Oleh :
Oleh :
NIT : 20.4.01.118
Menyetujui :
Mengetahui :
Nit : 20.4.01.118
Tim penguji :
Ketua/Sekretaris Penguji I
Menyetujui :
Ketua Program Studi Teknik Pengolahan Produk Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
Dunia pendidikan formal dimulai pada tahun 2008, dengan memasuki Sekolah
Dasar (SD) Negeri Lilang dan pindah sekolah tahun 2011 di Sekolah Dasar (SD)
Katolik St. Maria Manembo-nembo dan lulus tahun 2014. Pada tahun yang sama
lulus tahun 2017, kemudian melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1
Bitung lulus tahun 2020. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan
jenjang diploma tiga dan diterima pada program studi Teknik Pengolahan Produk
Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung dan lulus pada tahun 2023
Email:jesicarumambi@gmail.com
RINGKASAN
Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di PT. Benteng Laut Sejahtera, Kota Bitung.
Kegiatan dimulai tanggal 27 Februari 2023 sampai dengan 26 Mei 2023. Tujuan
kegiatan praktik ini adalah dapat membuat produk olahan tuna loin beku, dapat
mengidentifikasi GMP dan SSOP pada pengolahan tuna loin beku. Hasil
pengamatan selama pelaksanaan kerja praktik akhir diperoleh data bahwa bahan
baku yang diterima oleh unit pengolahan berupa bahan baku tuna GG (Gilled
Gutted) atau tuna tanpa insang dan isi perut dan tuna yang sudah berbentuk loin DL
(Dirty Loin), CL (Clean Loin). Adapun alat keselamatan kerja yang digunakan yaitu
apron, sepatu boots, hairnet, sarung tangan dan masker. Alur proses dimulai dari
penerimaan bahan baku, penimbangan 1, pencucian 1, pemotongan kepala,
pencucian 2, pembentukan loin, pemisahan kulit, perapihan 1, penimbangan 2,
penyuntikan co, penyimpanan dingin, perapihan 2, penetuan grade, penimbangan
3, vakum, pembekuan tuna loin, pengemasan, penyimpanan, stuffing. Adapun
penerapan GMP yaitu seleksi bahan baku, penanganan dan pengolahan, bahan
pembantu, bahan kimia, jenis kemasan dan pelabelan, penyimpanan, distribusi.
Sedangkan SSOP didasarkan 8 kunci yaitu keamanan air dan es, kondisi kebersihan
permukaan yang kontak langsung dengan produk, pencegahan kontaminasi silang,
pemeliharaan fasilitas sanitasi, perlindungan produk dari bahan kimia, persyaratan
pelabelan dan penyimpanan, kesehatan karyawan, pemberantasan hama.
This Final Practical Work was carried out at PT. Benteng Laut Sejahtera, Bitung
City. The activity starts on February 27 2023 until May 26 2023. The purpose of
this practical activity is to be able to make frozen tuna loin processed products, to
be able to identify GMP and SSOP in frozen tuna loin processing. The results of
observations during the implementation of the final practical work obtained data
that the raw materials received by the processing unit were GG (Gilled Gutted) tuna
or tuna without gills and entrails and tuna which had been in the form of DL (Dirty
Loin), CL (Clean Loin) loins. . The safety equipment used is an apron, boots,
hairnet, gloves and masks. The process flow starts from raw material receiving,
weighing 1, washing 1, head cutting, washing 2, loin shaping, skin separation,
trimming 1, weighing 2, co-injecting, cold storage, trimming 2, grading, weighing
3, vacuum, freezing tuna loin, packaging, storage, stuffing. The application of GMP
is the selection of raw materials, handling and processing, auxiliary materials,
chemicals, types of packaging and labeling, storage, distribution. Meanwhile, SSOP
is based on 8 keys, namely water and ice safety, cleanliness of surfaces in direct
contact with products, cross contamination prevention, maintenance of sanitation
facilities, product protection from chemicals, labeling and storage requirements,
employee health, and pest eradication.
Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik Akhir (KPA)
Operating Procedures Pada Pembekuan Tuna Loin Di PT. Benteng laut Sejahtera
Kota Bitung” dengan baik. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan
beberapa pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan
laporan ini.
Perikanan Bitung.
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
RINGKASAN
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
LAMPIRAN ............................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. WORKSHEET ................................................................................................... 48
I. PENDAHULUAN
pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas perairannya terdiri dari laut
teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman seluas 2,7 juta km atau 70%
dari luas wilayah NKRI. Sumber daya kelautan dan perikanan merupakan salah satu
potensi sumber daya alam yang sanggat besar dan mendapatkan perhatian yang
serius di Indonesia. Salah satu jenis sumber daya ikan yang memiliki potensi besar
di Indonesia adalah dari kelompok ikan pelagis besar antaranya Tuna, Tongkol dan
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk karena
disebabkan kandungan air yang tinggi, sehingga menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri pembusuk. Hal ini dapat dilihat pada ikan-ikan yang baru
ditangkap dalam beberapa jam saja apabila tidak diberi perlakuan atau penanganan
yang tepat maka mutu ikan akan menurun. Penanganan ikan basah harus dimulai
segera setelah ikan diangkat dari air tempat hidupnya, dengan perlakuan suhu
mutu ikan yaitu dengan pembekuan. Pembekuan dapat mempertahankan rasa dan
nilai gizi bahan pangan yang lebih baik daripada metoda lain, karena pengawetan
memperlambat aktivitas enzim dan reaksi kimiawi yang dapat merusak kandungan
PT. Benteng Laut Sejahtera merupakan salah satu perusahan yang bergerak
dibidang pengolahan ikan tuna. Hasil produksi dari PT. Benteng Laut Sejahtera
salah satunya adalah tuna loin beku. Sebelum diekspor, ikan tuna harus mengikuti
setiap tahapan proses pada perusahaan agar tidak mengurangi nilai dan gizi pada
ikan tersebut. Untuk lebih memahami proses pembekuan di PT. Benteng Laut
Sejahtera, maka penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan praktik secara
langsung dan belajar lebih tentang pembekuan tuna loin di PT. Benteng laut
Sejahtera.
1.2 Tujuan
1. Mampu menghasilkan produk Tuna Loin Beku sesuai dengan alur proses di
Sejahtera.
3
Ikan Tuna merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting dalam
perdagangan perikanan dunia dan termasuk golongan ikan pelagis. Oleh karena itu,
metode penangkapan tuna sangat penting untuk mendapatkan nilai jual ikan tuna
yang tinggi. Untuk mendapatkan kualitas tuna yang baik maka cara pengolahan dan
penanganannya harus dilakukan secara cepat dan tepat dimulai pada saat ikan itu
ditangkap. Ikan tuna juga termasuk dalam bahan pangan yang mudah rusak
Ikan tuna dapat hidup diair yang lebih dan bertahan dalam kondisi yang
Kebiasaan ikan tuna untuk bermigrasi didukung oleh sistem metabolisme ikan tuna
yang dapat mengatur jumlah panas yang ada didalam tubuh untuk mencapai kondisi
Ikan tuna termasuk dalam jenis ikan pelagis besar dan sebagian besar
memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) dibelakang punggung dan dubur berwarna
kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Rohaini, 2020). Tuna digunakan
sebagai nama grup dari beberapa jenis ikan yang terdiri dari, tuna besar (yellowfin
tuna, bigeye, southern bluefin tuna, albacore) dan ikan mirip tuna (tuna-like
species), yaitu marlin, sailfish, dan swordfish (Kementerian Kelautan dan Perikanan
2005).
4
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Teleosteri
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroide
Family : Scombridae
Genus : Thunnus
Species : Thunnus albacores
Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo,
Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama mempunyai ukuran
relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip punggung
dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang dikata
finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup
seluruh ujung hipural. Di kedua bidang batang ekor masing-masing terdapat dua
lunas samping mempunyai ukuran kecil yang pada beberapa spesiesnya mengapit
satu lunas samping yang lebih akbar. Tubuh biasanya dengan wilayah barut badan
(corselet), yakni bidang di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi
oleh sisik-sisik yang tebal dan lebih kurang akbar. Bidang tubuh sisanya bersisik
kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) selang 31–66 buah
Ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein tinggi, berkisar
antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging dan lemak yang rendah berkisar antara 0,2 - 2,7
g/100 g daging, mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan
vitamin B (thiamin, riboflavon, dan niasin). Secara umum bagian tuna yang dapat
dapat dimakan (edible portion) berkisar antara 50-60 % dari tubuh ikan. Kadar
protein dalam daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada daging merah, namun
kadar lemak daging putih lebih rendah daripada daging merah. Daging merah ikan
tuna kaya akan lemak, suplai oksigen, dan mioglobin, sehingga memungkinkan
Komposisi ikan tuna bervariasi tergantung spesies, jenis, umur, musim, laju
komposisi nilai pada gizi pada beberapa jenis ikan Tuna per 100 gr daging
(Maghfiroh, 2000).
6
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan teknik pemotongan
loin. Istilah Tuna Loin adalah produk yang dibuat dari tuna segar yang mengalami
cepat, dan selalu menjaga dalam rantai dingin. Hal tersebut dikarenakan daging ikan
tuna memiliki kandungan asam amino histidine yang relatif tinggi. Setelah ikan
mati, enzim-enzim yang berasal dari bakteri akan menguraikan histidine menjadi
Pengulitan dan
perapihan Pembuatan loin Penyiangan
Pengemasan dan
pelabelan Penimbangan 2 Pembekuan
Penyimpanan
beku
Sumber: SNI 4104:2015 Tuna Loin Beku
Gambar 2. Alir proses pengolahan tuna loin beku
Pada proses pembekuan tuna loin harus ditangani dan diolah dengan baik
serta karyawan harus tetap menjaga kebersihan dan hygiene selama proses produksi
Berikut penanganan dan pengolahan Ikan tuna mulai dari penerimaan bahan
Suhu pusat bahan baku tuna segar pada saat penerimaan dan penanganan
harus dingin.
Suhu pusat bahan baku tuna beku pada saat penerimaan adalah -18 °C dan tetap
mutunya.
3. Pencucian
b) Potensi cacat mutu : kontaminasi benda asing, daging rusak dan tidak
ikan.
4. Penyiangan
b) Potensi cacat mutu : kontaminasi benda asing, daging rusak dan tidak
c) Tujuan : mendapatkan ikan yang bersih, tanpa kepala dan isi perut
d) Petunjuk : ikan disiangi dengan cara membuang kepala dan isi perut.
Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter. Ikan yang telah
mengalir.
5. Pembuatan loin
c) Tujuan : mendapatkan loin yang rapi dan bebas dari tulang, daging hitam
dan kulit.
d) Petunjuk : tulang, daging hitam dan kulit yang ada pada loin dibuang
dan saniter.
7. Sortasi mutu
patogen.
Petunjuk : loin yang sudah rapi selanjutnya dikemas dalam plastik vakum
dan tidak vakum secara cepat dan ditimbang sesuai dengan berat yang
9. Pendeteksian Logam
c) Tujuan : mendapatkan loin yang bebas dari cemaran benda asing (logam).
saniter.
10. Pembekuan
produk.
maksimum 4 jam.
11. Penimbangan 2
bakteri patogen.
c) Tujuan : mendapatkan berat loin yang sesuai dengan ukuran yang telah
spesifikasi.
12
penyimpanan.
memudahkan pembongkaran.
yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk menghasilkan produk. Good
Manufacturing Practices (GMP) atau biasa disebut cara berproduksi makanan yang
baik merupakan acuan untuk memproduksi makanan yang baik dan benar, untuk
1. Penerimaan bahan baku; bahan baku tuna yang diterima harus dalam
ikan.
3. Bahan Pembantu; Air yang digunakan pada proses produksi adalah air bor
4. Bahan Kimia;
dengan media air. Secara umum berbentuk padatan dan ada juga
yang terbuat dari plastik yang bernama IVP (Individual Vacuum Page).
Kemasan sudah dijamin kebersihannya, tidak mudah sobek dan tahan air.
Control memonitor suhu cold storage apakah telah memenuhi standar untuk
Container harus dipastikan dalam keadaan bersih serta bebas dari bau.
pelaksanaan sanitasi yang harus dipenuhi oleh suatu unit pengolahan ikan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah (FDA 2019 dalam
Maroef, Sipahutar, Hidayah 2021). SSOP merupakan bagian penting dari program
prasyaratan untuk sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Prinsip
dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan sanitasi. Penerapan SSOP
1. Keamanan air dan es; keamanan air mencakup petugas dan prosedur
untuk air yang kontak dengan produk dan untuk pembuatan es, sehingga
tidak ada kontaminasi silang antara air yang siap minum dan air yang tidak
siap minum.
15
peralatan atau sarana dalam pabrik yang kontak dengan produk berisi
ionis, detergen non ionic atau kationik dan konsetrasi yang digunakan.
pengemas, dan permukaan yang kontak dengan produk. Didalam SSOP ini
pekerja pindah atau mengunjungi bagian lain atau melengkapi setiap ruang
proses pengolahan dengan fasilitas pembersihan dan sanitasi desain lay out
4. Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan; setiap karyawan yang bekerja
menggunakan air panas san sabun, kemudian di bilas dengan air yang
kontaminasi.
16
pelumas, bahan bakar, senyawa pembersih, saniter, cemaran zat kimia dan
6. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia; mencakup tata cara dan jenis
yang sakit atau mendapatkan perawatan karena sakit. Hal ini termasuk
sebagainya.
Tata letak pabrik atau bisa disebut juga dengan tata letak fasilitas dapat
diartikan sebagai tata cara bagaimana membuat suatu rancangan pabrik dengan
produksi yang lancar dan aman. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pemanfaatan luas
area dalam pembuatan lay out yang dipergunakan untuk penempatan mesin atau
suatu material juga salah satu bentuk dari pentingnya perancangan tata letak
fasilitas. Perencanaan yang baik juga dapat menentukan efesiensi dalam bentuk
proses produksi, aliran material yang menyebabkan kesuksesan kerja dalam suatu
Perikanan Samudera Bitung, kel. Aertembaga satu, Kec. Aertembaga, Kota Bitung,
produksi dan hasil akhir produksi. Peralatan yang digunakan di PT. Benteng Laut
Sejahtera yaitu :
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan pada pembekuan tuna loin di PT. benteng laut
sejahtera yaitu :
3. Bahan kimia yang digunakan adalah gas CO, klorin 100 ppm, kaporit 200
Studi literatur
Penyusunan proposal, melakukan
bimbingan dan pengesahan proposal,
pelepasan KPA oleh direktur
Tujuan
20
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk
loin di PT. benteng laut Sejahtera mulai dari proses penerimaan bahan baku
Laut Sejahtera dilakukan secara deskriptif, yaitu menggambarkan alur proses, GMP
dan SSOP dalam bentuk tabel, gambar, dan penjelasan terkait dengan proses
Bitung, yang berdiri pada Januari 2021 beralamat di Jl. Nangka GPI, Kelurahan
Sagerat Weru Satu, Kec. Matuari, Kota Bitung Sulawesi Utara, Indonesia yang
bergerak dalam pengolahan ikan tuna. Produk pertama yang diproduksi pada
Januari tahun 2021 ialah Tuna Fresh. Produk Tuna fresh yang dihasilkan diekspor
ke Jepang. Seiring berjalannya waktu CV. Mahajaya Samudera Bitung pada bulan
Juli 2021 menyewa tempat untuk berwirausaha di PT. Perikanan Nusantara Bitung
lalu berganti nama menjadi PT. Benteng Laut Sejahtera. PT. Benteng Laut Sejahtera
semakin berkembang dan mengeluarkan produk frozen tuna loin. Produk frozen
tuna loin perusahan ini dikirim ke perusahaan PT. Samudera Ulam, setelah itu
berupa susunan yang berisi pembagian peran, tugas dan tanggung jawab setiap
PT. Benteng Laut Sejahtera menerapkan jam kerja yang sama seperti
perusahaan pada umumnya. Pada hari senin sampai jumat jam kerja dimulai dari
pukul 08.00-16.00 WITA dan khusus hari sabtu jam kerja dimulai dari pukul 08.00-
15.00 WITA. Jam istirahat di PT. Benteng Laut Sejahtera pada hari senin, selasa,
rabu, kamis,dan sabtu mulai dari pukul 12.00-13.00 WITA sedangkan khusus hari
jumat jam istirahat mulai dari pukul 11.00-13.00 WITA yang disesuaikan dengan
1. Sarana; Sarana yang dimiliki oleh PT. Benteng Laut Sejahtera meliputi peralatan
b. Bak penampung ; bak ini digunakan untuk menampung ikan dan es, juga
f. Talenan; digunakan sebagai alas meja untuk meletakkan bahan baku saat
g. Pisau ; sebagai alat untuk memotong dan merapikan ikan, pisau yang
h. Pan loin; digunakan untuk meletakkan loin yang sudah di vacum untuk
j. Gayung; digunakan untuk mengambil air dari suatu wadah, sehingga air
kontaminasi.
j. Wiper; digunakan untuk membersikan air maupun darah ikan pada meja
stainless.
k. Sikat; ada dua macam yaitu sikat untuk membersikan lantai dan sikat
produksi.
25
kualitas daging pada saat penerimaan bahan baku. Cara penggunaan alat
tersebut adalah dengan memasukkan alat checker pada bagian sirip atau
2. Prasarana; Adapun prasarana yang ada di PT. benteng Laut Sejahtera antara lain
sebagai berikut:
kurang lebih dua hari. Di PT. Benteng Laut Sejahtera ruangan ini
b. ABF (Air Blast Frezzer); ruangan ini digunakan sebagai tempat untuk
produksi, ruang taly serta ruang QA dan QC. Sedangkan kantor yang
logistik perusahaan.
bahan baku.
tuna loin dan bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri pada loin sehingga
dapat memperpanjang masa simpan pada produk tuna loin yang telah beku. Pada
proses pembekuan tuna loin harus ditangani dan diolah dengan baik serta karyawan
harus tetap menjaga kebersihan dan hygiene selama proses produksi mulai dari
penerimaan bahan baku sampai menjadi produk akhir. Adapun 19 alur proses
1. Penerimaan bahan baku (Receiving); bahan baku yang diterima di PT. Benteng
Salibabu dan Bitung. Ikan di angkut menggunakan mobil pick up dengan cara
karyawan tetap di jaga. Perusahaan ini hanya menerima ikan tuna dengan suhu
maksimal 4.4 oC. Jika suhunya melebihi 4.4 oC maka akan dilakukan cilling
sampai suhunya turun, jika suhunya tetap seperti semula melebihi 4.4 oC, akan
dikembalikan kepada supplier. Bahan baku yang di terima dalam bentuk utuh
tanpa insang dan isi perut atau disebut GG (Gill Gutted) maupun yang sudah
berbentuk loin yaitu DL (Dirty Loin) dan CL (Clean Loin). Ikan tuna yang akan
checker. Alat checker di tusuk pada tubuh ikan bagian punggung untuk
mengambil daging. Selanjutnya karyawan mencatat data yang telah diuji secara
organoleptik yang dilakukan untuk mengetahui standar mutu dari bahan baku.
Suhu yang diterima tidak boleh melebihi 4,4 °C. SNI 01-4104.3.2006.
di timbang satu persatu. Data hasil penimbangan yang terlihat pada timbangan
28
yang digunakan diambil dengan tujuan untuk mengetahui berat ikan utuh tanpa
perut dan insang. Di PT. Benteng Laut Sejahtera, penimbangan satu dilakukan
berat awal ikan yang baru diterima. Tindakan koreksi jika ada kesalahan maka
timbangan ikan pada kertas form. Proses penimbangan sudah sesuai dengan
prosesdur GMP.
3. Pencucian 1 (Washing 1); ikan dicuci dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan klorin kurang lebih 100 ppm. Pada tahap ini sudah sesuai
dengan prosedur GMP. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk membersikan ikan
saniter untuk mempertahankan suhu pusat produk maksimal 4,4 °C. SNI 01-
4104.3.2006.
29
dan dipisahkan dari bagian tubuh ikan dengan tujuan untuk mempermudah
karyawan dengan menggunakan pisau yang terbuat dari stainless steel yang
sesuai maka akan dilakukan tindakan koreksi sama halnya jika alat yang
5. Pencucian 2 (Washing 2); setelah pemotongan kepala dan dada ikan di cuci
dengan menyiram air pada bagian permukaan tubuh ikan. Tujuan dari tahapan
ini adalah untuk menghilangkan kotoran dan lendir pada bagian permukaan
dan menggunakan pisau yang tajam sesuai dengan prosedur GMP. Ikan dibelah
menjadi 4 bagian dengan tetap menjaga suhu ikan dan memperhatikan sanitasi,
kemudian dipisahkan dari tulang, ekor, dan sirip. Tujuannya adalah untuk
membentuk bahan baku menjadi loin dan memisahkan daging dari bagian
tubuh ikan yang tidak akan diolah. Saat proses pembentukan loin harus
karyawan serta kebersihan lantai yang dilakukan setiap kurang lebih 15 menit
sekali dibantu dengan bel alarm. Pada tahap ini juga hanya dilakukan oleh
orang-orang tertentu yang sudah memiliki pengalaman. Pada proses ini sudah
sesuai dengan prosedur GMP. Pembentukan loin di mulai dari bagian kepala,
Selanjutnya disayat pada bagian samping kiri kanan daging punggung dan
perut, lalu dilakukan pembelahan dari pangkal kepala sampai pada pangkal
ekor searah dengan linea literalis sehingga bisa lepas dari tulang. Pada proses
ini sesuai dengan SNI 01- 4104.3.2006 dimana ikan di belah menjadi 4 bagian
secara cepat, cermat, hati-hati dan saniter untuk mempertahankan suhu 4.4°C.
31
daging hitam dan sisa-sisa tulang rusuk untuk bisa memperoleh loin yang
bagus. Kulit harus dipisahkan dari loin karena kulit sangat dominan
lingkungan luar. Pengulitan loin harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati.
Pada tahapan ini tindakan koreksinya yaitu dilakukan pelepasan kulit ulang jika
masih terdapat kulit pada loin. Tahap ini sudah sesuai dengan GMP.
kotoran- kotoran yang masih menempel pada ikan serta merapikan bentuk loin
dan membuang lapisan lemak yang masih terdapat pada permukaan daging
ini dilakukan untuk memperoleh standar yang telah ditetapkan. Tahap ini sudah
bersih ditimbang dan didata beray loin yang dibentuk. Para pekerja harus selalu
yang sesuai dengan SNI 01-4104.3.2006 namun dilakukan di PT. Benteng Laut
daging ikan, agar daging ikan yang telah di suntik terlihat berwarna merah
33
cerah merata pada daging ikan tuna. Setelah loin disuntik kemudian diletakkan
plastik. Tujuanya untuk memberi warna merah cerah pada bagian luar loin, dan
bakteri. Lama penyimpanan loin dalam chiller adalah kurang lebih 2 hari. Suhu
yang digunakan adalah 0°C sampai 2°C. Di PT. Benteng Laut Sejahtera, setiap
kegiatan pengecekan suhu chiller dengan cara mengecek pada ruangan Chiller.
Karena jika terjadi kesalahan suhu chiller lebih dari yang di tetapkan oleh UPI
maka akan berpengaruh pada produk dan suhu pusat ikan akan meningkat.
Mekanik juga melakukan kegiatan pengecekan suhu setiap jam selama kegiatan
bau pada loin yang telah diberi gas CO. Tahap ini sudah sesuai dengan prosedur
GMP.
34
dilakukan trimming 2 disiram dengan air klorin terlebih dahulu yang bertujuan
agar produk tetap hygiene lalu dikeluarkan gas ozon dari dalam plastik. Tujuan
dari trimming 2 ini untuk merapikan bentuk loin sehingga memperoleh produk
yang baik dan bersih. Perapihan 2 ini sudah sesuai dengan prosedur GMP.
13. Penentuan Grade (Grading); setelah melalui tahap trimming 2, akan langsung
ditentukan mutu (grade). Pada tahap ini hanya bisa dilakukan oleh orang
tertentu saja. Loin segar dinilai sesuai dengan kualitas (AB, AAA, AA, A dan
Lc). Jika terdapat loin yang tidak disuntik gas CO dengan baik maka akan diberi
grade RS. Proses grading dilakukan secara organoleptik yaitu dengan melihat
tekstur daging, mencium bau dan melihat warnanya. Biasanya karyawan yang
di tugaskan pada tahap ini menyayat sedikit daging ikan untuk cium. Penentuan
14. Penimbangan 3 (Weighing 3); setelah tahap grading loin ditimbang dengan
akan didata oleh karyawan yang bertugas. Penimbangan 3 ini sudah sesuai
masa penyimpanan produk akan tahan lama. Selain itu, vacuum juga bertujuan
dengan lama vacuum kurang lebih 60 detik. Tahap ini sudah sesuai dengan
prosedur GMP. Pada tahap ini sudah sesuai dengan SNI 01-4104.3.2006
dimana proses vakum di lakukan dengan hati-hati, cepat dan cermat. Jika mesin
kotor langsung di bersihkan juga jika ada kebocoran pada plastik loin yang
16. Pembekuan tuna loin; setelah divacum, loin akan dirapikan terlebih dahulu
kemudian di susun dalam pan sesuai grade dan diletakkan pada rak di ruang
ABF yang bersuhu -35 sampai -40°C selama 6-8 jam untuk mencapai suhu
pusat yaitu -18oC. Tujuan dari pembekuan adalah untuk memperoleh produk
yang benar- benar beku. Tahap ini sudah sesuai dengan prosedur GMP.
Pembekuan loin di PT. Benteng Laut Sejahtera sudah sesuai dengan SNI 01-
4104.3.2006.
kedalam box yang sudah berisi plastik packing dan buble, dalam 1 box berisi
6-8 picis dengan berat keseluruhan 30 kg. Pemberian label harus hati-hati
jangan sampai loin ada yang tertukar atau penandaan tidak jelas. Jika ada yang
tidak sesuai maka loin yang sudah di packing akan di bongkar kembali. Tahap
ini belum sesuai dengan prosedur GMP masih perlu ditingkatkan lagi, karena
37
sesuai dengan SNI 01- 4104.3.2006 dimana setiap kemasan produk tuna loin
beku di beri tanda dengan benar dan mudah dibaca, disertai keterangan jenis
produk, berat bersih produk, kode supplier, tanggal bulan dan keterangan
storage dengan suhu -25°C. Tujuan penyimpanan di ruangan ini adalah untuk
selama penyimpanan. Produk di susun dengan rapi dan sesuai grade dan
supplier agar mempermudah distribusi. Tahap ini sudah sesuai dengan prosedur
GMP.
container. Kemudian box yang akan diangkut discan terlebih dahulu untuk
38
didata oleh karyawan bertugas. Produk ini hanya di kirim ke PT. Samudera
19. Pengangkutan
Dalam tahapan alur proses, semua prosedur harus dapat diterapkan dengan
baik untuk menjamin proses produksi benar-benar aman dan sesuai standar jaminan
mutu. Dengan demikian, sistem jaminan mutu harus dapat diterapkan oleh
Practices). GMP adalah cara atau teknik berproduksi produk yang baik dan benar
1. Seleksi bahan baku; bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling
Sejahtera telah menerapkan standar dan kriteria untuk bahan baku yang di
organoleptik untuk memastikan kualitas ikan. Dalam tahap ini perlu juga
secara cepat dan hati-hati dan saniter untuk menjaga terjadinya kenaikan
3. Bahan pembantu; bahan pembantu yang digunakan pada PT. Benteng Laut
Sejahtera seperti, air yang digunakan untuk mencuci ikan dan membersikan
air bor.
4. Bahan kimia yang digunakan; bahan kimia yang digunakan adalah kaporit,
loin berfungsi sebagai desinfektan pada air, produk dan peralatan yang
pengolahan.
satu macam saja karena yang di produksi hanya berbentuk loin, belum ada
prosedur untuk menjaga kondisi sanitasi/ kebersihan UPI yang berhubungan dengan
persyaratan mutu dan keamanan. Berikut adalah penerapan SSOP di PT. Benteng
Laut Sejahtera:
1. Keamanan air dan es; air yang digunakan pada proses produksi berasal dari
PDAM yang telah di sampling sesuai standar air minum. Es yang digunakan
berupa es balok yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Air tersebut di uji sekali
dalam tiap 3 bulan, sampel air dan es diuji di Laboratorium. Jika hasil
pengujian tidak sesuai dengan standar maka di lakukan pengujian ulang dan
mencuci peralatan seperti pisau, keranjang, meja, talenan, dan wadah dengan
busa yang telah di rendam larutan klorin. Setiap kegiatan produksi selesai,
produksi.
42
cara memisahkan antara area bersih dan area kotor. Menata alur produksi
sampai area produk akhir. Pemisahan area kotor dan area bersih pastikan
berupa pakaian kerja (baju putih), masker, sarung tangan, hairnet dan sepatu
boots. Jika ada karyawan yang mau ke toilet atau keluar dari ruang produksi,
harus melepas perlengkapan kerja. Saat akan masuk ruang produksi kembali,
cuci kaki yang berisi air dengan kaporit 200 ppm serta mencuci tangan.
sabun, dan alat pengering. Jumlah toilet pada perusahaan hanya 1 toilet tidak
5. Perlindungan produk dari bahan kimia; setiap bahan kimia disimpan pada
untuk memastikan produk tetap dalam kondisi baik hingga pada distribusi,
ruangan -25°C.
beberapa tindakan seperti pemasangan insect killer pada setiap pintu masuk
yang ditempatkan pada bagian atas pintu mengarah ke ruang proses. Insect
killer ini berfungsi untuk mencegah dan memberantas binatang seperti kecoa,
lalat, dan serangga lainnya, PT. benteng Laut Sejahtera juga memasang tirai
plastik pada setiap pintu dan semua lubang ditutup dengan kawat jarring
5.1 Simpulan
1. Alur proses pembekuan tuna loin memiliki 19 tahapan alur proses antara lain
mulai dari keamanan air dan es, kondisi permukaan yang kontak langsung
5.2 Saran
1. Sebaiknya PT. Benteng Laut Sejahtera menambah fasilitas toilet agar lebih
memadai.
45
DAFTAR PUSTAKA
Gusdi, A.T., & Sipahutar, Y.H. 2021. Penerapan Sanitation Standard Operation
Procedures (SSOP) And Good Manufacturing Practice (GMP). Jurnal
IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan. Vol. 2 No. 3: 117-126.
Hari Eko Irianto, Agustus 2008. Teknologi Penanganan Dan Penyimpanan Ikan
Tuna Segar https://www.researchgate.net/publication/309821945
TEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PENYIMPANAN IKAN TUNA
SEGAR DI ATAS KAPAL.
Riadi, M. (2020). Ikan Tuna (Klasifikasi, jenis, kandungan gizi, grade dan mutu).
KajianPustaka.Com.
Riadi, M. (2020 Februari 07). Ikan Tuna (Klasifikasi, Jenis, Kandungan Gizi dan
Grade Mutu). Retrieved From https://www. kajianpustaka.com
46
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung: Bina Tjipta.
Wignjosoebroto, Sritomo., 2009, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”,
Guna Widya, Surabaya.
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48
Lampiran 1. Workhseet
49
Perempuan= -
Perempuan= 18 Orang
Konsep HACCP
4. Registrar Corp
50
Struktur Organisasi
DIREKTUR
ALEXANDER SARUMAHA
MANAGER
WAHYU SARUMAHA
FEREN GURUMIS
51
3. Bentuk Bahan Baku Tanpa insang dan isi perut GG (Gill Gutted),
DL (Dirty Loin), CL (Clean Loin)
Penerapan Rantai Dingin (cold chain system) Pada Pembekuan Ikan Tuna
Darimana asal air dan es yang Air dan es berasal dari PDAM yang
11. digunakan telah disampling sesuai standar air
minum, es yang digunakan berupa
es balok yang dibuat sendiri oleh
perusahan
Bagaimana kebersihannya
19.
Kapan waktu pencucian Ketika selesai melakukan produksi
20. perlengkapan karyawan ditiap harinya
No. Penyiangan ?
Bagaimana kebersihannya
16.
Kapan waktu pencucian Ketika selesai melakukan produksi
17. perlengkapan karyawan ditiap harinya
No. Pencucian ?
Bagaimana kebersihannya
13.
Kapan waktu pencucian Ketika selesai melakukan produksi
14. perlengkapan karyawan ditiap harinya
No. Pembekuan ?
Bagaimana kebersihannya
13.
Kapan waktu pencucian Ketika selesai melakukan produksi
14. perlengkapan karyawan ditiap harinya
No. Penyimpanan ?
Berapa suhu penyimpanan dan -25oc, jika naik menjadi -23oc jika
6. fluktuasinya turun -27oc
Bagaimana kebersihannya
12.
Kapan waktu pencucian Ketika selesai melakukan produksi
13. perlengkapan karyawan ditiap harinya
77