Anda di halaman 1dari 7

GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOCOCCUS

*Rachayu Arsid1, Amsyar Praja2, M. Sabir 3,4,Vera Diana T5


1
Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu, INDONESIA, 94118
2
Departement of Paediatrics, Undata General Hospital – Palu, INDONESIA, 94118
3
Departement of Biomedical Medicine, Tadulako University Medical School – Palu, INDONESIA, 94118
4
Departement of Tropical Diseases and Traumatology, Tadulako University Medical School – Palu,
INDONESIA, 94118
5
Departement of Parasitology, Tadulako University Medical School – Palu, INDONESIA, 94118
*Corespondent Author: arsid.ayu@gmail.com

ABSTRAK
Glomerulonefritis merupakan penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan proliferasi sel glomer-
ulus. Peradangan tersebut terutama disebabkan mekanisme imunologis yang menimbulkan ke-
lainan patologis glomerulus dengan mekanisme yang masih belum jelas. GNAPS dapat muncul
secara sporadik maupun epidemik terutama menyerang anak-anak atau dewasa muda pada usia
sekitar 2-15 tahun dengan puncak usia 6-7 tahun. Lebih sering pada laki-laki dari pada wanita
dengan rasio 1,7 -2 : 1. Laporan kasus berikut merupakan laporan kasus anak laki-laki umur 7
tahun mengalami bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak awal-
nya terjadi pada mata saja, timbul saat bangun tidur, dan menghilang saat siang hari. Lama
kelamaan bengkak menjadi menetap. Sejak 10 hari sebelum masuk Rumah Sakit anak menderita
demam, demam naik turun, demam turun dengan obat penurun demam, selama demam tidak ada
kejang, dan menggigil. Buang air besar normal, buang air kecil lancar dan berwarna gelap.
Pemeriksaan pada kepala menunjukkan adanya edema pada palbebra dan ada nyeri pada tungkai.
Pemeriksaan laboratorium urinalisis mikroskopik di dapatkan hasil eritrosit penuh, Urea
meningkat yaitu 52 mg/dl dan hasil ASTO positif. Anak cairan dextrose, injeksi furosemid, cato-
pril serta diet garam.

Kata Kunci : Glomerulonepritis, Furosemid, GNAPS.

ABSTRACT
Glomerulonephritis is a kidney disease with an inflammation and proliferation of glomerular
cells. Inflammation was primarily due to an immunological mechanism that raises glomerular
pathology by mechanisms that are still unclear. GNAPS may appear on sporadic and epidemic
primarily affects children or young adults around the age of 2-15 years with a peak age of 6-7
years. More often in men than women by a ratio of 1.7 -2: 1. The following case report is a report
on the case of a boy aged 7 years experience swelling throughout the body since 3 days before
entering the hospital. Swelling initially occurs in the eye, arises when he wake up, and disappear
during the day. Eventually the swelling to settle. Since the 10 days prior to hospitalization of
children suffering from fever, fever up and down, the fever down with the fever-lowering drugs,
as long as no seizures fever, and chills. Normal defecation, urination smooth and dark. Examina-
tion of the head showed edema in palbebra and there is pain in the legs. Microscopic urinalysis
laboratory examination results get full erythrocytes, Urea increase is 52 mg/dl and ASTO positive
results. Children's dextrose fluids, injectable furosemide, catopril and salt diet.

Keywords : Glomerulonephritis, Furosemide, GNAPS.

98 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


PENDAHULUAN

Glomerulonefritis adalah suatu termi- hipertensi dan hematuria pada anak dan hasil
nologi umum yang menggambarkan adanya tes ASTO yang positif.
inflamasi pada glomerulus, ditandai oleh
Pada hari pertama perawatan, diberi-
proliferasi sel–sel glomerulus akibat proses
kan cairan dextrose 5%8 tetes/menit. Diberi-
imunologi. Glomerulonefritis terbagi atas
kan cairan dextrose karena adanya retensi
akut dan kronis. Glomerulonefritis merupa-
natrium. Pengobatan dengan injeksi furo-
kan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
semid 2 x 10 mg dan captopril 2 x 6,25 mg.
tahap akhir dan tingginya angka morbiditas
Dilakukan monitoring tekanan darah, serta
pada anak maupun pada dewasa. Sebagian
tanda vital. Pada hari ketiga perawatan, kelu-
besar glomerulonefritis bersifat kronis
han edema pada palpebra sudah tidak ada.
dengan penyebab yang tidak jelas dan seba-
gian besar bersifat imunologis. Pada hari keempat pasien sudah tidak
ada keluhan, serta tekanan darah pasien juga
LAPORAN KASUS stabil, tidak mengalami peningkatan, se-
Pasien anak laki-laki umur 7 tahun hingga terapi tetap dilanjutkan.
mengalami bengkak seluruh tubuh sejak 3 Pada hari sakit ke-5 dilakukan
hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak pemeriksaan laboratorium ulang untuk
awalnya terjadi pada mata saja, timbul saat menilai keberhasilan terapi. Pada hasil lab
bangun tidur, dan menghilang saat siang berikutnya di dapatkan hasil pada pemerik-
hari. Lama kelamaan bengkak menjadi saan urinalisis yaitu, eritrosit 10-15 lp.b,
menetap. Sejak 10 hari sebelum masuk Ru- urea 46 mg/dl yang mengalami penurunan
mah Sakit anak menderita demam, demam kemudian pasien di pulangkan pada hari ke-
naik turun, demam turun dengan obat 6 dan di sarankan untuk melakukan kontrol
penurun demam, selama demam tidak ada rutin.
kejang, dan menggigil. Nafsu makan
menurun dan minum kurang dari biasanya, PEMBAHASAN
buang air besar normal, buang air kecil
lancar dan berwarna gelap. Tidak ada Salah satu manifestasi klinis Glomer-
perdarahan gusi maupun mimisan. Anak ulonefritis Akut Pasca Streptokokus
juga tidak menderita batuk dan pilek. Pasien (GNAPS), dimana terjadi suatu proses in-
pernah mengalami infeksi kulit 1 bulan sebe- flamasi pada tubulus dan glomerulus ginjal
lum timbul edema. Pada pemeriksaan fisis yang terjadi setelah adanya suatu infeksi
suhu: 37,8°C, denyut nadi: 96x/menit, streptokokus pada seseorang. GNAPS
respirasi: 24 x/menit dan tekanan darah : berkembang setelah strain streptokokus ter-
130/90 mmHg. Pemeriksaan pada kepala tentu yaitu streptokokus ß hemolitikus group
menunjukkan adanya edema pada palbebra, A tersering tipe 12 menginfeksi kulit atau
dan ada nyeri pada tungkai. saluran nafas. Terjadi periode laten berkisar
antara 1 – 2 minggu untuk infeksi saluran
Pemeriksaan laboratorium urinalisis nafas dan 1 – 3 minggu untuk infeksi kulit.
mikroskopik di dapatkan hasil eritrosit Mekanisme yang terjadi pada GNAPS ada-
penuh, Urea meningkat yaitu 52 mg/dl dan lah suatu proses kompleks imun dimana an-
hasil ASTO positif. Diagnosis anak ini tibodi dari tubuh akan bereaksi dengan anti-
mengarah ke Glomerulonefritis Akut Pasca gen yang beredar dalam darah dan komple-
Streptococcus di tandai dengan adanya men untuk membentuk suatu kompleks

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 99


imun. Kompleks imun yang beredar dalam Tabel 1. Klasifikasi dan Perbedaan
darah dalam jumlah yang banyak dan waktu beberapa etiologi glomerulonepritis
yang singkat melekat.1

Insiden sebenarnya dari GNAPS


tidak begitu jelas mengingat bentuk
asimtomatik banyak terdapat pada anak-
anak yang kontak dengan penderita GNAPS.
Penyakit ini menyerang semua umur tetapi
lebih sering pada umur 6-7 tahun, jarang
dibawah umur 3 tahun. Insiden sex tidak
jelas tetapi beberapa sarjana mendapakan
laki-laki : perempuan = 2:1.2

Infeksi kuman streptokokus beta


hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya
glomerulonefritis akut paska streptokokus
berkisar 10-15%. Mungkin faktor iklim, Adanya periode laten antara infeksi
keadaan gizi, keadaan umum dan faktor streptokokus dengan gambaran klinis keru-
alergi mempengaruhi terjadinya GNA sakan glomerulus menunjukkan bahwa
setelah infeksi dengan kuman Streptococ- proses imunologis memegang peranan pent-
cuss. Streptokokus adalah bakteri gram pos- ing dalam patogenesis glomerulonefritis.
itif berbentuk bulat yang secara khas mem- Mekanisme dasar terjadinya sindrom ne-
bentuk pasangan atau rantai selama masa fritik akut pasca infeksi streptokokus adalah
pertumbuhannya. Merupakan golongan bak- adanya suatu proses imunologis yang terjadi
teri yang heterogen. Lebih dari 90% infeksi antara antibodi spesifik dengan antigen
streptokkus pada manusia disebabkan oleh streptokokus. Proses ini terjadi di dinding
Streptococcus hemolisis β grup A. Kum- kapiler glomerulus dan mengakibatkan akti-
pulan ini diberi spesies nama pyogenes. S. vas sistem komplemen. Selanjutnya sistem
pyogenes β-hemolitik grup A mengeluarkan komplemen memproduksi aktivator komple-
dua hemolisin, yaitu: Streptolisin O dan S.1 men 5a (C5a) dan mediator-mediator in-
flamasi lainnya. Sitokin dan faktor pemicu
Diagnosis banding terdekat sindrom imunitas seluler lainnya akan menimbulkan
nefritik akut pasca infeksi streptokokus ada- respon inflamasi dengan manifestasi prolif-
lah penyebab lain dari sindrom nefritik akut erasi sel dan edema glomerular.4
yaitu penyakit-penyakit parenkim ginjal
Bentuk SNA yang paling banyak
baik primer maupun sekunder, seperti glo-
diketahui adalah glomerulonephritis pasca
merulonefritis akut non streptokokus, ne-
streptokokkus (GNAPS). Gejala klinik
fropati Ig A, sistemik lupus eritematosus,
GNAPS sangat bervariasi dari bentuk
purpura Henoch-Schoenlein, sindroma
asimtomatik sampai gejala – gejala tipik.
Good-Pasture, dan granulomatosis We-
Bentuk asimtomatik lebih banyak dari pada
gener. Pada Tabel 1 berikut diuraikan secara
GNAPS simtomatik. Lebih dari 50 % kasus
singkat gambaran histologis serta patogene-
GNAPS adalah asimtomatik. Bentuk
sis masing-masing diagnosa banding dari
simtomatik diketahui apabila terdapat ke-
SNA pasca infeksi streptokokus.3
lainan sedimen urin terutama hematuri

100 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


mikroskopis yang disertai riwayat kontak biasanya timbul dalam minggu per-
dengan penderita GNAPS simtomatik. 4 tama dan berlangsung beberapa hari
tetapi bisa pula berlangsung sampai
1. Merupakan gejala yang paling sering
beberapa minggu. Hematuria mikros-
dan umumnya paling pertama timbul
kopis bisa berlangsung lebih lama
dan menghilang pada akhir minggu
umumnya menghilang dalam waktu 6
pertama. Paling sering terjadi di muka
bulan. Kadang-kadang masih dijumpa
terutama daerah periorbital (pal-
hematuria mikroskopis dan pro-
pebra). Disusul oleh tungkai/ edema
teinuria walaupun secara klinis
pretibial, Itu sebabnya edema pada
GNAPS sudah sembuh. Bahkan
muka dan palpebral sangat menonjol
hamaturia mikroskopis bisa menetap
waktu bangun pagi oleh karena
lebih dari satu tahun sedangakan pro-
adanya jaringan longgar pada daerah
teinuria sudah menghilang. Keadaan
tersebut dan menghilang atau berku-
ini disebut hematuria persisten dan
rang setelah melakukan kegiatan fisik.
merupakan indikasi untuk dilakukan
Hal ini terjadi karena faktor gravitasi.
biopsy ginjal mengingat kemung-
Jika terjadi retensi cairan yang hebat
kinan adanya glomerulonephritis
bisa timbul asites faktor yaitu gravi-
kronik. Kerusakan pada kapiler gro-
tasi dan tahanan jaringan lokal. Ben-
melurus mengakibatkan hematu-
dungan sirkulasi secara klinis bisa
ria/kencing berwarna merah daging
nyata dengan takipne dan dispneu.
dan albuminuria. Urine mungkin tam-
Edema yang terjadi berhubungan
pak kemerah-merahan atau seperti
dengan penurunan laju filtrasi glomer-
kopi.
ulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan
3. Hipertensi merupakan gejala yang
ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen
penting yang terdapat pada 60-70 %
mungkin berkurang, sehingga terjadi
kasus GNAPS. Umumnya hipertensi
edema dan azotemia. Peningkatan al-
yang terjadi tidak berat. Timbul teru-
dosteron dapat juga berperan pada re-
tama dalam minggu pertama dan
tensi air dan natrium. Dipagi hari ser-
umumnya menghilang bersamaan
ing terjadi edema pada wajah, mes-
dengan menghilangnya gejala klinik
kipun edema paling nyata dibagian
yang lain. Bila terdapat kerusakan
anggota bawah tubuh ketika men-
jaringan ginjal, maka tekanan darah
jelang siang. Derajat edema biasanya
akan tetap tinggi selama beberapa
tergantung pada berat peradangan
minggu dan menjadi permanen bila
glomeurulus, apakah disertai dengan
keadaan penyakitnya menjadi kronis.
payah jantung kongestif, dan seberapa
Hipertensi ringan tidak perlu diobati
cepat dilakukan pembatasan garam.
sebab dengan istirahat yang cukup
2. Hematuria makroskopis (gross hema-
dan diet yang teratur, tekanan darah
turia) terdapat pada 30-70 % kasus
akan normal kembali. Adakalanya
GNAPS sedangkan hematuria
hipertensi berat menyebabkan hyper-
mikroskopis dijumpai hampir pada
tensive encephalopathy yaitu
semua kasus. Urin tampak coklat
hipertensi yang disertai gejala serebral
kemerah – merahan atau seperti the
seperti sakit kepala, muntah-muntah,
tua, air cucian daging atau seperti
kesadaran yang menurun dan kejang –
coca – cola. Hematuria makroskopis
kejang. Insedens hypertensive en-
cephalopathy ini dilaporkan 5-10%

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 101


dari penderita yang dirawat dengan urinalisis mikroskopik di dapatkan hasil
GNAPS. Sampai sekarang terjadinya eritrosit penuh, Urea meningkat yaitu 52
hipertensi belum jelas. Diduga akibat mg/dl dan hasil ASTO positif. Pasien datang
ekspansi volume cairan ekstrasel dengan keluhan bengkak pada wajah.
(ECF) atau akibat vasospasme masih Bengkak atau edema adalah penimbunan
belum diketahui dengan jelas. cairan yang berlebihan di antara sel-sel
4. Tidak sering di jumpai terdapat pada tubuh atau dalam berbagai rongga tubuh
5-10 % kasus GNAPS dengan yang disebabkan oleh perpindahan cairan
produksi urin kurang dari 350 ml/hari. ekstrasel ke kompartemen cairan intersti-
Oliguri tejadi bila fungsi ginjal tial.2
menurun atau timbul kegagalan ginjal
akut seperti ketiga gejala sebelumnya. Edema berdasarkan lokasi dibagi
Oliguri umumnya timbul dalam menjadi edema terlokalisir dan generalisata.
minggu pertama dan menghilang ber- Pada edema terlokalisir, disebut efusi bila
samaan dengan timbulnya diuresis terdapat cairan pada sebuah rongga, asites
pada akhir minggu pertama. Oliguria bila cairan terdapat pada rongga perito-
bisa pula menjadi anuri karena neum.1
penurunan laju filtrasi glomerulus,
menunjukkan adanya kerusakan Empat mekanisme dasar yang terjadi pada
glomerulus yang berat dan prognosis edema :
yang jelek. 5
1. Peningkatan tekanan hidrostatik (mis.
Diagnosis glumerulonephritis pada gagal jantung kongestif)
kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, 2. Peningkatan permeabilitas pembuluh
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun- darah (mis. radang akut)
jang. Keluhan utama adalah Anak men- 3. Penurunan tekanan osmotik (mis.
galami bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari hipoalbuminemia)
sebelum masuk rumah sakit. Bengkak awal- 4. Obstruksi limfatik (mis. mastektomi
nya terjadi pada mata saja, timbul saat dengan pengangkatan kelenjar getah
bening)
bangun tidur, dan menghilang saat siang
hari. Lama kelamaan bengkak menjadi Pada riwayat penyakit sekarang
menetap. Sejak 10 hari sebelum masuk Ru- didapatkan pasien mengalami infeksi pada
mah Sakit anak menderita panas, panas tidak kulit 1 bulan sebelum timbulnya edema. Hal
naik, panas turun dengan obat penurun tersebut dapat menunjukkan suatu infeksi
panas, siang dan malam sama, selama panas streptokokus sebelumnya. Keluhan yang
tidak ada kejang, dan menggigil. Nafsu pertama timbul pada pasien adalah edema
makan menurun dan minum kurang dari bi- pada area periorbital. Muncul tiba-tiba, bi-
asanya, buang air besar normal, buang air asanya pada pagi hari saat bangun tidur.
kecil sedikit dan berwarna gelap. Tidak ada Menunjukkan sudah adanya manifestasi
perdarahan gusi maupun mimisan. Anak edema akibat ekstravasasi cairan ke ekstra
juga ada menderita batuk dan pilek. Pada sel. Keluhan selanjutnya adalah adanya
pemeriksaan fisis suhu: 37,8°C, denyut nadi: BAK yang berwarna keruh kemerahan.
96x/menit, dan respirasi: 24 x/menit.
Pemeriksaan pada kepala menunjukkan
adanya edema pada palbebra. Dan ada nyeri
pada tungkai. Pemeriksaan laboratorium

102 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


Patofisiologi terjadinya beberapa keluhan terhadap antigen DNase B yang meningkat
pada pasien adalah : pada 90-95% kasus. Sebaiknya serum diuji
terhadap lebih dari satu antigen streptoko-
kus. Bila semua uji serologis dilakukan,
lebih dari 90% kasus menunjukkan adanya
infeksi streptokokus. Titer ASTO meningkat
pada hanya 50% kasus, tetapi antihialuroni-
dase atau antibodi yang lain terhadap antigen
streptokokus biasanya positif. Pada awal
penyakit titer antibodi streptokokus belum
meningkat, hingga sebaiknya uji titer dil-
akukan secara seri.2

Pada pasien ini, gejala yang sangat


mencolok adalah adanya hipertensi yang
Penegakkan diagnosis Glomerulon- mencapai 130/90 mmHg. Pada awalnya dit-
efritis ditegakkan berdasarkan adanya ri- erapi dengan obat antihipertensi captopril
wayat infeksi Streptokokus β hemolitikus dengan dosis 2 x 12,5 mg, dan untuk mengu-
grup A sebelumnya yang dikonfirmasi rangi edema yang terjadi diberikan furo-
dengan kultur positif. Namun pada pasien ini semid dengan dosis 2 x 10 mg.
tidak dilakukan pengambilan kultur.6
Glomerulonetritis akut adalah suatu
Adanya infeksi streptokokus harus reaksi imunologis pada ginjal terhadap bak-
dicari dengan melakukan biakan tenggorok teri atau virus tertentu. Yang bersifat akut
dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila spesifik, sembuh sendiri. Timbul akibat su-
telah diberi antimikroba. Beberapa uji serol- sulan dari infeksi faring atau kulit oleh strain
ogis terhadap antigen streptokokus dapat nefritogenik streptococcus haemoliticus
dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, grup A. Glomerulonefritis Akut adalah kum-
antara lain antistreptolisin, ASTO, antihialu- pulan manifestasi klinis akibat perubahan
ronidase, dan anti Dnase B. Skrining an- struktur dan faal dari peradangan akut
tistreptolisin cukup bermanfaat oleh karena glomerulus. Sindrom ini ditandai dengan
mampu mengukur antibodi terhadap be- timbulnya oedem yang timbul mendadak,
berapa antigen streptokokus. Titer anti strep- hipertensi, hematuri, oliguri, LFG menurun,
tolisin O mungkin meningkat pada 75-80% insuffisiensi ginjal. Prognosis GNA pada
pasien dengan GNAPS dengan faringitis, anak sembuh dengan sempurna.6
meskipun beberapa starin streptokokus tidak
memproduksi streptolisin O. Peningkatan ti- REFERENSI
ter antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO)
terjadi 10-14 hari setelah infeksi streptoko- 1. Noer MS. Glomerulonefritis. Dalam:
kus. Kenaikan titer ASTO terdapat pada 75- Alatas H, Tambunan T, Trihono PP,
80% pasien yang tidak mendapat antibiotik. Pardede SO. Buku ajar nefrologi
Titer ASTO pasca infeksi streptokokus pada anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pen-
kulit jarang meningkat dan hanya terjadi erbit FKUI, 2002. h. 345-53.
pada 50% kasus. Antihialuronidase (Ahase) 2. Lumbanbatu SM. Glomerulonefritis
dan anti deoksiribonuklease B (DNase B) Akut Pasca Streptokokus pada Anak.
umumnya meningkat. Pengukuran titer anti- Sari Pediatri 2003; 3:58-63.
bodi yang terbaik pada keadaan ini adalah

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 103


3. Bhimmma R.Acute Poststreptococcal http://www.fkumyecase.net/wiki/in-
Glomerulonephritis. Cited in: dex.php?page=Penegakan+Diagno-
URL:http://emedicine.med- sis+Glomerulone-
scape.om/article/980685-overview. fritis+Akut+pada+Pasien+Anak (di-
4. Konsensus IDAI Glomerulonefritis akses pada 30 Juli 2012)
Akut Pasca Streptokokus. 2012. Ja- 6. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
karta. Fakultas Kedokteran Universitas Ha-
5. Maria, Marella. Penegakan Diag- sanuddin: Standar Pelayanan Medik
nosos Glomerulonefritis Akut pada Anak. Makassar. 2009
Anak, [online],

104 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)

Anda mungkin juga menyukai