PENDAHULUAN
Laju pertumbuhan anak, baik perempuan maupun lelaki hampir sama cepatnya
pada usia 10 tahun. Masa remaja (adolescence) merupakan masa terjadinya perubahan
yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perubahan memengaruhi kebutuhan gizi. Masa remaja dibagi berdasarkan kondisi
perkembangan fisik, psikologi, dan sosial. World Health Organization (WHO) / United
Nation’s Children’s Emergency Fund (UNICEF) (2005) membagi menjadi tiga kelas,
yaitu : 1. Remaja awal (10-14 tahun)
2. Remaja pertengahan (14-17 tahun)
3. Remaja akhir (17-21 tahun)
Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan karena :
1. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis terjadi
peningkatan kebutuhan zat gizi.
2. Asupan zat gizi dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada
remaja.
3. Kebutuhan zat gizi khusus perlu diperhatikan, terutama pada kelompok remaja
dengan aktivitas tinggi.
Kebutuhan gizi remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas. Pada
fase ini remaja mengalami perkembangan sistem reproduksi, hormon sex akan
memengaruhi perilaku dan emosi serta terjadi perubahan bentuk tubuh. Dari sisi
psikologis, remaja mulai mengalami kematangan berpikir, emosional, dan
intelektual. Remaja mengalami perkembangan kognitif dan emosional.
1
5. Bagaimana tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah pada
anak remaja?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa saja kebutuhan zat gizi pada remaja?
2. Mejelaskan apa saja permasalahan khas yang terkait gizi pada remaja?
3. Menjelaskan bagaimana gizi seimbang pada remaja?
4. Menjelaskan apa saja mitos dan tabu terkait makanan pada remaja?
5. Menjelaskan bagaimana tindakan pencegahan dan penanggulangan kondisi/masalah
pada anak remaja?
1.4 Manfaat
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Gizi Remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan gizi pada remaja
a. Energi
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menentukan
kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Biasanya, remaja laki-laki
memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja perempuan. Kecukupan gizi
untuk remaja laki-laki adalah antara 2400-2800 kkal per hari, sedangkan untuk remaja
perempuan lebih rendah yaitu sekitar 2000-2200 kkal per hari.
b. Protein
Kebutuhan protein mengalami peningkatan selama masa remaja karena proses
tumbuh-kembang belangsung cepat. Protein akan menggantikan energi sebagai
sumber energi jika asupan energi kurang dari kebutuhan. Kebutuhan protein pada
remaja direkomendasikan berkisar antara 44-59 gram, tergantung jenis kelamin dan
umur. Asupan protein dianjurkan dari bahan makanan sumber protein berkualitas
tinggi seperti bahan makanan dengan nilai biologis tinggi. Diperoleh dari sumber
protein hewani dibandingkan protein nabati karena komposisi asam amino esensial
yang lebih baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sumber makanan protein hewani
yang dianjurkan untuk dikonsumsi ialah telur, susu, daging, ikan, keju, kerang, dan
udang. Sumber makanan protein nabati juga dianjurkan untuk dikonsumsi seperti
tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Sebaiknya konsumsi lemak tidak melebihi 25% dari total energi per hari, atau
maksmimal konsumsi tiga sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Konsumsi lemak berlebih mengakibatkan timbunan lemak sehingga dalam
jangka waktu lama dapat menyumbat saluran pembuluh darah, terutama pada arteri
jantung. Konsumsi lemak yang kurang juga mengakibatkan asupan energi tidak
adekuat.
3
d. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang primer untuk aktivitas tubuh
sehingga pemenuhan kebutuhan karbohidrat dianjurkan sebesar 50-60% dari
kebutuhan energi total dalam sehari. Makanan sumber karbohidrat yang baik untuk
dikonsumsi ialah beras, terigu, dan hasil olahannya, jagung dan gula. Studi Majid, et
al (2016) menyatakan bahwa remaja obesitas di pedesaan memiliki tingkat konsumsi
energi dari gula dan pemanis lain lebih tinggi dibandingkan remaja di perkotaan.
a. Vitamin
1. Vitamin D : menunjang pertumbuhan tulang dan gigi.
2. Vitamin A, C, dan E : memelihara sel dan jaringan baru
3. Vitamin A : pertumbuhan mata, tulang, gigi, diferensiasi sel, reproduksi,
dan integritas sistem imun
4. Vitamin B1, B2, dan nisin : metabolisme karbohidrat menjadi energi.
5. Vitamin B6, asam folat, dan B12 : sintesis DNA dan RNA
6. Vitamin B12 : pembentukan sel darah merah, material genetik, sistem
saraf, dan metabolisme protein-lemak
7. Vitamin C : mencegah pendarahan kulit dan gusi, mencegah scurvy
Makanan yang dianjurkan yaitu : hati, susu, sayur berwarna hijau tua,
kuning dan oranye, buah (karoten), kacang-kacangan, jeruk, sereal, oat,
unggas, ikan, pisang, daging merah, buah dengan rasa asam.
b. Mineral
- Kalsium
Kalsium berfungsi sebagai penunjang akselerasi muskular, skeletal,
dan perkembangan endokrin. Sumber kalsium paling baik terdapat pada
susu dan hasil olahannya, sumber lainnya terdapat pada ikan, kacang-
kacangan dan sayuran hijau. Asupan kalsium yang kurang dapat
4
menyebabkan timbulnya resiko osteoporosis di masa dewasa, sedangkan
asupan kalsium berlebih dapat menyebabkan timbulnya batu ginjal,
klasifikasi jaringan lunak, dan konstipasi.
- Zat besi (Fe)
Kebutuhan zat besi pada remaja putri dibutuhkan lebih banyak
dibandingkan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi
setiap bulan. Ada beberapa zat yang menghambat penyerapan zat besi,
seperti tanin, fitat, zink, kalsium, dan fosfat. Sumber zat besi yang baik
terdapat pada hati, daging merah (sapi, kambing, dan domba), daging putih
(ayam dan ikan)
- Zink
Berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan
asam nukleat. Selain itu, zink juga merupakan bagian dari Follicle
Hormone (FH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing
Hormone (LH), dan kortikotropin. Hormon tersebut berperan dalam
pertumbuhan dan kematangan seksual remaja, terutama laki-laki. Asupan
zink yang kurang dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan,
hipogonadisme, gangguan fungsi kecap, gangguan penyembuhan luka,
letargi mental, dan gangguan nafsu makan (WHO, 2005).
- Iodium (I)
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dan berfungsi membantu
pembentukan hormon tiroksin pada kelenjar gondok. Hormon tersebut
berperan dalam pertumbuhan tulang dan perkembangan kecerdasan, dan
gangguan perkembangan mental (Kathleen & Escott-Stump, 2004).
a. Gangguan makanan
Segala sesuatu yang tidak berlebihan adalah tidak sehat dan hal tersebut juga
berlaku untuk makanan. Makanan harus dalam jumlah pantas setiap harinya. Setiap
makanan harus memiliki keseimbangan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Saat
kondisi ini tidak dipenuhi maka timbullah gangguan makanan. Gangguan makan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan tubuh sehingga tubuh gagal beradaptasi dan dapat
meningkatkan berbagai penyakit, bahkan lebih buruk dapat mengancam jiwa. Saat ini
5
penemuan tanda-tanda anorexia merupakan tipe gangguan makan yang paling sering
terjadi.
Anoreksia nervosa merupakan suatu masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya
terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika mereka terlihat gemuk.
Saking takutnya, mereka bahkan selalu menganggap tubuhnya masih kurang kurus atau
masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu. Usia 16-17 tahun merupakan usia
yang dianggap rawan bagi gangguan ini untuk mulai muncul.
Bulimia nervosa merupakan gangguan pola makan, dimana penderitanya akan makan
dalam jumlah sangat berlebihan. Selanjutnya ia akan berusaha keras mengeluarkan
kembali apa yang telah dimakannya dengan cara memuntahkan kembali atau dengan
menggunakan laksansia. Diantara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka
berolahraga secara berlebihan. Gangguan ini lebih sering dijumpai pada wanita
daripada pria. Hampir sama dengan bulimia nervosa, penderita anoreksia nervosa
memiliki rasa takut yang luar biasa terhadap kenaikan berat badan walaupun berat tubuh
sebenarnya sudah jauh di bawah berat tubuh ideal.
b. Obesitas
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas
normal (Brownel,1984). Seseorang dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang
melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau
penurunan penggunaan kalori (energy). Artinya, masukan kalori tidak seimbang
dengan penggunaanya yang pada akhirnya berangsung-angsur berakumulasi
meningkatkan berat badan. Seringkali para remaja saat ini berpikir bahwa orang yang
obesitas hanya dikarenakan mengkonsumsi nutrisi yang berlebihan. Akan tetapi ada
pula beberapa factor yang seringkali dilakukan remaja saat ini.
c. Anemia
Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau
kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan zat mikro eleman yang esensial bagi
tubuh, yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin
(Hb).
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal.
6
Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr % dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3.
Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit
3,5 – 4,5 jt/mm3.
Pada umunya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat
besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh
akan zat besi tidak terpenuhi.
Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui
feses.
Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ± 1,3 mg
perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
7
ponden yang mengalami obesitas sangat sedikit pada studi tersebut.
prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi.
MAKRONUTRIEN
Jenis Usia Energi Protein (g) Lemak Karbohidrat (g) Air (ml)
Kelamin (kkal) (g)
8
Laki-laki 10-12 tahun 2100 56 70 289 1800
MIKRONUTRIEN (VITAMIN)
Jenis Usia Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Folat Vit Vit C
Kelamin (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) B12 (mg)
(mcg)
Laki-laki 10-12 tahun 600 15 11 35 1,1 400 1,8 50
13-15 tahun 600 15 12 55 1,2 400 2,4 75
16-18 tahun 600 15 15 55 1,3 400 2,4 90
19-29 tahun 600 15 15 55 1,4 400 2,4 90
MIKRONUTRIEN (MINERAL)
Jenis Usia Ca P Mg Na K (mg) Fe (mg) I (mcg) Zn (mg)
Kelamin (mg) (mg) (mg) (mg)
9
Laki-laki 10-12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 13 120 14
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 19 150 18
16-18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 15 150 17
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 13 150 13
10
Kesehatan karangan Nutrifood Research Center. Selain itu tidak ada penelitian yang
menghubungkan bisul-bisul dengan konsumsi telur, sehingga telur menyebabkan
bisul hanya mitos. Kebanyakan bisul disebabkan oleh Staphylococcus aureus, jenis
bakteri yang umum ditemukan dikulit dan dibagian dalam hidung. Bisul kadang
berkembang di bagian kulit yang terluka atau yang digigit serangga, yang menjadi
jalan masuk bakteri. Tidak ada hubungan langsung antara bisul dan konsumsi telur.
Setiap orang, termasuk orang sehat, dapat mengalami bisul, tergantung dari resiko
yang dimiliki. Justru remaja dalam pertumbuhan harus memperhatikan asupan gizi
nya salah satu nya terdapat dalam telur yang banyak bermanfaat, namun tetap hanya
boleh dikonsumsi secukupnya.
11
Faktanya, tidak semua makanan dapat memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya.
Kebutuhan zat gizi pada tiap orang berbeda-beda tentunya.
Penanganan terhadap gangguan pola makan saat ini dapat menggunakan anti
depresan, namun disarankan dengan menggunakan Terapi Psikodinamika (Terapi
Psikologi yang terpadu). Untuk menghindari terjadinya bulimia dan anoreksia
nervosa adalah dengan lebih meningkatkan kemampuan dan prestasi serta
mengembangkan potensi yang ada agar tidak berlebihan dalam memikirkan
bentuk dan ukuran badan yang ideal. Disamping itu, untuk menjaga agar berat
badan tetap ideal, sebaiknya menjaga pola makan sehat, yaitu makanan dengan
kandungan gizi, protein, vitamin dan mineral tinggi, mengurangi jenis
makanan junk food dan gorengan,serta tentu saja berolah raga teratur.
12
b. Pencegahan dan penanggulangan obesitas
Pencegahan :
1. Dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya obesitas dan pengaturan pola
makan yang baik.
2. Dengan aktivitas fisik yang sesuai akan gizi yang masuk.
Penanganan :
1. Diet ketat
2. Olahraga rutin
c. Pencegahan dan penanggulangan anemia
Pencegahan :
1. Konsumsi daging, kacang-kacangan, sayuran-sayuran.
2. konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
3. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Penanggulangan :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-
vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses
hematopoiesis pada sumsum tulang.
13
f. Pencegahan dan penanggulangan produk-produk makanan baru dari negara asing
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan zat gizi remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan.
Remaja putra dan remaja putri memiliki kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan akan
zat gizi berbeda pula menurut aktivitas yang dilakukan. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan remaja sangat diperlukan zat gizi agar bekerja dengan optimal.
Faktanya masih banyak masalah mengenai gizi pada remaja dan juga
kurangnya kesadaran di masyarakat untuk memenuhi gizi seimbang pada remaja.
Diperlukan tindakan pencegahan dan penanggulangan mengenai masalah-masalah
tersebut agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik terutama pada
perkembangan sistem reproduksi, hormon sex, pertumbuhan fisik, dan lain
sebagainya. Di masyarakat masih sering pula terdengar mitos dan tabu terkait
makanan pada remaja yang masih sangat perlu diluruskan.
3.2 Saran
Fase remaja merupakan fase dekade kedua dalam kehidupan yang sangat perlu
diperhatikan, dalam fase ini tubuh remaja banyak sekali mengalami pertumbuhan
serta perkembangan karen sudah mulai memasuki masa pubertas. Maka dari itu,
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal diperlukan zat
gizi yang seimbang yang sesuai dengan tiap individu, baik dari segi aktivitas dan
berat badan. Karena gizi yang tercukupi saat masa muda nantinya akan menjadi
investasi di masa depan. Dengan demikian dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal.
15