KELOMPOK 1 :
Pelayanan bagi
Continuum of Care anak SMP/A & • Kualitas
• Degenerasi
remaja
Pelayanan
bagi anak • Kespro remaja
• Konseling:
SD Gizi HIV/AIDS,
Pelayanan
NAPZA dll
bagi balita • Fe
•Penjaringan
Pelayanan •Bln Imunisasi Anak
Persalinan,
bagi bayi Sekolah
nifas & •Upaya Kes Sklh
Pemeriksaan neonatal •PMT
• Pemantauan
Kehamilan
pertumbuhan &
Pelayanan perkembangan
PUS & WUS • ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar
lengkap
• P4K • Inisiasi Menyusu Dini
• Pemberian makan
• Buku KIA • Vit K 1 inj
• Penimbangan
• ANC terpadu • Imunisasi Hep B
• Vit A
• Kelas Ibu Hamil • Rumah Tunggu
• Konseling • MTBS
• Fe & asam folat • Kemitraan Bidan Dukun
• Pelayanan KB
• PMT ibu hamil • KB pasca persalinan
• PKRT
• TT ibu hamil • PONED-PONEK
B. PELAYANAN KB
a. Intervensi
1) Meningkatkan pelayanan KB pasca persalinan sebagai salah satu prioritas
intervensi dalam penurunan angka kelahiran yang diintegrasikandengan program
lain seperti P4K, Buku KIA, Kelas Ibu dan ANC terpadu.
2) Intervensi jumlah anak ideal diupayakan melaluipembinaan akseptor dan
peningkatan advokasi KIE yang difokuskanpada sasaran kelompok khusus
(pasangan usia muda dan memiliki duaanak, PUS dari keluarga miskin)
3) Pelayanan KB di wilayah sulit dankumuh melalui kampanye “2 ANAK CUKUP
” dan “4 TERLALU”.
4) Pengaturan waktu dan jarak kehamilan bagi pasangan usia subur untuk
membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas.
Kegiatan Posyandu
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu meliputi 6 kegiatan
posyandu jenis pelayanan yang diberikan antara lain :
a) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,
b) Penimbangan bulanan,
c) Pemberian makanan tambahan,
d) imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,
e) Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,
f) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;
4. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun. Jika berlangsung lama dapat
menganggu pertumbuhan karena kehilangan nafsu makan anak. Disamping itu ada pula
jenis penyakit yang menguras cadangan zat gizi misalnya campak yang menghabiskan
cadangan vitamin A.
5. Pica
Pica adalah gangguan di mana anak sering mengkonsumsi barang-barang non-makanan.
Contoh makanan non-makanan seperti pasir, perca, debu, pasir, cat, pensil, tanah, es dan
lainnya. Perilaku ini tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat
toksik tetapi dapat menyebabkan masalah pencernaan dan keterlambatan perkembangan.
Komplikasi yang sering terjadi diantaranya yaitu infeksi, masalah pencernaan, keracunan
dan malnutrisi.
Penyakit Pica tidak ada tanda maupun gejalanya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya
adalah dengan melakukan tes darah guna mengetahui kandungan besi dan seng.
Meskipun anak-anak memang sering memasukkan semua benda ke dalam mulutnya, tapi
orang tua harus waspada dan curiga jika hal itu menjadi kebiasaan. Untuk
menyembuhkan penderita Pica, dibutuhkan penanganan secara keseluruhan, meliputi
pendidikan perilaku yang benar, lingkungan yang mendukung dan pendekatan keluarga.
6. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan
yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak
(5-8%) dan dewasa (1-2%) terutama mereka yang memiliki riwayat pada keluarganya
yang penderita alergi. Alergi ini akan terus meningkat sama seperti alergi lain seperti
asma dan atopik.
Ada 2 jenis makanan yang dikategorikan penyebab alergi :
a. Alergi sementara. Contoh makanan penyebab alergi ini yaitu susu, kedelai, telur dan
tepung terigu.
b. Alergi tetap. Kacang, ikan dan kerang cenderung menyebabkan alergi ini.
1. Bekal Sekolah
Apabila anak-anak diberi bekal, maka hendaklah diperhatikan bahwa bekal makanan
yang diberikan kepadanya dapat memberikan unsur-unsur gizi yang kurang terdapat
dalam makanannya waktu makan pagi, siang dan malam. Dua unsur yang diutamakan
dalam bekal makananya itu energi dan protein. Kekurangan akan zat gizi lain dapat
diberikan melalui makanan mereka di rumah. Memang bekal makanan yang paling ideal
adalah makanan yang dapat memberikan zat gizi yang diperlukan. Tetapi dalam praktik,
membuat bekal yang memenuhi syarat demikian itu agak sulit.
Bekal makanan untuk anak-anak memberikan keuntungan, antara lain :
a. Anak-anak dapat dihindarkan dari gangguan rasa lapar
b. Pemberian bekal dapat menghindarkan anak itu dari kekurangan energi
c. Pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kebiasaan jajan sehingga
menghindarkan anak dari gangguan penyakit akibat makanan yang tidak higienis.
3. Edukasi Gizi
Edukasi tentang gizi biasanya diajarkan pada ekonomi rumahan (home economic), tetapi
hal yang diajarkan disana bukanlah hal yg mendasar. Edukasi gizi dapat tergabung dalam
ilmu science dan juga teknologi. Edukasi tentang kesehatan merupakan hal yang penting
dari kurikulum pendidikan, makanan dan gizi dapat disisipkan dalam edukasi tentang
kesehatan. Penjagaan makanan dan gizi dalam sekolah dibutuhkan, makan dibutuhkan
pula pengetahuan tentangnya di kelas kelas, yang didukung oleh makanan yang
disediakan pada kantin sekolah.
Target yang dianjurkan untuk pengetahuan tentang makanan dan gizi pada anak usia 5-
11 tahun (National Curiculum Council 1990, with permission of the Qualifications and
Curriculum Authority).
Tahapan Target
Tahapan 1 - Mengetahui adanya banyak jenis makanan untuk
(5-7 tahun) dipilih dan pilihan itu berdasarkan kebutuhan dan budaya.
- Mengetahui bahwa makanan dibutuhkan untuk
kesehatan, dan beberapa makanan lebih baik dari makanan
lain
Tahapan 2 - Mengetahui bahwa menu makanan merupakan
(7-11 tahun) kombinasi dari makanan dan nilai gizi yang berbeda-beda.
- Mengetahui bahwa gizi yang berbeda-beda
memberikan dampak yang berbeda pula bagi tubuh, dan
jumlahnya dalam makanan dan keseimbangannya dapat
mempengaruhi tubuh
- Mengetahui bagaimana menangani makanan dengan
baik.
2. Tinggi badan
Remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tingi badan
yang pendek atau disebut stunting. Rata-rata anak Indonesia lebih pendek dibandingkan
dengan standar WHO yaitu lebih pendek 12,5 cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8
cm pada perempuan.
5. PELAYANAN LANSIA
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya
antara lain:
a. Upaya promotif,
yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan
tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya
promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia
lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan
usia lanjut yang antara lain adalah :
- Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
- Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
- Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
- Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
- Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
- Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi ,
kelelahan fisik dan mental.
- Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b. Upaya preventif
yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut
- Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
- Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna
- Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
pada usia lanjut.
- Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
- Pelayanan kesehatan dasar
- Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan
berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut
dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita
- Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam
maupun diluar rumah.
- Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.Perawatan
fisioterapi.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM-UI (2012) Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Welasasih D.B. dan Wirjatmadi R.B. (2012) Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Gizi Balita Stunting, The Indonesian Journal of Public Health,
Sutomo B dan Anggraini DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka
Tarigan (2003). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak usia 6-36 bulan
sebelum dan Saat Krisis Ekonomi di Jawa Tengah. Dalam Buletin Penelitian Kesehatan
Fitriani, Inna Sholicha dan Oktobriariani, Rona Riasma. (2017) Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Orang Tua terhadap Pencegahan Penyimpangan Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak Balita. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 01 – 09 Journal homepage:
journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Aziz, Nur Azizah. 2016. Gambaran Manajemen Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) di Puskesmas Kampili Kab. Gowa. Skripsi : Makasar
https://www.depkes.go.id/article/print/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-
pendekatan-keluarga.html
https://www.academia.edu/32028602/Makalah_Gizi_anak_sekolah?auto=download
https://www.academia.edu/38015317/MAKALAH_gizi_pada_remaja.docx
https://www.medcom.id/rona/kesehatan/DkqLqQZb-permasalahan-gizi-remaja-indonesia