PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
TAUFIK ALKHAMDAN
1121417040
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
TAUFIK ALKHAMDAN
1121417040
Mengetahui
Mengetahui
Ketua Jurusan
Ketua Jurusan
Dr. Dr.
Rahim Husain
Rahim S.Pi,S.Pi,
Husain M.SiM.Si
NIP.NIP.
19711009 2005012001
19711009 2005012001
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehungga penyusun dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul” Pengolahan Tepung Ikan
Gabus (Channa Striatus) Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan
Kerupuk. Proposal penelitian ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah
satu persyratan dalam mengikuti ujian sarjanan Teknologi Hasil Perikanan.
Penyusun menyadari bahwa tanpa ada dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, penyusun tidak mampu menyusun proposal penelitian ini
dengan baik. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa, materi, dan modal
dalam penyususunan proposal penelitian.
2. Bapak Dr.Rahim Husain S.Pi, M.Si selaku ketua jurusan Teknologi
Hasil Perikanan
3. Teman-teman Teknologi Hasil Perikanan angkatan 2017 yang selalu
mendukung dan membantu dalam penyusunan penelitian.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyususnan proposal penelitian
masi jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran
dan pendapat dari semua pihak demi perbaikan selanjutnya. Harapan
penyusun semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian................................................................................3
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gabus (Channa striata)................................................................4
2.1.1 Defenisi Ikan Gabus (Channa striata).....................................4
2.1.2 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Gabus (Channa striata)........5
2.1.3 Kandungan Gizi Ikan Gabus (Channa striata)........................6
2.2 Kerupuk ................................................................................................6
2.2.1 Klasifikasi Kerupuk..................................................................8
2.2.2 Bahan-Bahan Penyusun Kerupuk.............................................9
2.2.3 Tahap Pengolahan Kerupuk....................................................11
2.2.4 Standar Mutu Kerupuk Ikan...................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat...............................................................................15
3.2 Alat Dan Bahan ..................................................................................15
3.3 Prosedur pelaksanaan penelitian .......................................................16
3.3.1 Penelitian pendahuluan...........................................................16
1. Pembuatan Tepung Ikan Gabus (Channa Striata)............16
2. Formula Kerupuk Ikan Gabus (Channa Striata)..............17
3.4 Prosedur pengujian ............................................................................20
3.5 Analisis sensori Hedonik (SNI 01-2346-2006).................................21
3.6 Analisis proksimat produk terpilih ....................................................21
3.7 Analisis data .......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
iii
Daftar tabel
No Teks Hal
1. Syarat mutu kerupuk Ikan.......................................................................14
2. Formula kerupuk.....................................................................................18
3. Kriteria penilaian uji hedonik.................................................................21
4. Nilai kepentingan dari kerupuk...............................................................27
iv
DAFTAR GAMBAR
No Teks Hal
1. Ikan gabus (channa striata).............................................................. 5
2. Kerupuk ........................................................................................... 8
3. Histogram nilai organoleptik hasil penelitian pendahuluan.............. 17
4. Diagram alur pembuatan tepung ikan............................................... 19
5. Alur proses pembuatan kerupuk ikan gabus .................................... 20
v
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayahnya adalah perairan yang kaya akan sumber daya ikan, Perikanan
hewani untuk meningkatkan status gizi bangsa Indonesia. Di tahun 2007, total
output perikanan laut mencapai 57,05%. 30,19% dalam bentuk basah, 10,90%
dalam bentuk pengolahan tradisional Dan 1,86% dari pemrosesan modern dan
bentuk pemrosesan lainnya. Diekspor pada tahun 2005 Sebanyak 857.782 ton,
terutama untuk ikan non ekonomis yang terbatas dalam bentuk Pengolahan
nutrisinya dan Albumin lebih tinggi dari ikan lainnya. Seperti yang dikatakan
Kandungan protein harian tubuh ikan ini sangat tinggi. Ikan gabus ini bisa
rendah) dan sumber albumin pada pasien luka dan luka bakar. Bahkan di
daerah pedesaan, anak laki-laki selalu didorong setelah disunat Makan ikan ini
bisa menyembuhkan lebih cepat. Caranya adalah dengan mengukus ikan Atau
1
degas untuk mendapatkan filtrat, yaitu albumin rendah dan luka. Di dalam
tubuh manusia, albumin (bagian protein) disintesis oleh hati, sekitar 100-200
Mikrogram jaringan hati harian / gram. (Setiawan et al, 2013 ) Ikan gabus
merupakan ikan bernilai ekonomi penting, harganya 20.000 / kg, dan setiap
dijadikan kerupuk yang gurih / asin (Fajri, 1997). Berdasarkan potensi dan
sebagai bahan baku utama pembuatan kerupuk. Biasanya daging ikan gabus
hanya diolah menjadi sambal ikan, bakso ikan, nugget ikan namun jarang
yang mengolah menjadi tepung ikan sebagai bahan dasar pembuatan kerupuk.
proses pemuaian uap air secara tiba-tiba dalam struktur adonan sehingga
2014).
Hingga saat ini kerupuk yang ada dipasaran hanya berbahan dasar tepung
belum ada yang menggunakan bahan dasar tepung ikan gabus, dan sebagian
besar kerupuk yang ada sekarang hanya sebagai penambah lauk makan atau
cemilan saja. Karena ikan gabus memiliki kandungan albumin yang cukup
tinggi untuk dijadikan bahan dasar pembuatan kerupuk ikan diharapkan akan
2
uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengolahan
Tepung Ikan Gabus (Channa Striatus) Sebagai Bahan Dasar Dalam Pembuatan
Kerupuk
kerupuk?
pembuatan kerupuk
(channa striatus) baik dikalangan industri skala besar maupun skala rumah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan gabus (Channa striata) adalah ikan air tawar yang biasa ditemuklan
di periaran sungai, danau, rawa bahkan bisa hidup di air dengan kandungan
oksigen rendah (Yulisman et al.,2012). Ikan gabus juga merupakan ikan yang
berharga baik dalam bentuk segar. bentuk asinan maupun bentuk kering,
Menurut Muslim (2012) bahwa ikan gabus dapat hidup di air tawar, dan
perairan payau bahkan dalam kondisi perairan yang kering ikan ini dapat
Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan yang bernilai ekonomis.
dan Papua. Spesies ini memiliki rasa yang khas, tekstur daging tebal dan putih
sehingga harganya cukup mahal baik dalam bentuk segar maupun kering (ikan
berkurangnya jumlah protein darah. Ikan ini termasuk salah satu jenis ikan
4
Gambar 1. Ikan Gabus (Channa striata)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygil
Ordo : Perciformes
Familla : Channide
Genus : Channa
umumnya berwarna cokelat sampai hitam pada bagian atas dan coklat
muda sampai keputih-putihan pada bagian perut. Kepala agak pipih dan
bentuknya seperti ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala, oleh sebab
itu dijuluki sebagai “snake head”. Sisi atas tubuh ikan gabus dari kepala
5
seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Sirip punggu memanjang
lemak mineral. Kandungan gizi pada ikan gabus yaitu dalam 100 gram
mengandung air 13,61, abu 5,96, protein sebesar 76.9, lemak 1,70, karbohidrat
3,53 (%bk), Zn 3,09 mg dan Fe 4,43 mg. Salah satu jenis protein yang terpenting
yang terkandung yaitu albumin. Kandungan albumin yang terdapat pada daging
ikan gabus digunakan sebagai pengganti serum albumin yang biasanya digunakan
2.2 Kerupuk
Kerupuk merupakan makanan ringan yang populer dan salah satu makanan
disebut dengan kropoek, keropok, kropek, banh phong tom, dan lainnya.
Makanan selingan yang bertekstur garing ini termasuk dalam makanan pelengkap
untuk berbagai jenis makanan utama. Kerupuk memeliki bentuk, ukuran, aroma,
rasa, ketebalan dan kerenyahanserta nialai gizi yang berbeda tergantung pada
menjadi ciri khas di daerah tersebut. Kerupuk tergolong dalam jenis makanan
crackers. Sifatnya yang renyah, mudah disimpan dan tahan lama menjadikan
6
Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering dan crispy berbentuk lempengan
tipis yang terbuat dari bahan yang mengandung pati cukup tinggi (Wiriano,
Amilopektin yang merupakan fraksi tidak terlarut ini memiliki pengaruh besar
pada saat digoreng. Semakin kecil porsi penambahan pati dalam bahan
Pada dasarnya kerupuk mentah diperoduksi dengan glatinasi pati adonan pada
tahap pemanasan dalam hal ini proses pengukusan, selanjutnya adonan dicetak
dan dikeringkan. Adonan kerupuk berasal dari campuran pati coontohnya tepung
7
tapioka, terigu, sagu, ubi, kedelai, dan talas dengan bahan baku lainnya untuk
menguatkan rasa dan aroma sehingga diproleh adonan yang homogeny (Hulopi,
2014). Bahan baku yang diberikan dalam pembuatan kerupuk adalah bahan baku
pilihan yang memiliki rasa dan aroma yang khas pada suatu jenis kerupuk seperti
udang, ikan tenggiri, bawang, singkong, melinjo, ampas susu kedelai, dan
lainnya.
Pada proses penggorengan akan terjadi penguapan air yang terikat dalam gel
pati akibat peningkatan suhu dan dihasilkan tekananan uap yang mendesak gel
pati sehingga terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk rongga rongga udara
pada kerupuk yang telah digoreng. Proses inilah yang menyebabkan terbentuknya
tekstur dan kerenyahan dari suatu produk kerupuk (Setyawan dan Widaningrum,
2013).
Gambar 2. Kerupuk
a. Jenis kerupuk
dan nilai gizi yang beragam antara produk kerupuk satu dengan yang lainnya
(Hulopi, 2014).
8
Berdasarkan bentuknya dikenal dua macam kerupuk (yang terbuat dari
tapioka), yaitu kerupuk yang diiris (di Palembang disebut kerupuk kemplang)
dan kerupuk yang dicetak seperti mie lalu dibentuk berupa bulatan (kerupuk
mie). Dengan demikian proses pembuatannya pun berbeda. Secara garis besar
adonan yang bulat dan panjang seperti mie yang kemudian dibentuk menjadi
Selain kedua jenis bentuk di atas, ada pula kerupuk atom yang memiliki bentuk
bulat, persegi, atau memanjang lonjong, sebesar jari jari kelingking yang
baku utama dan tambahan pangan. Bahan baku utama kerupuk yaitu bahan
yang digunakan dalam jumlah besar dan fungsinya tidak dapat digantikan
pelengkapan bahan baku utama dalam proses produksi. Bahan utama dalam
9
memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi. Pati yang digunakan
tepung sagu, tepung terigu, atau tepung beras (kadang-kadang nasi), akan
tetapi yang paling banyak digunakan untuk pembuatan kerupuk adalah tepung
tapioka yang berasal dari kitela pohon atau singkong. Sedangkan sebagai
mengandung protein, lemak, penambah rasa manis, gurih seperti daring ikan
adonan. Kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka dengan campuran kining
telur tidak lebih dari 15% (persen total dari telur yang ditambahkan) telah
tepung terigu. Ini akan bersifat lebih halus, renyah, dan berwarna seragam
kekuning-kuningan. (Jamaluddin,2018)
10
adalah sebanyak 2-4 persen dari jumlah tepung fungsinya adalah sebagai
struktur fisik kerupuk, memberikan rasa gurih, dan menambah nilai gizi.
tambahan pangan lainnya yang memiliki peran dalam meningkatkan cita rasa
bumbu seperti bawang putih, merica, terasi, cabai, dan lainnya mampu
menciptakan cita rasa yang kuat dan biasanya diikutu dengan aroma yang
minyak atau melalui proses penyangraian dengan pasir atau tanpa pasir
11
tahapan di atas maka ada empat tahapan utama dalam pengolahan kerupuk yang
a. Pembuatan Adonan
tahapan awal setelah perosese persiapan bahan dari alat dalam pembuatan
bahwa bahan dalam membuat kerupuk terdiri bahan baku utama atau
tambahan yang diaduk secara merata, lalu diuleni dengan tangan sehingga
b. Pencetakan Adonan
c. Pengeringan
bahan dengan kadar air tertentu. Kadar air yang tergantung dalam bentuk
12
maksimum pada proses penggorengan sehiingga gel pati kerupuk bisa
d. Penggorengan
dengan metode deep fat frying atau dengan menggunakan minyank dalam
pada suhu tinggi sehingga melekul air yang masih terikat pada struktur
13
pengembangan kerupuk yang berbeda, tetapi cara ini meningkatkan
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei tahun
termometer.
Alat uji organoleptik yaitu score reset, hedonik dan mutu hedonik.
Cawan porselin, tungku pengabuan atau tanur, gelas ukur, kertas saring,
ikan gabus yang diambil dari sungai dengan ukuran ikan 15-20 cm, tepung
tapioka, air bersih, minyak goreng, dan bahan tambahan sebagai bumbu
15
Sedangkan bahan untuk uji kimia yaitu H2SO4 pekat, HgO, H2SO4, NaOH,
Na2S2O3, aquades, H2BO3, Indikator (campuran metil merah dan metilen biru)
penelitian utama.
Rukhmini et al. (2014) yang dimodifikasi. Ikan gabus segar yang telah
dicuci bersih dan isi perut dikeluarkan dan direndam dengan perasan jeruk
pemisahan daging ikan, daging ikan diperas sehingga air dapat keluar.
16
Ikan gabus
Pengukusan
Pengeringan
17
Tabel 2. Tabel formula kerupuk
Perlakuan
Bahan-Bahan A B C
- Tepung Ikan Gabus (g)* 100* 75* 50*
- Tepung tapioka (g) 100 100 100
- Bawang Putih (g) 15 15 15
- Putih Telur (g) 25 25 25
- Garam (g) 3 3 3
- Gula (g) 2 2 2
Sumber : Pakaya (2014) yang dimodifikasi (*)
18
9
0
Kenampakan Aroma Rasa Warna Tekstur
19
Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui mutu produk kerupuk. diagram alur
penelitian yang dilakukan dapat dilahat pada gambar berikut.
Pencetakan
Pengukusan
Pengirisan
Penjemuran
Prosedur pengujian yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu uji
organoleptik dan uji proksimat. Tahap pertama yang akan dilakukan pada
20
produk kerupuk ikan gabus adalah uji organoleptik hedonik. Produk yang
proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak,
terhadap suatu produk melalui penilaian dari berbagai atribut produk seperti
kenampakan, warna, tekstur, aroma dan rasa yang dulu yang semuanya diuji
sesudah digoreng. Uji hedonik disebut juga uji kesukaan yang merupakan
salah satu jenis uji penerimaan. Pada uji ini, panelis akan diminta untuk
panelis pada uji hedonik Lawless dan Heymen 1999 yakni pada tabel berikut
21
Cawan kosong dimasukan kedalam oven selama 2 jam. Setelah itu cawan
kosong dipindahkan kedalam desikator selama 30 menit sampai mencapai suhu
ruang dan bobot cawan kosong ditimbang (A). Sampel dihaluskan kemudian
ditimbang sebanyak 2 gram dan diletakan didalam cawan (B). Cawan yang
telah berisi sampel, kemudian dimasukan kedalam oven tidak vakum pada suhu
100 oC selama 4 jam. Selanjutnya mengeluarkan cawan dengan menggunakan
alat penjepit dan memasukan cawan kedalam desikator selama 30 menit,
kemudian cawan di timbang (C). Pengujian dilakukan minimal 2 kali.
B−C
Kadar Air (% )= × 100 %
B− A
Keterangan :
A : berat cawan dinyatakan dalam gram
B : berat cawan + sampel awalnya dinyatakan dalam gram
C : berat cawan + sampel kering dinyatakan dalam gram
berat abu(gram)
kadar abu ( % )= × 100 %
berat sampel ( gram)
22
3. Analisis kadar protein metode kjeldahl (SNI-2354.4-2006)
23
tahap ekstraksi, selanjutnya evaporasi campuran lemak dan klorofom dalam
labu takar sampe kering. Labu takar yang berisi lemak selanjutnya dimasukan
kedalam oven suhu 105 oC selama 2 jam untuk menghilangkan sisa klorofom
dan uap air. Labu dan lemak dikeluarkan dari oven, dan dimasukkan kedalam
desikator selama 30 menit. Labu takar yang berisi lemak (C) ditimbang sampai
didapatkan berat yang konstan. Pengujian dilakukan minimal dua kali . rumus
kadar lemak adalah :
C− A
lemak ( % )= ×1 OO %
B
Keterangan :
A : berat labu takar kosong (gram)
B : berat contoh (gram)
C : berat labu takar dan lemak hasil ekstraksi (gram)
12 Ri 2
H= ∑ −3( N +1)
N ( N +1) n
24
Keterangan :
H : H terkoreksi
n : banyaknya pengamatan setiap parameter pengamatan
N : total data keseluruhan
lunak statistical Package For Social Science 16 (SPSS 16). Jika hasil yang
diperoleh berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan
untuk mengetahui perlakuan mana saja yang memberikan pengaruh yang berbeda
metode Bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
( Marimin, 2004).
Keterangan :
25
Sebelum analisis dengan metode Bayes, dilakukan perangkingan terhadap
dilakukan. Karakteristik dan nilai kepentingan dari kerupuk ikan gabus dapat
26
Tabel 4 nilai kepentingan dari kerupuk
27
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, M.Y. 1997. Kajian mutu kerupuk dari ikan gabus (Channa striata). Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Muchlisin, Z.A. 2013. Potency of freshwater fishes in Aceh waters as a basis for
aquaculture development program. Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(1): 91-96.
Muslim, 2012. Perikanan rawa lebak lebung Sumatera Selatan. Penerbit Unsri
Press, Palembang.
Setiawan, D. W., Dwi, T., & Suprayitno, E. (2013). Pemanfaatan REsidu DAging
28
Ikan Gabus (Ophiochepalus Striatus) Dalam Pembuatan KErupuk Ikan
Beralbumin, I(1), 21–32.
Thaha, A. R., Zainal, Z., Hamid, S. K., Ramadhan, D. S., & Nasrul, N. (2018).
Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai
Pembuatan Kerupuk Kemplang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia,
14(1), 78. https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.3691
Weber, M. & Beaufort, L.F.D. 1922. The Fishes of the Indo- Australian
Archipelago. Vol IV. p 312—330.
29