1(2): 22-30
ISSN (Media Online) 2777-1121
ABSTRAK
Pada masa ini banyak inovasi fortifikasi yang mengandung mineral dalam rangka
memperbaiki dan memenuhi kebutuhan mineral di masyarakat seperti pembuatan jenis
tepung dari ikan. Penggunaan ikan sebagai tepung diharapkan mampu menjadi solusi
penyumbang kalsium, zink serta Fe. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan. Balita dengan gizi kurang dengan kadar albumin
darah yang rendah, juga menderita defisiensi gizi mikro seperti Zn dan Fe. Tujuan tinjauan
pustaka ini adalah untuk mengetahui pemafaatan tepung berbahan ikan menjadi sebuah
inovasi pangan yang dapat meningkatkan kadar mineral dalam tubuh terutama Zat Besi
(Fe) dan Kalsium (Ca) yang kemudian dianalisis untuk mengetahui bioavailabilitasnya
terhadap tubuh manusia. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, bioavailibiltas terbaik yaitu
substitusi tepung ikan gabus dan fortifikasi Fe dan Zn tertinggi adalah sebesar 50%,
kalsium pada tepung tulang ikan tuna dengan perlakuan 2 jam lamawaktu autoclaving dan
3 kali perebusan, crackers dengan tepung ikan lele dumbo sebanyak12,5 dan jagung dengan
perendaman selama 12 jam menggunakan asam sitrat dan enzim fitase.
ABSTRACT
Recently, there are many fortification innovations that contain minerals in order to improve
and meet the mineral needs of the community, such as the manufacture of types of fish flour.
The use of fish as flour is expected to be a solution that contributes calcium, zinc and Fe.
Lack of calcium during growth can cause growth disorders. Children under five who are
malnourished and have low blood albumin levels will suffer from micronutrient
deficiencies like Zn and Fe. The purpose of this library is to determine the use of fish flour
as a food innovation that can increase mineral levels in the body, especially Iron (Fe) and
Calcium (Ca), which are then analyzed to determine their bioavailability to the human
body. Results Based on the literature, the best bioavailability was the substitution of
snakehead fish (Ikan Gabus) meal and the highest fortification of Fe and Zn was 50%,
calcium in tuna bone meal was treated with 2 hours of autoclaving time and 3 times of
boiling, crackers with African catfish (Lele Dumbo) meal were 12.5 and corn by soaking
for 12 hours using citric acid and phytase enzyme.
22
Sitanggang, et al. Jurnal Andaliman: Jurnal Gizi Pangan, Klinik dan Masyarakat, 2021. 1(2): 22-30
ISSN (Media Online) 2777-1121
23
bioavailabilitasnya rendah maka yang yang di uji secara in vitro di laboratorium
diserap oleh tubuh pun menjadi rendah dan selainuji in vitro eksperimen juga diuji
(Puspita 2003). Ketersediaan biologis cobakan pada manusia dan hewan.
(bioavailabilitas) dapat diartikan sebagai Dari semua jurnal tersebut hanya ada
jumlah mineral dalam bahan pangan yang sekitar 40 artikel yang dianggap relevan dan
dapat diserap dan dipergunakan oleh tubuh. dari jumlah tersebut hanya ada 4 artikel
Bioavailabilitas kalsium dapat dianalisis jurnal, 1 skripsi dan 1 buku yang memiliki
dengan metode in vivo maupun in vitro. kriteria penuh atau cocok dijadikan sebagai
referensi. Analisis yang dipakai dalam
METODE artikel terpilih yaitu secara deskriptif
Penelitian ini merupakan literature kuantitatif.
review dengan metode naratif yang
membahas dan menganalisis hasilpenelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelumnya mengenai evaluasi nilai gizi Berdasarkan kajian terhadap analisis
mineral zat besi (Fe) dan kalsium (Ca) pada bioavailabilitas mineral pada beberapa
beberapa bahan pangan tepung berbahan produk pangan, maka ditemukan sebanyak 5
dasar ikan melalui analisis bioavailabilitas literatur yang layak untuk dianalisis
dari pencarian literatur nasional dan diantaranya adalah 4 jurnal, 1 skripsi dan 1
internasional dengan menggunakan buku.Hasil penelitian pada literatur terpilih
database Google Cendekia (Google adalah jurnal dan skripsi dengan kriteriahasil
Scholar). penelitian pada beberapa bahan pangan
Langkah pertama pencarian artikel tepung dari ikan untuk menentukan
jurnal ini yaitu rentang tahun 2010- 2021, bioavailabilitas mineral yang terkandung
sebanyak 19.500 artikel yang muncul pada pangan tersebut. Mineral yang
dengan kata kunci“Bioavailability, in vitro, dianalisis adalah Zat Besi (Fe) dan Kalsium
mineral “, kemudian artikel yang muncul (Ca). Hasil tersebut dirangkum pada tabel 1.
dengan kata kunci “Bioavailabilitas, Hasil penelitian di atas membahas
mineral, kalsium” ada sebanyak 17.200 tentang metode analisis bioavailabilitas zat
artikel, dan 1.030 artikel muncul dengan besi (Fe) dan Kalsium (Ca) dan hasilnya
kata kunci “ Bioavailabilitas, mineral, zat pada beberapa produk tepung berbahan
besi”. Selain itu, adapun kriteria pustaka dasar ikan sebagai sumber mineral bagi
yang dipilih juga berdasarkan metode tubuh.
penelitiannya. Metode penelitian yang
dipilih untuk digunakan dalam studi ini
adalah metode deskriptif dan eksperimen
24
Sitanggang, et al. Jurnal Andaliman: Jurnal Gizi Pangan, Klinik dan Masyarakat, 2021. 1(2): 22-30
ISSN (Media Online) 2777-1121
Tabel 1. Evaluasi nilai gizi Zat Besi dan Kalsium pada bahan pangan Tepung dari ikan
dan pangan jagung (sumber mineral nabati)
25
No. Penulis, Nama Analisis Bioavailabilitas Fe dan Nilai Bioavailabilitas pada
Tahun Jurnal Produk Ca produk
/ buku Pangan
4 Kurniawati., Jagung Metode analisis bioavailabilitas - Hasil analisis diperoleh
2021 pada jagung dilakukan secara in nilai bioavailabilitas
vitro terhadap dua jenis perlakuan kalsium (Ca) pada nilai
yakni jagung dengan proses signifikan (p > 0.05).
perendaman dalam asam sitrat - Hasil simulasi in vitro
sebanyak 9% dalam waktu 12 jam menunjukkan bahwa pada
ditambah dengan enzim fitase 250 jagung dengan perlakuan
μl/50 ml dan jagung tanpa proses perendaman selama 12
perendaman sebagai faktor jam menggunakan asam
kontrol. Penentuan nilai sitrat dan enzim fitase
bioavailabilitas kalsium pada memiliki bioavailabilitas
jagung adalah dengan simulasi lebih tinggi yaitu sebesar
kondisi gastrointestinal pada 65,880%.
sistem pencernaan manusia - Pada jagung dengan
dengan pH disesuaikan pada perlakuan tanpa
keadaan di usus halus. perendaman memiliki
nilai bioavailabilitas
paling kecil yaitu sebesar
39,818%.
26
diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh dari sumber nabati dapat diperoleh dari pangan
suatu bahan makanan maka bioavailabilitas jagung sebagai asupan kalsium untuk tubuh.
mineral semakin baik (Comb, 2012). Pada tulang ikan, yang level
Membuktikan bahwa metode kalsiumnya sangat tinggi yaitu sebesar39,24
bioavailabilitas dapat menentukan formula % (39,24 g/100 g bahan) memiliki persentase
biskuit yang paling baik untuk diterapkan penyerapan sangat rendah hanya sebesar
dalam memenuhi asupan mineral Zat besi 0,86 %. Nilai penyerapan ini akan
(Fe) dan Zink (Zn) pada tubuh, karena perlu meningkat sejalan dengan penurunan level
diketahui jumlah kandungan mineral dalam kalsium yang dalam hal ini dianggap sama
bahan pangan sehingga diketahui berapa dengan asupan kalsium. Jika merujuk pada
banyak jumlah yang harus dikonsumsiuntuk kebutuhan harian kalsium yang harus
memenuhi kecukupan atau kebutuhan dipenuhi orang dewasa sekitar 800 mg/hari,
terhadap mineral perindividu. nilai penyerapan kalsium yang diperoleh
penyusun di dalam tubuh manusia pada tulang ikan 0,86 % masuk kategori sangat
urutan kelima, yakni sebesar 1,5 - 2 % per buruk, karena masih berada di bawah
berat tubuh (Trilaksani dkk., 2006). Kalsium penyerapan tidak optimum sekalipun (10 %).
pangan seperti dari susu, sayuran dan ikan. Trilaksani dkk (2006) adalah sebesar 40 %,
Pada penelitian jurnal penelitian Trilaksani sedangkan kategori cukup baik jika level
dkk. (2006) menjelaskan bahwa produk penyerapan kalsium dalam tubuh mencapai
ke bawah terbilang mahal. Perlu dicari ikan tuna sebagai sumber kalsium dalam
alternatif lain sebagai sumber kalsium yang tubuh tidak optimal dengan pemanfaatan
lebih murah dan mudah didapat. tepung tulang secara langsung. Hal ini
diketahui setelah melakukan analisis
Tepung tulang ikan tuna
bioavailabilitas padatepung tulang ikan tuna.
Pangan hewani juga sebagai sumber
Metode analisis bioavailabilitas sangat
kalsium. Salah satu yang dapat
cocok digunakan untuk mengetahui kualitas
dimanfaatkan adalah limbah tulang ikan
kandungan gizi pada produk tepung tulang
Tuna dan kepala ikan lele dumbo yang
ikan tuna sehingga dapat mengetahui
diformulasikan sebagai tepung. untuk
27
seberapa banyak jumlah kalsium yang dapat komersial memiliki bioavailabilitas yang
diserap oleh tubuh dari produk yang dibuat. rendah.
Tepung Kepala Ikan Lele Dumbo Dari hasil analisis di atas pada artikel
Kalsium merupakan salah satu ini menunjukkan bahwa metode analisis
mineral makro yang penting untuk bioavailabilitas pada produk crackersdengan
pembentukan tulang dan gigi yang normal. tepung ikan lele dumbo pada kalsium sangat
Kalsium juga berperan dalam proses cocok digunakan dalam menentukan tepung
pembekuan darah, kontraksi otot, ikan yang mana baik digunakan pada
metabolisme sel, dan mengirimkan isyarat crackers dan memiliki memiliki
saraf ke sel (Bredbenner et al. 2007). bioavailabilitas kalsium. Hal ini didukung
Crackers dengan tepung kepala ikan pada penelitian Trilaksani et al. (2006)
lele sebanyak 12,5 gram mengandung 239,2 menunjukkan crackers dengan tepung
mg kalsium per takaran saji (44 g) dan dapat kepala ikan lele dumbo dapat dijadikan
berkontribusi terhadap kecukupan kalsium contoh produk turunan yangbaik dari tepung
remaja berdasarkan AKG 2004 sebesar 24%. tulang ikan. Hal ini didasari karena
Penambahan kalsium dalam produk pangan bioavailabilitasnya yang lebih tinggi jika
harus disertai dengan pengetahuan akan nilai dibandingkan dengan bioavailabilitas
ketersediaan biologisnya (bioavailabilitas) tepung tulang ikan tuna yang hanya
karena total kalsium yang tinggi dalam suatu memiliki bioavailabilitas kalsium sebesar
produk belum menjamin jumlah kalsium 0,86%. Membuktikan bahwa metode
yang diserap oleh tubuh yang tinggi pula bioavailabilitas dapat menentukan tepung
(Purwaningsih 2011). ikan yang paling baik untuk diterapkan
Pada tabel 1 diatas penelitian dalam membuat creckers untuk memenuhi
(Purwaningsih 2011) menunjukkan bahwa asupan mineral kalsium pada tubuh, karena
bioavailabilitas kalsium crackers berkisar perlu diketahui jumlah kandungan mineral
antara 8,00% sampai dengan 17,40% basis dalam bahan pangan sehingga diketahui
basah. Ketiga jenis crackerstersebut berbeda berapa banyak jumlah yang harus
secara nyata satu sama lainnya. Crackers dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan.
kontrol memiliki bioavailabilitas kalsium Bioavailabilitas pada jagung
yang lebih tinggi secara nyata dibandingkan Bioavailabilitas pada jagung
jenis crackers lainnya. Berdasarkan dipengaruhi oleh lamanya proses
pengelompokannya, crackers kontrol dan perendaman dan larutan yang digunakan
crackers dengan tepung kepala ikan lele untuk merendam pangan jagung. Bahan
dumbo memiliki bioavailabilitas kalsium yang direndam selama 12 jam dalam 9%
yang termasuk sedang, sedangkan crackers asam sitrat memiliki nilai bioavailabilitas
28
lebih besar (51,595) dibandingkan dengan sebanyak 12,5 termasuk kelompok sedang.
jagung tanpa perendaman (39,818). Sedangkanhasil analisis bioavailabilitas
Sementara jagung dengan perendaman 12 pada jagung dilakukan secara in vitro
jam dalam asam sitrat 9% ditambah dengan terhadap dua jenis perlakuan yakni
enzim fitase memiliki nilai bioavailabilitas perlakuan perendaman selama 12 jam
paling tinggi yaitu sebesar 56,880. menggunakan asam sitrat dan enzim fitase
Dari hasil analisis bioavailabilitas memiliki bioavailabilitas lebih tinggi yaitu
yang didapat maka diketahui bahwa analisis sebesar 65,9%.
bioavailabilitas secara in vitro ini kurang
cocok digunakan pada produk pangan DAFTAR PUSTAKA
berupa jagung karena adanya penggunaan Azrimaidaliza, Resmiati, Famelia, W.,
senyawa kompleks fitat- mineral yang dapat Purnakarya, I., Firdaus, & Yasirly, K.
menurunkan bioavailabilitas kalsium (Ca) (2020). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi
karena fitat bersifat tidak larut. Kesehatan Masyarakat. In Journal of
Chemical Information and Modeling
KESIMPULAN DAN SARAN (Vol. 53, Issue 9).
Hasil analisis nilai bioavailabilitas http://repo.unand.ac.id/38178/1/B
pada formula biskuit adalah formula dengan uku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
substitusi tepung ikan gabus dan fortifikasi Masyarakat.pdf
Fe dan Zn tertinggi adalah sebesar 50% Bielik, V., & Kolisek, M. (2021).
memiliki bioavailabilitas sebesar 76,32 Bioaccessibility and bioavailability of
untuk Fe dan 41,80 Zn. Hasil analisis tepung minerals in relation to a healthy gut
tulang ikan tuna yang memiliki kadar microbiome. International Journal of
kalsium paling tinggi (39,24 %), yaitu Molecular Sciences, 22(13).
tepung tulang A2P3 dengan perlakuan 2 jam https://doi.org/10.3390/ijms22136
lama waktu autoclaving dan 3 kali 803
perebusan. Persentase penyerapan tepung Hardiansyah., & supariasa Nyoman. (2016).
kalsium tulang ikan yang diperoleh sebesar Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Penerbit
0,86 % atau 337,46 mg/100 g tepung tulang buku Kedokteran. Jakarta
ikan. Sari, D. K., Marliyanti, S. A., Kustiyah, L.,
Hasil analisis Crackers dengan Khomsan, A., & Gantohe, T. M.
Tepung Ikan Lele Dumbo, menunjukkan (2015). Bioavailabilitas Fortifikan,
bahwa bioavailabilitas kalsium pada Daya Cerna Protein, serta Kontribusi
kelompok kontrol dan kelompok Gizi Biskuit yang Ditambah Tepung
penambahan tepung kepala ikan lele dumbo Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus)
29
dan Difortifikasi Seng dan
Besi. Agritech, 34(4), 359-364.
Kurniawati, Y. R. (2021). Bioavailabilitas
mineral Ca (in vitro) pada jagung (Zea
mays L), dengan penambahan asam
sitrat dan Fitase Bacilus subtilis
HG. Jurnal Kesehatan Islam: Islamic
Health Journal, 10(1), 26-34.
Purwawinangsih, E. F. (2011). Secara in
vitro pada crackers dengan tepung
kepala ikan lele dumbo (clarias
gariepinus). repository.ipb.ac.id
Trilaksani, W., Salamah, E., & Nabil, M.
(2006). Pemanfaatan Limbah Tulang
Ikan Tuna (Thunnus Sp.) sebagai
Sumber Kalsium dengan Metode
Hidrolisis Protein. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 9(2), 34-
45. https://doi.org/10.17844/jphpi.v9i
2.983
30