A. Teknik Penanganan Ikan yang umum diterapkan dalam industri pembekuan ikan yang
dapat mempengaruhi mutu ikan kakap segar dan segar beku adalah sebagai berikut:
1. Pencucian : pemberian perlakuan pencucian dengan air (air laut, air tawar, air dingin,
larutan klorin-air dingin bersih) yang memenuhi syarat mutu. Fungsinya untuk
membersihkan ikan dari kotoran, lendir, darah, serta dari sumber-sumber
kontaminan dan bakteri yang banyak terdapat di kulit, insang, dan isi perut sehingga
diperoleh produk akhir yang bermutu.
2. Sortasi : perlakuan pemilihan atau pengelompokan ikan/jenis ikan berdasarkan
ukuran dan mutunya (fisik/organoleptik, mikrobiologis dan kimiawi) guna
meningkatkan nilai jual, nilai ekonomi, dan penerimaan konsumen
3. Pembekuan : penerapan sistem rantai dingin dalam bentuk pembekuan, yang
berfungsi untuk mempertahankan mutu kesegaran, memperpanjang masa simpan,
meningkatkan nilai jual, memenuhi permintaan bahan baku industri pengolahan,
serta memperluas distribusi bahan baku
4. Glazing : proses perendaman ikan dalam larutan air garam beku sampai terbentuk
lapisan beku tipis pada permukaan tubuh ikan guna mecegah kerusakan fisik,
mempertahankan mutu kesegaran baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi
5. Pengemasan : pemberian perlakuan penutup/pembungkus produk agar terhindar dari
sumber-sumber kontaminan, kerusakan fisik, serta memberikan efek keindahan pada
produk sehingga menarik minat konsumen untuk membeli, sekaligus meningkatkan
nilai jual
6. Sanitasi dan hygiene : pengendalian kondisi lingkungan usaha (termasuk peralatan,
bahan, dan manusia) melalui penerapan cara-cara kebersihan dan kesehatan yang
baik schingga dapat menjamin kelancaran proses produksi hingga menghasilkan
produk perikanan schat dan aman dikonsumsi manusia sesuai standar mutu.
B22-029-15
B22 berarti kode suplier/produsen, "029" adalah hari pengemasan yaitu hari ke-29,
dan "15" adalah tahun pengemasan yaitu 2015. Grade kakap merah whole round
beku yang dituliskan pada MC adalah "tanpa tanda", "y" dan "K". Tanpa tanda
berarti kakap merah whole round beku dengan first grade, tanda "K" berarti kakap
merah whole round dengan grade second atau BS, dan tanda (+) berarti campuran
dengan kakap merah jenis gagong. Berat per MC tergantung pada permintaan buyer,
namun pada umumnya 25 kg untuk size 1-2, 2-3, 3-4, dan 4-5, sedangkan untuk size
5-7 dan 7-ke atas pada umumnya 30 kg. Jumlah ikan tergantung pada size dan berat
per MC.
10. Penyimpanan Produk
Produk akan disimpan di dalam cold storage setelah produk selesai dikemas.
Produk yang akan dibawa menuju cold storage harus menggunakan serah terima
barang dengan menggunakan BSTB (Bukti Serah Terima Barang). Penyimpanan
produk beku dilakukan dalam cold storage dengan suhu -22 hingga -25° C. Cold
storage di PT. Holi Mina Jaya berjumlah 4, yaitu 2 di bagian timur dan 2 di bagian
barat. Kapasitas masing-masing cold storage untuk produk frozen tidak menentu,
namun rata-rata 400 hingga 500 kwintal. Penyusunan produk dalam cold storage
berdasarkan pada jenis produk, size, dan grade agar produk lebih mudah untuk
diidentifikasi, namun belum dapat diterapkan sepenuhnya untuk penyusunan dengan
size yang sama. Sistem pengeluaran produk adalah FIFO atau first in first out, yaitu
produk dengan kode produksi yang lebih lama adalah yang pertama dikeluarkan.
11. Penyusunan dalam kontainer
Penyusunan dalam kontainer sering kali disebut stuffing. Suhu kontainer pada
umumnya berkisar antara -24°C hingga -25°C, tergantung permintaan buyer.
Kapasitas kontainer untuk ikan kakap merah whole round beku adalah 24 ton, namun
terkadang dalam satu kontainer ada beberapa macam produk. siem penyusunan
produk ke dalam kontainer berdasarkan jenis produk, Size, dan grade. Sebelum
dimasukkan ke dalam kontainer, dilakukan pengecekan terhadap produk terlebih
dahulu apakah produk masih layak, apakah label kemasan dan isi sudah sesuai atau
belum. Pengecekan kelayakan produk dengan melakukan sampling terhadap produk.
Produk yang telah selesai disusun rapi di dalam kontainer kemudian siap untuk
diekspor. Ekspor untuk kakap merah whole round adalah ke Cina
12. Pengendalian Mutu
Upaya pengendalian mutu yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara
penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) agar bahan tidak mengalami
kemunduran mutu, dan dilakukan pengecekan pada bahan baku, temperatur selama
proses, pengecekan berat produk, dan pengecekan produk akhir yang dilakukan oleh
tim QC. Pengendalian mutu di PT. Holi Mina Jaya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan harus berasal dari suplier/produsen yang
bersertifikasi yang telah ditelusuri dengan sistem traceability. Apabila ada
suplier/produsen yang melakukan kecurangan, maka PT Holi Mina Jaya tidak
akan menggunakan suplier/produsen itu lagi. Saat bahan baku datang dilakukan
pengecekkan organoleptik pada bahan baku yang datang. Dilakukan juga
pengecekan suhu pada media air pembawa bahan baku dan suhu pusat bahan
baku yang datang. Dilakukan juga pengecekkan formalin pada bahan baku yang
dicurigai mengandung formalin. Terkadang diambil juga sampel untuk dilakukan
tes mikro.
b. Proses
Dilakukan pengecekan temperatur proses mulai dari air penampungan, suhu
ikan sebelum dibongkar, suhu ikan dalam tampungan, suhu pencucian I dan II,
suhu ikan saat disortir, suhu saat penyusunan dalam pan, suhu ruang proses, dan
suhu ruang packing. Pengecekan ini dilakukan setiap satu jam sekali selama
proses berlangsung. Alat yang digunakan dalam proses seperti timbangan,
termometer, alat cek kadar garam atau refractometer, dan lain-lain dilakukan
kalibrasi agar tidak terjadi kesalahan. Dilakukan pengecekan pada suhu untuk
glazing atau pelapisan apakah sudah konstan atau belum. Proses pembekuan juga
di- lakukan pengecekan yang meliputi suhu ABF atau CPF saat start dan finish
dan lama waktu pembekuan apakah sudah sesuai SOP atau belum. Produk akhir
Pengecekan berat dan pelabelan juga dilakukan pada kemasan. Pengecekan berat
dan pelabelan bertujuan untuk mengetahui apakah pelabelan sudah sesuai atau
belum.
c. Produk akhir
Dilakukan pengecekan pada produk akhir dengan cara mengambil sampel dari
produ akhir tersebut dengan paramcter seberapa besarkah kerusakan hasil dari
setiap pengecekan ditulis dalam sebuah buku olch tim QC dan akan direkap
setiap harinya pada lembar laporan menyimpang, akan ditulis tindakan koreksi
yang akan dilakukan terhadap tekstur, bau, dan parasit. pengecekan. Apabila
dalam pengecekan masih ada b untuk mengatasi penyimpangan tersebut.
d. Sanitasi
1) Bahan baku
Bahan baku dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan air yang
digunakan untuk pencucian bahan dan proe merupakan air bersih yang
berasal dari bawah tanah. Air bawah tanah diambil dengan kedalaman 100
meter kemudian ditampung dalam bak air. Bak air dikuras setiap 15 hari
sekali agar tidak kotor dan dilakukan pengecekkan kualitasnya setiap hari.
Air yang digunakan untuk pencucian merupakan air dingin yang dapat
mengurangi jumlah bakteri pada bahan baku. Apabila tidak langsung
diproses, bahan baku disimpan dalam sebuah fiber dan kemudian diberi es
dan ditutup agar kotoran tidak masuk. Es yang digunakan dalam proses
adalah flake ice yang dibuat menggunakan ice maker dari air bersih pabrik
yang juga digunakan dalam proses. Ice maker di perusahaan berjumlah dua,
yaitu satu di sebelah utara dan satu di sebelah selatan.
2) Sanitasi karyawan
Karyawan yang bekerja di ruang produksi wajib mengenakan seragam,
penutup kepala, masker, dan apron. Untuk karyawan wanita, rambut harus
dikucir rapi dan menggunakan jaring- jaring rambut untuk karyawan wanita
yang tidak memakai kerudung. Seragam dicuci setiap dua hari sekali oleh
laundry perusahaan. Sebelum memasuki ruang produksi, karyawan wajib
berseragam lengkap, mencuci tangan, hand dips ke dalam larutan klorin,
menyemprotkan tangan dengan alkohol 40%, pengontrolan oleh petugas QC
dengan glue stick roll dan foot bath dalam larutan klorin. Larutan klorin
yang digunakan untuk hand dips adalah larutan klorin 50 ppm. yang terbuat
dari 42,46 ml klorin dalam 102 I air sedangkan larutan klorin yang
digunakan untuk foot bath adalah larutan klorin 200 ppm, yang terbuat dari
7,84 gram CaOCI, dalam 514 liter air. Karyawan yang bekerja di dalam
ruang produksi tidak boleh mengenakan make up, menggunakan perhiasan,
makan, me- ludah, dan membawa rokok ke ruang produksi karena dapat
menyebabkan terjadinya kontaminasi. Kuku karyawan tidak boleh panjang
dan kotor. Saat di dalam ruang produksi, karyawan wajib memakai sarung
tangan lateks. Karyawan harus melepas seragam jika ingin memasuki toilet
dan meng- ulang prosedur yang sama ketika memasuki ruang produksi.
3) Sanitasi alat pengolahan dan lingkungan pabrik
Peralatan yang digunakan untuk proses produksi adalah neralatan yang
mudah dibersihkan, dan tidak mudah berkarat. Pisau, sendok, meja, dan pan
yang digunakan dalam proses produksi terbuat dari stainless steel. Alat yang
sudah selesai digunakan kemudian dicuci menggunakan deterjen dan di-
rendam menggunakan klorin 150 ppm yang terbuat dari 87,5 ml klorin
dalam 70 liter air.
Ruang produksi dilengkapi dengan selokan sebagai saluran air kotor
hasil proses produksi. Lantai dan dinding ruang produksi terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan. Lantai, dinding ruang produksi, dan selokan
dibersihkan beberapa kali selama proses berlangsung, sebelum proses
berlangsung, dan setelah proses berlangsung. Setiap pintu yang ada di ruang
produksi dilengkapi dengan plastic curtain yang bertujuan untuk mencegah
masuknya serangga dan debu. Pintu ruang pembelian juga harus ditutup
apabila tidak digunakan untuk mencegah masuknya serangga dari luar yang
dapat menim- bulkan kontaminasi. Dilakukan juga pest control di dalam ng
produksi, yaitu berupa pemasangan jebakan di sekitar Pabrik, dan
pembasmian serangga beberapa jam sebelum proses dimulai.
Sumber :
Sahubawa, L. (2016). Tekik Penanganan Hasil Perikanan. UGM PRESS, Yogyakarta.