Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAKTERI SPIROCHAETA

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bakteriologi


Semester 3 Prodi Sarjana Terapan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :
PRATIWI FAREN
NIM. P07134218046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang bakteri spirochaeta.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih khususnya kepada bapak
Suryana selaku Dosen mata kuliah bakteriologi, dan pada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya laporan ini. saya berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.

Yogyakarta, 7 Desember 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….3

A. Latar Belakang ………………………………………………....3


B. Rumusan Masalah ……………………………………………..5
C. Tujuan Penulisan …………………………………………........5
D. Manfaat Penulisan …………………………………………......5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..6

A. Pengertian ruang lngkup mikrobiologi……………………….6


B. Ruang Lingkup mikrobiologi…………………………………..6
C. Peranan Mikrobiologi………………………….......................7

BAB III PENUTUP……………………………………………………..12

A. Kesimpulan ……………………………………………….........12

B. Saran ……………………………………………………...…....12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..13

2
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terdapat cukup banyak jenis-jenis bakteri yang tersebar luas di
berbagai tempat. Penyebaran bakteri lebih luas dibandingkan dengan
organisme hidup yang lain. Bakteri tersebar di tanah,udara,air. Mereka
hidup pada dan dalam tubuh oragnisme yan lain serta pada bahan
organic yang mati, seperti bangkai,kotoran,sampah, dan humus. Salah
satu bakteri tersebut adalah Spirochaeta.
Penyakit Infeksi bakteri Spirochaeta diantaranya sifilis, frambusia,
borelia dan leptospirosis. Penyakit sifilis merupakan penyakit infeksi
menular kronik yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum
pallidum. Sedangakan penyakit frambusia disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum pertenue. Bakteri golongan spirochaeta berbentuk
spiral. Terdapat empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu
Treponema pallidum pallidum, Treponema pallidum pertenue, Treponema
pallidum carateum, dan Treponema pallidum endemicum. Penyakit
borelia merupakan penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh
bakteri Borrelia recurrentis, Borrelia burgdorferi. Penyakit leptospirosis
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
interrogans. (Jawetz, 2008).
Secara Global Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
bahwa pada Tahun 1999 Jumlah kasus baru sifilis di dunia adalah
sebesar 12 juta kasus. Di Amerika Latin dan Karibia pertambahan jumlah
kasus baru diperkirakan 3 juta jiwa (WHO, 2001). Di Pasifik Barat
diketahui tingkat prevalensi sifilis relatif ditemukan tinggi di Kamboja (4%),
Papua New Guinea (3,5%) dan Pasifik Selatan (8%) (WHO, 1999).
Seropositif Sifilis diantara kelompok LSL yang tidak menunjukkan gejala
diperkirakan jumlahnya sekitar 9,3% di Boston (Mimiaga et al, 2003) dan
11% di Peru (Snowden, 2010).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) melalui Surveilans
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011
mendapatkan angka kejadian sifilis di Indonesia diderita oleh waria
sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang

3
berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak
langsung sebesar 3% dan narapidana sebesar 3%.2 Jika tidak diobati,
angka mortalitas mencapai 8% hingga 58%, dengan angka kematian
lebih tinggi ada laki-laki. Keparahan gejala sifilis berkurang selama abad
ke-19 dan 20, sebagian karena semakin banyaknya ketersediaan
pengobatan efektif dan karena penurunan virulens dari spirochaete.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Jumlah kasus baru IMS
lainnya termasuk sifilis di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak
8.671 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2011 (10.752 kasus). Meskipun
demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak
yang belum terdeteksi (Dinkes Jateng, 2012).
Penyakit frambusia di Indonesia sampai saat ini belum dapat
dieliminasi dari seluruh wilayah walaupun secara nasional angka
prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Sekitar 75 % penderita
penyakit ini adalah anak- anak di bawah usia 15 tahun terutama anak-
anak berusia antara 6-10 tahun. Pada tahun 2006 terdapat lima propinsi
di Indonesia dengan angka prevalensi yang cukup tinggi yaitu Papua
Barat (15,00), Papua (10,01), Sulawesi Tenggara (7,92), Nusa Tenggara
Timur (2,80), danMaluku (1,08) (Depkes RI, 2007).
Prevalensi penyakit frambusia di Kota Jayapura berfluktuasi dari tahun
2005 sampai 2007. Pada tahun 2005 prevalensi frambusia 1,7 per 10.000
penduduk sedangkan pada tahun 2006menjadi 1,4 per 10.000 penduduk
namun pada tahun 2007, prevalensi penyakit frambusia di Kota Jayapura
sebesar 5,4 per 10.000 penduduk (Dinkes jayapura, 2008). Angka ini
lebih tinggi dari kebijakan Departemen Kesehatan yaitu < 1 per 10.000
penduduk (Depkes RI, 2005).
Penularan penyakit sifilis diketahui dapat terjadi melalui kontak
langsung melalui perpindahan bakteri Treponema pallidum yang terdapat
pada lesi di area genital dan kulit luar area genital, hubungan seksual dan
perilaku serta melalui kontak tidak langsung yang mungkin dapat terjadi
seperti penggunaan barang yang bersifat pribadi bersama seperti handuk,
pisau cukur, alas tidur dan tinggal dalam kamar yang sama ataupun
menggunakan fasilitas toilet secara bersama. Sejumlah penelitian
menyebutkan bahwa Treponema pallidum di kulit manusia dan membran

4
mukosa memiliki kecenderungan untuk masuk menembus kulit normal
dan membran mukosa ( WHO, 2011).
Penyakit infeksi bakteri spirochaeta harus mendapat perhatian. Hampir
semua system dalam tubuh dapat diserang termasuk system
kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil dapat menularkan pada
janinnya sehingga menyebabkan sifilis congenital yang dapat
mengakibatkan kelainan bawaan dan kematian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Spirochaeta?


2. Bagaimana morfologi Spirochaeta?
3. Apa saja klasifikasi Spirochaeta?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi nilai tugas semester 2 mata kuliah bakteriologi.
2. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi medik.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup mikrobiologi medik.
4. Untuk mengetahui bagaimana urutan ruang lingkup mikrobiologi
medik.

D. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Belajar memahami tentang bakteri spirochaeta.
2. Sebagai latihan sebelum membuat tugas skripsi.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di pelajari untuk di
implementasikan di lapangan.
4. Membuka pikiran untuk memahami permasalahan di lapangan.
5. Memahami cara-cara penulisan makalah dengan benar

5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Spirochaeta
Spirochaeta adalah bakteri berukuran besar, kelompok heterogen
bakteri spiral yang motil. Satu famili (spirochaetaceae) dari ordo
Spirocahetales terdiri dari tiga genus organisme yang hidup bebas,
berukuran besar dan berbentuk spiral. Famili lainnya (Treponemataceae)
meliputi tiga genus yang patogen bagi manusia yakni Treponema,
Boriela, dan Leptospira (Jawetz, 2008). Bakteri spirochetes berbentuk
spiroket panjang dengan banyak uliran. Pada beberapa kelompok bakteri
spiroket seperti Treponema, Leptospira, dan Borrelia, bergerak dengan
suatu gelombang uliran berjalan, suatu tipe gerakan sel untuk menembus
medium kental (Jawetz, 2008)

B. Morfologi Spirochaeta
Bakteri ini tidak memiliki flagella, berbentuk spiral halus, langsing,
fleksibel, merupakan gram negatif, bersifat anaerob, fakulatif anaerob
atau mikroaerofil. Ukuran lebar 0.1 – 0.3 um, panjang 5 – 300 um.
Walaupun tanpa flagella dapat bergerak aktif secara cepat melalui 3 cara
yakni rotasi, kontraksi, dan gerakan seperti ular. Gerakan tersebut
disebabkan karena kuman ini memiliki beberapa lembar filament yang
terletak diantara dinding sel dan membrane sitoplasma terentang dari
ujung satu keujung lainya (Jawetz, 2008).
Spirochaeta hidup bebas didalam air yang mengandung H2S,
dilumpur, atau didasar laut. Bagi pertumbuhanya dibutuhkan media yang
diperkaya dengan serum dan dalam suasana anaerob. Kuman ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop medan gelap atau dengan
pengecatanm khusus seperti Giemsa Fontana, atau Levaditti (impregnasi
perak). (Jawetz, 2008).

C. Klasifikasi Spirochaeta
Bakteri Spirochaeta terbagi menjadi bebererapa spesies berikut,
diantaranya adalah :
1. Treponema

6
Bakteri ini berbentuk sangat langsing, berulir halus dengan
ujung membulat atau meruncing. Ada tiga jenis treponema yaitu
penyebab penyakit sifilis atau lues (Treponema pallidum), penyebab
penyakit framboesia atau yaws (Treponema pertenue) dan penyebab
penyakit pinta (Treponema carateum)
Morfologi :
 Berukuran panjang 5-15µ dengan garis tengah 0,009-0,5µ
 Bersifat anaerob, hidup sebagai parasit atau komensal,
beberapa diantaranya bersifat patogen
 Tidak membentuk katalase dan oksidase
 Tidak berwarna dengan metode pewarnaan aniline, tetapi
terlihat dengan pewarnaan metode impregnasi perak
a. Treponema pallidum
1) Morfologi
Organisme ini berbentuk spiral yang tipis dan panjangnya
6-8µ dengan ujung yang meruncing dan mampu bergerak
dengan aktif. Tubuhnya berpilin menjadi 8-15 ulir yang kaku dan
teratur.
2) Diagnosa
Spirochaeta dapat dengan mudah dilihat di bawah
mikroskop medan gelap. Bahan pemeriksaan diambil dari ulkus
pada stadium pertama penyakit. Pada sifilis stadium kedua dan
ketiga diagnosa didasarkan atas antibodi dalam darah dengan
pemeriksaan Treponema pallidum haemaglutinsation dan
Flourescent Treponema Anti-body Test (TPHA dan FTAO).
3) Pengobatan
Untuk mengobati penyakit yang di sebabkan oleh bakteri
ini dapat diobati dengan menggunakan penisilin.
4) Pencegahan
Hindari hubungan seks dengan orang yang menderita
penyakit ini. Pengobatan awal dan terus menerus terhadap
semua kasus untuk memusnahkan sumber infeksi.
b. Treponema pertenue
1) Morfologi

7
Organisme ini tidak dapat dibedakan dari Treponema
pallidum. Menyebabkan frambosia yaitu suatu infeksi kulit yang
terutama umum terjadi di negara-negara tropis. Penyakit ini
terjadi pada anak dan menyebabkan ulkus nodular. Penyakit ini
didapat dengan cara kontak dengan penderita dan penularannya
dipermudah oleh kondisi yang kotor dan kemiskinan.
2) Diagnosa
Spirochaeta dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
medan gelap pada preparat yang diambil dari lesi. Pemeriksaan
TPHA dan FTA positif.
3) Pengobatan
Untuk mengobati penyakit yang di sebabkan oleh bakteri ini
dapat diobati dengan menggunakan penisilin.
4) Pencegahan
Perbaikan standar hidup, perhatian terhadap higiene dan
pengobatan penderita dengan penisilin.
c. Treponema carateum
1) Morfologi
Organisme ini tidak dapat dibedakan dari Treponema
pallidum. Menyebabkan infeksi yang ditandai oleh lesi pada
kulit. Penyakit ini banyak terdapat di India bagian barat dan
Amerika Tengah.
2) Diagnosa
Spirochaeta dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop medan gelap.
3) Pengobatan
Untuk mengobati penyakit yang di sebabkan oleh bakteri
ini dapat diobati dengan menggunakan penisilin.
4) Pencegahan
Perbaikan standar hidup, perhatian terhadap hygiene.
2. Borellia
Bakteri besar bergerak aktif, berkilat dengan ulir terbuka yang
kasar dan lebar. Ukurannya 0,3-0,7µ lebarnya dan 10-30µ
panjangnya serta gram negatif. Bakteri ini ada dua jenis yaitu

8
penyebab penyakit demam kambuhan (Borrelia recurrentis) dan
penyebab penyakit orofaringitis (Borrelia vincentii).
Morfologi :
• Berbentuk spiral tidak teratur dengan panjang 10-30µm dan
lebar 0,3µm
• Sangat fleksibel dan bergerak secara rotasi dan berputar
• Dapat dengan cepat diwarnai menggunakan pewarnaan
bakteriologi misalnya dengan pewarnaan darah seperti giemsa
atau wright
a. Borrelia recurrentis
1) Morfologi
Borrelia recurentis dan Borrelia duttoni merupakan
organisme yang tumbuh dalam bentuk spiral terbuka dan
bergerak. Bakteri ini dimasukka ke dalam kulit melalui gigitan
serangga dan setelah masa inkubasi 5-7 hari bakteri
memasuki peredaran darah. Gejala yang muncul meliputi
kekakuan, sakit kepala, berkeringat, rasa sakit pada tulang-
tulang panjang dan pembesaran limpa. Suhu badan dapat
mencapai 103 atau 104F dan menetap selama 5-7 hari
kemudian diikuti dengan penurunan panas secara mendadak.
Setelah kira-kira 6 hari timbul panas badan lagi disertai gejala-
gejala yang sama seperti serangan sebelumnya. Setelah 7
hari panas badan menghilang dan terjadi penyembuhan,
tetapi kekambuhan kadang-kadang terjadi lagi.
2) Penularan
Borrelia recurrentis ditemukan di Eropa Timur dan
ditularkan melalui kutu sedangkan Borrelia duttoni terdapat di
Afrika dan ditularkan melalui kutu jenis lain
3) Diagnosa
Spirochaeta dapat dilihat dalam jumlah banyak pada
sediaan yang diambil dari darah selama masa demam.
4) Pengobatan
Dapat diobati dengan Penisilin, tetrasiklin terutama
klortetrasiklin, streptomisin.

9
5) Pencegahan
Pemusnahan serangga.
b. Borrelia vincentii
1) Morfologi
Borrelia vincentii merupakan kuman komensal pada
rongga mulut namun pada kondisi tertentu seperti malnutrisi
dan lain-lain. Umumnya ditemukan dalam hubungan simbiosis
dengan Fusobacterium fusiformis maka infeksi simbiosis ini
disebut fusospiroketosis. Infeksi ini dapat menyebabkan diare
seperti kolera atau disentri, tetapi perlu pemastian. Terdapat
pula sakit tenggorokan, peradangan pada gusi, selaput lendir
mulut, demam dan pembesaran kelenjar di leher.
2) Diagnosa
Pemeriksaan lapisan tipis sediaan yang diambil dari
lesi akan menunjukkan adanya kuman berbentuk spiral
bersama dengan bacteriodes
3) Pengobatan
Dapat diobati dengan Penisilin,
4) Pencegahan
Perbaikan higine.
3. Leptospira
Spirochaeta halus yang bergerak aktif, memiliki sejumlah
besar ulir yang berpilin rapat dengan ujung khas yang
membengkok seperti kaitan. Badannya sangat kurus dan dapat
dilihat dengan latar belakang gelap, tidak mudah diwarnai.
a. Morfologi :
• Berbentuk ulir yang rapat, tipis dan merupakan Spirochaeta
yang fleksibel (panjang 5-15mm, bentuk spiral bagus dengan
lebar 0,1-0,2 mm)
• Ujungnya seringkali melengkung membentuk kait
• Bakteri motil aktif dan sangat lunak
• Tidak mudah diwarnai tetapi diimpregnasi dengan perak

10
b. Klasifikasi leptospira :

c. Patogenesis Leptospira :
Infeksi terjadi karena masuknya kuman lewat luka di
kulit atau lewat mukosa yang masih utuh tanpa menimbulkan
kelainan setempat. Selanjutnya kuman masuk ke dalam
darah dan menimbulkan leptospiremia, kuman masuk ke
dalam organ-organ tubuh antara lain ginjal dan hati.
d. Cara penularan :
Infeksi terjadi lewat makanan atau minuman yang
tercemar urine hewan reservoir. Kuman juga dapat masuk
melalui luka kecil di kulit atau konjungtiva sewaktu mandi di
kolam renang atau sungai yang tercemar.

11
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
Spirochaeta adalah bakteri berukuran besar, kelompok heterogen
bakteri spiral yang motil. Satu famili (spirochaetaceae) dari ordo
Spirocahetales terdiri dari tiga genus organisme yang hidup bebas,
berukuran besar dan berbentuk spiral.
Bakteri ini tidak memiliki flagella, berbentuk spiral halus, langsing,
fleksibel, merupakan gram negatif, bersifat anaerob, fakulatif anaerob
atau mikroaerofil.
Terdapat tiga jenis bakteri Spirochaeta yaitu Treponema, Borrelia
dan Leptospira. Ketiganya merupakan bakteri patogen yang
menyebabkan beberapa penyakit. Ada tiga jenis Treponema yaitu
penyebab penyakit sifilis atau lues (Treponema pallidum), penyebab
penyakit framboesia atau yaws (Treponema pertenue) dan penyebab
penyakit pinta (Treponema carateum). Bakteri Borrelia ada dua jenis yaitu
penyebab penyakit demam kambuhan (Borrelia recurrentis) dan
penyebab penyakit orofaringitis (Borrelia vincentii).

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami
paparkan, Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk
kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Butel, J. S., Brooks, G. F., Morse, S. A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Alih


Bahasa : E. Mudihardi, dkk. Jakarta: Salemba Medika.

Hare, R. 1993. Mikrobiologi dan Imunologi untuk Perawat dan Dokter. Alih
Bahasa : Praseno. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Satish Gupte, M. D. 1990. Ikhtisar Mikrobiologi Dasar. Alih Bahasa : Julius.


Jakarta: Binarupa Aksara.
Syahrurachman, A., dkk. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai