BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan
dan Alumni
i
DAFTAR ISI
ii
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................................ 15
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya ................................................................................ 7
Tabel 2. Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .............................................................. 3
Gambar 2. Lidah Buaya (Aloe vera) ............................................................................. 4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota .................................................................... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................................ 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim ......................................................................... 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................................. 18
iii
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai salah satu komoditas budidaya air tawar
merupakan spesies ikan yang memiliki beberapa nilai lebih, diantaranya mudah dipelihara,
bernilai ekonomis tinggi, responsif terhadap pakan tambahan, kelangsungan hidupnya tinggi,
dapat mentolerir salinitas pada kisaran yang luas, mampu berkembangbiak dengan cepat,
serta memiliki struktur daging putih bersih, tebal dan kenyal (KKP, 2010). Namun, dalam
usaha budidaya ikan nila, berbagai penyakit dapat menggangu pertumbuhan dan produksi
ikan. Aeromonas hydrophila adalah salah satu bakteri patogen yang dapat menyebabkan
penyakit pada ikan nila. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit Motil Aeromonas
Septicemia (MAS), terutama pada spesies ikan air tawar di perairan tropis termasuk ikan nila.
Ikan yang terserang penyakit MAS menyebabkan pertumbuhan yang terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian.Usaha pengendalian infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan nila
telah coba dilaksanakan diantaranya melalui vaksinasi pada ikan dengan vaksin Hydrovac.
Pemberian vaksin Hydrovac diketahui telah cukup banyak membantu menghindarkan ikan
budidaya dari serangan bakteri Aeromonas hydrophila, dengan persentase RPS (Relative
Percentage Survival) mencapai 65,78% pada ikan nila (Taukhid et al., 2008). Nilai ini
terbilang cukup tinggi. Namun begitu, mengingat bahwa komoditas ini memiliki peluang
yang besar, maka diperlukan suatu langkah preventif yang lebih protektif guna memberikan
perlindungan terhadap infeksi yang jauh lebih aman. Karenanya, pengkajian terhadap potensi
ekstrak bahan alami yang terkandung dalam tanaman seperti lidah buaya sebagai bahan yang
dapat meningkatkan efikasi vaksin dalam memodulasi sistem imun ikan perlu dilakukan guna
mengetahui apakah peningkatan produksi perikanan melalui vaksinasi yang lebih efektif
mungkin dilakukan.
Berbagai tumbuhan di alam diketahui memiliki komponen atau senyawa bioaktif yang
memiliki potensi untuk memodulasi sistem imun. Salah satu bahan alami yang diketahui
memiliki kandungan yang berpotensi sebagai adjuvant untuk meningkatkan kemampuan
sistem imun dalam menghadapi invasi mikroba adalah tanaman lidah buaya (Aloe vera) yang
banyak ditemukan di Indonesia. Sebelumnya, pernah dilaporkan bahwa pemberian
2
acemannan (fraksi karbohidrat dari gel lidah buaya) bersamaan dengan vaksin NDV
(Newcastle disease virus) dan IBDV (Infectious bursal disease virus) pada ayam pedaging
(setelah menetas) menyebabkan kenaikkan titer antibody (Chinnah et al., 1992). Potensi
kandungan bahan immunomodulator yang dimiliki lidah buaya ini perlu dikaji terkait
kesesuaiannya dengan vaksin yang diperuntukkan untuk ikan. Hal ini akan memungkinkan
para pembudidaya agar dapat meningkatkan produktivitas budidaya dan terhindar dari
ancaman infeksi pathogen bakterial seperti Aeromonas hydrophila.
1.2.Rumusan Masalah
Mengingat efikasi vaksin HydroVac terhadap ikan nila baru berkisar sebesar 65.78%,
perlu dikaji adakah pengaruh penggunaan gel lidah buaya yang mengandung acemannan
sebagai adjuvant guna meningkatkan efikasi vaksin HydroVac.
1.3.Tujuan
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kandungan zat
pada gel lidah buaya terhadap efikasi vaksin HydroVac yang diinjeksikan pada ikan nila.
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik sebagai sumber referensi
maupun acuan dilakukannya penelitian serupa di waktu yang akan datang.
1.5.Luaran
Luaran dari penelitian ini diharapkan akan dapat menghsasilkan publiksasi ilmiah seperti
jurnal berskala nasional, sehingga dapat memperkaya refeerensi mengenai upaya vaksinasi
pathogen pada ikan.
agar, setelah 24 jam dapat diamati koloni bakteri dengan diameter 1-3 mm yang berbentuk
cembung, halus dan terang (Kabata, 1985 dalam Haryani et al,2012)
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut
subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan
nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih,
sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran
besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan.
Tubuhnya memiliki garis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. linea lateralis
Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip
punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di
ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al.,1993).
HydroVac® terbukti efektif dalam pencegahan MAS pada ikan air tawar di Indonesia.
Aplikasi Vaksin Hydrovac® dapat menekan tingkat kematian ikan akibat penyakit MAS
sebesar 30-40%. Jika tanpa aplikasi vaksin, tingkat kematian yang diakibatkan MAS dapat
mencapai 60-70% (Taukhid 2008).
2.4. Adjuvant
Penggunaan adjuvant bertujuan untuk meningkatkan imunogenitas vaksin, karena
adjuvant merupakan suatu bahan yang berfungsi memperlambat pengeluaran antigen ke
dalam tubuh, sehingga menyebabkan efek pemberian vaksin di dalam tubuh menjadi lebih
lama. Adjuvant merupakan suatu bahan yang dapat meningkatkatkan reaksi kebal. Adjuvant
dapat dicampurkan dengan vaksin suntikan pada hewan dan akan merangsang pembentukan
granuloma yang kaya akan makrofag dalam jaringan. Granuloma yang berisi antigen
perlahan-lahan akan bocor sehingga antigen akan keluar ke dalam tubuh dan dapat
menyebabkan rangsangan antigenik yang lama. Antigen hanya dapat bertahan beberapa
hari,dengan teknik ini antigen dapat bertahan beberapa minggu (Tizard,1982).Oleh karena
itu, sistem pertahanan tubuh ikan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Aeromonas hydrophila dapat bertahan lama karena adanya adjuvant di dalam vaksin.
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman obat dari suku Liliaceae,
tanaman ini berasal dari Afrika, masuk Indonesia sekitar abad ke-17, mempunyai daya
adaptasi tinggi dan kegunaan beraneka ragam. Pada umumnya, tanaman ini dapat
diperbanyak secara vegetatif melalui anakan, sehingga akan lebih cepat tumbuh (Rahayuni et
al., 2002). Ekstrak berupa gel mengandung zat aktif monosakarida dan polisakarida (terutama
dalam bentuk mannosa) yang disebut acemannan (acetylated mannose), mempunyai efek
pada sistem imunitas tubuh hewan (Wiedosari, 2007). Efek imunomodulator zat tersebut
cepat meningkatkan aktivitas sel-sel efektor seperti limfosit dan makrofag sehingga
memproduksi dan melepas sitokin, interlukin (IL)-1, IL-6, IL-12 dan tumor necrosis factor
alpha (TNFα). Aktivitas acemannan yang utama adalah dalam meningkatkan maturasi sel
limfosit T-helper CD4+ menjadi sel Th1 dan imunitas non-spesifik dengan meningkatkan
sintesis sitokin. Dengan demikian fungsi ekstrak Aloe vera dapat dipakai untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius (bakteri dan virus) yang bersifat intraseluler
(Wiedosari, 2007). Penelitian in vitro dan in vivo tanaman ini juga telah banyak dilakukan,
terutama pada model hewan coba dan diketahui bahwa Aloe vera memiliki efek dan khasiat
5
3.1.Materi
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya adalah 6 unit akuarium
pemeliharaan berukuran 30x35x45 cm3 serta 4 unit akuarium untuk perendaman dengan
volume yang sama. Selain itu dibutuhkan pula timbangan, serokan, hanging filter, aerator,
serta ember. Adapun alat yang dibutuhkan untuk sampling darah dan pengukuran titer
antibody diantaranya adalah spuit 1 ml, tabung mikro ukuran 0.5 ml, tabung eppendorf,
sentrifugator, microtitre plate, dan mikroskop. Peralatan lain yang dibutuhkan untuk proses
pengambilan gel diantaranya adalah pisau atau alat pemotong lain, wadah.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan daalam penelitian diantaranya adalah ikan nila ukuran 5-9 cm,
air bersih, ekstrak lidah buaya, pakan apung komersil serta vaksin Hydrovac. Bahan untuk
memproses gel diantaranya adalah pelarut etanol 96%.
3.2.Metode Penelitian
3.2.1. Tahapan Penelitian
3.2.1.1.Persiapan Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah ikan nila berukuran 7-9 cm. Ikan terlebih dulu
diaklimatisasi dalam wadah selama tiga hari dengan diberi pakan apung komersil sebanyak
dua kali dalam sehari. Ikan lalu dipindahkan ke dalam 6 unit akuarium berbeda sesuai
perlakuan dengan padat tebar 5 ekor/40L air dalam satu akuarium. Pengamatan terhadap
tingkah laku makan ikan serta tingkat mortalitas ikan dilakukan setiap hari selama 21 hari.
3.2.1.2.Ekstraksi Gel Lidah Buaya
Gel lidah buaya dipersiapkan dengan mengambil bagian daun lidah buaya segar.
Lidah buaya kemudian dicuci menghilangkan kotoran dari permukaan. Kemudian lidah
buaya dikupas dan dipotong kecil-kecil, lalu haluskan dengan blender. Jus yang diperoleh
lalu ditambahkan dengan etanol 96% dengan perbandingan 1:4. Campuran jus lidah buaya
dan etanol 96% kemudian diaduk selama 10 menit pada suhu 30ᵒC, lalu diendapkan selama
10 jam pada suhu 10ᵒC. Endapan yang terbentuk lalu disaring agar didapatkan ekstrak dalam
bentuk gel.
3.2.1.3.Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 22 hari dengan pemberian pakan sebanyak dua
kali sehari yakni pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pada masing-masing perlakuan. Bobot ikan
idtimbang untuk mengetahui dosis vaksin. Jumlah pakan yang diberikan perperlakuan sama
tingkat kepuasan ikan/hingga ikan kenyang, Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan
penyifonan setiap hari. Jumlah volume air yang disifon sebanyak 10% dari wadah
pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan dilakukan dua kali pengambilan sampel darah
yaitu pada hari hari ke-15 bersamaan dengan injeksi bakteri serta pada hari ke-22 atau satu
minggu setelah injeksi vaksin.
3.2.1.4.Pemberian vaksin
6
Pemberian vaksin dilakukan pada hari ke-7 setelah pemeliharaan. Vaksinasi pada ikan
uji dilakukan melalui teknik injeksi intramuskulari dengan dosis 0.2ml/kg ikan.
3.2.1.5.Uji Titer Antibodi
Setelah dilakukan vaksinasi, dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengukur
titer antibodi ikan. Pengambilan darah ikan uji dilakukan dengan menggunakan spuit 1 mL
pada bagian jantung. Selanjutnya darah ikan ditampung pada tabung mikro ukuran 0,5 mL;
dan didiamkan pada suhu kamar hingga terjadi pemisahan antara keping darah dengan plasma
darah. Untuk mendapatkan plasma darah yang relative murni, dilakukan sentrifugasi selama
lima menit pada 5.000 rpm. Plasma darah selanjutnya disimpan pada suhu 4°C. setelah
diambil sampel darah dan diukur titer antibodi, perlakuan selanjutnya adalah pemberian
adjuvant berupa ekstrak lidah buaya yang ditambahkan ke dalam air dengan dosis (6 ppm)
pada dua akuarium uji. Pemeliharaan kembali dilanjutkan selama 7 hari.
3.2.1.6.Uji Tantang
Uji tantang dilakukan melalui teknik penyuntikan bakteri aktif secara intraperitonial
pada dosis 108 CFU/mL. Pengamatan terhadap tingkah laku, gejala klinis, dan mortalitas
ikan uji dilakukan setiap hari hingga akhir berlangsungnya proses uji tantang selama 7 hari.
3.2.1.7.Pengumpulan Data
Nilai level proteksi dari vaksin yang diberikan, diukur dengan nilai relative
percentage survival (RPS) yang dihitung setelah dilakukan proses uji tantang terhadap
patogen target. Uji tantang secara laboratoris, selanjutnya dihitung nilai RPS.
RPS = ( )
Pengukuran titer antibodi dilakukan menurut metode yang dikembangkan oleh
Roberson (1990), yaitu teknik aglutinasi langsung dengan menggunakan microtitre plate.
Proses aglutinasi diamati dengan bantuan mikroskop inverted pada pembesaran 100-400 kali.
3.3.Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap,
diberlakukan tiga perlakuan berbeda dengan dua kali pengulangan di setiap perlakuannya.
Perlakuan yang diberikan diantaranya :
- Perlakuan 1 = ikan nila tanpa pemberian vaksin
- Perlakuan 2 = ikan nila dengan pemberian vaksin Hydrovac (dosis 100mL/10 L air)
secara imersi
- Perlakuan 3 = ikan nila dengan pemberian vaksin Hydrovac secara imersi dengan
penambahan ekstrak aloe vera
3.4.Analisis Data
Parameter yang diamati meliputi gejala klinis atau eksternal pada permukaan tubuh ikan,
serta pengamatan terhadap laju mortalitas serta tingkah laku makan ikan. Data berupa nilai
`titer antibodi saat pravaksinasi, pra uji tantang serta pasca uji tantang dianalisis secara
statistik menggunakan SPSS dengan analisis ragam ANOVA uji F untuk mengetahui
pengaruh perlakuan terhadap parameter. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E. 1992. Pengaruh Penghancuran Sel Sumber Vaksin Terhadap Efektivitas Vaksin
Aeromonas hydrophila. Universitas Nasional. Jakarta.
Angka, S.L. 1990. Penyakit Akibat Bakteri. Balai Penataran dan Latihan Pertanian Ciawi.
Bogor.
Austin, B and D.A. Austin. 1987. Bacterial Fish Pathogens: Disease in Farmed and Wild
Fish. John Wiley and Son. New York.
Chinnah, A.D., M.A. Baig, I.R. Tizard and M.C. Kemp. 1992. Antigen dependent adjuvant
activity of a polydispersed β-(1,4)-linked acetylated mannan (acemannan). Vaccine 10(8):
551 – 557.
Hadie, W., Angela, M. L., Sularto, dan Evi, T. 2010. Imunitas Maternak Terhadap
Aeromonas hydrophila: Pengaruhnya Terhadap Fekunditas dan Daya Tetas Ikan Patin
Siam (Pangasionodon hypophthalmus). Pusat Riset Perikanan Budidaya: Jakarta Selatan.
J. Ris.Akuakultur (8): 229-235.
Haryani, A.,Grandiosa.,Wono I,D.,Santika,A. 2012 . Uji Efektivitas Daun Pepaya (Carica
Papaya) Untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Mas Koki
(Carassius Auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3) : 213-220
Kamiso dan Triyanto. 1993. Sistem Pertahanan dan Diagnosis Serologi Penyakit Ikan. BLPP
Ciawi. Bogor.
Kaufmann, P.B. 1999. Natural Product from plants. CRC Press : New York.
Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirjoatmojo S. 1993. Freshwater fishes of Western
Indonesia and Sulawesi. Hong Kong: Periplus Editions. Hlm: 344
Muflikhasari, H.A., 2014. Profil Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linnaeus, 1758)
setelah Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Schubert, 1964.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&
act=view&typ=html&buku_id=73647. Diakses pada 17 Oktober 2017.
Mulia, D. S., 2007. Keefektifan Vaksin Aeromonas hydrophila untuk Mengendalikan
Penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) pada Gurami (Osphronemus gouramy
Lac.). Jurnal Pembangunan Pedesaan. 7(1): 44-52.
Nur. Sukenda dan D, Dana. 2004. Ketahanan Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus
Linn.) dari Hasil Induk Yang Diberi Vaksin Terhadap Infeksi Buatan Streptococcus iniae.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(1): 37- 43.
Rahayuni, T. S., dan Santoso U., 2002. Makroenkapsulasi Ekstrak lidah buaya (Aloe vera):
Uji karakteristik makroenkapsulasi dan aktivitas antioksidannya. Agrosains. 15(3): 391 –
402.
Rajput, Z. Iqbal., HU,S., Xiao,C., dan Arijo, A.G. 2007. Adjuvant Effects Of Saponins On
Animal Immune Responses. Journal of Zhejiang University Science B. 8(3):153-161
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.
9
Supriyadi, H. d Taukhid. 2008. Aplikasi Vaksin HydroVac Pada Perikanan Budidaya Air
Tawar. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
Supriyadi, H. dan A. Rukyani. 1990. Imunoprofilaksis dengan Cara Vaksinasi pada Usaha
Budidaya Ikan. Hal:64-70. Prosiding Seminar Nasional II Penyakit Ikan dan Udang. Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. 227 hal.
Tantu, W., Reiny A. T., Sammy N. J. L., 2013. Deteksi keberadaan bakteri Aeromonas Sp
pada ikan nila yang dibudidayakan di karamba jaring apung danau Tondano. Budidaya
Perairan. 1(3): 74-80.
Taukhid. 2008. Aplikasi Vaksin HydroVac Pada Perikanan Budidaya Air Tawar. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
Teugels, G. G. 1982. A Systematic Outline of The African Species. Koninjklijk Museum
VoorMIdden: Africa.
Wiedosari, E., 2007. Peranan Immunomodulator Alami (Aloe vera) dalam Sistem Imunitas
Selular dan Humoral. Wartazoa. 17(4): 166-171.
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 1.1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhamad Fauzan
2 Jenis Kelamin Laki – Laki
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM L1B015009
5 Tempat Tanggal Lahir Jakarta,3 Agustus 1997
6 E-mail ijang6661@gmail.com
7 Nomor Telepon/Handphone 089601845563
B. Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SMA PLUS PGRI
SDN Cisalak 1 SMPN 7 Depok
Cibinong
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
2003-2009 2009-2012 2012-2015
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila ini dikenudian hari dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).
(Muhamad Fauzan)
11
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hemi Trifani
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1-Budidaya Perairan
4 NIM L1B015040
5 Tempat Tanggal Lahir Banyumas, 14 Mei 1998
6 E-mail hemitrifani15@gmail.com
7 Nomor Telepon/Handphone 085786303420
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama MI Ma’arif NU
SMPN 1 Ajibarang SMA N Ajibarang
Institusi 01 Kedungurang
Jurusan - - IPA
Tahun
2004-2009 2009-2012 2012-2015
Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation)
Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/ Seminar Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Dinas Pendidikan dan
Juara 1 Lomba Debat Bahasa
1 Kebudayaan 2014
Inggris SMA Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Best of The Best Speaker CEDC
2 Campusmagz 2014
2014
EFEC Fakultas
Best of The Best Speaker EVAG
3 Ekonomi dan Bisnis 2014
2014
UNSOED
Best of The Best Speaker Sainsation BASIC FMIPA
4 2015
2015 UNSOED
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila ini dikenudian hari dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).
Purwokerto, 19 Oktober 2017
Pengusul,
(Hemi Trifani)
12
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dannisa Nur Ariyan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1-Budidaya Perairan
4 NIM L1B016071
5 Tempat Tanggal Lahir Tegal, 20 Agustus 1998
6 E-mail dannisa.nur@gmail.com
7 Nomor Telepon/Handphone 085742200385
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Kraton 1 SMP N 2 Tegal SMA N 1 Tegal
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1. - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Juara 2 Cabang olahraga ; Catur Dinas Pendidikan
1. 2009
POPDA SD Kota Tegal
Dinas
PemudaOlahraga
Juara 3 Kelas E Cabang Olahraga
2. Kebudayaan dan 2011
Pencak Silat Tingkat SMP/MTs
Pariwisata Kota
Tegal
Dinas
PemudaOlahraga
Juara 2 Kelas G Cabang Olahraga
3. Kebudayaan dan 2012
Pencak Silat Tingkat SMP/MTs
Pariwisata Kota
Tegal
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila ini dikenudian hari dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).
1. - - -
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/ Seminar Tempat
1. - - -
Ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P).
Purwokerto, 20 Oktober 2017
Pembimbing,
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Untuk pakan Ikan
Pelet 25 kg 150.000,- 150.000,-
nila
Lidah buaya Bahan baku 5 kg 10.000,- 50.000,-
200.000,- per
Vaksin Hydrovac Vaksin ikan nila 200mL 400.000,-
100 mL
Ikan nila ukuran Sebagai Objek
60 ekor 30.000,- 30.000,-
7-9 cm penelitian
Bahan kimia
Etanol 96% untuk 2L 70.000,- 140.000,-
mengekstrak
Kalsium Pembersih bahan
1L 50.000,- 50.000,-
Hipoklorit 10% baku
Subtotal 820.000,-
4. Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Transportasi Pembelian pelet 3 20.000,-
Kampus – Toko ikan 60.000,-
pakan
Transportasi Membeli 3 200.000
600.000,-
Kampus – Bogor Hydrovac
Ongkos kirim Pengiriman lidah 5 kg 80,000,-
Malang- buaya 80.000,-
Purwokerto
Transportasi - 3 20.000,-
Kampus – 60.000,-
Laboratorium
Ongkos kirim Pengiriman ikan 1 kg 30.000,-
Purbalingga- uji 30.000,-
Purwokerto
Subtotal 800.000,-
5. Lain-lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Listrik Untuk bayar 4 bulan
100.000,- 400.000,-
listrik
Pembuatan Untuk pelaporan 5
75.000,- 375.000,-
laporan agenda penelitian
Pembuatan Sosialisasi 1 buah
Banner tempat penelitian 100.000,- 100.000,-
(publikasi)
Subtotal 675.000,-
Total (Keseluruhan) 6.243.000,-
17
Dengan ini menyatakan bahwa proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian kami
dengan judul : Gel Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Adjuvant Vaksin Hydrovac untuk Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) dalam Menghadapi Aeromonas hydrophila Isolat Lokal yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat orisinal dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya pelaksanaan yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.