BENTENG LAUT
SEJAHTERA KOTA BITUNG
Oleh:
Proposal Kerja Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Kerja Praktik Akhir Program Studi Teknik Pengolahan Produk Perikanan
pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
Menyetujui :
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-nya, sehingga saya dapat mengerjakan Proposal Kerja Praktik Akhir pada
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Melalui kesempatan ini saya
menyampaikan ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Daniel Hentje Ndahawali, S.Pi M.Si., selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Bitung yang telah menyelenggarakan KPA ini.
2. Ibu Nova M. Tumanduk, M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pengolahan Produk Perikanan yang telah membimbing dan memberikan
arahan.
3. Ibu Nova M. Tumanduk, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Fitroh Dwi
A.H, Spd, M Si selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan arahan serta petunjuk untuk penyusunan proposal ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Kerja
Praktik Akhir.
Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu diharapkan kritik serta saran dari pembaca agar proposal ini nantinya
dapat bermanfaat bagi semua.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... v
I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 6
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 7
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 8
2.1 Deskripsi Ikan Tuna ........................................................................................... 8
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna .................................................. 9
2.1.2 Deskripsi Pembekuan Tuna Loin ...................................................... 10
2.1.3 Penetapan Batas Kritis Setiap CCP .................................................. 10
2.1.4 Tata Letak Perancangan Pabrik ....................................................... 10
2.1.5 Kandungan Gizi Ikan Tuna ............................................................... 13
2.1.6 Kuallitas Mutu Ikan............................................................................ 15
2.2 Pengolahan Tuna Beku..................................................................................... 16
2.3 Penerapan GMP dan SSOP pada pembekuan Tuna Loin ............................ 16
2.3.1 GMP ..................................................................................................... 16
2.3.2 SSOP ..................................................................................................... 18
III METODE PRAKTIK ..................................................................................................... 21
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 21
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................. 21
3.3 Teknik Pengambilan Data dan Jenis Data...................................................... 22
3.4 Analisis data ...................................................................................................... 23
3.5 Prosedur Kerja .................................................................................................. 23
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan KPA....................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 26
LAMPIRAN........................................................................................................................... 28
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Komposisi Gizi dari Beberapa Ikan Tuna ................................................................. 14
Tabel 2. Alat dan Bahan yang digunakan ............................................................................... 21
Tabel 3. Jadwal Rencana Kegiatan KPA ................................................................................ 25
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan tuna sirip kuning ........................................................................................................... 9
2. Prosedur kerja………………………………………………………………………………………………………………..25
v
I PENDAHULUAN
pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas perairannya terdiri dari laut
teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman seluas 2,7 juta km atau 70% dari
luas wilayah NKRI. Sumber daya kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi
sumber daya alam yang sanggat besar dan mendapatkan perhatian yang serius di
Indonesia. Salah satu jenis sumber daya ikan yang memiliki potensi besar di Indonesia
adalah dari kelompok ikan pelagis besar antaranya Tuna, Tongkol dan Cakalang.
(Sharif, 2014).
Ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein tinggi, berkisar
antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging dan lemak yang rendah berkisar anatara 0,2 – 2,7
g/100 g daging, mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan
vitamin B. Ikan ini memiliki nilai jual tinggi, dan termasuk jenis ikan yang paling
banyak dicari dan dicuri dari laut Indonesia. Selama ini konsumsi ikan tuna untuk
kualitas ekspor adalah dalam bentuk utuh. Namun, karena tingginya permintaan produk
olahan ikan dalam bentuk tuna saku dan loin dari negara importir, sehingga
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan teknik pemotongan loin.
Istilah Tuna Loin adalah produk yang dibuat dari tuna segar yang mengalami perlakuan
6
gelap, pembuangan lemak, pembuangan kulit, perapihan dan pembekuan cepat dengan
Penanganan terhadap ikan tuna tersebut harus dilakukan secara cermat, cepat,
dan selalu menjaga dalam rantai dingin. Hal tersebut dikarenakan daging ikan tuna
tinggi. Setelah ikan mati, enzim-enzim yang berasal dari bakteri akan menguraikan
PT. Benteng Laut Sejahtera merupakan salah satu Perusahan perikanan yang
bergerak dalam bidang penanganan dan pengolahan tuna loin beku yang berada di
1.2 Tujuan
Benteng LautSejahtera.
laut sejahtera
7
II TINJAUAN PUSTAKA
mempunyai dua sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip
belakang, mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan
sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor berbentuk bulan
sabit (Saanin 1984). Tuna digunakan sebagai nama grup dari beberapa jenis ikan yang
terdiri dari, tuna besar (yellowfin tuna, bigeye, southern bluefin tuna, albacore) dan
ikan mirip tuna (tuna-like species), yaitu marlin,sailfish, dan swordfish (Kementrian
dan termasuk golongan ikan pelagis. Ikan tuna dapat hidup diair yang lebih dan
bertahan dalam kondisi yang beragam. Ikan tuna memiliki kebiasaan untuk bermigrasi
sepanjang hidupnya. Kebiasaan ikan tuna untuk bermigrasi didukung oleh sistem
metabolisme ikan tuna yang dapat mengatur jumlah panas yang ada didalam tubuh
untuk mencapai kondisi biologis yang efektif (Nurjanah, 2011 dalamRiadi, 2022).
8
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna
Phylum : chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Teleosteri
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroide
Family : Scombridae
Genus : Thunnus
Tubuh ikan tuna terutup oleh sisik-sisik ikan kecil, berwarna biru tua dan agak
gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang
berwarnah kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap ( Ditjen perikanan, 1983
9
2.1.2 Deskripsi Pembekuan Tuna Loin
Tuna loin аdаlаh produk olahan hasil perikanan dеngаn bahan baku tuna segar
penyimpanan dаlаm cold storage.(Pengertian Tuna Loin - IKAN DAN LAUT, 2022)
Menurut SNI tuna loin beku SNI 01-4103.3-2006 tuna loin beku adalah produk
olahan hasil perikanan dengan bahan baku tuna yang mengalami perlakuan sebagai
pengepakan.
Titik kendali kritis (Critical Control Point) yaitu tahapan untuk pencegahan
bahaya atau menghilangkan potensi bahaya tersebut sampai pada batas yang dapat
diterima. Penentuan CCP ini berasal dari pohon penentuan keputusan. Pengambilan
keputusan untuk penentuan CCP ini dilakukan dengan menganalisis semua lini tahapan
10
Modal atau kapital dapat diperoleh dari tabungan pribadi, pinjaman/kredit bank,
penjualan saham, dan/atau keuntungan dari hasil penjualan. Terdapat tiga kategori
modal yang diperlukan untuk suatu industri, yaitu: modal awal produksi seperti
bahan baku, dan modal menghadapi kemungkinan perluasan atau ekspansi pabrik.
2. Perancangan Produk.
Terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu produk
yaitu aspek fungsi dan aspek kemudahan untuk bisa dibuat. Aspek fungsi merupakan
suatu desain produk yang berfungsi sesuai dengan kebutuhan kostumer, sedangkan
aspek kemudahan untuk bisa dibuat adalah suatu produk yang bisad ibuat dengan
mudah dikarenakan suatu produk akan menentukan tingkat teknologi yang diperlukan
Penempatan jumlah produk harus dibuat melalui aktifitas survey pasar dengan
lampau.
pabrik sehingga ada beberapa macam pertimbangan ekonomis dalam pemilihan proses
produksi, seperti: penentuan macam atau tipe teknologi dari mesin perkakas yang
menghasilkan produk yang dikehendaki dan penentuan rate of return dari kapital.
11
5. Analisa Buat atau Beli (make or buy analysis).
produk atau komponen yang ada akan dibuat sekalian ataukah cukup dengan jalan
membeli saja dari pabrik yang lain. Pada dasarnya keputusan tersebut merupakan
evenanalysis. Analisa buat atau beli mempunyai beberapa keuntungan antara lain,
mengurangi biaya material, proses produksi, jumlah modal untuk pengadaan mesin dan
Dalam menentukan size dari suatu pabrik sangat bergantung pada volume
produk yang dihasilkan, sehingga estimasi dari besarnya produksi akan sangat penting,
diikuti dengan besar modal yang ditanamkan untuk fasilitas produksi akan menentukan
Penentuan harga jual dari produk diharapkan akan mampu bersaing dengan
produk serupa yang dihasilkan oleh pabrik lain. Penentuan harga jual akan
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan juga dalam proses produksi.
Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh banyak faktor dan menyangkut pula
kesuksesan modal yang ditanamkan untuk pendirian pabrik tersebut. Bagian tersulit
dalam pemilihan lokasi pabrik adalah penentuan kriteria-kriteria sesuai kebutuhan guna
12
Prinsipnya bangunan pabrik harus mampu melindungi dari segi keamanan,
Perencanaan tata letak pabrik yang baik dengan terlebih dahulu mengatur semua
Pengembangan suatu produk yang jauh berbeda dari produk sebelumnya baik
dari segi desain maupun tahap pengerjaannya sering hal ini memungkinkan industri
Struktur organisasi dari pabrik akan digunakan juga sebagai analisa kelancaran
proses produksi dan juga dapat mempengaruhi proses pengaturan segala fasilitas
Tata letak pabrik merupakan suatu fase yang vital sebagai fase dalam
Daging ikan tuna berwarna merah muda sampai merah tua, karena otot ikan
tuna lebih banyak mengandung myoglobin dibandingkan ikan lainnya. Tuna memiliki
kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein
antara 22,6-26,2 gr/100 gr daging. Lemak antara 0,2-2,7 gr/100 gr daging. Ikan tuna
juga mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan
13
Secara umum bagian tuna yang dapat dapat dimakan (edible portion) berkisar antara
50-60 % dari tubuh ikan (Stansby, 1963 dalam Riadi, 2020). Kadar protein dalam
daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada daging merah, namun kadar lemak daging
putih lebih rendah daripada daging merah. Daging merah ikan tuna kaya akan lemak,
kecepatan tetap.
Komposisi ikan tuna bervariasi tergantung spesies, jenis, umur, musim, laju
komposisi nilai pada gizi pada beberapa jenis ikan Tuna per 100 gr daging (Maghfiroh,
Jenis Ikan
Komposisi Tuna Satuan
Bluefin Skipjack Yellofin
Energi 121,0 131,0 105,0 G
Protein 22,6 26,2 24,1 G
Lemak 2,7 2,1 0,1 G
Abu 12 1,3 1,2 Mg
Kalsium 8,0 8,0 9,0 Mg
Fosfor 190,0 220,0 220,0 Mg
Besi 2,7 4,0 1,1 Mg
Sodium 90,0 52,0 78,0 Mg
Retinol 10,0 10,0 5,0 Mg
Thiamin 0,1 0,03 0,1 Mg
Ribofalvin 0,06 0,15 0,1 Mg
14
2.1.6 Kuallitas Mutu Ikan
Kualitas mutu ikan tuna pada tempat transit dibedakan menjadi empat kategori,
(checker). Menurut Taufiqullah (2017) perbedaan klasifikasi mutu daging ikan tuna
a. Warna daging untuk tuna madidihang adalah merah seperti darah segar
a. Warna daging merah, terdapat pelangi, otot daging agak elastis, jaringan
a. Warna daging agak kurang merah dan cenderung berwarna coklat dan pudar
15
2.2 Pengolahan Tuna Beku
Produk perikanan dengan bahan baku ikan tuna segar berbentuk potongan
membujur 4 bagian atau lebih dengan suhu pusat produk dipertahankan pada kisaran
2. Sortasi
3. Penyiangan
4. Pencucian
6. Perapihan ( trimming )
10. Pendinginan
2.3.1 GMP
berbentuk prosedur dan cara kerja untuk menghasilkan produk. Good Manufacturing
Practice atau biasa disebut cara berproduksi makanan yang baik merupakan acuan
untuk memproduksi makanan yang baik dan benar, untuk menghasilkan produk
16
makanan dengan kualitas yang diinginkan konsumen (Gusdi & Sipahutar, 2021).
1. Penerimaan bahan baku; bahan baku Tuna yang diterima harus dalam keadaan
harus dilakukan secara cepat, hati-hati dan saniter untuk mencegah terjadinya kenaikan
pada pengolahan. Selama penanganan dan pengolahan seorang quality control selalu
3. Bahan Pembantu; Air yang digunakan pada proses produksi adalah air bor yang
sudah dilakukan pengujian. Es yang digunakan untuk proses produksi adalah es yang
5. Pengemasan dan Pelabelan; Produk yang diolah dikemas pada kemasan yang
terbuat dariplastik yang bernama IVP (Individual Vacuum Page). Kemasan sudah
Penyimpanan produk akhir dilakukan di Cold Storage (dengan suhu -20ºC). Sebelum
Cold Storage digunakan, seorang Quality Control memonitor suhu cold storage apakah
Container harus dipastikan dalam keadaan bersih serta bebas dari bau.
17
2.3.2 SSOP
pelaksanaan sanitasi yang harus dipenuhi oleh suatu unit pengolahan ikan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah (FDA 2019 dalam
Maroef, Sipahutar, Hidayah 2021). SSOP merupakan bagian penting dari program
prasyaratan untuk sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Prinsip
dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan sanitasi. Penerapan SSOP
1. Keamanan air dan es; keamanan air mecakup petugas dan prosedur standart
yang di gunakan untuk menjamin keamanan air. Di dalamnya akan di tetapkan tahap-
tahap perlakuan untuk air yang diperoleh adalah air dengan kualitas tertentu, misalnya
untuk memenuhi standar air minum, untuk air yang kontak dengan produk dan untuk
pembuatan es, sehingga tidak ada kontaminasi silang antara air yang siap minum dan
peralatan atau sarana dalam pabrik yang kontak dengan produk berisi standar prosedur
pembersihan dan sanitasi alat frekuensi pembersihan, dan petugas yang bertanggung
dengan penyemprotan, busa gel, detergen ionis, detergen non ionic atau kationik dan
konsetrasi yang digunakan. Prosedur sanitasi akan mencakup cara sanitasi, jenis
sanitizer yang digunakan (uap panas, ultraviolet, ozonisasi dan sebagainya) atau bahan
18
3. Pencegahan kontaminasi silang; berisi prosedur-prosedur untuk menghindari
produk dari kontaminasi silang dari pekerja, bahan mentah, pengemas, dan permukaan
yang kontak dengan produk. Di dalam SSOP ini mencakup tindakan-tindakan yang
mengenai boleh tidaknya pekerja pindah atau mengunjungi bagian lain atau
proses pengolahan dengan fasilitas pembersihan dan sanitasi desain lay out sarana dan
prasarana.
4. Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan; Setiap karyawan yang bekerja diruang
pengolahan harus mencuci tangan dengan sempurna dengan menggunakan air panas
san sabun, kemudian di bilas dengan air yang mengandung bahan densifeksi (klorin 50
ppm), iodophor atau disinfektan lainnya. Pencucian tangan di lakukan sebelum dan
sesudah makan siang atau istrahat, setelah melakukan pekerjaan lain yang mungkin
menyebabkan kontaminasi.
pangan kedalam produk pangan yang dihasilkan, permukaan yang kontak dengan
produk, bahanbahan non pangan yang dimaksud meliputi pelumas, bahan bakar,
senyawa pembersih, saniter, cemaran zat kimia dan cemaran fisik lainnya.
6. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia; mencakup tata cara dan jenis
pelabelan yang diterapkan pada bahan-bahan kimia yang digunakan, baik untuk
19
7. Pengendalian kesehatan dan hygiene karyawan; mencakup pengendalian
kesehatan bagi karyawan agar tidak menjadi sumber kontaminasi bagi produk, bahan
kemasan atau permukaan yang kontak dengan produk. Di dalam SSOP ini terdapat
ketentuan mengenai cara pelaporan karyawan yang sakit atau mendapatkan perawatan
karena sakit. Hal ini termasuk penjadwalan bagi pemeriksaan rutin kesehatan
berkembangbiak di produk pangan dan merusak produk tersebut. Karena itu, perlu
dilakukan pengendalian hama yang tidak diinginkan dalam lingkungan industri. Hama
biasa terdapat pada industri pangan dan memerlukan penanganan atau pembasmian
antara lain binatang pengerat dan serangga. Untuk membrantas atau menghindarkan
20
III METODE PRAKTIK
Pelaksanaan KPA ini akan dilaksanakan 6 maret sampai 9 juni. Kegiatan KPA
akan dilaksanakan di PT. Benteng Laut Sejahtera, Jl. Nangka GPI, Kev. Aertembaga,
Alat dan Bahan merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan dalam
proses pengolahan Perikanan serta sebagai penunjang kegiatan Kerja Praktik Akhir
(KPA) dalam proses pengumpulan data. Alat dan bahan yang digunakan terlihat pada
No Alat Kegunaannya
21
5. Mesin Vakum Alat yang digunakan untuk menghisap udara yang
berada dalam kemasan produk.
6. Keranjang Digunakan sebagai wadah atau tempat produk.
No Bahan Kegunaannya
1. Tuna sirip kuning Sebagai bahan baku utama untuk proses pengolahan
data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
22
Dengan menggunakan jenis data berupa:
1. Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang langsung
2. Menurut Sugiyono (2018:456) Data Sekunder yaitu sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen.
Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014:21) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
untuk umum atau generalisasi. Analisis dekriptif dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, tabelhistogram, nilai mean, nilai standar deviasi dan lain. Manfaat
lengkap dari data baik dalam bentuk verbal atau numerik yang berhubungan dengan
Adapun tahapan yang dilakukan dalam prosedur kerja saat KPA dapat dilihat
pada gambar 2.
23
PERSYARATAN DASAR
24
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan KPA
25
DAFTAR PUSTAKA
26
RI, Sharif C. Sutardjo Senin (17/2/2014). Potensi Ikan Tuna Indonesia Terbesar di
Dunia www.sucofindo.co.id/id/read/2014/02/1666/potensi-ikan-tuna-
indonesia- terbesar-di-dunia
Hari Eko Irianto, Agustus 2008. Teknologi Penanganan Dan Penyimpanan IkanTuna
Segar
https://www.researchgate.net/publication/309821945_TEKNOLOGI_PENANGA
NAN_DAN_PENYIMPANAN_IKAN_TUNA_SEGAR_DI_ATAS_KAPAL
Pengertian Tuna Loin - IKAN DAN LAUT. (2022).
https://perikanan38.blogspot.com/2020/03/pengertian-tuna-loin.html
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-4104. 1-2006. Tuna Loin Beku Badan
Standarisasi Nasional: jakarta.
Hermansyah, M., Pratikto., R. Soenoko, & N. W. Styanto. (2013). Hazard analysis
critical control point (HACCP) produksi maltosa dengan pendekatan good
manufacturing practice (GMP). Journal of Engineering & Management in
Industrial System, 1(1), 14-20.
Arif, Muhammad. (2017). Perancangan Tata Letak Pabrik. Yogyakarta: Deepublish.
27
LAMPIRAN
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
Kenampakan
1 Mata
• Cerah, bola mata menonjol, kornea jernih. 9
• Cerah, bola mata rata, kornea jernih. 8
• Agak cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan,
kornea agak keruh. 7
• Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan,
kornea agak keruh. 6
• Bola mata agak cekung, pupil keabu-abuan, kornea
agak keruh. 5
• Bola mata cekung, pupil mulai berubah menjadi putih
susu, kornea keruh. 3
• Bola mata sangat cekung, kornea agak kuning. 1
2 Insang
• Warna merah cemerlang, tanpa lendir. 9
• Warna merah kurang cemerlang, tanpa lendir. 8
• Warna merah agak kusam, tanpa lendir. 7
• Merah agak kusam, sedikit lendir. 6
• Mulai ada diskolorasi, merah kecoklatan, sedikit
lendir,tanpa lendir. 5
• Warna merah coklat, lendir tebal. 3
• Warna merah coklat ada sedikit putih, lendir tebal. 1
3 Lendir permukaan badan
• Lapisan lendir jernih, transparan, mengkilat cerah. 9
• Lapisan lendir jernih, transparan, cerah, belum ada
perubahan warna. 8
• Lapisan lendir mulai agak keruh, warna agak putih,
kurang transparan. 7
• Lapisan lendir mulai keruh, warna putih agak kusam,
kurang transparan. 6
• Lendir tebal menggumpal, mulai berubah warna putih,
keruh. 5
• Lendir tebal menggumpal, berwarna putih kuning. 3
• Lendir tebal menggumpal, warna kuning kecoklatan. 1
28
Lampiran 1. (lanjutan)
29
Lampiran II
NIT : 20.4.01.103
Dosen pembimbing
Mengetahui,
30
Lampiran 3. Jurnal Harian Kerja Praktik Akhir
JURNAL HARIAN
KERJA PRAKTIK AKHIR ( KPA ) PS. TPPP POLITEKNIK
KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
T.A. 2022 / 2023
Nama : DEKI FRANGKI MASIANI
Lokasi : PT. BENTENG LAUT SEJAHTERA
No. Hari/Tanggal Kegiatan Lokasi Paraf
Pembimbing
2022
Pembimbing I/II,
31
Lampiran IV
Lampiran 4. Data Perusahaan Pengolahan Perikanan
WORKSHEET I
DATA PERUSAHAAN PENGOLAHAN PERIKANAN
32
14. Pelabelan, pengemasan dan
penyimpanan;
• Jenis plastik kemasan yang
digunakan?
• Ukuran plastik kemasan yang
digunakan
• Jenis master cartoon
(kemasan luar) yang
digunakan
• Ukuran master cartoon yang
digunakan
• Jenis label yang digunakan
• Kode label/ kode produksi
• Metode/ sistem penyimpanan
produk (FIFO) dan
pengeluaran produk
15. Pengujian mutu yang dilakukan?
Kimia, mikrobiologi, dan sensori
16. Penerapan manajemen dan
akreditasi laboratorium
17. Prosedur penerapan GMP, SSOP,
dan HACCP (dokumen)
18. Jumlah Mesin :
• Mesin Vakum
• Mesin Cutting/ bandsaw
• Mesin Pendingin/ ABF
• Metal detector
• dll
33