Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan


pennyakit, tetapi ada beberapa kelompok bakteri yang bermanfaat
diberbagai bidang seperti bidang pengobatan, industry serta dibidang
panngan. Selain itu, bakteri juga berguna sebagai pengurai untuk
keseimbangan hidup ini. Seperti bakteri Pediococcus cerevisiae yang
dimanfaatkan dalam bidang pangan, yaitu dalam pembuatan sosis.

Istilah sosis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu Salsus yang
berarti asin, merujuk pada artian potongan atau hancuran daging yang
diawetkan dengan penggaraman. Bahan baku pembuatan sosis bermacam-
macam jenisnya, ada yang menggunakan daging ayam, daging sapi dan
saging ikan.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan klasifikasi Pediococcus cerevisiae!
2. Jelaskan ciri-ciri Pediococcus cerevisiae!
3. Jelaskan bentuk dan struktur tubuh dari Pediococcus cerevisiae!
4. Jelaskan peranan dari Pediococcus cerevisiae!

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui klasifikasi dari Pediococcus cerevisiae
2. Mengetahui ciri-ciri dari Pediococcus cerevisiae
3. Mengetahui bentuk dan struktur tubuh dari Pediococcus cerevisiae
4. Mengetahui peranan dari Pediococcus cerevisiae

D. Metodologi Penulisan

Pembahasan suatu masalah memerlukan data yang di dapat dari hasil


penelitian secara umum untuk mencari data yang di anggap perlu dan

1
mendukung penelitian. Untuk itu metode yang kami gunakan ialah Studi
Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menggali informasi dari media
internet.

E. Sistematika Penulisan

Setelah kerangka pendahuluan serta data-data yang diperlukan telah


terkumpul, selanjutnya ditetapkan kerangka dasar dalam penyusunan secara
sistematis yang penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan latar belakang


masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan dan
sistematika penulisan.

Bab II merupakan Bab Pembahasan yang berisikan dasar-dasar dari


topik yang akan dikembangkan kedalam beberapa sub topik atau berbagai
perincian mengenai topik tertentu.

Bab III merupakan Bab Kesimpulan dan Saran yang berisikan simpulan
uraian sebelumnya dan memberikan saran mengenai Pediococcus cerevisiae.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Pediococcus cerevisiae


1. Kingdom : Bacteria
2. Filum : Firmicutes
3. Kelas : Bacilli
4. Ordo : Lactobacillales
5. Famili : Lactobacillaceae
6. Genus : Pediococcus
7. Spesies : Pediococcus cerevisiae

B. Ciri dan Sifat Pediococcus cerevisiae

Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat


berpasangan. Genus Pediococcus termasuk golongan fakultatif anaerob dan untuk
hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi serta mengandung faktor
pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi. Bakteri ini termasuk
homofermentatif (hanya menghasilkan asam laktat) dan tidak dapat menggunakan
pentosa (karbohidrat beratom C5).
Suhu optimum untuk pertumbuhan Pediococcus adalah 25-30 °C dan pH
optimum ± 6. Spesies dan galur dari genus ini berbeda dalam toleransi atau
ketahanannya terhadap oksigen, pH, suhu, resistensi antibiotik, dan NaCl. Beberapa
galur dari Pediococcus telah diketahui memiliki satu atau lebih plasmid dalam
berbagai ukuran, yang sebagian di antaranya mengkodekan gen untuk
fermentasi karbohidrat dan produksi bakteriosin.

C. Bentuk dan Struktur Tubuh Pediococcus cerevisiae

Pediococcus adalah genus bakteri yang termasuk bakteri asam laktat (BAL)
dengan ciri non-motil (tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis. Sel bakteri ini
terbagi ke dalam dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (terususun
empat), atau gumpalan sel sferis yang lebih besar. Bakteri ini adalah gram positif
berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan.

3
D. Peranan Pediococcus cerevisiae

Bakteri Pediococcus banyak digunakan dalam pembuatan sosis. Bahan baku


sosis bermacam-macam jenisnya, ada yang menggunakan daging sapi, daging ayam
dan daging ikan. Sosis adalah satu-satunya produk daging terfermentasi. Sosis yang
telah diolah kemudian disimpan pada suhu 8 derajat celcius selama 40 hari atau
lebih, yang selama waktu itu terjadi fermentasi asam laktat disertai dehidrasi daging
yang cukup. Tentu saja hal ini meningkatkan kadar garam yang bersama dengan
asam laktat mencegah pertumbuhan organisme yang merusak. Saat tumbuh pada
daging, Pediococcus dapat menghasilkan diasetil yang berperan sebagai
antimikroba, namun juga dapat menghilangkan rasa makanan meskipun dalam
jumlah kecil. Contohnya Pediococcus dapat menghambat pertumbuhan
Escherichia coli pada sosis fermentasi selama masa inkubasi ( Anonim, 2011).

Genus Pediococcus banyak terlibat dalam fermentasi bagian tanaman, di


antaranya adalah P. acidilactici, P. dextrinicus, P. inopinatus, P. parvulus, dan P.
pentosaceus. Sejak tahun 1985, telah diteliti bahwa kemampuan Pediococcus sp.
untuk membunuh mikroorganisme pembusuk dan patogen dalam fermentasi daging
dikarenakan kemampuannya menghasilkan asam organik. Selain itu, fermentasi
dengan bakteri ini juga meningkatkan kestabilan makanan dalam masa
penyimpanan dan menghasilkan produk yang lebih banyak mengandung protein.
Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan
penting dalam fermentasi daging dan sayuran.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pediococcus adalah genus bakteri yang termasuk bakteri asam laktat (BAL)
dengan ciri non-motil (tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferis. Sel bakteri ini
terbagi ke dalam dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (terususun
empat), atau gumpalan sel sferis yang lebih besar. Bakteri ini adalah gram positif
berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan.

Bakteri Pediococcus banyak digunakan dalam pembuatan sosis. Bahan baku


sosis bermacam-macam jenisnya, ada yang menggunakan daging sapi, daging ayam
dan daging ikan.

dalam fermentasi daging dikarenakan kemampuannya menghasilkan asam


organik. Selain itu, fermentasi dengan bakteri ini juga meningkatkan kestabilan
makanan dalam masa penyimpanan dan menghasilkan produk yang lebih banyak
mengandung protein. Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur,
bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.

B. Saran

Kita sebaiknya mengonsumsi sosis yang difermentasi yang didalamnya ada


peran serta bakteri Pediococcus cerevisiae karena bakteri ini telah terbukti sangat
membantu pengolahan dan pembuatan daging untuk sosis.

Kita tidak boleh asal memilih makanan yang akan kita konsumsi tanpa melihat
sumber dan pengolahan bahan makanan tersebut dan pilihlah makanan yang sudah
terbukti baik dan sehat untuk tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai