri kepala berat.
Paru-Paru
Berbagai tingkat edema bronkopnemonia sampai abses, sesak nafas sampai
sianosis
Jantung
Perubahan degenerasi lemak dan edema, perubahan sub-endokardial
dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung
Aliran darah ke Plasenta
Spasme arteriol mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian
janin, spasme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin
(Astutiningrum,2010)

f. Klasifikasi Pre Eklampsia


1. Preeklampsia ringan
Dikatakan preeklampsia ringan bila :
a. Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah
b. diastolik 90-110 mmHg
c. Proteinuria minimal (< 2g/L/24 jam)
d. Tidak disertai gangguan fungsi organ
2. Preeklampsia berat
Dikatakan preeklampsia berat bila :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
110mmHg
b. Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan
kuantitatif
c. Bisa disertai dengan :
i. Oliguria (urine 400 mL/24jam)
ii. Keluhan serebral, gangguan penglihatan
iii. Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerahepigastrium
iv. Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
v. Edema pulmonum, sianosis
vi. Gangguan perkembangan intrauterine
vii. Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia

3. Jika terjadi tanda-tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai dengan
adanya kejang, maka dapat digolongkan ke dalam eklampsia.

2. Bagaimana hubungan pre eklampsia ringan dengan anemia dan dampak


terhadap status gizi yang akan terjadi?
Hubungan dengan anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin kurang dari
10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan

14
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 .Darah
akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%
dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
(Wuryanti, 2010). Anemia pada wanita beresiko menyebabkan preeklamsia
3,6 kali daripada wanita yang tidak preeklamsia. Pada anemia terdapat
defisiensi mikronutrient dan antioksidan. Dari defisiensi tersebut terjadi
penurunan level serum kalsium, magnesium, dan zinc selama kehamilan yang
menjadi kontributor perkembangan pre eklampsia. (Ali, et al.2011).
Kebanyakan pasien preeklamsia akan mengalami koagulasi intravascular
dan destruksi eritrosit melalui mekanisme penurunan usia eritrosit, serta
karena ada gangguan ginjal maka eritropoitin tidak mampu mencukupi
kebutuhan eritrosit sehingga dapat mengakibatkan anemia hemolitik (Wulan,
2012).

Keadaan Pre Eklampsia ternyata memiliki hubungan dengan profil


hematologi (Giyanto, 2014), hal ini dapat dijelaskan melalui bagan berikut :

15
Ditambah lagi dengan Kebanyakan pasien preeklamsia akan mengalami
koagulasi intravascular dan destruksi eritrosit melalui mekanisme penurunan
usia eritrosit, serta karena ada gangguan ginjal maka eritropoitin tidak mampu
mencukupi kebutuhan eritrosit sehingga dapat mengakibatkan anemia
hemolitik (Wulan, 2012).
Sebagian besar penderita Pre Eklampsia mengalami anemia. Hal ini tentu
akan menambah keparahan kondisi Ibu hamil mengingat anemia merupakan
faktor yang dapat memperburuk proses kehamilan dan kelahiran.

Hubungan dengan status gizi


Penurunan status gizi Ibu Hamil

Status gizi pada Ibu hamil dengan pre eklampsia dapat menurun hal ini
disebabkan karena perasaan mual dan untah yang dialami ibu hamil dengan pre
eklampsia lebih tinggi dibandingkan dnegan ibu hamil tanpa pre eklampsia
sehingga menurunkan intake makan yang dapat berakibat penurunan berat

16
badan dan IMT. (Prawirohardjo,2008). Selain penurunan intake yang turun
kondisi anemia pada Pre Eklampsia juga mempengaruhi intake yang
mengakibatkan turunnya status gizi Hal itu karena pada pasien anemia terjadi
kekurangan oksigenasi didalam tubuh yang mengakibatkan katabolisme dalam
tubuh tidak sempurna yang awalnya aerob menghasilkan energi yang banyak
menjadi anaerob menghasilkan energi yang lebih sedikit (Astutiningrum,2010).
Selain melalui mekanisme tersebut penurunan intake akan meningkatkan
produksi radikal bebas hal ini juga disebabkan karena pada preeklampsia terjadi
ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan sistem pertahanan
antioksidan akibat iskemia plasenta sehingga terjadi stres oksidatif. Pada
preeklampsia terjadi peningkatan produksi radikal bebas berlebihan dan
penurunan kadar antioksidan sehingga menyebabkan stress oksidatif.
(Jembawan, 2015)

Kenaikan berat badan disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat
ditemukan sebelum timbul gejala edema nondependent yang terlihat jelas,
seperti edema kelopak mata, kedua lengan atau tungkai yang membesar
(Hadi,2010)

Gangguan Metabolisme Air dan Elektrolit


Pada penderita preeklampsia dapat terjadi penurunan filtrasi glomerulus,
sehingga pengeluaran air dan garam kurang sempurna. Hal ini menyebabkan
jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak dan dapat terjadi retensi yang
berhubungan dengan kondisi odema yang dapat muncul (Trijatmo, 2005 dalam
Hadi, 2010).

3. Bagaimana tatalaksana gizi untuk kehamilan dengan pre eklampsia?


a. Cukup energi, dan semua zat gizi dalam semua kondisi klinis yang berat.
Tinggi protein (1.5-2 g/kgBB/hari), untuk mengganti protein yang hilang
melalui urin, dan diberikan protein yang berkualitas baik.
b. Garam : 6 gr / hari ( 1,5 sdt garam dapur )
Pembatasan garam untuk mencegah perkembangan preeclampsia tidak
direkomendasikan karena jika dilakukan pembatasan maka menimbulkan
gangguan, karena garam berfungsi sebagai elemen untuk mempertahankan
retensi cairan dalam sirkulasi dan pada kehamilan perluasan pembuluh
darah> 40%, maka bila dilakukan restriksi akan menyebabkan penurunan
darah keplasenta dan ginjal (WHO,2011) (Kemenkes RI,2013), sehingga
Diet rendah garam selama kehamilan, pengurangan energy selama
kehamilan untuk wanita hamil overweight, dosis rendah acety lsalicylic acid,
dan thazid diuretic tidak direkomendasikan
c. Cairan :
(a) Bila preklampsia berat dan eklampsia cairan 35 ml/kg BB / 24 jam
(b) Selain itu 40 ml/kg BB/ 24 jam
d. Komposisi Asam Lemak Jenuh ( ALJ ) : Asam Lemak Tidak Jenuh Tunggal
( ALTJT ) : Asam Lemak Tidak Jenuh Ganda ( ALTJG ) adalah 8%: 10% :
10%. Penggunaan minyak pada maskan maksimal 2sdt.

17
(Kemenkes RI, 2012)
e. Kebutuhan asam folat, vitamin B6 dan B12 harus tercukupi untuk
menurunkan kadar homosistein darah. Hal ini dikarenakan tingkat
homosistein pada ibu hamil yang memiliki preeklamsia kemungkinan lebih
tinggi, padahal homosistein dapat menyebabkan peradangan pada
pembuluh darah dan berhubungan dengan serangan jantung dan stroke.
(Kowalski, 2014)
f. Suplemen kalsium bisa menurunkan resiko hipertensi tapi intake kalsium
lebih dari lebih dari 4000 mg/hari dapat menyebabkan keracunan Ca
(Rumbold,2006 dalam NUtrition Modules)
g. Suplementasi vitamin C dan E dianjurkan untuk menurinkan resiko
preeklampsia namun beberapa penelitian menunjukkan tidak ada
manfaatnya pemberian suplementasi (Rumbold,2006 dalam NUtrition
Modules)
h. Vitamin C dan B6 diberikan cukup karena berhubungan dengan kejadian
preeclampsia
i. Tidak direkomendasikan Restriksi kalori selama hamil pada wanita
overweight, mempertahankan berat badan pada wanita obese selama hamil,
terapi antihipertensi, suplementasi vitamin C dan E (SOGC,2014)
j. Obat diuretik hanya diperkenankan diberikan kepada eklampsia tidak pada
preeklampsia
(Almatsier, 2010; Rini, 2010)

4. Bagaimana asuhan gizi untuk Ny. S?


a. Assessment
Antropometri :
- Status gizi sebelum hamil IMT 25,6 obesitas
- BB sebelum hamil 57kg
- TB 149cm
- BB koreksi = BBA oedema ringan
= 64 1
= 63 kg
Sedangkan penambahan BB yang disarankan untuk Ny. S kehamilan 32
mgg:
Trimester 1 (1 13 mgg) = BB sebelum hamil + 3 kg untuk trimester 1
= 57 + 3
= 60 kg
Trimester 2 (13-26 mgg) = 60 + (13 mgg x 0,3 kg untuk wanita obes)
= 60 + 3,9
= 63,9 kg
Trimester 3 (26-32 mgg) = 63,9 + ( 6 mgg x 0,3 kg untuk wanita obes)
= 63,9 + 1,8
= 65,7 kg
Sehingga penambahan BB Ny.S kurang
Intrepertasi data Masalah Antropometri :
- Penambahan Berat bdan Ny.S kurang

Biokimia :

18
- MCHC: 30,3 g/dl () MCHC menurun pada pasien kekurangan besi,
anemia mikrositik, anemia karena piridoksin, talasemia dan anemia
hipokromik.
- WBC = 22,4DE x 10/ul (N=5,9x x 10 - 16,9 x 10 /uL) WBC
menunjukkan adanya inflamasi
- RBC=3,3x10 /uL (N=2,71x10 - 4,4310/mm
- Hb= 8,6 g/dL (N=9,5-15 g/dL) Hb menunjukkan anemia
- Hct=26,6% (N= 28-40%) Hct menunjukkan anemia

- MCV: 7,6 fL () Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia


kekurangan besi, anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia
mikrositik.

- Eritrosit urin +4 Adanya eritrosit pada urin (hematuria) merupakan salah


satu penyebab anemia. (Kemenkes RI, 2011)

Intrepertasi data biokimia :

- Albumin urin +1 = albuniuria


- Leukosit urin +2 = leukosuria
- Eritrosit +4 = hematuria
- MCH (anemia mikrositik)
- MCHC (anemia hipokromik)
- MCV (anemia mikrositik)
- Protein urin +1 = proteinuria dan preeklampsia ringan (Hadi, 2011)

Fisik Klinis :
- Suhu 37C (Normal)
- RR 22x/ menit ( Takipnea >20)
- Nadi 84 (Normal : 60-100)
- TD 150/90 mmHg (tinggi, menandakan Pre Eklampsia ringan)
(Wahyuningsih, 2013)
- Pusing karena keadaan anemia ataupun hipertensi
- Edema di kaki terjadi secara fisiologis pada ibu hamil karena adanya
tekanan uterus pada vena cava inferior juga salah satu tanda gejala dari
keadaan preeklampsia
Pemeriksaan edema dinamakan pitting edema, yaitu menekan pada
daerah yang edema atau bengkak dengan menggunakan ibu jari. Penilaian
edema dapat dilakukan berdasarkan criteria dibawah ini :

Derajat keparahan Kedalaman (mm) Waktu kembali (detik)


I 1-3 3
II 3-5 5
III 5-7 7
IV >7 >7

Dietary :
Data Dasar :

19
- Makan 2-3x/hari
- Roti (3-4x/minggu @40 g)
- Biskuit (4-5x/minggu @25 g)
- Teh manis (200 cc)
- Tidak suka daging sapi/ayam
- Kadang konsumsi putih telur (1-2x/minggu @50 g)
- Proses pengolahan sering: digoreng, disantan
- Nafsu makan menurun saat di RS
- Asupan makan:
E : 957,3 kkal
P : 35,3 g
L : 28,1 g
KH : 140, 8 g
Fe : 10,7 g

Intrepertasi Data Dietary :

- % pemenuhan asupan energi = 42.6% menunjukkan Defisit berat


- Kebiasaan konsumsi Teh yang mengandung tannin menghambat
penyerapan Fe (Almatsier,2010)
- Jarang konsumsi lauk hewani
- Tinggi lemak
- Nafsu makan menurun

Ekologi
Tingkat pendidikan rendah
Tingkat pendapatan rendah

b. Diagnosa
NI.2.1 Inadequate Oral Intake disebabkan karena penurunan nafsu
makan ditandai dengan hasil recall 24 jam pasien yang kurang dari
kebutuhannya/defisit berat ditandai dengan hasil pemenuhan Energi
hanya 42.6 %; Protein 33.9 %; Lemak 45.1 %; Karbohidrat 41.8 %
ND 3.1 Oral suplementasi beta karoten dan Fe disebabkan karena pasien
mederita Pre Eclampsia dan anemia

NC.2.2 Perubahan Nilai Lab Terkait Gizi dihubungkan dengan kondisi


anemia dan preeklamsia pasien ditandai dengan nilai laboratorium Hb,
Hematokrit, MCH, MCHC, dan MCV yang rendah dan adanya proteinuria
+1

NB 1.5 Pola makan yang salah disebabkan oleh belum terpaparnya


informasi tentang penyakit dan gizi ditandai suka konsumsi roti, biscuit, the
manis setiap pagi, tidak suka daging dan ayam serta pengolahan digoreng
atau disantan

c. Intervensi
ND.1.1 Meal and snack
- Porsi kecil tapi sering 3x makan utama dan 3x snack,
- Gizi seimbang, untuk menghindari gejala mual muntah

20
E1 Edukasi Konten mengenai:
- Gambaran umum penyakit (sekilas perjalanan penyakit, penyebab,
tanda dan gejala, faktor resiko, dampak kelanjutan)
- Hubungan dengan penyakit lain
- Pengetahuan umum mengenai pemahaman penambahan BB ibu
hamil, energy, gizi makro dan mikro
- Anjuran BM yang diperbolehkan dan tidakdianjurkan
- Anjuran aktivitas fisik
Perhitungan Kebutuhan energi Ny. S
EER = 354 - (6.91 x umur) + FA x (9.36 x BB(kg) ) + (726 x TB(m) )
= 354 - (6.91 x 20) + 1.12 x (9.36 x 57) + (726 x 1.49)
= 1895,08 kkal

Ditambah dengan 350 kcal / hr karena status gizi sebelum hamil ny.S
overweight atau obesitas dan pasien dalam trimester 3 (Brown, 2011)

Total energi= 1895.08 + 350 = 2245.08 kkal (Brown, 2011) ( Kaafe et al,
2008)

Tujuan, Prinsip dan syarat diet beserta alasan pemilihan


Tujuan Diet :
1) Meningkatkan asupan makan pasien
2) Mencapai penambahan berat badan normal sesuai dengan trimester
kehamilan
3) Mencapai tekanan darah normal
4) Mengurangi/mencegah timbulnya faktor risiko lain
(Almatsier, 2010)
Syarat Diet:
- Energi diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan Ny.S yaitu
2245kkal.
- Protein diberikan cukup yaitu 15% dari total kebutuhan yaitu 84
gram, ditambahkan 20 gram sesuai dnegan rekomendasi AKG
pertambahan protein untuk Ibu Hamil trimester 3 protein berfungsi
penting untuk pertumbuhan dan perkembangn jaringan janin.
Protein dipilihkan dari sumber protein Arginin untuk memperbaiki
dysfungsi endothel.
- Lemak diberikan cukup 25% yaitu 63,9 gram. Lemak berfungsi
untuk membantu absorpsi vitamin ADEK. Dipilihkan yang
mengandung -3 yang penting untuk perkembangan kognitif janin
dan lemak yang mengandung DHA untuk pertumbuhan jaringan
janin.
- Karbohidrat cukup 60% yaitu 336,7 gram. Glukosa hasil
pemecahan dari karbohidrat penting untuk percepatan
pertumbuhan janin di dalam kandungan (Brown, 2010).
- Vitamin B9 (asam folat) 600g/hari untuk mencegah NTD (Neural
Tube Defect) dan penting untuk sintesis DNA
- Vitamin B6 berfungsi membantu pembentukan sel darah merah,
diperlukan untuk metabolism asam lemak dan sisntesa protein,
membantu mengatasi mual dan muntah dan penting dalam

21
metabolism asam amino, Kebutuhan vitamin B6 Ny. S adalah 1,3
+0,4 mg = 1,7 mg/ hari. (Kemenkes, 2013), (Kemenkes, 2010),
(Kurniati, 2012).
- Vitamin B12 sebanyak 2,4mcg/hari untuk produksi sel darah
merah
- Garam atau natrium cukup karena pembatasan garam selama
kehamilan tidak dapat mencegah Pre Eklampsia dan
komplikasinya secara berarti( WHO, 2011). Natriun sejumlah 2 gr
atau NaCl 4-6 gr sudah tergolong cukup (Rini,2010)
- Fe diberikan tinggi 39 mg dari makanan dan 60 mg dari tablet fe
sebagai suplementasi agar anemia dapat dikoreksi
- Vitamin C sebesar 80-85 mg/hari sebagai antioksidan dan
mengatasi stres oksidatif serta memperbaikai kondisi
preeklampsia.
- Vitamin D sebesar 5 mcg/hari untuk memperbaiki kondisi
preeklampsia, hipertensi dan keseimbangan kalsium
- Magnesium diberikan 300-400 mg untuk memperbaiki kondisi
preeklampsia. Dapat diberikan suplementasi yang juga untuk
perbaikan edema (Mahan & Escott-Stump, 2008)
- Kalsium 1000mg /hari penting untuk membantu kesehatan tulang
Ibu dan bekerjasama bersama vitamin D
- Serat cukup yaitu 25 gram untuk mencegah konstipasi
- Vitamin A 770mcg/hari sebagi antioksidan
- Pemberian suplementasi beta karoten lebih direkomendasikan
dibandingkan suplementasi vitamin A karena mencegah terjadinya
kelebihan vitamin A dalam tubuh (Brown,2013)
- Menghindari makanan tinggi lemak atau yang diolah dengan
banyak lemak karena dapat meningkatkan mual dan muntah.
- Minuman dan makanan sebaiknya diberikan terpisah untuk
menghindari rasa mual.
- Makanan yang diberikan sebaiknya dalam bentuk kering.
- Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien, untuk
kondisi Ny. S diberikan makanan biasa dengan padat energi
- Makanan diberikan sehari 6x, dengan 3 x makan utama dan 3x
makan selingan

Tujuan, sasaran dan materi edukasi


Tujuan Edukasi :
Meningkatkan pengetahuan Ny.S dan keluarga terkait gizi dan
penyakitnya saat ini
Sasaran :
Ny. S dan keluarga
Materi edukasi :
BM yang Dianjurkan :
a. Sumber protein hewani : daging tak berlemak, ikan, telur, susu,
dan hasil olahannya

b. Sumber DHA : ikan dan makanan laut asam lemak esensial

22
c. Sumber asam folat : ragi, hati, sayur berdaun hijau (bayam,
asparagus), kacang-kacangan, daging, jeruk dan telur

d. Sumber vitamin A : kuning telur, hati, sayuran berwarna hijau, dan


buah-buahan berwarna kuning (wortel, tomat, apel, nangka)

e. Sumber vitamin D : susu, hati, kuning telur, minyak ikan laut

f. Sumber Ca : susu dan hasil olahannya, kacang-kacangan,


sayuran, hijau

g. Sumber zat besi : hati, daging, telur, kacang-kacangan dan


sayuran hijau

Cara Pengolahan

- Ditumis, dikukus, direbus, dipanggang


- Penambahan garam saat disajikan (garam meja)
- Mengurangi penggorengan, santan dan dibakar dengan arang
(Wahyuningsih, 2013)

BM yang Tidak Dianjurkan:


- Bahan makanan yang masih mentah atau dimasak kurang
matang, seperti sushi, sashimi (Brown, 2010).
- Bahan makanan yang mengandung kafein seperti kopi, teh, coklat
sebaiknya dibatasi (Webster-Gandy, 2014).
- Seperti Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam
dapur/baking powder, soda Sardin, jeroan, makanan kaleng,
dendeng, abon, telur asin, ebi, keju, kornet, Acar, sayur kaleng,
asinan, buah kaleng, margarin, mentega, kecap, terasi, maggi,
saos tomat, petis, tauco.

Aktivitas fisik yang dianjurkan :

Pada preeklampsia ringan, aktivitas yang dianjurkan adalah


istirahat di tempat tidur. Istirahat berbaring menyebabkan aliran
darah ke plasenta dan ke ginjal meningkat. Tekanan pada
ekstremitas bawah turub dan reabsorbsi aliran darah bertambah
serta mengurangi kebur mengurangi kebutuhan volume darah
yang beredar. Oleh karen itu, dengan istirahat biasanya tekanan
darah turun dan edema berkurang (Astutiningrum ,-). Disarankan
tidur miring ke kiri dapat menghilangkan tekanan Rahim pada vena
kava inferior yang mengalirkan darah dari ibu ke janin, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah
jantung (San Cahyo, 2010)

Tips untuk Ny.S

a. Makan sedikit demi sedikit tapi sesering mungkin untuk


mengatasi mual dan nyeri

23
b. Makan makanan kering seperti biskuit, roti, untuk mengatasi
mual
c. Minum yoghurt dan buttermilk bukan whole milk
d. Minum air sesering mungkin diantara 2 waktu sebelum atau
sesudah makan . hindari minum saat makan. Mengkulum
potongan es jika merasa haus.
e. Hindari makanan digoreng dan berlemak tinggi atau
penggunaaan margarin, mentega, minyak untuk mengatasi mual
dan nyeri
f. Menghindari makanan bergas seperti brokoli, ketimun, kol,
bawang, kacang kering dikarenakan bisa memperparah nyeri ulu
hati
g. Makanan bersantan, berbumbu kental dihindari untuk mengatasi
mual
(Arisman,2010)

d. Monitoring dan Evaluasi


- RC.1.1 Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lainnya (dokter) terkait data
laboratorium dan pemberian suplementasi tambahan sesuai kondisi pasien.
- FH-1 Asupan Energi diukur berdasarkan hasil 3x recall 24 jam + plate
waste study Asupan meningkat minimal 70% dalam 3 hari
- FH-2 Asupan Cairan diukur berdasarkan hasil 3x recall 24 jam + plate
waste study Asupan meningkat minimal 70% dalam 3 hari
- FI-5 Zat Gizi Makro (KH, L, P) diukur berdasarkan hasil 3x recall 24 jam +
plate waste study Asupan meningkat minimal 70% dalam 3 hari
- FI-6 Zat Gizi Mikro (Fe, Ca) diukur berdasarkan hasil 3x recall 24 jam +
plate waste study Asupan meningkat minimal 70% dalam 3 hari
- S-1 LILA, berat badan diukur melalui penimbangn berat badan dilakukan
1x/minggu degan target %LILA normal 85%, penambahan BB 0,25
kg/minggu
- S-2 Nilai Lab darah WBC, RBC, Hb, Hct, MCH, MCHC, MCV Nilai Lab
urine Albumin urin, leukosit urin, eritrosit urin, protein urin diukur melalui tes
laboratorium dalam waktu 2 minggu dengan target Hasil pemeriksaan
mendekati nilai normal Tekanan darah, suhu, nadi, RR
- S-3 Tanda Vital diukur setiap hari melalui observasi langsung dengan target
tanda vital membaik mendekati normal
- BE 1 Pengetahuan Makanan dan gizi diukur melalui wawancara setelah
edukasi dilakukan setiap kali kunjungan dengan target Pasien dapat
memahami dietnya dan penerimaan makanan baik.
(Wahyuningsih,2013)

24
Ny.S
spasme vascular hipertensi vasospasme glomerular permeailitas ginjal proteinuria
G2P1101Ab000

Preeklamsia Ringan Anemia


Etiologi:
Immunologis
Peran prostasiklin dan tromboksan
genetik Ahli gizi

Faktor resiko:
Assessment
Usia
Kegemukan
Riwayat keluarga
Tanda gejala:
Hipertensi
Proteinuria
Oedema
Manifestasi klinis:

NI 2.1 Inadequate oral intake


Diagnosis NI 5.1 kebutuhan Fe
NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi
NB 1.5 Pemilihan BM salah
Intervensi
I. Hipotesa Kelompok

mmHg, proteinuria >300 mg atau +1 dipstik, oedema ND.1 pada


Meal lengan,
RC.and
1.1Snackmuka,
kolaborasi perut
nakes terkait kondisi anemiaE.1
6x makan/hari, dan Pre Eklampsia
Edukasi terkait konten
Hg, proteinuria >5 g atau +3 dipstik, oliguria, nyeri epigastrium, trombositopenia, hemolisis

Tujuan : pengetahuan terkait giz

Perhitungan keb : EER x PA 2245kal

Sasaran : Ny. S dan keluarga


p, lemak cukup, diberikan BM yang mengandung tinggi
Tujuan
Fe,Diet
asamAsupan,
folat, tidak
TD, cegah
direkomendasikan
kondisi burukrestriksi
kehamilan
garam. Penderita Obesitas tidak restriksi kal

Materi yang disampaikan : BM yang dianjurkan (sayur, buah,daging,aya


BM yang dihindari (makanan kalengan, tinggi gula, mentah, bakaran)
Cara pengolahan : hindari digoreng dan bakar
kup 15%, lemak cukup 25%, Karbohidrat cukup 60%, penambahan vitamin B12fisik
Aktifitas untuk anemia, Fe
: Istirahat 39mg,
yang asamsenam
cukup, folat, Kalsium,
hamil Magnesium, vitamin D,
Vit dan mineral Dapat diberikan suplementasi

25

Kondisi ibu stabil dan siap melahirkan anak sehat


J. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Pre eklampsia adalah kondisi penyerta kehamilan yang dapat
memperburuk kondisi kehamilan.. Pre Eklampsia dapat terjadi melalui
beberapa mekanisme diantaranya mekanisme perfusi pleura, iskemik
plasenta, defisiensi gizi. Penyebab Pre Eklampsia belum diketahui secara
pasti, namun beberapa etiologi yang disebutkan adalah faktor genetic,
peran faktor imun, iskemik plasenta, dan mola hidostisa. Faktor risiko
terjadinya Pre eklampsia adalah faktor umur, faktor lingkungan dan faktor
status gizi. Gejala yang ditunujukkan salah satunya adalah Hipertensi
diikuti dengan adanay edema, proteinuria, nyeri ulu hati, Pusing dan
gangguan penglihatan. Manifestasi Klinis yang akan didaatkan dari Pre
eklampsia adalah hipovolemia, perubuhan fungsi organ dan gangguan
pertumbuhan janin. Dalam menentukan Pre eklampsia terdapat klasifikasi
yang menentukan tingkat keparahan Pre Eklampsia tersebut, terdapat 3
klasifikasi yaitu 1) Pre Eklampsia Ringan dengan gejala Hipertensi,
proteinuria tidak diikuti perubahan fungsi organ; 2) Pre Eklampsia Berat
dengan gejala Hipertensi, proteinuria dan diikuti perubahan fungsi organ;
3) Eklampsia gejala sama dengan Pre Eklampsia berat diikuti dengan
adanya kejang.
Pre Eklampsia memiliki hubungan dengan kejadian anemia yang dapat
memperburuk kondisi kehamilan ibu. Pre Eklampsia dapat menimbulkan
anemia dan anemia dapat menimbulkan Pre Eklampsia melalui jalur
pengaruh profil hemolitik. Selain berhubungan dengan kondisi anemia, Pre
Eklampsi juga berhubungan dnegna kondisi status gizi dimana Pre
Eklampsi dapat mempengaruhi status gizi menjadi gizi lebih dan status gizi
menjadi gizi kurang dengan sebab penurunan intake baik dari segi kulaitas
maupun kuantitas.

26
Untuk menangani Pre Eklampsia diperlukan penanganan Medical Nutrition
Therapy sehingga dapat dicapai kondisi normal. Therapy nutrisi yang
diberikan diantaranya adalah memberikan jumlah energi yang cukup
sesuai dnegan kebutuhan pasien, memberikan diet yang seimbang yang
tinggi akan zat besi, vitamin antioksidan, vitamin B kompleks dan mineral
penting lainnya.
Dalam penanganan kasus Pre Eklampsia pada Ny. S penyusunan rencana
asuhan gizi pasien sangat diperlukan melalui proses asessmen diagnose
intervensi dan monitoring evaluasi. Berdasarkan kondisinya intervensi
yang diberikan kepada Ny. S adalah modifikasi makanan dan snack,
kolaborasi bersama nakes terkait dalam penyelesaian kondisi Pre
eklampsia dan anemia dan edukasi gizi. Dari rencana intervensi tersebut
Ny.S diberikan diet seimbangn diikuti makanan tinggi Fe dan tinggi vitamin
mineral dan direkomendasikan pemberian supplemantasi. Edukasi
diberikan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga terkait
gizi dan penyakitnya sehingga dapat dipersiapkan proses kelahiran yang
normal. Untuk itu perlu adanya dialakukan monitoring dan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan intervensi untuk Ny. S.
2. Rekomendasi
Berdasarkan scenario yang telah diberikan pada week 7 ini dapat
membantu mahasiswa untk berpikir kritis terhadapp kondisi abnormalitas
kehamilan sehingga sebagi calon ahli gizi dapat melakukan perencanaan
intervensi yang sesuai. Namun, kelengkapan data yang diberikan cukup
terbatas sehingga terdapat beberapa kerancuan dalam memberikan
rencana asuhan gizi. Untuk itu diharapkan adanya klarifikasi terkait
diagnose, dan intervensi yang tepat untuk kasus ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

- Ali, A, et al.2011. Severe Anemia is associated with a higher risk for preeclamcia
and poor perinatal outcomes in Kassala Hospital, eastern Sudan. Biomed
Central. Sudan

Almatsier, 2010. Buku Penuntun Diet. Jakarta . EGC

American College of Obstetrician and Gynecologist. 2012. Preeclampsia and


High Blood Pressure During Pregnancy. USA.

Astutiningrum, Dyah. Preeklampsia Ringab pada Ibu Bersalin Fisiologis

Brown, Lisa S. 2010. Nutrition Requirements During Pregnancy. Jones & Barlett
Publishers.

Cahyaningtiyas, 2015. Perbandingan Profil Hematologi pada Preeklampsia/


Eklampsia dengan Kehamilan Normotenai. Semarang : Universitas Diponegoro

(Buku) Fikawati, Syafiq, Karima. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Depok: RajaGrafindo
Persada

Hadi, N.A.B.A. 2011. Karakteristik Ibu Penderita Preeklampsia Berat dan


Eklampsia serta Hubungannya dengan Faktor Risiko di RSU H. Adam Malik,
Medan dalam Tahun 2008-2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Medan. Skripsi.

Indriani, Nanien.2012.Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Preeklamsia/Eklamsia pada Ibu Bersalin.Skripsi Program Studi Kebidanan
Komunitas, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Jembawan, Made. 2015. Kadar Kalsium pada Preeklampsia. Denpasar : FK


UNUD

Kafee et al. 2008. Handbook of Nutrition and Pregnancy. USA : Human Press

28
Nutrition Modules. First Step Nutrition - Medical Nutrition Therapy for Specific
Condition

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.

Kowalski, Ashley. 2014. Pre-Eclampsia. Hampton Wellness Centre. Canada.

Kurniati, Setyasih Tri.2012.Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebutuhan


Nutrisi Selama Kehamilan di BPM Haryanti Annas Singosari Mojosongo Boyolali
Tahun 2012. Program Studi Diploma III Kebidanan, Sekolah Tinggo Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta.

Kementrian Kesehatan R.2010. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan


Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan Lokal. Direktorat Jendral Bina
Gizi Masyarakat.

Kementrian Kesehatan RI.2013.Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013.

Kurniawati, Leni. 2010. Hubungan antara Preeklamsia dengan BBLR. Jurnal


Ilmiah Keperawatan STIKER Hang Tuah Surabaya Vol.3 No.2/April 2012.

Mahan, d. E.-S. (2008). Krause's Food & Nutrition Therapy Editsi 12. Canada:
Elsevier.

Oktariani, Citra dkk. 2012. Askeb Kehamilan Diagnosa Kehamilan. Poltekes


Kendari

Prenhall London. 2006. Anteparta Nursing Assessment: Chapter 10. London.


www.prenhall.com/london2e

Prawirohardjo,2008. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Prawirohardjo. Jakarta

Retnani, Tri Indah Idi. 2014. Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu Bersalin
dengan Kejaidan Pre Eklamsia. Akademi Kebidanan Griya Husada:Surabaya

Rini, San CahYO.2010.Penatalaksanaan Terapi Pasien Preeklampsia Rawat


Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2009.Skripsi Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Siahaan, H. 2011. Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Preeklampsia Berat Usia
Kehamilan< 37 Minggu dengan Penanganan Secara Ekspektatif dan Aktif. Tesis.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan. Tesis.

SOGC.2014.Diagnosis, Evaluation, and Management of The Hypertensive


Disorders of Pregnancy : Executive Summary

Telaumbanua, Jennie Rafdiani. 2013. Karya Tulis Ilmiah: Keluaran Maternal dan
Perinatal pada Kasus Kasus Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan periode Januari 2011 Desember 2012. Medan: Universitas
Sumatera Utara

29
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Webster-Gandy, et al. 2014. Gizi dan Dietetika : Edisi 2. EGC: Jakarta.

Wuryanti, Ayu.2010. Hubungan Anemia dalam Kehamilan dengan Pendarahan


Postpartum karena Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. Program Studi DIV
Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

WHO. 2011. WHO Recomendation for Prevention and Treatment of


Preeclampsia and Eclampsia.WHO

Wulan, Siska K. 2012. Karakteristik Penderita Preeklamsia dan Eklamsia di


RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2009-2011. Universitas Sumatera Utara.

30

Anda mungkin juga menyukai