(Canned fish)
Pengertian Pengalengan iKAN
Merupakan salah satu pengawetan ikan dengan
menggunakan suhu tinggi (sterilisasi) dalam
kaleng
Chilling / Pre-cooking
Penerimaan Butchering
Thawing (Pemasakan
Bahan Baku (Penyiangan)
(Pelelehan) Awal)
Seaming
Pengisian Retorting
(Penutupan Isolasi
Medium (Sterilisasi)
Kaleng)
Storaging Packaging
(Penyimpanan) (Pengemasan)
Penerimaan Bahan Baku
Baby Tuna
Ikan yang diterima ini tidak langsung diturunkan dari truk pengangkut
(container).
Sebelum dinyatakan Release / lolos dan boleh diturunkan dari truk untuk
digunakan sebagai bahan baku, ikan – ikan tersebut harus melewati
pengujian awal terlebih dahulu, yaitu pengujian organoleptik, histamin, dan
kadar garam
1. Pengujian Organoleptik
Uji Organoleptik berpatokan pada kenampakan, bau, warna, tekstur, insang,
daging, mata.
3. Kadar Garam
Pengujian kadar garam sangat dibutuhkan untuk penentuan takaran
penggunaan garam dalam proses pengalengan sehingga diperoleh hasil akhir
kadar garam setelah sterilisasi yang paling baik yaitu 1,1 – 1,6 %.
Bahan baku yang telah dinyatakan lolos dari pengujian – pengujian
tersebut kemudian dikeluarkan dari truck kountainer menuju ke Cold
Storage dengan mencatat beratnya, nomer Lot/ palkah, jumlah per
ekornya dan nomer ruang Cold Storage hingga ikan dibutuhkan
untuk proses produksi berikutnya.
Setelah disiangi dan dipotong, ikan terebut kemudian ditata pada rak
cooker.
Penyusunan potongan–potongan ikan itu diklasifikasikan berdasarkan
bagian dan ukurannya.
Proses pemasakan awal akan dilakukan dengan waktu yang berbeda
sesuai dengan jenis dan ukuran ikan. Untuk ikan berlemak seperti
tuna dengan suhu 102,2o – 104,4oC selama 1 – 2,5 jam sesuai dengan
jenis dan ukuran ikan.
SNI 01-2712.2-1992, waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan
pendahuluan tergantung pada ukuran ikan, namun umumnya
berkisar 1 – 4 jam (mampu mereduksi 17,5 % kadar air dari daging
ikan) dengan suhu pemasakan 100o - 105o C.
SNI 01-2712.2-1992, Ikan yang telah dimasak dikeluarkan dari alat
pemasak dan diturunkan suhunya sampai ikan dapat ditangani lebih
lanjut (30o C) dalam waktu maksimum 6 jam.
Pembersihan (Cleaning)
Pengisian daging pada tiap – tiap kaleng berbeda – beda tergantung pada
ukuran kaleng, jenis medium, dan bentuk potongan yang diminta oleh
pembeli / buyer.
Pengisian untuk kaleng besar dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja
manusia sedangkan untuk kaleng kecil pengisian dilakukan dengan
menggunakan mesin.
SNI 01-2712.2-1992, pengisian daging ke dalam kaleng dilakukan dengan
cara menata daging ikan ke dalam kaleng sesuai dengan tipe produk (solid,
chunk, flake, standard, grated).
a. Solid : 1 – 2 potong daging putih, bebas serpihan.
b. Standard : 2 – 3 potong daging putih, serpihan maksimum 2 %.
c. Chunk : serpihan daging putih ± satu kali makan, sepihan flake
maks 40 %.
d. Flake : potongan daging kecil < chunk
e. Grated : daging kecil (flake, tidak seperti pasta)
Jenis kaleng yang digunakan untuk pengalengan ikan tuna harus bersifat
tahan terhadap korosi, terutama pada bagian dalam (yang kontak dengan
produk).
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya korosi pada kaleng adalah dengan
melapisi kaleng dengan enamel.
Enamel merupakan bahan organik yang dilapiskan pada kaleng untuk
melindungi dari korosi dan juga untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kontak antara bahan makanan dengan kaleng yang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan warna pada produk pangan.
Enamel yang biasa digunakan pada kaleng ikan adalah jenis non metal,
seperti fenolik dan epoksi fenolik.
Sifat yang harus ada pada enamel, yaitu tidak beracun, tidak mempengaruhi
cita rasa, warna, maupun aroma makanan, harus menjadi barrier yang efektif
antara makanan dengan permukaan kaleng, harus mudah digunakan secara
fabrikasi pada tin-plate, tidak boleh terkelupas maupun lecet selama
pengalengan (proses sterilisasi), memiliki daya tahan mekanis pada proses
pembuatan kaleng kosong, serta ekonomis.
Ada 2 jenis kaleng yang umum digunakan dalam pengalengan yaitu
1. Three piece cans yang mempunyai ukuran (diameter) yang tidak terbatas,
mempunyai range yang luas terhadap ketebalan kekerasan dari lembaran
timah yang digunakan untuk badan dan tutup kaleng, mempunyai daya
perlindungan yang tinggi terhadap isi kaleng.
2. Two Piece Cans yang tidak mempunyai sambungan sisi sehingga terhindar
dari sisi kaleng, mempunyai daya tahan terhadap tumpukan yang tinggi,
tidak terdapat hasil pematrian, dapat disablon sehingga dapat mengurangi
biaya pelabelan dan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan
three piece cans.
Gambar 1. Konstruksi three piece cans (kiri) dan two piece cans (kanan)
Saat penerimaan, kaleng akan di uji terlebih dahulu dengan metode
sampling. Dalam setiap kaleng yang datang 30 % nya diambil secara
acak untuk dijadikan sampel.
Kaleng yang menuju ruang retort kemudian akan ditata dalam keranjang
retort.
Sebelum digunakan, mesin retort disetting terlebih dahulu temperaturnya.
Sterilisasi pada pengalengan adalah proses pemanasan wadah serta isinya
pada suhu dan jangka waktu tertentu untuk menghilangkan atau mengurangi
faktor-faktor penyebab kerusakan makanan, tanpa menimbulkan gejala lewat
pemasakan (over cooking) pada makanannya.
Suhu yang digunakan biasanya 121°C selama 20 – 40 menit, tergantung dari
jenis bahan makanan. Setiap jenis bahan pangan mempunyai suhu dan lama
sterilisasi yang berbeda, tergantung dari :
Kecepatan penetrasi panas ke dalam bahan pangan, kecepatan penetrasi
panas dipengaruhi pula oleh konsistensi bahan
Ketahanan panas (heat resistance) dari bakteri penyebab kerusakan dan
penyakit.
Setelah proses sterilisasi selesai kemudian dilakukan pendinginan
sampai suhu mencapai 35-40°C dengan menyemprotkan air yang
mengandung klorin 2 ppm selama 30 menit.
Penyemprotan bertujuan untuk mencegah terjadinya over cooking
atau over processing (mengakibatkan ikan tuna mengalami
pemasakan lebih lanjut yang mengakibatkan perubahan rasa, warna,
serta tekstur daging tuna.
Pendinginan dilakukan sampai suhunya sedikit di atas suhu kamar,
maksudnya agar air yang menempel pada dinding wadah cepat
menguap, sehingga terjadinya karat dapat dicegah.
Dan cara pendinginan yang baik adalah dengan menyemprot kaleng
menggunakan air dingin atau direndam dalam tangki yang berisi air
dingin.
Isolasi (Isolating)
Flipper, yi kaleng terlihat normal, tetapi bila salah satu tutupnya ditekan
dengan jari, tutup lainnya akan menggembung
Kembung sebelah / springer, yi salah satu tutup kaleng terlihat normal,
sedangkan tutup lainnya kembung. Tetapi jika bagian yang kembung ditekan
akan masuk ke dalam, sedangkan tutup lainnya yang tadinya normal akan
menjadi kembung.
Kembung lunak, yi kedua tutup kaleng kembung tetapi tidak keras dan masih
dapat ditekan dengan ibu jari
Kembung keras, yi kedua tutup kaleng kembung dan keras sehingga tidak
dapat ditekan dengan ibu jari.
Pada kerusakan yang sudah lanjut dimana gas yang terbentuk sudah sangat
banyak, kaleng dapat meledak karena sambungan kaleng tidak dapat menahan
tekanan gas dari dalam.
TERIMA KASIH
GOOD LUCK