TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ikan lele (Clarias sp.) berdasarkan SNI (2000) adalah sebagai
berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Telestei
Ordo : Osariophysi
Subordo : Siluroidea
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
(Gambar 1)
Ikan lele dumbo (Clarias sp.) pada gambar 1. mempunyai ciri-ciri yang
berbeda dengan jenis ikan lain yaitu, kepala berbentuk dorsal, agak cembung,
permukaan dorsal kepala ditutupi dengan kulit tebal sehingga tulang tidak mudah
Mata ikan lele dumbo (Clarias sp.) berbentuk bulat ovid dan terletak di
dorsolateral bagian kepala. Ikan lele memiliki jumlah sirip punggung 68 – 79, sirip
dada 9 – 10, sirip perut 5 – 6, sirip anal 50 – 60 dan sungut (barbel) sebanyak 4
pasang, 1 pasang diantaranya memiliki ukuran yang lebih besar dan panjang
(Id’ham, 2014).
Perairan tawar merupakan habitat hidup ikan lele. Ikan lele dapat hidup
dan berkembang dengan baik di sungai dengan aliran air yang tidak terlalu
deras, saluran irigasi, kolam dengan sumber air dari air tanah maupun sumur di
perairan yng tenang, seperti danau, telaga, rawa. Lele bahkan dapat hidup
dengan baik di perairan dengan kondisi buruk, seperti di air comberan, perairan
tidak di karbol dan kreolin. Lele juga dapat hidup di perairan yang miskin
kandungan oksigen terlarut. Namun, pad dasarnya ikan lele dapat tumbuh
(Suhestri, 2014).
Phylum : Protophyta
Classis : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Family : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
Spesies : Aeromonas hydrophila
(Gambar 2)
Bakteri Aeromonas hydrophila dan dapat menyebabkan penyakit sitemik
yang dapat menyerang ikan air tawar baik ikan hias maupun ikan konsumsi dan
dapat mematikan sampai 100% ikan adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Aeromonas hydrophila, dengan gejala klinis berupa luka dibagian tubuh
ikan dan bakteri ini menyerang semua umur dan hampir semua komoditas
Jkt.
tergolong prostista prokariot yang dicirikan dengan tidak adanya membrane yang
memisahkan inti dengan sitoplasma. Bakteri ini biasanya berukuran 0,7 – 1,8 x
1,0 – 1,5 µm dan bergerak menggunakan flagel tunggal. Bakteri ini berbentuk
batang sampai dengan kokus dengan ujung membulat, fakultatif anaerob, dan
2.3 Garam
Natrium klorida atau yang biasa disebut garam dapur adalah senyawa
dengan rumus NaCl. Dalam suatu proses fermentasi bahan pangan, natrium
tertentu masih dapat tumbuh dalam larutan berkadar garam tinggi (Amalia,
2016).
Garam itu sendiri menurut Indarti (2009), merupakan salah satu bahan
pembantu yang sangat penting bagi manusia salah satunya garam digunakan
untuk proses pengawetan ikan. Selain itu garam juga mempunyai peran dalam
(Data Primer X)
Asam sitrat merupakan salah satu produk komersial yang penting di dunia
pencampuran, yaitu kelarutan relatif tinggi, tak beracun, dan menghasilkan rasa
asam yang disukai. Kegunaan asam sitrat yang lain merupakan sebagai bahan
lemah yang terdapat pada daun dan buah tumbuhan tertentu. Senyawa ini
merupakan bahan pengawet alami yang baik dan dapat juga dipakai untuk
Asam malat merupakan asam dari buah apel, larut dalam air dan
malat ini adalah kekuatan asamnya kurang disbanding asam tartrat dan asam
sitrat, namun keunggulannya mempunyai bau yang khas, lembut dan cukup
kapang, dan juga bakteri pathogen yang berasosiasi dengan pangan seperti
produk rerotian (bakery). Studi lain menyatakan bahwa asam asetat efektif
yang tidak terdisiosisasi yang dapat masuk dalam sel mikroba (Yuliana, et al.,
2014).
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah
rasa asam yang tajam dan laut didalam air, alcohol, gliserol, eter. Pada tekanan
atmosfer, titik didihnya 118,10C. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat
Mikroba dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara, tanah alat –
alat pengolah (selama proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus
manusia dan hewan. Penyakit akibat pangan (food borne disease) yang terjadi
Pangan dapat beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri pathogen yang
Bakteri yang terkait keracunan makan diantaranya adalah bakteri bakteri gram
Kingdom : Bacteria
Divisi : Protobacteria
Kelas : Gamma Protobacteria
Bangsa (Ordo) : Enterobacteriales
Suku (Familia) : Enterobactericeae
Marga (Genus) : Escherichia coli
Spesies : Escherichia coli
Escherichia coli adalah bakteri fakultatif anaerob, berbentuk batang,
bersifat gram negative dan merupakan flora normal intestinal. Bakteri ini
termasuk gram negative berbentuk batang yang secara normal hidup disaluran
pencernaan, banyak kasus diare yang disebabkan bakteri ini. Escherichia coli
penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak seperti juga
suhu pertumbuhan 80C - 460C, tetapi suhu optimum pertumbuhannya 370c. oleh
karena itu, bakteri ini dapat hidup dalam tubuh manusia dan vertebrata lain.
Bakteri ini juga berbahaya apabila hidup diluar usus seperti pada saluran kemih,
yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lender. Bakteri ini juga paling
2017).
2.7.2 Coliform
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah
semua bakteri berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk spora, dan
dapat memfermentasi latosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu
melalui jalur fekal oral, yaitu dengan cara manusia memakan makanan atau
hewan yang tercemar, misalnya daging dan susu. Kontasminasi bakteri coliform
menurut Arnia dan Efrida (2007), dapat terjadi melalui tangan penjual,
pemotongan yang tidak hygien hingga bakteri dari allat pemotong dapat
berpindah ke daging.
(Data Primer X)
2.7.3 Salmonella
Salmonella sp. merupakan salah satu indicator keamanan pangan, hal ini
dapat menjadi indikasi dari cemaran mikroba jenis bakteri terutama salmonella
yang terjadi pada ikan diperairan. Bakteri salmonella sangat berbahaya bagi
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (2009) bahan pangan ikan dan produk
Bakteri salmonella sp. menurut Sukardi (2016), sering dijadikan standart utama
kebersihan pangan di industry. Hal ini dikarenakan jumlah yang terlalu banyak
pangan. Sehingga ada kontaminasi didalam bahan, alat, dan pada saat proses
produksi.
dan tidak berspora. Bakteri ini ditemukan pada tahun 1881. Bakteri ini memiliki
salmonella dapat tumbuh pada suhu 5 – 470C dan optimum pada suhu 35 –
(Data Primer X)
Bakteri Vibrio cholera pertama kali ditemukan oleh seorang ahli anatomi
dari Italia yakni Filipo Pacini pada tahun 1854. Penemuannya mengungkapkan
tentang bakteri V. cholera penyebab utam yang menjadi penyakit kolera. Namun
teori dari merupakan bakteri yang berbentuk batang bengkok seperti koma
berukuran 0,5 µm x 1,5 – 3,0 µm, bakteri ini merupakan bakteri gram negative
dan tidak berspora, hidup secara aerob dan anaerob fakultatif, bergerak melalui
flagel yang yang monotrik, tidak membentuk spora dan pada biakan tua dapat
Bakteri ini memiliki habitat alami diperairan asin, akibatnya bakteri ini paling
sering dikaitkan dengan makanan laut sebagai kontaminan alami. Bakteri vibrio
ini sangat bahaya ketika mengkontaminasi ikan atau produk perikanan lainnya
karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan antibiotic yang benar.
(Data Primer X)
2.7.5 Pseudomonas sp
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
memulai sesuatu infeksi dan menyebakan infeksi pada manusia dengan kondisi
bergerak aktif dengan flagel monotrika (lagel tunggal pada kutub), tidak spora,
daya tahan tidak normal, misalnya di selaput lender dan kulit yang rusak akibat
kerusakan jaringan. Bakteri menempel dan menyerang selaput lender atau kulit,
tahan terhadap berbagai antimikroba dank arena itu menjadi domain dan penting
jika bakteri yang lebih peka dari flora normal ditekan. Bakteri ini tumbuh secara
obligat aerob pada pembenihan gizi sederhanan pada suhu 370C – 420C. bakteri
ini mudah tumbuh pada berbagai media bikan karena kebutuhan nutrisinya
sangat sederhana, bentuk koloninya bulat berwarna hijau (Jawetz, et al., 1996).