Anda di halaman 1dari 17

[PANDUAN] Cara Menyimpan MPASI : Membekukan,

Mencairkan, Memanaskan
By Amanda Pingkan Wulandari Pratama on Monday, May 9, 2011 at 1:41pm

Untuk menghemat waktu & tenaga dalam penyimpanan makanan bayi, terutama working mom,
kita bisa memasak dalam jumlah agak banyak.
Cara Penyimpanannya
setelah dimasak, dinginkan makanan lalu tuang ke dalam blok es (cetakan es batu) lalu bekukan
* sekarang sudah ada baby cubes * :)
1. Setelah beku, keluarkan dari cetakan, lalu masukkan 2-3 potong (sesuaikan untuk 1
porsi) ke dalam kantong plastik ukuran kecil. Apabila akan disajikan, keluarkan sejumlah
sesuai kebutuhan.
2. Jangan pernah menyimpan sisa makanan dari piring bayi (misalnya sisa makan siang
disimpan lalu diberikan lagi malamnya. Selalu ambil porsi sedikit saja sesuai kebutuhan
perut bayi kita. Bekas air liur bayi akan menempel di sendok (lalu piring) dapat menjadi
asal tumbuh kembangnya bakteri. Agar tidak mubazir, ambil makanan dalam porsi
sedikit.
3. Jika memerlukan tambahan, ambil makanan dari wadahnya menggunakan sendok yang
bersih.
4. Jangan pernah meninggalkan makanan yang belum ataupun sudah dimasak di atas
meja dengan suhu ruangan lebih dari satu jam
5. Tempelkan label yang bertuliskan keterangan isi dan tanggal pada kemasan sebelum
memasukkannya dalam pembeku.
6. Atur kemasan sedemikian rupa agar yg berada di deretan terdepan/ atas adalah
kemasan makanan yg paling lama.
7. Makanan beku harus berada pada temperatur 0 derajat atau kurang dari 0 derajat.
8. Makanan di dalam freezer memiliki waktu penyimpanan yg bervariasi, dari 1 sampai 3
bulan; namun sebaiknya makanan bayi yg sudah dibekukan digunakan dlm waktu
maksimal 1 bulan.
9. Makanan beku yg sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali tanpa dimasak terlebih
dahulu.
10. Makanan yg sudah disiapkan dan dimasak harus disimpan di lemari es maksimal 48 jam,
setelah itu harus langsung dimakan atau dibekukan atau dibuang.
11. JANGAN PERNAH MEMBEKUKAN MAKANAN DALAM WADAH KACA.

12. Panduan bahan makanan yang bisa dibekukan dapat dilihat


dihttp://www.wholesomebabyfood.com/baby-food-freezing-chart.htm#nogo
Botol bekas makanan bayi tidak dibuat untuk dibekukan di lemari es.
Wadah yg tidak secara khusus dibuat untuk pembekuan kemungkinan akan retak dan
meninggalkan serpihan2 yg teramat sangat kecil, selain itu juga ada kemungkinan botol tersebut
bisa pecah secara tiba-tiba. Walaupun banyak orang tetap menggunakan botol bekas tersebut,
kami tidak menyarankan penggunaannya dengan alasan apapun! Lagipula, anda kan membuat
sendiri makanan bayi karena anda ingin bayi anda dengan alasan dan agar dia mendapatkan
nutrisi terbaik, lalu mengapa anda mengambil resiko dengan membekukan makanan di dalam
botol tersebut? Di pasaran banyak terdapat botol kaca yg memang dibuat untuk disimpan
di freezer dan wadah-wadah tersebut sama sekali tidak berbahaya.
Cara Mencairkan dan Memanaskan Makanan
1. Untuk mencairkan makanan secara perlahan, tempatkan (porsi) makanan yg akan
dikonsumsi anak Anda hari itu dalam kulkas (bukan bagian pembeku). Makanan akan
mencair dalam beberapa jam.
2. Untuk mencairkan makanan secara cepat, gunakan steamer atau pemanas elektrik atau
letakkan makanan beku dalam pinggan tahan panas, rendam pinggan dalam wadah
berisi air panas atau dalam panci lalu panaskan dengan api kecil.
3. Apabila harus menghatkan makanan menggunakan microwave, perhatikan bahwa
panasnya merata sehingga terhindar dari hot pockets (panas di bagian tempat saja).
Caranya, panaskan makanan lalu aduk-aduk rata, panaskan lagi sebentar. Sebelumnya
tes jika anda menggunakan microwave untuk mencairkan atau memanaskan makanan,
pastikan anda mengaduk rata makanan untuk menghindarihot pockets (bagian tertentu
panas sementara bagian lain tidak panas).
4. Apapun metode memanaskan dan mencairkan makanan yg anda gunakan, aduklah
makanan dengan rata dan cicipi menggunakan jari anda agar memastikan makanan
tersebut tidak terlalu panas untuk anak anda. Sebelum menghidangkan makanan,
teteskan sedikit makanan pada jari anda utk memastikan makanan tidak terlalu panas
sehingga membakar lidah dan mulut anak.
Untuk penyimpanan stok makanan harian, pisahkan per porsi di wadah tertutup rapat dan
simpan di kulkas bawah, hangatkan ketika akan dimakan.
Cara Menghindari Bahaya Tersedak Makanan
Kenali makanan yg bisa mengakibatkan anak anda tersedak, biasanya makanan keras, halus,
licin, kenyal dan bulat penuh. Mis: anggur, permen, kacang goreng, buah beri, buah ceri,
popcorn, sosis, potongan daging (mis sate), buah berbiji, buah atau sayuran mentah dan juga
selai kacang. Perkenalkan jenis-jenis makanan tersebut sesuai usia yg direkomendasikan. Selalu
awasi anak saat makan, untuk menghindari bahaya tersedak saat makan. Jangan makan dan

memberikan makanan didalam mobil atau kendaraan yg sedang bergerak. Potong makanan
sesuai ukuran dan kemampuan anak. Jika anak sudah memiliki beberapa buah gigi, pastikan
makanan yg diberikan lunak dan mudah dikunyah.

[PANDUAN] Panduan MP-ASI WHO


By Mia Ilmiawaty Saadah on Wednesday, August 15, 2012 at 12:20pm

MP-ASI yang baik adalah mp asi yang kaya energi, protein, mikronutrien yang meliputi zat besi,
zinc, kalsium, yodium, vitamin A, vitamin C dll, mudah dimakan anak, disukai anak, berasal dari
bahan makanan lokal dan utama di tempat kita tinggal, terjangkau, dan mudah disiapkan.
Banyaknya kasus kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A;
telah mendorong WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa prinsip
penting di tahun 2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal
dengan prinsip AFATVAH :

Age :
Usia pemberian mp-asi
MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan atau 180 hari berdasarkan kesiapan pencernaan
bayi. Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan akan memperbesar resiko alergi, diare
dan penurunan produksi ASI. Pemberian mp-asi telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak
mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang
terlambat.

Frequency :
frekuensi pemberian makan, berapa kali bayi diberi makan dalam sehari.
Di awal mp-asi diberikan 1-2 kali selama 2 minggu pertama;
seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan utama (bubur saring) sehari ditambah 1-2 x
makanan selingan (buah);
usia 9-12 bulan 3 x makan utama dan 2x makanan selingan (buah, dll)

Amount :
banyaknya pemberian makanan atau jumlah takaran porsi untuk setiap kali makan.
Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa bertahap hingga mencapai 125 ml di usia 9m
per porsi makan;
usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.

Texture :
tekstur makanan, berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi puree/bubur halus
(lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari tekstur makanan yang tidak langsung
tumpah mengucur ketika sendok dimiringkan, tapi jatuh perlahan. Kekentalan berbanding lurus
dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi.

Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa bubur
saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah dijumput
oleh anak.
Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.

Variety :
variasi keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian mp-asi (sejak awal 6m) terdiri
dari aneka sumber karbohidrat, protein nabati (jamur, kacang-kacangan & olahannya), protein
hewani (daging sapi/ayam/telur/ikan tawar/ikan laut/ati sapi/ati ayam, dll), sumber serat dan
vitamin dari aneka sayuran dan buah, serta sumber lemak tambahan
(minyak/mentega/margarin/santan). Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan
antara masukan dan kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua
unsur gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan
zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya,
sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

Untuk perkenalan awal mp-asi, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan
bubur/puree tunggal/makanan lumat (dari satu jenis bahan tidak dicampur; beras saja, wortel
saja, pisang saja , dll) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa pengenalan ini digunakan
untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah.
Khusus untuk protein hewani jika dirasa sulit dikenalkan secara tunggal, bisa dicampur dengan
sumber karbohidrat yang sudah lolos pengenalan tunggal. Pengenalan lemak tambahan sudah
bisa dilakukan di 2 minggu perkenalan bahan tunggal. Penyajian menu tunggal boleh dicampur
dengan lemak tambahan.

Paling telat minggu ketiga sudah harus diberikan bubur saring lenglap yang terdiri dari
karbohidrat + protein hewani + protein nabati + sayuran + lemak tambahan dengan frekuensi
makan 2-3 kali sehari dan mulai dikenalkan 1 kali makanan selingan (buah).
Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk
mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi
makanan (disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur).
Selalu sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang)
dalam menu harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :
* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi fungsi
zat pembentuk)
** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi
fungsi zat tenaga)
*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi fungsi zat
pengatur)
**** Sumber vitamin A dan serat dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)

Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan yang dapat menambah nilai
kalori makanan, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, menambah gurih rasa makanan
dan dapat membantu melancarkan pencernaan.
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap
makanan tertentu, ada baiknya melakukan tunggu 2-3 hari saat mengenalkan makanan baru
pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi
dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak
mendapatkan variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.
Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buahbuahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.

Active/responsive :
saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata, kata-kata positif yang
menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang anak aktif makan
sendiri.

Hygiene :
menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan bebas patogen dan
kuman, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan
dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan dengan memakai sabun.

Referensi:
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597494_eng.pdf

http://kultwit.aimi-asi.org/2012/05/wmpasi

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CD0QFjAD&url=http%3A%2F
%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F125830-S-5822-Hubungan%2520pengetahuanLiteratur.pdf&ei=-bJ7Uv65AoKqrAez74HIAQ&usg=AFQjCNEY6KulvkBUC4M8DSnMfwNo2mMfg&bvm=bv.56146854,d.bmk

Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang.


Modul Kelas Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), AIMI.
UNICEF, Booklet Pesan Utama Pemberian Makanan Bayi dan Balita, Paket Konseling, AIMI 2012
UNICEF, Materi Peserta, Modul Pemberian Makan Bayi dan Balita dan Pendamping ASI, AIMI
2012

[TIPS] Metode Freezing Baby Food: Gampang :)


By Mia Ilmiawaty Saadah on Wednesday, July 13, 2011 at 12:37pm

sumber:

http://mpasirumahan.blogspot.com/2011/01/metode-freezing-baby-food-gampang.html

Tulisan ini adalah hasil pengalaman Citra Dyah Prastuti, penulis buku Cheers UK yang juga
member 'tuek' milis MPASI Rumahan. Citra membuat saya kagum karena pada saat itu dialah
yang paling rajin share soal bagaimana mempraktekan manajemen makanan bayi dengan
metode Frozen alias dibekukan. Semoga artikel ini berguna untuk para orang tua yang juga ingin
menggunakan metode Frozen Homemade Baby Food yah!
Kombinasi antara orangtua bekerja dan punya balita itu seringkali bikin pusing keliling. Apalagi
begitu tiba di soal makanan. Setelah melewati masa-masa perjuangan ASI, maka akan segera
tiba etape berikutnya: MPASI. Ketika sampai di tahap ini, maka orangtua sebaiknya menetapkan
aliran mana yang mau diikuti. Misalnya, apakah mau pakai garam/gula atau tidak, apakah mau
memberikan makanan instan atau tidak.

Bagi yang memilih untuk tidak memberikan makanan instan dengan alasan apa pun, maka etape
perjuangan berikutnya menanti. Bagaimana cara memberikan makanan segar alias rumahan ini
kepada balita? Kalau diberkahi status sebagai stay-at-home-mom, aman. Bagaimana kalau ortu
bekerja?

Menyerah? Jangan dong!

Niat Dulu...!
Segala sesuatu kalau dimulai dengan niat baik, mudah-mudahan sih bawa berkah. Begitu juga
kalau sudah berniat memberikan MPASI rumahan buat anak, ya sudah, bulatkan tekad. Jangan
menyerah sama bubur bayi instan yang pastinya gampang banget karena tinggal aduk pakai air
panas. Atau tergiur dengan botol-botol kaca kecil berisi makanan bayi tinggal suap.

Penting juga memastikan kalau ini adalah keputusan bersama: ibu dan ayah. Kalau emaknya
doang yang kepingin begini, wah bisa keok di tengah jalan tuh. Semangat bisa redup kalau
nggak ada partner yang segendang sepenarian. Jangan lupa, makanan instan itu selalu lebih
gampang, mudah, cepat, nggak repot dan berbagai keistimewaan lainnya. Godaan itu bisa
meruntuhkan daya juang memberikan MPASI rumahan, lho.

Ada seribu jalan ke Roma. Kalau Romanya sudah ditetapkan yaitu mau memberikan MPASI
segar dan rumahan, maka kita pastikan lah ada seribu jalan itu.

Kenapa Pilih Frozen Food?


Saya pilih frozen food buat anak saya, Mantra Senja, karena dua alasan.

Pertama, karena frozen food yang dibuat sendiri itu yakin dibuat dari makanan asli. Bukan
instan, bukan bahan kimia, bukan bahan pengawet, tapi betul-betul barang asli. Mestinya lebih
baik dong. Kalau ada yang berargumen kualitas makanan bakal lebih rendah karena dibekukan,
argumen itu bisa ditangkal kok. Daripada memasukkan bahan pengawet dan kimia ke tubuh
balita yang masih super duper ringkih, saya pilih frozen food.

Kedua, di frozen food ada sentuhan ortu. Kenapa begitu? Sebab saya memastikan kalaufrozen
fooduntuk Senja itu hasil olahan saya dan Hilman, suami saya. Setiap hari ada pengasuhnya
Senja, tapi urusan makanan, biar kami saja yang siapkan. Mungkin deep down inside ini juga
bentuk kompensasi rasa bersalah karena meninggalkan anak untuk bekerja ya. Paling enggak,
dengan menyiapkan frozen food itu sendiri, saya jadi tahu persis apa yang masuk ke perut
Senja.

Asik dan Seru!


Saya bukan jago masak, meski punya koleksi buku resep yang lumayan banyak, haha. Yang
jelas, saya menikmati semua proses menyiapkan frozen food ini.

Kami penganut aliran tidak pakai gula-garam untuk makanan Senja selama MPASI ini. Ini tentu
memudahkan saya dalam menyiapkan makanan. Nggak bakal ada makanan yang nggak enak,

karena semua adalah rasa asli si makanan itu. Jadi saya nggak akan dihantui rasa ketakutan ini
makanan keasinan atau enggak ya? dan sejenisnya, karena toh ini nggak pakai bumbu apa pun,
hehe. Dijamin berasa jago masak deh!

Keputusan untuk menempuh jalur frozen food ini juga berdampak positif bagi keakraban saya
dan suami, sungguh! Malam-malam setelah Senja tidur, kami masih melek untuk mengukus,
memblender, memasukkan ke dalam tempat ice cubes tray, lalu memasukkan ke freezer semua
makanan yang disiapkan untuk Senja. Untuk itu kami membagi tugas. Seperti kata
Hilman,Kamu yang bikin menunya, aku eksekutor saja. Untuk itu Hilman nggak keberatan kalau
pulang kantor diorder mampir dulu ke supermarket atau pasar untuk beli ini itu. Dia juga senang
kalau diminta memblender dan menyiapkan segala pritilan. Termasuk mencuci barang-barang
yang dipakai untuk menyiapkan makanan (oh manisku, terima kasih tak terkira ya!).

Yang paling penting adalah, saya berasa eksis karena menyiapkan sendiri makanan Senja.
Setiap kali ditanya siapa yang menyiapkan makanan Senja, maka saya bisa menepuk dada dan
bilang dengan bangga,Saya dong! Menyiapkan segala sesuatu buat Senja dengan tangan saya
sendiri membawa kepuasan luar biasa besar.

Repot? Ah ya jangan itunya yang dibayangin! Kalau nggak mau repot, ya jangan punya bayi
*belagu*

Peralatan Tempur
Sahabat setia saya dalam perjuangan MPASI Rumahan adalah milis paling ngehits buat emakemak paling kewl sejagad raya: MPASI Rumahan. Untuk itu marilah kita nobatkan piala
kehormatan untuk Mak Depe yang sudah memulai milis keren ini *smooch!*

Informasi lain saya dapatkan dari sini. Tentu saja nggak semua peralatan di sana familiar buat
dapur-dapur kita. Jangan menyerah. Bukankah hidup itu selalu penuh improvisasi?

Ini adalah daftar peralatan tempur saya dalam menyiapkan MPASI Rumahan:

Magic jar

Fungsi: mengukus buah dan sayur sebelum diblender. Kalau tidak pakai magic jar ya bisa saja,
apa pun lah, asal untuk mengukus. Magic jar bisa juga menggantikan fungsi panci untuk
mengetim kubus-kubus beku ini.

Blender & grinder (itu lho, temannya blender yang ukurannya kecil, biasanya untuk
menggiling bumbu dapur)
Fungsi: menghaluskan bahan makanan, tingkat kehalusan/kekasaran tinggal diatur sendiri
(manual). Jangan lupa sesuaikan juga dengan usia bayi.

Ice cubes trays + cling wrap


Fungsi: menampung hasil blenderan makanan. Satu cube kira-kira 1 oz. Sekarang banyak
juga ice cubes tray yang berikut tutup. Kalau sudah pakai itu ya tidak perlu pakai cling wrapuntuk
menutup bagian atas ice cubes tray itu. Pas jaman Senja MPASI dulu, ice cubes tray yang pakai
tutup harus beli di Singapura. Widih, males dong. Jejak karbon itu barang bakal terlalu besar dan
mahal hihihi. Lalu, berapa banyak ice cubes tray yang dibutuhkan? Tergantung usia bayi (jumlah
porsi makin besar kalau bayi makin besar toh?) dan tergantung mau serepot apa (kalau
punya trays banyak, maka bisa satu ronde untuk bikin kubus-kubus makanan itu dalam sekaligus
banyak).

Wadah plastik bertutup rapat atau kantong ziplock


Fungsi: meletakkan kubus-kubus makanan yang sudah beku, sehingga ice cubes tray bisa
diberdayakan lagi. Bertutup rapat tuh maksudnya ya begitu, hehe. Misalnya, yang kalau tutupnya
dikencengin bunyi ceklek-ceklek gitu lho. Oya, pilih lah wadah plastik yang food grade (biasanya
ditandai dengan gambar sendok garpu di bagian bawah wadah) danfreezer safe (ada
keterangannya juga di bagian bawah wadah). Kalau nggak pakai wadah plastik itu, bisa juga
pakai ziplock. Keunggulan ziplock, bentuknya lebih fleksibel kalau isifreezer penuh.

Panci
Fungsi: mengetim kubus-kubus makanan itu. Bisa juga pakai magic jar yang lebih praktis.

Wadah ASI
Fungsi: menampung ASI secukupnya untuk campuran MPASI. Ini tentunya untuk MPASI tahap
awal yang harus dicampur susu. Karena saya pakai ASI, jadi saya pakai botol kaca wadah ASI
dalam jumlah sedikit, karena kan hanya untuk campuran. Kira-kira saya isi hanya 20-an ml.
Kalau pakai susu formula, ya mudah, tinggal buat susunya dalam porsi kecil.

Wadah-wadah, Bersatulah!
Ketika menu makanan Senja masih yang dasar-dasar saja (usia 6 bulan), maka puree yang
disiapkan juga makanan dasar. Ibarat baju, maka puree ini adalah blazer hitam, kemeja putih,

celana kain warna gelap dan sepatu pantofel hitam. Jadi di freezer saya ada puree beras merah,
beras putih, kentang, brokoli, wortel, jagung manis, dll.

Satu porsi makan, misalnya, 4 kotak beras merah + 2 kotak wortel. Lagi-lagi, ini mesti
disesuaikan dengan usia bayi. Kalau makanannya sudah advanced, maka porsinya juga
bertambah. Biasanya saya pakai wadah plastik ukuran 180ml, untuk seporsi makanan. Itu diisi
sampai penuh, tuh.

Karena kebutuhan frozen food ini, saya punya sedikitnya 15 wadah plastik aneka ukuran untuk
menampung makanannya Senja. Rasanya senang hati ini begitu buka freezer yang penuh
dengan wadah aneka bentuk berisi makanan, minuman dan cemilan Senja!

Agenda Kerja
Sesuai pengalaman saya dan Hilman menyiapkan frozen food untuk Senja, langkah-langkahnya
begini:

Siapkan menu. Biasanya saya bikin menu seminggu, atau malah sekalian untuk
sebulan. Dengan begitu, saya bisa bikin variasi menu yang asik buat Senja. Bakal terlihat juga
komposisi buah-sayur-karbohidrat-protein yang saya perkenalkan ke Senja: cukup variatif atau
itu-itu saja.

Kukus-blender-wadahi. Pekerjaan ini bisa disambi nonton TV nih. Biasanya dikerjakan


di malam hari, setelah Senja tidur supaya nggak ribet. Nggak kebayang dong kalau di pagi hari
mesti terbirit-birit ngeblender anu itu, mandiin dan main sebentar sama Senja, sementara jam
berbunyi tik-tok-tik-tok karena mesti segera berangkat (well, been there hihihi). Di dalam magic
jar, bisa sekaligus beberapa jenis makanan dimasukkan ke sana. Lalu diblender deh. Kalau ada
makanan yang porsinya tidak terlalu banyak, maka grinder bisa diberdayakan di saat yang sama.
Setelah semua bahan makanan halus, tinggal masukkan ke dalam ice cubes tray lalu diatasnya
dilapis cling wrap. Kalau makanannya sudah tingkat advancemaka agenda kukus diganti
menjadi masak.

Buat catatan. Catatan ini diperlukan untuk mengetahui umur dari masing-masing bahan
makanan yang sudah dibekukan. Prinsip first-in-first-out seperti di ASI beku, juga diterapkan di
sini. Catatan ini biasanya saya tempel di pintu freezer, supaya gampang terpantau. Kalau
makanan yang dibekukan sudah satu menu siap santap, saya kasih label judul menu di
wadahnya.

Sajikan. Here comes the multi-tasking scene, hoho. Semalam sebelumnya, biasanya
saya menurunkan ASI dari freezer, ke kulkas bagian bawah. Sehingga dekat waktu makan
Senja, ASI sudah cair, tinggal dihangatkan sedikit. ASI ditaruh di warmer, sementara kubus-

kubus makanan itu ditaruh di magic jar untuk dicairkan. Aman tuh, bebas dari kompor-korek-gas
yang rawan bahaya. ASI hangat, kubus mencair, tinggal campur dan sajikan deh.
Contoh Resep
Bahan makanan apa saja yang bisa dibekukan? Mari coba longok laman ini untuk panduan awal.
Salah satu resep karbohidrat yang dibekukan untuk Senja adalah puree kentang. Cara membuat
puree kentang ini tentunya mudah. Kalau nggak mudah, rasanya nggak bakal saya kerjakan J

Caranya begini. Kentang dikukus, lantas ditumbuk sampai halus. Baunya nyam-nyam banget.
Kalau bayinya sudah bisa mencicip keju, boleh juga tuh dicampur sekaligus. Hmmm makin lezat
pastinya. Apalagi kalau ditambah brokoli. Wuih, pasti uendang pisan!

Setelah halus, dimasukkan ke dalam ice cubes tray, ditutup pakai tutup plastik cling wrap(bukan
yang kertas timah lho ya), lantas masukkan ke freezer. Paginya, pasti sudah beku dong.
Pindahkan kubus-kubus itu ke wadah plastik atau ziplock, supaya ice cubes tray itu bisa
digunakan lagi.

Setiap makanan punya ciri khas sendiri begitu dibekukan. Ada yang baiknya oke-oke saja kalau
masuk freezer, tapi ada yang agak berubah bentuk (tapi tak menurun kualitasnya) setelah
dibekukan. Panduannya bisa dilihat di sini.

Porsi makanan disesuaikan dengan usia bayi. Waktu Senja usia 7 bulan, seporsi makan dia kirakira 4 kubus puree kentang beku. 1 kubus konon setara dengan 1 oz (saya nggak tahu apa
padanan ukurannya di Indonesia). Kalau sudah dicampur dengan ASI (dan/atau air) maka jadi
semangkok bubur bayi tuh, banyak!

Aneka Menu Frozen Food


Kalau di freezer sudah tersedia aneka rupa kubus-kubus beku sayur-buah-protein-karbohidrat,
tinggal mix-and-match menu deh kayak baju! Misalnya, pagi makan puree buah, siang
menyantap puree kentang dan brokoli, sementara sore menikmati bubur-beras-merah-beku
dicampur dengan puree sayur. 4 sehat 5 sempurna tercapai!

Nah, kalau bayinya sudah lebih besar, maka makanan beku juga bisa lebih advanced. Saya
pernah memberikan makanan yang terbuat dari bubur beras putih + tumis ayam dan brokoli
(ditumis dengan unsalted butter), lantas dibekukan. Besoknya, Senja menyantap makanan itu
dengan gembira dwongs!

Menu makanan Senja makin seru di usia 8 bulan. Misalnya, bubur temciswormatging. Wooohoo,
apa tuh? Isinya adalah beras merah-putih, tempe, buncis, wortel, tomat, daging. Atau bubur dari
beras merah dan putih, dicampur tahu, buncis, wortel, brokoli, tomat, labu siam, fillet dada ayam.
Yummieh! Bisa juga, bubur kentang, brokoli, daging sapi giling, jagung manis dan nantinya
dihidangkan dengan keju parut. Wuiiih, ini udah mengalahkan chef mana pun!

Patokan utama saya dalam mengkreasikan makanan Senja adalah berwarna. Semakin
berwarna, mudah-mudahan semakin komplit gizinya. Karena itu, selalu ada sayur hijau dan
kuning dan merah dalam bubur yang saya siapkan untuk Senja. Selain itu, saya juga sengaja
mencampurkan beras merah dan putih, supaya gizinya lebih pwol. Juga lebih nasionalis *halah*

Bisa juga menyiapkan kubus-kubus beku aneka kaldu. Praktis tuh. Karena kaldu beku itu kan
bisa dicemplungin ke aneka makanan, dan ready to use. Bikin yang banyak juga nggak bakal
rugi, karena pasti akan terpakai. Kalau nggak keburu terpakai untuk makanan Senja, ya untuk
makan kami-kami yang dewasa kan bisa juga.

Kalau tadi menyiapkan makanan utamanya, maka jangan lupa siapkan cemilan bekunya.
Biasanya ini berupa buah-buahan. Segala macam juga bisa dijajal: apel, pepaya, melon,
mangga, dan sebagainya. Saking rajinnya, Hilman pernah menghabiskan 1 buah melon untuk difrozen-food-kan untuk Senja!

Tips lain, begini. Kalau mulai merasa hilang akal kehabisan resep, rajin-rajinlah bertandang ke
blog emak-emak tangguh lainnya, terutama yang suka masak untuk bayi-balita mereka.
Senantiasa ada resep mudah-murah-gembira di sana, kok.

So, Whats Stopping You?


Memberi makanan sehat, bergizi, bebas pengawet, bebas zat kimiawi buat anak itu tak ubahnya
investasi. Hasilnya baru ketahuan nanti, kelak, di masa mendatang. Makin hari, mestinya makin

tebal juga keyakinan kalau sehat itu mahal. Jadi, kalau bisa investasi kesehatan sejak anak
masih bayi, kenapa nggak?

Nggak ada makanan yang lebih lezat dibandingkan makanan yang disiapkan orangtua sendiri,
lengkap dengan bumbu cinta kasih. Frozen food tak ubahnya perpanjangan tangan orangtua kan
J

[INFO NUTRISI] Manfaat Jus/Pure Buah Sehat Untuk


Bayi
By Amanda Pingkan Wulandari Pratama on Tuesday, May 10, 2011 at 12:43am

1. Jus pepaya jeruk : untuk pertumbuhan tulang dan gigi.


2. Jus apel labu : mencegah dan mengobati influenza / batuk pilek
3. Jus alpukat susu : untuk meningkatkan daya ingat anak.
4. Jus mangga manis melon : untuk menurunkan demam.
5. Jus pisang jeruk : meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Jus jeruk wortel : menjaga kesehatan mata.
7. Jus pisang: untuk sumber energi.
8. Jus semangka : untuk antialergi dan antioksidan.
9. Jus bit jeruk : mencegah anemia.
10. Jus jambu jeruk : melancarkan pencernaan
11. Jus jerman / melon jeruk / melon hijau + susu : mengobati demam.
12. Jus semangka pepaya : antialergi.
13. Jus melon alpukat : meningkatkan energi dan perkembangan otak.
14. Jus pepaya bengkuang : mengobati radang tenggorokan.
15. Jus tomat wortel : mencegah sembelit.
16. Jus pir jeruk : mencegah dehidrasi dan mengobati diare.
17. Jus bayam tomat jeruk : daya ingat.
18. Jus brokoli jeruk : meningkatkan kecerdasan anak.
19. Jus kiwi : meningkatkan kekebalan tubuh.
20. Jus jambu wortel : utk membunuh virus penyakit.
21. Jus jeruk pisang susu : meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
22. Jus apel strawberi / tomat : menambah nafsu makan.
23. Jus semangka melon : membuat tubuh lebih bugar.
24. Jus pisang alpukat : mencegah anemia.
25. Jus labu kuning mangga manis : mengobati diare.
26. Jus apel pir kuning : pertumbuhan tulang gigi.
Sumber:
MPASI, 35 Resep jus sehat untuk bayi, Anggraeni Prabaningrum.

[TIPS] Menyiapkan MP ASI Rumahan untuk Working Mom


Teman-teman sesama working mom (WM)...jangan merasa repot menyiapkan MPASI utk buah
hatinya ya.. yang sudah terbiasa menyuapkan MPASI instan, bisa mulai beralih ke homemade.
Ga ribet koq, bisa disiasati. Ini triknya, yuk disimak :)

1. aku membeli bahan mpasi ghazwan hari sabtu, utk keperluan 1 minggu.
2. bahan2 tersebut aq bersihkan dgn air mengalir, yg perlu dikupas aku kupas (misalnya
oyong, wortel)
3. setelah membersihkan sayur, aku mendidihkan air di dalam panci.
4. kemudian setelah air mendidih, sayur yg sudah dibersihkan tadi (usahakan belum
dipotong2 ya, sebisa mungkin ukuran terbesar yg muat ke dalam panci) dimasukkan ke
dalam air yg sedang mendidih (api masih menyala). biarkan mendidih selama 1 menit (ini
namanya mem-blansir. tujuannya hanya utk mematikan bakteri yg sanggup hidup dalam
suhu kulkas yg dingin). setelah 1 menit segera angkat dan tiriskan.
5. setelah tidak panas lagi, langsung masukkan ke dalam plastik atau wadah (kalau aku
memvariasikan sayuran tadi utk 7 hari.. jadi misalkan yg aku beli itu sayur katuk, oyong,
wortel, terong, tempe -khusus tempe tidak aku blansir- dan jagung maka aku bagi2
semuanya utk 7 hari, dimana per hari bisa ada 3-4 macam sayur di dalam wadah kecil).
sayur yg ukurannya masih besar2 pada saat diblansir, boleh dipotong2 utk dibagi2 ke
dalam wadah2 tersebut.
6. segera simpan sayur yg berada dalam wadah kecil2 tadi ke dalam kulkas bagian bawah
(rak sayur). nanti ketika mau memasaknya, tinggal ambil 1 wadah kecil yg berisi
kombinas sayur2 itu. masak seperti biasa ya, karena mem-blansir 1 menit tadi bukan
memasak (sayur belum bisa disantap langsung).
7. oia,, utk bayi yg sudah makan daging2an dan protein hewani, daging2an aq masukkan
ke dalam freezer. (sebelumnya daging2 tersebut aku bersihkan dan kupotong2, lalu
kubagi2 ke dalam wadah kecil / plastik yg bisa diambil per sekali masak. Hal ini
disebabkan jika kita lakukan proses thawing (pelelehan dan pembekuan berulang) dapat
mengakibatkan daging cepat busuk karena meningkatnya jumlah bakteri selama proses
thawing tadi).
8. ketika memasak, masukkan daging dan beras terlebih dahulu, baru kemudian sayur
belakangan. ketika memasukkan sayur juga dilihat tekstur sayurnya.. mulai dari sayur yg
keras (misalnya wortel) dan yg terakhir baru yg lembut (misalnya jamur)

proses persiapan di atas paling lama hanya memakan waktu 1 jam koq. utk memudahkan dalam
menyiapkan MPASI homemade yg sehat 7 hari ke depan ;)
bayi sehat impian semua orang tua.. ;)

"Lebih lanjut mengenai Blansir -- Salah satu cara untuk mengawetkan sayur & buah"
(Sumber Utama: Blog Personal : ELVIRA SYAMSIR. Staf Pengajar Dept. Ilmu & Teknologi
Pangan, IPB)
Blansir merupakan perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati
segar sebelum proses pembekuan, pengeringan atau pengalengan. Secara umum tujuan blansir
adalah:
1. Menginaktivasi ataupun merusak enzim untuk menghindari terjadinya perubahan yang
tidak diinginkan,
2. Mempertahankan maupun memperbaiki warna dan kenampakan,
3. Mengurangi kandungan mikroba,
4. Memperlunak jaringan sehingga mempermudah proses berikutnya,
5. Mengeluarkan gas-gas seluler dari jaringan sehingga mengurangi terjadinya korosi, 6.
Memperbaiki tekstur, terutama untuk bahan yang dikeringkan.

Pada proses pembekuan dan pengeringan, blansir dilakukan untuk menghentikan aktivitas
enzim-enzim yang merusak mutu produk olahan yang dihasilkan. Sebagai contoh, enzim
polifenol oksidase mengoksidasi komponen fenolik dan menyebabkan pembentukan pigmen
coklat dipermukaan buah dan sayur. Pencoklatan ini tidak hanya merusak warna, tetapi juga
menyebabkan terjadinya penyimpangan flavor dan penurunan mutu nutrisi buah dan sayur.
Proses blansir juga membantu membersihkan bahan dan mengurangi jumlah mikroba awal,
terutama yang ada di permukaan bahan. Pada sayuran daun, proses blansir dapat mereduksi
jumlah bakteri mesofilik lebih dari 103 koloni/gram, tanpa menambahkan perlakuan kimiawi.
Blansir untuk sayuran biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas atau steam
sementara blansir buah dilakukan dengan menggunakan larutan kalsium. Penggunaan larutan
kalsium, bertujuan untuk mempertahankan tekstur buah melalui pembentukan kalsium pektat.
Pengental seperti pektin, karboksimetil selulose dan alginat juga dapat digunakan untuk
membantu mempertahankan tekstur buah agar tetap tegar setelah proses blansir.
Berapa lama proses blansir yang dibutuhkan untuk inaktivasi enzim, sangat tergantung pada
jenis bahan yang diblansir, metode blansir yang digunakan, ukuran bahan dan suhu media
pemanas yang digunakan.

Waktu blansir yang direkomendasikan atau yang optimal penting untuk dipatuhi. Proses blansir
yang berlebihan akan menyebabkan produk menjadi masak dan kehilangan flavor, warna dan
komponen nutrisi karena komponen-komponen tersebut rusak atau terlarut kedalam media
pemanas (pada proses blansir dengan air panas atau steam). Sebaliknya, waktu blansir yang
tidak cukup akan mendorong meningkatnya aktivitas enzim perusak dan menyebabkan
kerusakan mutu produk yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak diblansir.
Contoh: Brokoli, 2-3 Menit; Jagung, 2-3 menit; Pea, 1-2 menit; bayam 1-2 menit; Pea, 1-12 menit,
beet ukuran kecil utuh, 3-5 menit; beet potong dadu, 3 menit.
Setelah blansir dilakukan proses pendinginan, tujuannya untuk menghentikan proses
pemasakan, mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus juga berfungsi sebagai
proses pencucian setelah blansir. Pendinginan dilakukan segera setelah blansir. Bahan
dicemplungkan ke dalam air es selama beberapa waktu, biasanya sama dengan lamanya waktu
yang digunakan untuk blansir. Waktu pendinginan juga tidak boleh terlalu lama, karena akan
menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air karena lisis kedalam air pendingin.
Setelah itu tiriskan sayuran dari air & bahan makanan dapat dipotong-potong dan dimasukkan ke
dalam wadah sesuai dengan porsi yang diinginkan.
Langkah selanjutnya, pengemasan. Untuk pengemasan terdapat dua cara yaitu kemasan kering
(Dry Pack) dan kemasan pada rak lemari pendingin (Tray Pack). Untuk kemasan kering, sayuran
yang telah melalui proses blansir lalu dimasukan ke dalam kantung pembeku (freezer back)
ukuran sekali pakai atau wadah berukuran kecil bertutup rapat. Ukuran kecil dipilih, karena jika
berukuran besar maka sayuran akan membeku menjadi satu hingga sulit dipisahkan. Buang
udara yang tersisa dalam kemasan. Sisakan ruang bagi sayuran untuk memuai. Kondisi ini, tidak
berlaku pada sayuran brokoli, asparagus dan kembang kol.
Untuk sayuran yang diletakan pada rak lemari pendingin, terlebih dahulu ditiriskan sayuran yang
sudah diblansir di atas wadah datar, usahakan jangan menumpuk. Bekukan di dalam lemari
pendingin, pindahkan dan masukan ke dalam kantung plastik atau wadah bertutup ketat dan
segera simpan kembali di lemari pembeku. Kelebihan cara ini, sayuran tidak akan menumpuk
menjadi satu. Sayuran tetap utuh satu sama lain sehingga jika diperlukan anda mudah
mengambilnya. Beri label dan tanggal pembekuan pada kemasan makanan yang dibekukan.
Meski begitu, pembekuan sayur relatif lama akan berakibat menurunnya kualitas sayuran. Oleh
karena itu perkirakan waktu belanja dan kemungkinan habis.
Untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan waktu blansir yang optimum, biasanya aku
berpatokan pada tingkat kecerahan warna bahan makanan yang diblansir. Misalnya pada bayam
sampai muncul warna hijau yang cerah, dan lama proses pendinginannya sesuai dengan lama
proses pemasakannya.
Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana dengan kandungan nutrisi setelah dilakukan
proses blansir ini? Pada dasarnya setiap perlakuan yang kita lakukan pada bahan makanan
dapat mempengaruhi kandungan nutrisi maupun enzim2 didalamnya. Demikian juga dengan
proses blansir ini, Blansir dapat menyebabkan kerugian pada bahan, yaitu kehilangan zat gizi

yang larut dalam air dan peka terhadap panas, menghambat proses pengeringan bahan-bahan
yang mengandung pati, menyebabkan kerusakan tekstur bila waktu blansir terlalu lama. Akan
tetapi, tanpa blansir pun Sayuran & Buah akan mengalami penurunan kualitas krn aktivitas
enzim2 yang sudah dijelaskan diatas. Untuk mengatasinya dapat dipilih metode blansir dengan
cara Steam Blansir (kukus), terutama pada sayuran yang tinggi kandungan vitamin C-nya.
Karena pada proses ini pelarutan zat nutrisi yang disebabkan karena bahan yang tidak tahan
terhadap panas dan mudah larut dalam air dapat dikurangi. (Beberapa sumber menyatakan
steam blansir adalah metode blansir yang paling optimal).
Selamat mencoba ya :)

Anda mungkin juga menyukai