Anda di halaman 1dari 20

GAMBARAN FAKTOR RESIKO

GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA


STREPTOKOKKUS PADA ANAK DI RSUP PROF R. D.
KANDOU MANADO

PROPOSAL

Oleh :
Pirania Christy Tatipang
14011101017

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, SpA-K
dr. Praevilia Margareth Salendu, Sp-A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah bagian

dari acute nephritic syndrome yang di tandai dengan gross hematuria,

edema, hipertensi dan insufisiensi ginjal. GNAPS sering terjadi pada

anak-anak, di sebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus -hemoliticus

grup A strain nephritogenic. 1 Musim mempengaruhi terjadinya GNAPS.

GNAPS terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)dan infeksi

kullit. ISPA umunya terjadi pada musim dingin atau hujan sedangkan

Infeksi kulit (pioderma) lebih sering terjadi pada musim panas dan musim

gugur.7

GNAPS sering terjadi pada anak usia 5-12 tahun jarang pada anak

di bawah 3 tahun. 97% GNAPS terjadi pada negara berkembang dan

berkurang pada negara Industri atau negara maju.1 Ini terbukti, selama 2-3

dekade terakhir, kejadian Glomerulonefritis akut pasca streptokokus

(GNAPS) telah menurun di Amerika Serikat dan juga di negara lain,

seperti Jepang, Eropa Tengah, dan Inggris Raya. 7 Hal ini di mungkinakan

berkaitan dengan kondisi higiene yang baik, dan adanya eradikasi kuman

streptokokus. 1
WHO memperkirakan kasus GNAPS terjadi kira-kira 472,000

setiap tahunnya secara global dengan 5000 kematian setiap tahunnya. Kira-

kira 404,000 kasus di laporakan terjadi pada anak-anak dan 456 terjadi

pada Negara kurang berkembang. 2


GNAPS umunya terjadi pada daerah beriklim tropis dan biasanya

berdampak pada anak-anak dengan tingkat ekonomi yang rendah. GNAPS

biasanya terjadi secara sporadik tetapi peningkatan insidensi kasus terjadi

secara epidemik pada tempat dengan komunitas yang memiliki populasi

yang padat, higiene kurang, kondisi dengan insidens malnutrisi yang

tinggi, anemia dan parasit intesitinal. Di indonesia, yang memiliki iklim

tropis, 68,9% penderita GNAPS berasal dari keluarga dengan sosial

ekonomi yang rendah dan 82% pada keluarga berpendidikan rendah. 2,3
Penelitian di RS Patan Nepal tahun 2013-2016 dari 40 orang anak

berusia 5-15, Insidens terbanyak terjadi pada populasi yang padat

penduduk dengan kondisi higiene yang buruk, 51 % anak memiliki status

sosial ekonomi yang rendah. 6


Penelitian yang di lakukan di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo pada

tahun 2015 mendukung penelitian di RS Patan Nepal dengan menunjukan

beberapa faktor resiko GNAPS yang paling banyak pada anak berusia di

atas 5 tahun yaitu salah satunya adalah status sosial ekonomi yang rendah

dan lainnya yaitu usia, tingkat pendidikan orang tua (ibu), dan musim

hujan.3
Faktor resiko lainya yang dapat meningakatkan kejadian GNAPS

adalah jenis kelamin,yaitu laki-laki meskipun belum dapat di buktikan

secara pasti. GNAPS paling banyak menderita GNAPS adalah anak laki-

laki 6. Pada tahun 2012-2016 di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof

R. D. Kandou manado dapatkan insiden tertinggi GNAPS pada usia 7-9

tahun, dari 53 orang anak yang di diagnosis dengan GNAPS . Angka

kejadian tertinggi GNAPS terjadi pada tahun 2014 yaitu 19 kasus dan

angka kejadian terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu 7 kasus GNAPS
dan paling banyak terjadi pada laki-laki (56,6%) dari pada perempuan

(43,4%) dengan rasio perbandingan 1,7:1.4 Hasil penelitian ini konsisten

dengan epidemiologi GNAPS pada anak secara internasional dan nasional,

serta penelitian di beberapa daerah di Indonesia..5,6,8,22 Hal ini mungkin

karena anak laki-laki lebih aktif dan sering berada di luar rumah di

bandingkan dengan anak perempuan sehingga mudah terpapar dengan

lingkungan dan terinfeksi kuman.5,6


Bedasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan

peneltian tentang gambaran faktor resiko Glomerulonefritis Akut pasca

streptokokkus (GNAPS) di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof. R. D.

Kandou Manado, Pada periode agustus 2013.


2. RUMUSAN MASALAH
Faktor resiko apa yang menyebabkan terjadinya GNAPS pada

anak di bagian ilmu kesehatan anak RSUP R. D. Kandou Manado pada

periode Agustus 2013-Agustus 2017 ?

3. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui Faktor resiko GNAPS pada anak yang di rawat di bagian ilmu

kesehatan anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Agustus

2013 Agustus 2017.


4. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai

GNAPS pada anak.

2. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut dan dengan mengetahui

faktor resiko, kedepannya dapat dilakukan tindakan preventif untuk

mengurangi kasus GNAPS.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan suatu istilah yang di

pakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami

proliferasi dan inflamasi glomerulus yang di sebabkan oleh sutu

mekanisme imunologis.4
Sindrom Nefritik Akut (SNA) merupakan kumpulan gejala klinik

berupa proteinuria, hematuria, azotemia, silinder eritrosit pada urin,

oliguria, dan hipertensi yang terjadi secara akut. 9


Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS) adalah suatu

bentuk peradangan glomerulus yang secara histopatologi menunjukkan

proliferasi & Inflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi

Streptococcus hemolitycus grup A dan ditandai dengan sindroma nefritik

seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut. 10

B. ETIOLOGI

Pada umumnya Glomerulonefritis Akut pascastreptokokus di sebababkan

oleh Streptococcus hemolitycus grup A jarang oleh streptokokus dari tipe

yang lain. Hanya sedikit streptococcus hemolyticus grup A strain nefrogenik

yang mampu mengakibatkan timbulnya glomerulonefritis pascatreptococcus.

Streptococcus haemolyticus grup A Memiliki protein M dan nephritogenic

strains yang terkait dengan serotype protein M. Beberapa tipe yang sering

menyerang saluran napas adalah tipe M 1,2,4,12,18,25 dan yang menyerang

kulit adalah tipe M 49,55,57,60. 10,17


C. PATOGENESIS
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS) didahului oleh

infeksi saluran nafas atas (7-14 hari) atau infeksi kulit (3-6 minggu) oleh

kuman Streptococcus haemolyticus grup A .9,10 Ketika kuman

streptokokus sebagai antigen masuk kedalam tubuh penderita,tubuh

memberikan respon dengan membentuk antibodi. Antibodi

antistreptokokus akan berikatan dengan molekul protein ginjal (mimicry

protein) yang mirip antigen streptokokus.19 Reaksi antigen antibodi ini

terjadi dalam sirkulasi dan mengalami deposisi di dinding kapilar

glomerulus sehingga terjadi reaksi inflamasi yang selanjutnya memicu

aktivasi komplemen in situ dan mengakibatkan proliferasi sel serta sitokin

dan radikal oksigen bebas akan di lepas, menurunkan aliran darah

glomerulus dan meningkatkan permeabilitas membran basalis, akibatnya

protein plasma dan sel darah merah terbebas dari filtrasi pada

glomerulus.19,20

D. FAKTOR RESIKO.
Selain faktor kuman, terjadinya GNAPS dipengaruhi juga oleh

beberapa faktor pejamu seperti umur, jenis kelamin, keadaan

sosioekonomi,genetik, status gizi dan Musim. Musim juga merupakan

faktor yang akan mempengaruhi kejadian GNAPS sebab infeksi

tenggorokan lebih sering terjadi pada musim dingin,awal musim semi, dan

musim hujan sedangkan piodermia lebih sering terjadi pada akhir musim

panas dan musim gugur.11 Pasien yang berjenis kelamin laki-laki memiliki

perbandingan yang lebih tinggi di bandingkan dengan pasien yang berjenis

kelamin perempuan.4 Hal ini di sebabkan anak laki-laki kemungkinan lebih


sering di luar rumah sehingga rentan terpapar dengan kuman penyebab

infeksi.12

E. EPIDEMIOLOGI
Glomerulonefritis akut Pasca streptokokus (GNAPS) jarang terjadi

di negara industri.13 Selama 2-3 dekade terakhir telah terjadi penurunan

kejadian Glomerulonefritis akut pasca streptococcus di Amerika Serikat

dan juga di negara lain, seperti Jepang, Eropa Tengah, dan Inggris Raya.

Sebaliknya Di perkirakan sekitar 472.000 kasus terjadi setiap tahun,

dengan sekitar 404.000 kasus dilaporkan terjadi pada anak-anak dan

456.000 kasus terjadi di negara-negara kurang berkembang.14


F. GEJALA KLINIS
GNAPS biasanya terjadi pada anak berusia 4 dan 12 tahun. Periode

laten adalah periode infeksi pada saluran pernapasan atas dan kulit terjadi

1 sampai 2 minggu . Setelah itu terjadi periode akut infeksi yang di tandai

dengan 3 gejala klasik dari GNAPS yaitu hematuria, edema dan hipertensi

serta di temukan juga proteinuria dan peningkatan titer ASO. Pada periode

pemuliahan (2-6 minggu) edema dan hipertensi sudah mulai hilang , tetapi

hematuria masih ada namun sudah berkurang.15 Gambar 1


Gambar 1. Ringkasan perjalanan klinis glomerulonefritis akut

pasca streptokokus 15

Gejala khas dari GNAPS adalah kombinasai dari gross hematuria, oliguria,

hipertensi, edema preorbital, dan kerusakan minimal dari fungsi ginjal. Nyeri

abdomen, nyeri pelvis, malaise , demam ringan, tonsilopharyngitis dan

hepatomegaly di temukan pada sebagian pasien. Gross hematuria mungkin

bertahan sampai beberapa minggu tetapi mikroskopik hematuria tetap bertahan

beberapa bulan sampai tahun pada sebagian pasien. Proteinuria hanya terjadi

singkat sekitar 4-6 minggu. Proteinuria yang menetap dapat meningkatan

kecuriagaan tentang diagnosis GNAPS dan dapat di indikasikan untuk biopsi

renal. Gross hematuria menunjukan perubahan urine mejadi seperti warna teh

atau kopi 50-90% pada pasien. Oliguria dan edema 80-100% . Azotemia dengan

peningkatan sedang dari kreatinin serum terjadi pada 40-90% pasien dan azotemia

berat dengan indikasi dialisis terjadi pada 1% kasus. Hipertensi selalu di temukan
pada pasien dengan GNAPS terjadi 80-90% . kadang kadang dapat terjadi

hipertensi berat dengan di temukannya hypertensive encephalopathy.16

Pemeriksaan Laboratorium di temukan peningkatan titer ASO (70%),


17
streptozyme positif (95%), penurunan C3-C9, C1-C4 normal.

G. DIAGNOSIS

Berbagai Macam Kriteria Dikemukakan Untuk Diagnosis GNAPS, Tetapi Pada

Umumnya Kriteria Yang Digunakan meliputi Gejala-Gejala Klinik sebagai

berikut :

Secara Klinik Diagnosis GNAPS Dapat Ditegakkan Bila Dijumpai Full

Blown Case Dengan Gejala-Gejala Hematuria, Hipertensi, Edema,

Oliguria Yang Merupakan Gejala-Gejala Khas GNAPS.

Untuk Menunjang Diagnosis Klinik, Dilakukan Pemeriksaan

Laboratorium Berupa ASTO (Meningkat) & C3 (Menurun) Dan

Pemeriksaan Lain Berupa Adanya Torak Eritrosit, Hematuria &

Proteinuria.

Diagnosis Pasti Ditegakkan Bila Biakan Positif Untuk Streptokokus

Hemolitikus Grup A.

Pada GNAPS Asimtomatik, Diagnosis Berdasarkan Atas Kelainan

Sedimen Urin (Hematuria Mikroskopik), Proteinuria Dan Adanya

Epidemi/Kontak Dengan Penderita GNAPS. 21

Kecurigaan akan adanya GNAPS dicurigai bila dijumpai gejala klinis

berupa hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut

setelah infeksi streptokokus.Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis,


yaitu di temukannya sel darah merah, proteinuria, dan leukosit polimorfonuklear.

Bukti adanya infeksi streptokokus secara laboratoris dan rendahnya kadar

komplemen C3 mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis.17

H. KOMPLIKASI
Komplikasi akut dari GNAPS sering di sebabkan oleh hipertensi dan

disfungsi ginjal. Hipertensi terdapat pada 60% kasus dan berhubungan dengan

terjadinya ensephalopati hipertensi pada 10% kasus. Meskipun sekuele

neurologis sering reversible dengan manajemen yang sesuai, hipertensi berat yang

berkepanjangan dapat menyebabkan perdarahan intarakranial, serta berpotensi

menyebabkan komplikasi lainnya seperti gagal jantung, hyperkalemia,

hyperphosphatemia, hypocalemia, asidosis, kejang, dan uremia, sampai gagal

ginjal akut. 18 Pada Penelitian yang di lakukan di Arab Saudi tahun 2017 di dapati

dari 30 anak dengan GNAPS, hipertensi terjadi pada 20 orang anak, 5 orang

dengan Congestive cardiac Failure (CCF), dan 2 orang dengan hipertensive

enchepalopathy. 22

KERANGKA TEORI
Infeksi saluran nafas
Infeksi bakteri Streptococcus atas (7-14 hari)
hemolitycus grup A strain
nefrogenik (antigen)
infeksi kulit (3-6
minggu)

Respon tubuh Antibodi

reaksi antigen antibodi di glomerulus

Reaksi inflamasi aktivasi komplemen in situ, proliferasi sel


serta sitokin dan radikal oksigen bebas akan di lepas
menurunkan aliran darah glomerulus dan meningkatkan
permeabilitas membran basalis Disfungsi ginjal

Glomerulonefritis Akut Pasca


Streptokokus (GNAPS)

Gejala Klinis Laboratorium Komplikasi Faktor Resiko


Hematuria Peningkatan titer ASO Ensephalopati hipertensi Umur
Edema Streptozyme positif Perdarahan intarakranial Jenis kelamin
Hipertensi Penurunan C3-C9, C1-C4 Gagal jantung Status sosialekonomi
Proteinuria Hyperkalemia Pendidikan orang tua
normal.
(ibu)
Oliguri Hyperphosphatemia,
status gizi
Hypocalemia Musim.
Asidosis
Kejang
Uremia
Gagal ginjal akut.
KERANGKA KONSEP

Usia

Jenis Kelamin

Status sosial ekonomi

Faktor Resiko GNAPS

Status Gizi

Tingkat Pendidikn Orang Tua

Musim

Variabel yang di teliti Ruang Lingkup Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif restrospektif dengan

menggunakan rekam medik pasien anak yang di signosis dengan GNAPS,

untuk mengetahui faktor resiko apa yang paling banyak terjadi dan

menyebabkan GNAPS.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini di lakukan di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof.

R. D. Kandou Manado pada periode Agustus 2013 Agustus 2017 yang di

lakukan selama 3 bulan pada september November 2017.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien anak yang di diagnosis

dengan GNAPS di bagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof. R. D.

Kandou Manado

2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah semua pasien anak yang berusia 3-15

tahun di diagnosis menderita GNAPS di bagian ilmu kesehatan anak

RSUP Prof. R. D. Kandou Manado, periode Agustus 2013- Agustus

2017

D. KRITERIA PENELITIAN
1. Kriteria Inklusi
Pasien anak yang di diagnosis dengan GNAPS
2. Kriteria Ekslusi
Pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap.
Pasien dengan usia kurang dari 3 tahun dan lebih dari 15 tahun
E. VARIABEL PENELITIAN
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Status sosial ekonomi
4. Status Gizi
5. Tingkat Pendidikn Orang Tua (ibu)
6. Musim

F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Usia
Usia Pasien yang masuk dan di rawat di Rumah Sakit yang di nyatakan

dalam tahun. Yang akan di ambil sebagai sampel anak usia

2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin Pasien (laki-laki atau perempuan) yang masuk dan di

rawat di Rumah sakit dan di diagnosis dengan GNAPS.


3. Status sosial ekonomi
Status Sosial Ekonomi Pasien mulai dari status ekonomi rendah sampai

tinggi.
4. Status Gizi
Status Gizi pasien GNAPS yaitu gizi buruk dan gizi buruk
5. Tingkat pendidikan oranh tua
Tingkat pendidikan orang tua mulai dari Sekolah dasar sampai

Perguruan Tinggi.
6. Musim
Musim saat pasien mulai sakit dan di rawat, terdiri dari musim hujan

dan musim panas.

G. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Alat tulis menulis
2. Rekam Medik
3. Komputer

H. ALUR PENELITIAN
1. Mengajukan surat izin penelitian dengan meminta ethical clerance dari

komisi etik penelelitian kesehatan (KEPK) RSUP Prof Dr. R. D.

Kandou Manado.
2. Pengumpulan data rekam mesik pasien dengan diagnosis GNAPS.
3. Pengelolaan data rekam medik.
Editing memastikan dan memeriksa kelengkapan dan

kesesuaian data rekam medik yang di butuhkan.


Coding yaitu pemberian kode pada data untuk mempermudah

pada saat analisis dan memasukan data.


Processing yaitu melakukan entri data untuk mempermudah

pada saat analisis dan memasukan data serta pengolahan pada

komputer.
Tabulating data yang sudah di masukan kemudian di susun

dalam bentuk table.


Cleaning yaitu pengecekan kembali seluruh data yang sudah di

masukan untuk memastikan data yang di masukan keseluruh

sudah benar.
4. Analisa data dengan analsis univariat dengan menganalisis setiap varibel

penelitian.
5. Penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi dan presentasi.
6. Melaporkan hasil data penelitian.

Mengajukan surat izin penelitian


dengan meminta ethical clerance

Pengumpulan data rekam mesik


pasien dengan diagnosis GNAPS

Kriteria Inklusi
ALUR PENELITIAN

Kriteria Ekslusi

Analisis Data

Penyajian data dalam bentuk


tabel frekuensi dan presentasi.

Melaporkan Hasil Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Kliegman RM. Glomerulonephritis Associated With Infection. Pan CG,

Avner ED. Nelson Text Book Pediatrics. Edisi 12.Canada :

Elsevier.2016.Hlm 3612
2. Kher Kk. Acute Glomerular Disease In Children. The Open Urologi &

Nephrology Journaln2015;45;264-9
3. Suhardi, Albar H , Rauf S, Daud D The Identification Of Acute Post

Streptococcus Glomerulonephritis Risk Factors In Children. International

Journal Of Science Research . 2015.4; 71-7


4. Hidayani Ar. E, Umboh A, Gunawan S. Profil Glomerulonefritis Akut

Pasca Streptokokus Pada Anak Yang Dirawat Di Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. E-Clinic.2016. 4; 2-3


5. Lufyan R, Suarta Ik, Nilawati P. Karakteristik Glomerulonefritis Akut

Pasca Streptokokus Pada Anak Di Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2012-

2015. Medicina. 2017. 45;124


6. Shah G. Post Infective Glomerulonephritis in children : a hospital based

study. Journal of Patan Academy of Health Science. 2017. 4 :26-31


7. Bhimma R. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis. 2 Nop 2016.

[dikutip 2 Sep 2017] tersedia dari :

emedicine.medscape.com/article/980685/overview#a4
8. Syamsul N, Husein A, Dasril D. Identfikasi Faktor Prognostik

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokkus pada anak. 2013.hlm 6


9. Ratih P, Pardede So. Diagnosis Dan Tatalaksana Glomerulonefritis

Progresif. Majalah Kedokteran Uki. 2014.30;2


10. Rauf. S, Albar H, Aras J.Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus.

Alasan H, Tambunan T, Trihono Pp, Pardede So Editor. Buku Ajar

Nefrologi Anak. Edisi Ke-2. Jakarta : Balai Penerbit Fk Ui; 2002 Hlm.345-

48
11. Pardede So. Struktur Sel Streptokokus Dan Patogenesis Glomerulonefritis

Akut Pasca Streptokokus. Sari Perdiatri. 2009;11:56-62


12. Lufyan R, Suarta Ik, Nilawati P. Karakteristik Glomerulonefritis Akut

Pasca Streptokokus Pada Anak Di Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2012-

2015. Medicina. 2017. 45;124


13. Roy R, Laila K. Acute Post-Streptococcal Glomerulonephritis In Children

A Review. Bangladesh J Child Health . 2014. 38; 33


14. Bhimma R. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis.2 Nov 2016 [ 23

Aug 2017] Available From :

Http://Emedicine.Medscape.Com/Article/980685-Overview
15. Eison Tm, Ault Bh, Jones D, Chesney Rw, Wyatt Rj. Post-Streptococcal

Acute Glomerulonephritis In Children : Clinical Features And

Pathogenesis. Pediatr Nephrol. 2011;166.


16. Greenbaum A. Acute Glomerulonephritis. Dalam : Kher K, Schnaper Hw,

Larry Editors. Clinical Pediatric Nephrology. Edisi 3. Washington. Dc.

2016. 115
17. Lumbanbatu SM. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus Pada Anak.

Pediatric.2003. 5. 58-63
18. Kliegmen Rm. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis. Pan Cg,

Avner Ed. Nelson Text Book Of Pediatrics. 20nd Ed. Canada. Elsevier;

2016. P. 2500-501.
19. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Ginjal dan saluran kemih.

Travis BL. Buku Ajar pediatri Rudoplh. Vol. 2. Jakarta.: EGC; 2014. Hlm.

1487-488.
20. Hall JE. Pembentukan urine oleh ginjal, filtrasi glomerulus, aliran darah

ginjal, dan pengaturannya. Widjajakusumah MD. Guyton dan Hall buku

ajar fisiologi kedokteran. Ed. 12. Singapore : Elsevier; 2014. Hlm. 334.
21. Rauf S, Albar H, Aras J. Diagnosis Glomerulonefritid akut pasca

streptokokus. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. 22-


24 Januari 2010, tanggal 17-19 Desember 2010; Semarang dan Bandung.

konsensus Unit Kerja koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI). UKK Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2012.


22. Idhate T, Zaki SA, Shanbag P. Cardiac Status in Children With Acute Post

Glomerulonephritis. Saudi J Kidney Dis Transpl. 2017 ; 4 : 830-5

Anda mungkin juga menyukai