Anda di halaman 1dari 19

Makalah Teknologi Pangan Hasil Perairan

Proses Pengolahan Baby Fish Crispy (Ikan Mungil)

USM

Disusun oleh :

Meisya Putri Kholida I. D.111.16.0071


Seraya Morike Yuliasih P. D.111.16.0075
A. Tribowo Suranto Aji D.111.16.0076
Bara Bagaskara D.111.16.0082
Muhamad Jamal I. D.111.16.0091
Muhammad Syaiful H. D.111.16.0107

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam segi makanan olahan ikan merupakan salah satu produk yang
selalu diinginkan oleh konsumen, ini dikarenakan ikan mengandung sumber
protein yang tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Olahan ikan sudah
banyak dipasarkan, salah satunya di Semarang ikan diolah dengan digoreng
kering menggunakan ikan yang berukuran mungil. Semenjak tahun 2000 UD
Putri Laut merupakan industry rumahan yang berinovasi untuk pertama kalinya di
daerah Semarang membuat produk olahan ikan yang berukuran mungil. Ikan
mungil ini disebut Crispy baby fish. Produk Crispy Baby Fish ini merupakan
olahan ikan yang bisa menjadi cemilan atau teman untuk nasi. Crispy Baby Fish
adalah produk olahan ikan mungil segar yang diproses menggunakan penggoreng
hampa sehingga melindungi rusaknya kandungan gizi dan kerasa crispy bila
dimakan. Ikan yang digunakan adalah ikan mas. Ikan mas mengandung nutrisi
tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan ketahanan tubuh. Sehingga ikan baik
untuk dikonsumsi setiap hari. Sedangkan Ikan nila (Oreochromisniloticus) adalah
ikan air tawar yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan ini hampir
tersebar di semua pulau di Indonesia, karena ikan nila mudah dalam melakukan
pemijahan atau berkembang biak.
Pengolahan baby fish nila dan mas untuk konsumsi umumnya
dilakukan melalui proses penggorengan. Proses ini bertujuan untuk melakukan
pemasakan dan pengeringan dengan menggunakan medium minyak goring
sebagai penghantar panas. (Sartika2008) menyatakan proses penggorengan
umumnya dilakukan dengan suhu 163-196 °C. Berbagai penelitian menunjukkan
pengaruh proses penggorengan dapat mengubah komposisi kimia ikan.
(Nurjanahet al. (2011) menyatakan proses penggorengan pada suhu 180 °C
selama 5 menit dapat menurunkan kadar air, protein, mineral Na dan Zn.
(Tủrkkanet al. 2008) menyatakan proses penggorengan pada ikan seabass
(Dicentrarchuslabrax) dapat menurunkan kadar EPA sebesar 30% dan DHA 28%.
(Sartika 2008) menyatakan bahwa kontribusi tertinggi asupan kolesterol berasal
dari makanan yang dibuat dengan cara digoreng. Proses penggorengan di duga
dapat menyebabkan perubahan kandungan asam lemak dan kolesterol baby fish
nila. Informasi mengenai pengaruh proses penggorengan terhadap kandungan
asam lemak dan kolesterol baby fish nila di Indonesia belum dilaporkan, oleh
karena itu diperlukan. Sistem pemasaran di UD Putri Laut Semarang yaitu dengan
cara menjual ditoko, salles, dan online.

1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari dilakukannya pengamatan yaitu :
1. Untuk mengetahui proses pengolahan Baby Fish ikan mas dan nila.
2. Untuk mengetahui pemasaran di UD Putri Laut Semarang.
3. Untuk mengetahui proses produksi Baby Fish Crispy.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan Baby Fish Crispy.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pemasaran di UD Putri Laut Semarang.
3. Mahasiswa dapat mengetahui persiapan bahan yang digunakan di UD Putri
Laut Semarang.
4. Mahasiswa dapat mengetahui persiapan alat yang digunakan di Ud Putri Laut
Semarang.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan Baby Fish Crispy di UD Putri
Laut Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Baby Fish


Salah satu hasil perikanan budidaya yang cukup berkembang dan
pasarnya masih terbuka adalah anakan ikan atau sering disebut ikan balita / baby
fish. Bayi ikan sebetulnya adalah ikan kecil yang mengandung 5-7 cm, memiliki
rasa gurih dan tekstur yang renyah jika digoreng, serta mengandung protein dan
kalsium yang tinggi. Bayi ikan merupakan komoditas perikanan yang baru
dikembangkan selama 10 tahun terakhir. Ikan tersebut sengaja dibudidayakan
dan dipanen kompilasi masih berukuran kecil, yaitu tidak lebih dari 10 cm atau
dalam 1 kg lebih dari 200 ekor ikan.
 Sekilas Tentang Baby fish
Untuk mencapai ukuran tersebut, petani tidak perlu waktu lama, cukup
30—45 (200—250 g) hari sudah bisa dipanen. Sementara itu, untuk nila ukuran
konsumsi normalnya dipanen pada usia 90 hari atau tiga bulan. Pembesaran ikan
dengan cara seperti ini tidak diperlukan pakan dalam jumlah banyak. Pakan
merupakan komponen biaya yan paling besar dalam budidaya perikanan pada
umumnya.
Jika digoreng, bayi ikan memiliki rasa yang sangat gurih dan tulangnya
mudah didapat sehingga menjadi sumber kalsium. Bagi konsumen budidaya bayi
ikan lebih menguntungkan dibandingkan dengan ikan ukuran besar karena ikan
ini dapat dijual dengan harga Rp17.500 / kg di tingkat petani. Jika sebelumnya
ikan balita umumnya identik dengan ikan, kini berbagai ikan air tawar seperti
nila, nilem, mujair, lele, hingga gurami mulai banyak dipanen pada ukuran kecil
untuk dipasarkan, baik dalam bentuk ikan segar siap diolah (digoreng) seperti
camilan ikan krispi.
Produk Crispy Baby Fish ini merupakan olahan ikan yang bisa menjadi
cemilan atau teman untuk nasi. Crispy Baby Fish adalah produk olahan ikan
mungil segar yang diproses menggunakan penggoreng hampa sehingga
melindungi rusaknya kandungan gizi dan kerasa crispy bila dimakan. Keripik
ikan ( Baby Fish Chips) adalah salah satu bentuk olahan pangan dari ikan yang
dibalut oleh tepung krispi yang banyak dikonsumsi dan digemari oleh berbagai
lapisan masyarakat Indonesia.
Hal ini dikarenakan keripik ikan dapat disajikan secara cepat, mudah,
renyah dan bercita-rasa tinggi, juga dapat disajikan sebagai makanan camilan
dalam kehidupan sehari-hari.Keripik ikan merupakan salah satu produk makanan
yang sangat digemari oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penjualan
produk ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat secara umum dan
masyarakat golongan menengah keatas secara khusus yang selalu menginginkan
suatu produk makanan bercita rasa lezat, renyah dan sehat yang dapat mencukupi
kebutuhan akan kalsium tulang mereka.
Menurut Amri (2007) Ikan balita banyak dikenal oleh masyarakat sebagai
bahan pangan khas daerah parahyangan atau sunda. Ikan balita banyak dijumpai
di rumah makan sunda yang disajikan dengan proses penggorengan.
Karakteristik ikan balita yang berbahan baku ikan berukuran kecil ini banyak
diminati oleh konsumen karena tekstur daging ikan yang kering hingga ke bagian
dalamnya. Kedua ikan ini banyak diproduksi sebagai ikan balita goreng, karena
kedua jenis ikan ini mudah dibudidayakan sehingga ketersediaan bahan baku
terjamin. Ikan balita yang banyak dijual di rumah makan sunda berukuran 3-5cm
dan 5-8cm, namun yang banyak diminati oleh konsumen yang berukuran 3-5cm
karena berukuran kecil dan tekstur daging ikan setelah digoreng lebih kering.
Ikan yang digunakan biasanya ikan mas dan ikan nila.
Ikan mas balita sejak tahun 1997 ternyata mengispirasi banyak petani
ikan untuk memanen ikan tawar lebih cepat. Ikan balita sebenarnya adalah istilah
yang dikenal bagi ikanmas yang dipanen pada waktu masih muda, merupakan
anak-anak ikan mas masih berukuran kecil yakni sebesar jari kelingking. Ikan
belita ini bisa digoreng kering sehingga bisa dimakan bersama durinya. Ikan
belita ini dipanen pada saat umur 30-45 hari karena biasanya ukuran kosumsi
dipanen pada umur 90 hari atau 3 bulan. Daging ikan mas ini sebagai cemilan,
lezat pula dikasih santan disantap sebagai lauk. Selain keuntungan berlipat, bisnis
ini juga minim risiko. Ikan bisa dipanen lebih cepat.
Ikan nila (Oreochromis nilotiicus). berkerabat dekat dengan mujair
(Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan nila
memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-badan air
alami. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara
jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada
lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di
samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil
meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan
juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang
memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya
besar.
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan
di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di
Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila
juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan
segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia
ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak
tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan
nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia
tanpa memperhatikan dampaknya.Ikan balita merupakan anak ikan nila yang
berukuran kecil (kira-kira sebesar kelingking) yang digoreng kering sehingga
bisa dimakan beserta tulang-tulangnya. Salah satunya adalah keripik ikan (Baby
Fish Chips) merupakan suatu produk yang dapat digunakan sebagai usaha baru
yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Pembuatan keripik ikan dapat digunakan
sebagai suatu peluang wirausaha yang sangat menguntungkan.
5.2 Kandungan gizi
Ikan mengandung nutrisi tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
ketahanan tubuh. Sehingga ikan baik untuk dikonsumsi setiap hari. Kandungan
gizi pada keripik baby fish dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel.1 Kandungan gizi yang terdapat pada keripik baby fish :

Protein 4,5 mg
Karbohidrat 23,1 mg
Lemak 0,2 mg
Kalori 95 kalori
Fosfor 134 mg
Kalsium 42 mg
Besi 1 mg
Vitamin B1 0,22 mg
Air 71 mg

Sumber : (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1: 2012)

Ikan air tawar biasanya dijual hidup ataupun dalam keadaan segar,
sehingga tidak mengandung materi pengawet. Daging ikan mengandung kolagen
yang jumlahnya jauh lebih rendah daripada daging ternak. Hal ini menjadikan
daging ikan lebih empuk dan gampang dicerna, bahkan oleh bayi sekalipun.
Kalsium yang terkandung dalam crispy baby fishmemiliki kalsium yang tinggi
yang bermanfaat untuk tulang. Sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh semua
kalangan khususnya anak-anak.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Dalam melakukan pengamatan dilakukan pada :


3.1 Waktu dan Lokasi
1. Waktu
Pelaksanaan kunjungan lapangan atau pengamatan di Putri Laut
pengolah baby fish crispy yang dilakukan pada hari jum'at tanggal 12 april
2019.
2. Lokasi
Pelaksanaan Kunjungan lapangan atau pengamatan industri rumah
tangga pengolah baby fish crispy berlokasi di Jl. Purwosari VI, Tambakrejo,
Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174.
3.2 Metodologi
1. Metode
Pelaksanaan Kunjungan lapangan atau pengamatan industri rumah
tangga pengolah baby fish crispy berlokasi di rumah bapak Suhartano yang
beralamat di JL Tanggungrejo Raya, Kemijen, Semarang Timur, Kota
Semarang ini adalah observasi dan interview. Salah satunya dengan cara
wawancara langsung dengan salah satu pemilik industri rumah tangga
pengolah putri laut yaitu bapak suhartano pemilik usaha pembuatan baby fish
crispy.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kondisi Sentra Baby Fish Crispy


Tempat produksi baby fish bertempat di rumah produksi dengan kondisi
seperti rumah biasa dengan penambahan otlet untuk penjuan langsung. Kondisi
dapur untuk membuat Baby Fish Crispy pun dirasa cukup untuk industry rumah
tangga yang ngin dikembangkan menjadi industry yang lebih besar.
Kondisi kebersihannya di tempat pengolahan baby fish pun bersih dan
rapi. Di sediakan pula ruangan atau area khusus untuk membersihkan alat – alat
pengolahan dan untuk membersihkan bahan baku ikan-ikan kecil.
Usaha yang dimulai oleh Bapak Suhartano bersama ke-3 karyawannya
sejak tahun 2002 mengembangkan UD. PUTRI LAUT menjadi salah satu pusat
oleh-oleh khas semarang olah masakan ikan. Suhartono memiliki keinginan
untuk memperbaiki dan menambah jumlah alat agar hasil produksi lebih
berkualitas. Beberapa alat yang ingin ditambahkan adalah vacuum pressure dan
oven untuk difungsikan sebagai pengering ketika bandeng sudah dipresto di
LTHPC. Selain itu di bidang pemasaran bapak Suhartono setiap minggu
berjualan di Stadion Diponegoro.
Kunjungan ini bertempat dirumah industri pengolahan Baby Fish Crispy
di Jl. Purwosari VI, Tambakrejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah
50174, dimana tempat ini juga dijadikan outlet toko untuk pembeli yang ingin
membeli secara langsung pada tangan produsen.

B. Proses Produksi
B.1. Waktu Kegiatan Pengolahan
Bapak Suhartano bersama istri dan ke-3 karyawannya memproduksi
bukan hanya baby fish crispy namun juga ada wader crisy, cumi crispy,
bandeng presto dan juga otak-otak bandeng. Untuk produksi Baby Fish sendiri
dilakukan setiap hari dengan target produksi perhari mencapai 10 kg. Untuk
bahan baku yang digunakan adalah ikan-ikan kecil yang didapat dari nelayan
pada sore hari yang lalu selanjutnya disimpan untuk diproduksi pada keesokan
harinya.
Proses produksi dimulai sejak pukul 04:00 WIB pagi dan berakhir
pukul 08:00 pagi, dimulai dari menyiapkan bahan baku dan alat-alat yang akan
digunakan seperti membersihkan ikan-ikan kecil yang akan digunakan dalam
pembuatan baby fish crispy. Biasanya pembuatan baby fish crispy yang siap
konsumsi pukul 06:30 WIB pagi, lalu yang selanjutnya akan dikemas kedalan
kemasan jenis standing berbahan aluminium foil dengan bagian belakang yang
dikombinasikan dengan bahan tembus pandang untuk kepuasan konsumen.
Untuk pemasarannya dilakukan dengan berbagai cara dari pengenalan lewat
media sosial, penyebaran dengan bantuan sales dan juga dijual sendiri di outlet
depan rumah produksi. Dan untuk varian rasa dari baby fish crispy ada 3
variant, yaitu original, super pedas dan juga pedas gurih yang dikemas dengan
ukuran berat 250 gram.

B.2. Peralatan Pengolahan


Peralatan yang digunakan dalam industri rumah tangga Baby Fish
Crispyantara lainPenggorengan, Kompor, Talenan, Pisau, Baskom, Sarung
tangan, Celemek, Penutup kepala, Spinner, Blender.
Alat pembuatan Baby Fish Crispy yang digunakan di industri rumah
tangga yaitu menggunakan kompor gas sedangkan alat untuk mencampurkan
bahan baby fish atau ikan-ikan kecil dengan bumbu-bumbu lainnya
menggunakan baskom secara manual agar bumbu dan adonan rata. Alat
penghalus bumbu untuk perendaman bahan baku menggunakan blender. Dan
untuk alat penyaring minyak setelah olahan Baby Fish Crispy jadi
menggunakan spinner untuk meniriskan minyak dan mengurangi kadar air.
B.3. Harga bahan baku dan Harga Baby Fish Crispy
Ikan kecil yanh digunakan sebagai bahan baku pembuatan Baby Fish
Crispy dibeli dengan harga Rp 5.000 per Kg. Tepung yang digunakan untuk
mrmbaluti ikan-ikan kceli mengguunakan tepung beras dengan harga Rp
10.000 per Kg, lalu juga ada bumbu-bumbu lain seperti bawang putih,
ketumbar, telur, garam.
Sedangkan untuk harga jual Baby Fish Crispy untuk semua varian rasa
dengan berat 250 gram dijual dengan harga Rp 13.000 per kemasan jika dibeli
langsung dari tangan produsen, untuk yang berada ditangan sales bernilai jual
Rp 20.000 per kemasan dan jika sudah masuk kedalam pusat oleh-oleh
bersentra besar harga jualnya menjadi Rp 40.000 per kemasan.
B.4. Teknik Pembuatan Baby Fish Crispy
Diagram Alir Proses Pembuatan Baby Fish Crispy
Teknik Pengolahan Baby Fish Crispy :
1. Penerimaan Bahan Baku Ikan-ikan Kecil
Ikan-ikan kecil yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan Baby
Fish Crispy adalah ikan-ikan yang masih segar yang diperoleh dari nelayan
pada sore hari dan diolah pada pagi harinya. Ikan hasil tangkapan tidak
semuanya lansung diolah namun sebagian disimpan untuk cadangan jikalau di
hari esok nelayan tidak melaut produksi tetap dapat beroperasi karena sudah
memiliki cadangan bahan baku.
2. Pencucian Ikan-ikan Kecil
Ikan-ikan kecil dibersihkan dengan cara perendaman menggunakan air
besih dan diaduk dengan tangan sampai bahan baku dirasa cukup bersih.
Pencucian dilakuakan sebanyak 2 kali agar bahan baku benar-benar bersih.
3. Proses Pengolahan Baby Fish Crispy
Proses pengolahan Baby Fish Cripy meliputi pemilihan bahan bakar,
penghalusan bumbu, pemberian tepung, pemasakan/penggorengan, penirisan.
a. Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunkan untuk pemasakan atau pengolahan Baby
Fish Crispy menggunakan gas, pemilihan bahan bakar gas dan kompor gas
karena besar kecil apinya dapat diatur untuk mencegah kegosongan pada
saat penggorengan
b. Penghalusan Bahan Bumbu
Untuk menghaluskan bahan bumbu sendiri menggunakan alat blender
karena kerjanya lebih efisien waktu dan tenaga.
c. Pemberian Tepung
Pemberian tepung dilakukan setelah ikan diberi bumbu dan
penepungan dilakukan sekali sebelum pemasakan. Ikan dicampur dengan
tepung di dalam baskom lalu diaduk secara manual menggunakan tangan
sampai ikan terselimuti dengan tepung secara merata.
d. Pemasakan
Pemasakan dilakukan secara 2 kali, pemasakan menggunakan minyak
yang cukup banyak agar pada saat penggorengan ikan terendam oleh
minyak. Penggorengan dimulai dengan memanaskan minyak sampai suhu
140oC dan digoreng sampai setengah kering untuk pemasakan pertama lalu
didinginkan selama setengah jam, pendinginan dimaksudkan agar air yang
terikat terlepas sehingga ketika dilakukan penggorengan kedua air mudah
menguap. Penggorengan kedua dilakukan dengan suhu minyak 160oC
selama 5 menit daan penggorengan kedua juga dimaksudkan untuk
mendapatkan Baby Fish yang renyah dan krispi.
e. Penirisan
Untuk mengurangi minyak yang terdapat pada tubuh ikan, baby fish
yang baru diangkat dari penggorangan dilakukan sentrifugasi dengan
menggukana mesin spinner yang terbuat dari bahan stainless steel
foodgrade. Penirisan minyak dengan mesin spinner dilakukan selama 2
menit.
4. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan setelah Baby Fish Crispy didiamkan
selama 10 menit atau hingga Baby Fish Crispy menjadi sedikit lebih
dingin.Hal ini dilakukan karena untuk mencegah adanya embun didalam
kemasan yang membuat baby fish crispy menjadi berjamur atau membuat
produk menjadi lebih cepat basi.Untuk pengemasan Baby Fish Crispy sendiri
dikemas ke dalam kemasan jenis standing dengan bahan baku bahan
pengemas kombinasi aluminium foil dan plastik transparan, yang dikemas
kedalam kemasan sebanyak 250 gram. Pengemasan dengan bahan baku ini
sendiri dimaksudkan agar konsumen puas dan tidak merasa ditipu jika
membeli produk tersebut.
5. Penyimpanan dan Pendistribusian
Untuk penyimpanan produk Baby Fish Crispy cukup disimpan di
tempat sejuk dan jauh dari paparan matahari secara langsung, dan untuk
pendistribusiannya di distribusikan ke dalam kemasan kotak kardus. Untuk
masa simpan produk Baby Fish Crispy dapat bertahan hampir 1 tahun namun
dari pihak produsen menyarankan agar produk habis dalam waktu 4 bulan
karena apabila produk terlalu lama disimpan rasa dari produk tersebut akan
berkurang dan akan memicu kekecewaan konsumen.
Untuk pemasaran produk dilakukan dengan bantuan sales-sales yang
menyebar tiap kota seperti jogja, kendal, solo, jepara, demak, pati. Lalu juga
dipasarkan lewat sosial media dan juga penjualan di outlet depan rumah
produksi.
C. Mutu Baby Fish Crispy
Cara paling mudah untuk menilai mutu baby fish, yaitu dengan menilai
mutu sensorik atau mutu organoleptiknya. Penilaian mutu secara sensoris sudah
sangat memadai jika dilakukan dengan baik dan benar.
Kandungan nutrisi yang terdapat pada ikan yang digunakan untuk
pembuatan baby fish yaitu omega-3, asam lemak, vitamin B2, vitamin D,
fosfor, dan mineral : zat besi, seng, yodium, magnesium, dan kalium.
Ada lima parameter sensoris utama yang perlu dinilai, yaitu
penampakan, warna, bau, rasa, dan tekstur seperti pada tabel di bawah ini.
Parameter Deskripsi
Penampakan Ikan yang digunakan untuk membuat baby fish harus
tetap dalam keadaan yang segar untuk menghasilkan
mutu yang bagus.
Warna Warna yang dihasilkan baby fish adalah cokelat
keemasan setelah digoreng.
Bau Tidak ada aroma amis pada baby fish.
Rasa Rasa yang dihasilkan yaitu gurih dan asin.
Tekstur Tekstur baby fish yang dihasilkan yaitu renyah dan
garing.
D. Limbah Hasil Pengolahan Baby Fish Crispy
Limbah yang dihasilkan dari produksi ini hanyalah air bekas cucian dari
ikan-ikan kecil, yang selanjutnya dibuang ke kanal dan air limbah itu menjadi
makanan bagi ikan-ikan yang berada di sekitar kanal karena air bekan cucian
tersebut memiliki kadar protein yang cukup tinggi hasil dari sebagian protein
ikan yang terlarut oleh air cucian.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di industry rumah
tangga UD. Putri laut tentang pengolahan baby fish crispy maka dapat diambil
kesimpulan berdasarkan tujuan yang telah dibuat yaitu :

1. Baby fish crispy adalah olahan ikan kecil (bayi ikan) yang dijadikan sebagai
keripik. Pembuatan keripik ikan dapat digunakan sebagai sebuah peluang
usaha yang cukup menjajikan. Proses pembuatannya mudah, cepat, dengan cita
rasa yang renyah, juga dapat disajikan sebagai makanan camilan maupun lauk
pauk sehari-hari dengan kandungan kadar protein sebesar 18-30%. Olahan
ikan kecil (bayi ikan) sebagai keripik dibuat dari anakan ikan peliharaan yaitu
ikan mas dan ikan nila.
2. Cara pengolahan baby fish crispy diawali dengan pemilihan ikan segar,
pencucian ikan menggunakan air besih, penghalusan bumbu-bumbu,
pemberian bumbu ke ikan, pencampuran ikan dengan tepung crispy kemudian
diaduk hingga ikan terbungkus rata dengan tepung, penggorengan ikan sampai
matang, penghilangkan minyak dengan spinner yang terdapat pada baby fish
yang telah digoreng, dan pengemasan.
3. Untuk pemasaran produk baby fish crispy dilakukan dengan menjual di toko
oleh-oleh milik UD. Putri Laut di jalan Tanggungrejo Raya, Kelurahan
Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.,
menggunakan sosial media, saat CFD di Stadion Diponegoro setiap hari
minggu dan order melalui nomor telepon yang telah disediakan.
5.2 Saran
Saran untuk pembuatan baby fish crispy itu sendiri berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan pada industry rumah tangga di UD. Putri
Laut yaitu:

1. Dalam kemasan seharusnya dicantumkan kandungan gizi yang terdapat


pada baby fish crispy agar konsumen paham apa yang dimakan supaya
aman untuk dikonsumsi.
2. Seharusnya tempat usaha yang digunakan harus jauh dari pemukiman
padat penduduk agar usaha tersebut bisa diperluas lagi dan lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Usaha Rumahan Pembuatan Kerripik Ikan Balita. (online)


https://www.google.com/amp/s/www.kerjausaha.com/2014/10/usaha-
rumahan-pembuatan-keripik-ikan.html/amp
Nurjanah, Asadatun A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan
Baku Hasil Perairan. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press.
Sartika RAD. 2008. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans
terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2 (4):154-160.
Tủrkkan AU, Cakli S, Kilinc B. 2008. Effects of cooking methods on theproximate
composition and fatty acid composition of seabass(Dicentrarchuslabrax,
Linnaeus, 1758). Food and bioproducts processing86:163 166.
LAMPIRAN

Pencucian ikan Penepungan ikan Penggorengan ikan

Ikan yang telah digoreng Penirisan minyak

Baby fish crispy dalam kemasan Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai