Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGARUH PEMBERIAN FORMULATED DIET DAN LIFE DIET


TERHADAP PARAMETER PERTUMBUHAN LARVA PADA
BEBERAPA SPESIES IKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Nutrisi Ikan


Oleh :
Hemi Trifani (L1B015040)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO

2017
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Selama berlangsungnya suatu usaha budidaya komoditas ikan, usaha pembenihan terutama
saat telur ikan menetas menjadi larva merupakan tahapan yang memerlukan perhatian khusus,
dimana larva ikan mulai memasuki masa kritis dan menjadi rentan terhadap berbagai faktor
yang dapat menimbulkan kematian. Masa kritis larva, yaitu saat kuning telur mulai habis dan
larva mulai mengambil makanan dari luar.Hal itu ditandai dengan larva yang sudah mulai
berenang. Jika 50 % larva sudah mulai berenang, kondisi ini merupakan saat yang tepat bagi
larva untuk mulai diberi pakan (Khairuman dan Amri, 2003 dalam Lucas et al., 2015).
Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya pembenihan selain mengetahui tingkah laku
larva, ukuran bukaan mulut, adalah mengetahui kualitas pakan. Kualitas pakan dapat
mengurangi tingginya mortalitas dan meningkatkan pertumbuhan (Yousefian et al., 2013). Hal
terpenting dalam budidaya pembenihan adalah mempersiapkan pakan yang mudah dikonsumsi
dan dicerna bagi larva serta memiliki kualitas yang baik (Kim, 1996). Pakan awal bagi larva
sangat menentukan keberhasilan budidaya pembenihan ikan yang membutuhkan pakan
tertentu untuk pertumbuhan optimal. Penelitian-penelitian mengenai pemgaruh pakan terhadap
perkembangan larva patut dikaji, mengingat bahwa setiap spesies ikan pada tahapan larvanya
memerlukan pakan bernutrisi dan tepat guna untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Karenanya, makalah ini mencoba mengkaji beberapa penelitian terkait pengaruh pemberian
pakan alami, pakan buatan maupun kombinasi keduanya terhadap aspek pertumbuhan dari
beberapa jenis larva ikan.
1.2.Rumusan masalah
Makalah ini mencoba menjawab beberapa hal, diantaranya:
1.2.1. Bagaimana perbedaan pengaruh pemberian pakan sintesis dan pakan alami pada
pertumbuhan larva Clarias geriepinus?
1.2.2. Bagaimana pengaruh pemberian pakan alami, pakan sintesis dan kombinasi
keduanya terhadap pertumbuhan larva ikan Jundia?
1.2.3. Bagaimana perbandingan pengaruh pemberian pakan alami dan pakan sintetis
terhadap pertumbuhan ikan kerapu?
1.3.Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini diantaranya adalah untuk mengetahui perbandingan
pengaruh pemberian jenis pakan alami seperti Artemia nauplii dan lainnya serta pakan
sintesis komersial terhadap pertumbuhan beberapa jenis larva ikan air tawar dan air laut.

II. ISI DAN DISKUSI

Suatu ransum pakan atau diet yang mengandung cukup nutrisi merupakan faktor esensial
yang menentukan keberhasilan larvikultur beragam spesies ikan, mengingat bahwa periode
kritis dalam akuakultur adalah tahapan ketika dimulainya exogeneous feeding, yaitu tahap
dimana kantung yolk atau kuning telur larva ikan terdeplesi dan larva ikan mulai bergantung
pada ketersediaan pakan di lingkungannya (Carneiro et al., 2003). Adapun menurut Kim et al.,
(1996) dalam Akbari et al., (2010), suksesi pembesaran larva ikan bergantung terutama pada
ketersediaan diet atau pakan yang sesuai yang siap dikonsumsi, dapat dicerna secara efisien
untuk mendukung pertumbuhan serta kesehatan larva. Partikel pakan harus dipilih berdasarkan
pertimbangan terhadap ukuran bukaan mulut larva ikan. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa sistem pencernaan pada larva yang belum berkembang secara sempurna, dimana
sistem pencernaan bersifat rudimenter, tidak dilengkapi lambung dan proses digesti protein
kebanyakan dilakukan pada hindgut sel epitel ( Govoni, J. J. et al., 1986 dalam Achioye-Nzeh,
2012). Menurut Akbari et al., (2010), parameter pertumbuhan seperti Specific Growth Rate,
Faktor Kondisi, mortalitas serta Survival Rate merupakan parameter penting yang dapat
menggambarkan efek pemberian baik pakan alami maupun pakan buatan terhadap tumbuh
kembang larva ikan. Berikut ini merupakan ulasan singkat mengenai beberapa penelitian yang
mengkaji parameter-parameter tersebut sebagai akibat dari pemberian jenis pakan yang
berbeda pada tahap larva hingga post larva pada beberapa jenis ikan.

2.1. Efek pemberian Artemia nauplii serta pakan terformulasi terhadap pertumbuhan
dan kelulushidupan larva dan post larva Clarias gariepinus
Penelitian ini dilakukan oleh Achionye-Nzeh et al., pada tahun 2012 dengan
menggunakan African catfish sebagai ikan uji. Benih ikan dihasilkan melalui proses pemijahan
yang dilakukan secara artifisial melalui penyuntikan hormon ovaprim pada indukan. Telur
yang menetas menjadi larva didiamkan selama 3 hari, lalu mulai diberi perlakuan pemberian
pakan pada hari ke-4 setelah menetas. Hasil penelitian dari perlakuan yang diberikan
menunjukkan bahwa pada larva yang diberi pakan Artemia nauplii sebanyak 0.25% dan 0.5%
bobot tubuh menunjukkan penambahan berat badan sebesar rata-rata 0.042 gram dan 0.057
gram. Persentase lulus hidup (SR) terbilang tinggi, mencapai 95%. Adapun pada hari ke-26
hingga hari ke-50 penelitian, larva yang telah memasuki post larva mulai diberi pakan buatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SGR ikan tahap post larva yang diberi pakan sebanyak
0.25% bobot tubuh adalah sebesar 6.41%+1.59 dan 9.35%+0.049 pada ikan yang diberi pakan
0.5% dari bobot tubuh. SGR saat larva terbilang lebih tinggi dibandingkan saat post larva. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena perubahan pakan alami menuju pakan buatan, dimana
sifat pakan buatan yang dapat tengelam menuju dasar perairan dan tidak dapat dikonsumsi
dengan baik oleh ikan-ikan post larva. Selain itu, pakan alami A. nauplii terindikasi tidak
mencemari perairan sehingga air tetap jernih. Tingkat kelulushidupan pada awal mencapai
95%, lalu berkurang menjadi 90% setelah penambahan pakan buatan pada post larva.
mengindikasikan bahwa Artemia nauplii sebagai pakan alami merupakan pakan starter larva
yang baik untuk diberikan pada larva C. gariepinus. Perubahan pakan secara bertahap dapat
dilakukan pada benih dengan secara bertahap menggantikan A. nauplii dengan pakan
terformulasi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi larva.
2.2. Evaluasi pakan alami dan pakan terformulasi terhadap pertumbuhan awal dan
kelulushidupan larva ikan Jundia (Rhamdia quelen)
Penelitian ini dilakukan oleh Carniero et al., (2003), dengan ikan uji menggunakan ikan
endemic larva Jundia. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pakan kombinasi FD
(formulated diet) dan LD (live diet berupa zooplankton), serta kedua pakan tersebut secara
terpisah. Hasil perlakuan menunjukkan bahwa pemberian pakan terformulasi memberikan
persentase SR dan GR yang lebih rendah dibandingkan LD dan kombinasi FD-LD. Adapun
larva dengan pakan kombinasi mengalami penambahan pertumbuhan sebesar 170 mg
sedangkan larva dengan pakan LD sebesar 110 mg. Hasil baik dari penambahan kombinasi
pakan menunjukkan bahwa keseimbangan nutrient didapatkan ketika kedua diet tersebut
diberikan pada larva. Carniero et al., (2003) menuturkan bahwa rendahnya faktor kondisi,
SGR dan pertumbuhan larva serta tingginya mortalitas larva yang diberi pakan terformulasi
menujukkan bahwa larva dengan pakan terformulasi mengalami malnutrisi, yang
diindikasikan dengan pergerakan larva yang lebih pasif dan cenderung menenggelamkan diri
menuju ke dasar perairan. Larva dengan pakan alami terlihat berenang di tengah perairan
sedangkan larva dengan pakan kombinasi bergerak lebih aktif. Co-fed larva menujukkan
performa yang lebih baik dengan SR yang lebih tinggi dan memiliki ketahanan terhadap
infeksi parasit. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa mengombinasikan pemberian FD dan LD pada
tahap larva memungkinkan perkembangan dan kelulushidupan larva karena adanya stabilisasi
dan keseimbangan kondisi nutrisi, serta agar larva terhindar dari imaturitas fisiologi dan
morfologi sistem pencernaan yang disebabkan nihilnya enzim proteolitik dalam saluran cerna
saat tahapan larva. Tingkat kelulushidupan larva mencapai 86-96% selama minggu pertama
dan menurun menjadi 67-84% setelah minggu keempat. Adapun SR larva dengan pakan alami
A. nauplii (perlakuan dua dan tiga) lebih tinggi dibandingkan dua perlakuan lainnya.
2.3. Perbandingan pemberian pakan alami serta pakan artifisial terhadap pertumbuhan
dan kelulushidupan ikan trout (Onchorynchus mykiss)
Penelitian ini dilakukan oleh Akbary et al., (2007) dengan ikan trout sebagai ikan uji.
Pemberian pakan dilakukan melalui empat perlakuan berbeda, yaitu pakan buatan starter
komersiil, Artemia nauplii hidup selama 3 hari, Artemia nauplii hidup selama 7 hari serta
pakan kombinasi dari 5% Artemia nauplii dengan pakan starter komersiil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi pakan hidup dan pakan buatan menghasilkan pertumbuhan
larva yang lebih cepat dibandingkan tiga perlakuan lainnya. Lebih lanjut disimpulkan bahwa
selama masa peralihan larva menuju post larva, kan trout beradptasi dengan baik dan cepat
terhadap pakan formulasi. Pertumbuhan baik terlihat pada kombinasi pakan artifisial dan
pakan alami yang terindikasi melalui pertambahan panjang berat setelah pemberian pakan
starter buatan komersiil. Adapun, penggantian kombinasi pakan dengan hanya pakan buatan
terformulasi pada minggu awal tahap larva dapat mengakibatkan periode pertumbuhan yang
memendek dan berjalan lebih lambat.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan ketiga referensi penelitian yang telah diulas diatas, dapat ditarik suatu
generalisasi bahwa pemberian pakan yang sesuai untuk tahap larva dan post larva pada
umumnya adalah kombinasi antara LD dan FD atau yang disebut co-fed. Hal ini karena pada
masa transisi dar larva menuju post larva, perubahan jenis pakan secara bertahap disertai
pemenuhan kebutuhan nutris iyian cukup akan dapat mendukung paraemeter pertumbuhan
yang diindikasikan dengan membaiknya SGR dan berkurangnya nilai mortalitas. Dengan kata
lain, pemberian pakan alami dan pakan sintesis terhadpa larva menimbulkan pengaruh yang
berbeda nyata satu sama lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber referensi review jurnal

Achionye-Nzeh, C. G., Olumuji K., Bello N. 2012. Effects Of Artemia nauplii and Formulated
Diet on Growth and Survival of Larvae and Post Larvae of Clarias Gariepinus( L).
International Journal od Life Science and Pharma Research. Vol.2 (2):29-34.

Akbary, P., Hosseini S. A., Imanpoor M., Sudagar m., and Makhdomi N. M., 2007.
Comparison Between Live Food and Artificial Diet on Survival Rate, Growth and Body
Chemical Composition of Oncorhynchus mykiss Larvae. Iranian Journal of Fisheries
Sciences. Vol. 9(1) : 19-32.

Carniero, P. C. F., Jorge D. M., MarianneS., Paulo R. C. O. F., and Fabiano B. 2003. Live and
Formulated Diet Evaluation Through Initial Growth and Survival of Jundi Larvae,
Rhamdia quelen. Scientia Agricola Vol. 60(4): 615-619.

Pustaka pendukung

Kim J., K. G. Massee and W.H. Hardy. 1996. Adult artemia as food for first feeding Coho
salmo (Onchorhynchus kisutch). Aquaculture, 144: 217-226.
Lucas, W.G.F. , Ockstan J.K., dan Cyska L. 2015. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
gurami (Osphronemus gouramy) dengan pemberian beberapa jenis pakan. Jurnal
Budidaya Perairan Vol. 3 (2): 19-28.
Yousefian, M., A. Navazandeh, A. Gharaati, and S. Mahdavi. 2013. Investigation of Survival,
Growth and Biochemical Blood Parameters of Common Carp (Cyprinus carpio L.)
Larvae Feed by Artificial Diets. International Journal of Plant, Animal and
Environmental Sciences. Vol.3 : 175-180.

Anda mungkin juga menyukai