Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laju pertumbuhan anak, baik perempuan maupun lelaki hampir sama cepatnya
pada usia 10 tahun. Masa remaja (adolescence) merupakan masa terjadinya perubahan
yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perubahan memengaruhi kebutuhan gizi. Masa remaja dibagi berdasarkan kondisi
perkembangan fisik, psikologi, dan sosial. World Health Organization (WHO) / United
Nation’s Children’s Emergency Fund (UNICEF) (2005) membagi menjadi tiga kelas,
yaitu : 1. Remaja awal (10-14 tahun)
2. Remaja pertengahan (14-17 tahun)
3. Remaja akhir (17-21 tahun)
Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan karena :
1. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis terjadi
peningkatan kebutuhan zat gizi.
2. Asupan zat gizi dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada
remaja.
3. Kebutuhan zat gizi khusus perlu diperhatikan, terutama pada kelompok remaja
dengan aktivitas tinggi.
Kebutuhan gizi remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas. Pada
fase ini remaja mengalami perkembangan sistem reproduksi, hormon sex akan
memengaruhi perilaku dan emosi serta terjadi perubahan bentuk tubuh. Dari sisi
psikologis, remaja mulai mengalami kematangan berpikir, emosional, dan
intelektual. Remaja mengalami perkembangan kognitif dan emosional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja kebutuhan zat gizi pada remaja?
2. Apa saja permasalahan khas yang terkait gizi pada remaja?
3. Bagaimana gizi seimbang pada remaja?
4. Apa saja mitos dan tabu terkait makanan pada remaja?

1
5. Bagaimana tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah pada
anak remaja?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa saja kebutuhan zat gizi pada remaja?
2. Mejelaskan apa saja permasalahan khas yang terkait gizi pada remaja?
3. Menjelaskan bagaimana gizi seimbang pada remaja?
4. Menjelaskan apa saja mitos dan tabu terkait makanan pada remaja?
5. Menjelaskan bagaimana tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah
pada anak remaja?

1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Gizi Remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan gizi pada remaja

Makronutrien (Zat Gizi Makro)

a. Energi
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menentukan
kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Biasanya, remaja laki-laki
memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja perempuan. Kecukupan gizi
untuk remaja laki-laki adalah antara 2400-2800 kkal per hari, sedangkan untuk remaja
perempuan lebih rendah yaitu sekitar 2000-2200 kkal per hari.

b. Protein
Kebutuhan protein mengalami peningkatan selama masa remaja karena proses
tumbuh-kembang belangsung cepat. Protein akan menggantikan energi sebagai
sumber energi jika asupan energi kurang dari kebutuhan. Kebutuhan protein pada
remaja direkomendasikan berkisar antara 44-59 gram, tergantung jenis kelamin dan
umur. Asupan protein dianjurkan dari bahan makanan sumber protein berkualitas
tinggi seperti bahan makanan dengan nilai biologis tinggi. Diperoleh dari sumber
protein hewani dibandingkan protein nabati karena komposisi asam amino esensial
yang lebih baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sumber makanan protein hewani
yang dianjurkan untuk dikonsumsi ialah telur, susu, daging, ikan, keju, kerang, dan
udang. Sumber makanan protein nabati juga dianjurkan untuk dikonsumsi seperti
tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

c. Lemak
Sebaiknya konsumsi lemak tidak melebihi 25% dari total energi per hari, atau
maksmimal konsumsi tiga sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Konsumsi lemak berlebih mengakibatkan timbunan lemak sehingga dalam
jangka waktu lama dapat menyumbat saluran pembuluh darah, terutama pada arteri
jantung. Konsumsi lemak yang kurang juga mengakibatkan asupan energi tidak
adekuat.

3
d. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang primer untuk aktivitas tubuh
sehingga pemenuhan kebutuhan karbohidrat dianjurkan sebesar 50-60% dari
kebutuhan energi total dalam sehari. Makanan sumber karbohidrat yang baik untuk
dikonsumsi ialah beras, terigu, dan hasil olahannya, jagung dan gula. Studi Majid, et
al (2016) menyatakan bahwa remaja obesitas di pedesaan memiliki tingkat konsumsi
energi dari gula dan pemanis lain lebih tinggi dibandingkan remaja di perkotaan.

Mikronutrien (Zat Gizi Mikro)


Kebutuhan mikronuterien seperti vitamin dan mineral meningkat selama remaja
karena pertumbuhan dan perkembangan juga berlangsung dengan cepat.

a. Vitamin
1. Vitamin D : menunjang pertumbuhan tulang dan gigi.
2. Vitamin A, C, dan E : memelihara sel dan jaringan baru
3. Vitamin A : pertumbuhan mata, tulang, gigi, diferensiasi sel, reproduksi,
dan integritas sistem imun
4. Vitamin B1, B2, dan nisin : metabolisme karbohidrat menjadi energi.
5. Vitamin B6, asam folat, dan B12 : sintesis DNA dan RNA
6. Vitamin B12 : pembentukan sel darah merah, material genetik, sistem
saraf, dan metabolisme protein-lemak
7. Vitamin C : mencegah pendarahan kulit dan gusi, mencegah scurvy

Makanan yang dianjurkan yaitu : hati, susu, sayur berwarna hijau tua,
kuning dan oranye, buah (karoten), kacang-kacangan, jeruk, sereal, oat,
unggas, ikan, pisang, daging merah, buah dengan rasa asam.

b. Mineral
- Kalsium
Kalsium berfungsi sebagai penunjang akselerasi muskular, skeletal,
dan perkembangan endokrin. Sumber kalsium paling baik terdapat pada
susu dan hasil olahannya, sumber lainnya terdapat pada ikan, kacang-
kacangan dan sayuran hijau. Asupan kalsium yang kurang dapat

4
menyebabkan timbulnya resiko osteoporosis di masa dewasa, sedangkan
asupan kalsium berlebih dapat menyebabkan timbulnya batu ginjal,
klasifikasi jaringan lunak, dan konstipasi.
- Zat besi (Fe)
Kebutuhan zat besi pada remaja putri dibutuhkan lebih banyak
dibandingkan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi
setiap bulan. Ada beberapa zat yang menghambat penyerapan zat besi,
seperti tanin, fitat, zink, kalsium, dan fosfat. Sumber zat besi yang baik
terdapat pada hati, daging merah (sapi, kambing, dan domba), daging putih
(ayam dan ikan)
- Zink
Berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan
asam nukleat. Selain itu, zink juga merupakan bagian dari Follicle
Hormone (FH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing
Hormone (LH), dan kortikotropin. Hormon tersebut berperan dalam
pertumbuhan dan kematangan seksual remaja, terutama laki-laki. Asupan
zink yang kurang dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan,
hipogonadisme, gangguan fungsi kecap, gangguan penyembuhan luka,
letargi mental, dan gangguan nafsu makan (WHO, 2005).
- Iodium (I)
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dan berfungsi membantu
pembentukan hormon tiroksin pada kelenjar gondok. Hormon tersebut
berperan dalam pertumbuhan tulang dan perkembangan kecerdasan, dan
gangguan perkembangan mental (Kathleen & Escott-Stump, 2004).

2.2 Permasalahan khas terkait gizi pada remaja

a. Gangguan makanan
Segala sesuatu yang tidak berlebihan adalah tidak sehat dan hal tersebut juga
berlaku untuk makanan. Makanan harus dalam jumlah pantas setiap harinya. Setiap
makanan harus memiliki keseimbangan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Saat
kondisi ini tidak dipenuhi maka timbullah gangguan makanan. Gangguan makan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan tubuh sehingga tubuh gagal beradaptasi dan dapat
meningkatkan berbagai penyakit, bahkan lebih buruk dapat mengancam jiwa. Saat ini

5
penemuan tanda-tanda anorexia merupakan tipe gangguan makan yang paling sering
terjadi.

Anoreksia nervosa merupakan suatu masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya
terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika mereka terlihat gemuk.
Saking takutnya, mereka bahkan selalu menganggap tubuhnya masih kurang kurus atau
masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu. Usia 16-17 tahun merupakan usia
yang dianggap rawan bagi gangguan ini untuk mulai muncul.

Bulimia nervosa merupakan gangguan pola makan, dimana penderitanya akan makan
dalam jumlah sangat berlebihan. Selanjutnya ia akan berusaha keras mengeluarkan
kembali apa yang telah dimakannya dengan cara memuntahkan kembali atau dengan
menggunakan laksansia. Diantara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka
berolahraga secara berlebihan. Gangguan ini lebih sering dijumpai pada wanita
daripada pria. Hampir sama dengan bulimia nervosa, penderita anoreksia nervosa
memiliki rasa takut yang luar biasa terhadap kenaikan berat badan walaupun berat tubuh
sebenarnya sudah jauh di bawah berat tubuh ideal.

b. Obesitas
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas
normal (Brownel,1984). Seseorang dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang
melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau
penurunan penggunaan kalori (energy). Artinya, masukan kalori tidak seimbang
dengan penggunaanya yang pada akhirnya berangsung-angsur berakumulasi
meningkatkan berat badan. Seringkali para remaja saat ini berpikir bahwa orang yang
obesitas hanya dikarenakan mengkonsumsi nutrisi yang berlebihan. Akan tetapi ada
pula beberapa factor yang seringkali dilakukan remaja saat ini.

c. Anemia

Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau
kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan zat mikro eleman yang esensial bagi
tubuh, yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin
(Hb).

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal.

6
Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr % dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3.
Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit
3,5 – 4,5 jt/mm3.

Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena :

 Pada umunya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat
besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh
akan zat besi tidak terpenuhi.

 Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan


makanan.

 Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui
feses.

 Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ± 1,3 mg
perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

d. Pemahaman gizi yang keliru


Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama wanita
remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsi
ngan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru.
Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari atau maka
n-
makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan 2005, mereka menemuka
n bahwa sebagian besar responden yang memiliki IMT normal, ternyata menginginka
n ukuran tubuh dengan IMT yang tergolong kurus.
Penelitian yang dilakukan oleh Ruka Sakamaki, dkk (2004) menemukan bahw
a pelajar wanita di China memiliki keinginan yang besar untuk menjadi langsing (62,
0%) dibandingkan dengan pelajar lelaki (47,4%). Demikian pula dengan studi sebelu
mnya yang dilakukan di Jepang, perubahan gaya hidup telah menyebabkan sebagian
besar pelajar wanita memiliki keinginan untuk menjadi langsing, meskipun jumlah res

7
ponden yang mengalami obesitas sangat sedikit pada studi tersebut.
prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi.

e. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu


Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan kebut
uhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode” yang ten
gah marak dikalangan remaja. Ditahun 1960 an misalnya remaja-
remaja di Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hot dog dan minu
man coca cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja
remaja diberbagai negara lain termasuk di Indonesia.

f. Produk-produk makanan baru dari negara asing


Kini makanan fast food telah menjadi bagian dari perilaku sebagian anak
sekolah dan remaja di luar rumah diberbagai kota. Jenis makanan siap santap (fast
food)yang berasal dari negara barat seperti KFC, hamburger, pizza dan berbagai jenis
makanan berupa keripik sering dianggap sebagai lambang kehidupan modern oleh para
remaja.
Remaja yang punya kebiasaan makan junk food kurang cenderung untuk makan
makanan yang baik seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan susu rendah lemak,
sehingga mereka kekurangan zat gizi penting untuk pertumbuhan mereka. Selain itu,
banyak gadis remaja tidak memenuhi kebutuhan kalsium harian mereka, yang mungkin
meningkatkan risiko kesehatan tulang yang buruk di kemudian hari. Makan terlalu
banyak junk food juga mempengaruhi konsentrasi dan kinerja di sekolah. Peneliti
berpendapat bahwa efek oksidasi pada lemak trans akan menyebabkan sel yang
berkaitan dengan ingatan menjadi rusak, mati, dan tidak berfungsi. Hal ini membuat
kemampuan ingatan seseorang menjadi semakin lemah dan lambat.

2.3 Gizi seimbang pada remaja

MAKRONUTRIEN

Jenis Usia Energi Protein (g) Lemak Karbohidrat (g) Air (ml)
Kelamin (kkal) (g)

8
Laki-laki 10-12 tahun 2100 56 70 289 1800

13-15 tahun 2475 72 83 340 2000

16-18 tahun 2675 66 89 368 2200

19-29 tahun 2725 62 91 375 2500

Perempuan 10-12 tahun 2000 60 67 275 1800

13-15 tahun 2125 69 71 292 2000

16-18 tahun 2125 59 71 292 2100

19-29 tahun 2250 56 75 309 2300

MIKRONUTRIEN (VITAMIN)
Jenis Usia Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Folat Vit Vit C
Kelamin (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) B12 (mg)
(mcg)
Laki-laki 10-12 tahun 600 15 11 35 1,1 400 1,8 50
13-15 tahun 600 15 12 55 1,2 400 2,4 75
16-18 tahun 600 15 15 55 1,3 400 2,4 90
19-29 tahun 600 15 15 55 1,4 400 2,4 90

Perempuan 10-12 tahun 600 15 11 35 1,0 400 1,8 50


13-15 tahun 600 15 15 55 1,1 400 2,4 65
16-18 tahun 600 15 15 55 1,1 400 2,4 75
19-29 tahun 600 15 15 55 1,1 400 2,4 75

MIKRONUTRIEN (MINERAL)
Jenis Usia Ca P Mg Na K (mg) Fe (mg) I (mcg) Zn (mg)
Kelamin (mg) (mg) (mg) (mg)

9
Laki-laki 10-12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 13 120 14
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 19 150 18
16-18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 15 150 17
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 13 150 13

Perempuan 10-12 tahun 1200 1200 155 1500 4500 20 120 13


13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4500 26 150 16
16-18 tahun 1200 1200 220 1500 4700 26 150 14
19-29 tahun 1100 700 310 1500 4700 26 150 10

2.4 Mitos & tabu terkait makanan pada remaja

1. Coklat menyebabkan obesitas pada remaja


Kebiasaan remaja yang suka mankan coklat, seringkali banyak yang berpikir
bahwa coklat dapat menyebabkan obesitas, namun sebuah penelitian di University
of California menunjukan bahwa coklat tidak menyebabkan gemuk jika tidak
dimakan dalam porsi yang terlalu besar.

2. Minum air es saat haid dapat membekukan darah


Sesungguhnya air tidak memiliki efek apapun saat haid atau menstruasi.
Terutama efek penghambat aliran darah ataupun siklus haid. Adapula yang
menyebutkan bahwa meminum air es pada saat haid dapat memicu kista dan kanker
rahim. dr Khanisya Erza Gumilar, SpOG mengatakan bahwa berita tang tersebar
merupakan berita yang salah dan hanya mitos. Sebab, menurut dr. Erza kista
maupun kanker rahim merupakan pertumbuhan yang tidak normal, bukan karena
konsumsi muniman saat haid. Ia juga menjelaskan bahwa kista dan kenker rahim
dapat terjadi pada seseorang karena faktor genetik dan juga pengaruh gaya hidup
yang tidak sehat, misalnya jarang olahraga, merokok dan mengonsumsi alkohol.

3. Makan telur membuat bisul terutama saat pertumbuhan


Tidak sedikit orang yang mengaku mengalami bisul-bisul karena terlalu sering
makan telur. Seperti yang telah dijelaskan dalam Journal of Agricultural and Food
Chemistry, gejala alergi telur yang umumnya adalah sakit kepala, mual, dan ruam-
ruam kemerahan dikulit, buka bisul-bisul, di kutip dari Buku Fakta! 101 Mitos

10
Kesehatan karangan Nutrifood Research Center. Selain itu tidak ada penelitian yang
menghubungkan bisul-bisul dengan konsumsi telur, sehingga telur menyebabkan
bisul hanya mitos. Kebanyakan bisul disebabkan oleh Staphylococcus aureus, jenis
bakteri yang umum ditemukan dikulit dan dibagian dalam hidung. Bisul kadang
berkembang di bagian kulit yang terluka atau yang digigit serangga, yang menjadi
jalan masuk bakteri. Tidak ada hubungan langsung antara bisul dan konsumsi telur.
Setiap orang, termasuk orang sehat, dapat mengalami bisul, tergantung dari resiko
yang dimiliki. Justru remaja dalam pertumbuhan harus memperhatikan asupan gizi
nya salah satu nya terdapat dalam telur yang banyak bermanfaat, namun tetap hanya
boleh dikonsumsi secukupnya.

4. Makan daun mint dan kedelai bisa menurunkan kesuburan pria


Makan daun mint dan kedelai bisa menurunkan kesuburan pria dapat dikatakan
sebagai mitos, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan daun mint
atau mentol dapat menurunkan kesuburan pria. Untuk kedelai, itu juga merupakan
sebuah mitos. ada yang mengatakan bahwa isoflavon (zat yang terkandung dalam
kedelai) kedelai penurun kesuburan pria tapi itu justru merupakan anti oksidan yang
berguna bagi tubuh. Selain itu, isoflavon kedelai tidak mempengaruhi secara
signifikan kualitas sperma, baik bentuk, gerak, dan jumlah sperma pada pria

5. Mie instan mengandung lilin


Kebiasaan remaja yang suka makan mie berkaitan dengan banyak orang yang
percaya bahwa mie instan mengandung lapisan lilin untuk membuatnya tahan lama.
Tetapi, berdasarkan Journal Research International dalam langkah-langkah
membuat mie instan tidak ditemuka langkah “pemakaian lilin”, yang ada hanyalah
langkah penggorengan hingga kering. Kerena itu, mie instan yang mengandung lilin
hanyalah mitos belaka. Namun, langkah penggorengan ini tetap membuat mie kaya
akan lemak jenuh sehingga tidak baik dikonsumsi berlebihan. Adapula sebagian
orang yang menganggp bahwa air rebusan mie yang keruh merupakan akibat lilin
yang ada didalam mie. Itu tidaklah benar air rebusan mie yang keruh karena minyak
dan karbohidrat serta tepung-tepung yang ada dalam mielah yang keluar dan
membuat air rebusan menjadi keruh.
6. Memakan banyak makanan dan perut kenyang, kebutuhan gizi sudah terpenuhi.

11
Faktanya, tidak semua makanan dapat memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya.
Kebutuhan zat gizi pada tiap orang berbeda-beda tentunya.

2.5 Tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah pada anak remaja

a. Pencegahan dan penanggulangan gangguan makanan


Anoreksia nervosa memang tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun melalui
pendidikan orang tua terhadap anak-anak sejak dini di dalam keluarga, bisa
berpengaruh besar untuk menekan risiko terjadinya kondisi ini ketika mereka
beranjak remaja dan dewasa. Pendidikan yang dimaksud adalah dengan
mengajarkan dan menerapkan pola makan sehat secara tegas. Selain itu anak juga
perlu diajarkan wawasan yang tepat mengenai imej bentuk tubuh yang ideal.
Apabila di dalam keluarga ada yang mulai menunjukkan tanda-tanda ke arah
anoreksia, segera periksakan ke dokter untuk mencegah kondisi ini bertambah
buruk. Perlu disadari bahwa orang akan lebih menghargai prestasi yang dimiliki
seseorang dibandingkan dengan bentuk tubuh yang indah, tetapi mempunyai otak
yang kosong (tidak berprestasi). Setiap orang pasti mempunyai kelebihan yang bisa
dikembangkan dan dapat dibanggakan. Dengan menyadari hal ini akan mendorong
seseorang untuk terus berusaha menggali dan mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya. Apabila potensi yang ada sudah dipahami, maka perhatiannya tidak
hanya tertuju pada body image, dan akhirnya terhindar dari gangguan pola makan.

Penanganan terhadap gangguan pola makan saat ini dapat menggunakan anti
depresan, namun disarankan dengan menggunakan Terapi Psikodinamika (Terapi
Psikologi yang terpadu). Untuk menghindari terjadinya bulimia dan anoreksia
nervosa adalah dengan lebih meningkatkan kemampuan dan prestasi serta
mengembangkan potensi yang ada agar tidak berlebihan dalam memikirkan
bentuk dan ukuran badan yang ideal. Disamping itu, untuk menjaga agar berat
badan tetap ideal, sebaiknya menjaga pola makan sehat, yaitu makanan dengan
kandungan gizi, protein, vitamin dan mineral tinggi, mengurangi jenis
makanan junk food dan gorengan,serta tentu saja berolah raga teratur.

12
b. Pencegahan dan penanggulangan obesitas
Pencegahan :
1. Dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas dan pengaturan pola
makan yang baik.
2. Dengan aktivitas fisik yang sesuai akan gizi yang masuk.
Penanganan :
1. Diet ketat
2. Olahraga rutin
c. Pencegahan dan penanggulangan anemia
Pencegahan :
1. Konsumsi daging, kacang-kacangan, sayuran-sayuran.
2. konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
3. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Penanggulangan :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-
vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses
hematopoiesis pada sumsum tulang.

d. Pencegahan dan penanggulangan pemahaman gizi yang keliru


Dengan memberikan pemahaman kepada remaja bahwa asupan gizi mereka
sangat diperlukan. Bukan hanya sekedar makan tetapi harus seimbang dan sehat
tentunya. Dan juga perlu menambah kesadaran mereka bahwa tubuh yang
langsing bukanlah segala-galanya.

e. Pencegahan dan penanggulangan kesukaan yang berlebihan terhadap makanan


tertentu
Dengan memberi pengetahuan kepada remaja bahwa makan makanan berlebih
bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Menjelaskan bahwa kebanyakan
mengonsumsi lemak misalnya dapat membuat peredaran darah tersumbat. Dan
tentunya makanan yang berlebih membutuhkan aktivitas yang sesuai pula.

13
f. Pencegahan dan penanggulangan produk-produk makanan baru dari negara asing

Dengan mengenalkan dan mengingatkan kembali pada remaja bahwa masih


banyak makanan khas Indonesia yang lebih sehat, tanpa pengawet dan tanpa efek
samping lainnya. Menumbuhkan rasa cinta akan makanan daerah kepada remaja
tentunya sangat penting disamping menjaga asupan gizi remaja, juga sebagai
bentuk pelestarian akan budaya Indonesia.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan zat gizi remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan.
Remaja putra dan remaja putri memiliki kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan akan
zat gizi berbeda pula menurut aktivitas yang dilakukan. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan remaja sangat diperlukan zat gizi agar bekerja dengan optimal.
Faktanya masih banyak masalah mengenai gizi pada remaja dan juga
kurangnya kesadaran di masyarakat untuk memenuhi gizi seimbang pada remaja.
Diperlukan tindakan pencegahan dan penanggulangan mengenai masalah-masalah
tersebut agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik terutama pada
perkembangan sistem reproduksi, hormon sex, pertumbuhan fisik, dan lain
sebagainya. Di masyarakat masih sering pula terdengar mitos dan tabu terkait
makanan pada remaja yang masih sangat perlu diluruskan.

3.2 Saran
Fase remaja merupakan fase dekade kedua dalam kehidupan yang sangat perlu
diperhatikan, dalam fase ini tubuh remaja banyak sekali mengalami pertumbuhan
serta perkembangan karen sudah mulai memasuki masa pubertas. Maka dari itu,
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal diperlukan zat
gizi yang seimbang yang sesuai dengan tiap individu, baik dari segi aktivitas dan
berat badan. Karena gizi yang tercukupi saat masa muda nantinya akan menjadi
investasi di masa depan. Dengan demikian dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal.

15

Anda mungkin juga menyukai