SKRIPSI
Oleh :
LILIS NOVINDAH
1422060390
1
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
LILIS NOVINDAH
1422060390
i
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Nim : 1422060390
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa bahwa Tugas Akhir yang saya tulis
dengan judul : “ Pemanfaatan Kulit Buah Naga Pada Pembuatan Es Krim” adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalan penulisan
atau pemikiran orang lain. Apabilah dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian ataupun secara keseluruhan Tugas Akhir ini hasil
karya orang lain, saya bersedia menerimah sanksi atas perbuatan tersebut.
Yang Mengetahui
Penulis
iii
ABSTRACT
Ice cream is one of the most favored foods by people ranging from
toddlers, children, adults to seniors. Ice cream has a delicious flavor variation and
has a very beneficial nutritional content for the body. Ice cream is one type of
food that is very popular in the world and is very popular all the people. Not many
know that dragon fruit skin can also be used as the main ingredient of ice cream.
The purpose of this study is to know the process of dragon fruit skin processing
into ice cream and know the quality of chemical physico ice cream from dragon
fruit skin.
This observation begins with the preparation of raw materials, washing
and separation, weighing, smoothing, mixing, paesturization, cooling,
homogenization, packaging, freezing, and analysis. The analysis was done, ie
Vitamin C, Fat Content, Melting Power, physical quality analysis.
Ice Cream Skin of Dragon Fruit is the best treatment of E3S3 100%
dragon fruit skin and 40% sweet condensed milk. The more concentrations of
dragon fruit skin are added, affecting vitamin C levels, fat content and melting
power of ice cream.
iv
RINGKASAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pemanfaatan Kulit Buah Naga ( Hylocereus Polyrhizus ) pada pembuatan
es krim dengan penambahan susu kental manis” Skripsi ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Muchlis dan ibunda
Nurlely serta segenap keluarga besar tercinta yang telah memberikan bantuan
moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, hanya
do’a dan bakti penulis yang dapat persembahkan pada Ayahanda dan Ibunda serta
segenap keluarga atas segala pengorbanannya karena penulis yakin dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi..
Secara khusus penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1) Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
2) Ibu Ir. Nurlaeli, Fattah M.Si Selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan.
3) Ibu Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP. MP. Selaku Ketua Program Studi
Agroindustri.
4) Ibu Dr. Reta, S.TP, M.Si Selaku Pembimbing Pertama dan Bapak Dr. Arham
Rusli, S.Pi, M.Si Selaku Pembimbing Kedua.
5) Seluruh Sivitas Akademik Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
6) Seluruh Sivitas Akademik Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep.
7) Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Agroindustri.
8) Teman – teman seperjuanan di Asrama Putri B.
9) Senior-senior di UKM Seni dan Budaya.
10) Sahabat tercinta Valentcu.
vi
Meskipun penulis berharap isi dari skripsi ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namin sebagai manusia biasa selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
3.6 Parameter Penelitian ........................................................................... 27
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kadar Vitamin C ................................................................................. 31
4.2 Kadar Lemak ...................................................................................... 32
4.3 Daya Leleh .......................................................................................... 33
4.4 Organoleptik ....................................................................................... 34
4.5 Analisis Ekonomi................................................................................ 40
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
1. Table 1. Kandungan Nilai Gizi per 100gr Buah Naga Merah ...................... 9
2. Table 2. Kandungan Nilai Gizi Kulit buah naga per 100gr ........................ 12
3. Table 3. Syarat Mutu Es Krim ..................................................................... 15
4. Table 4. Biaya Investasi ............................................................................... 40
5. Table 5. Biaya Variabel ............................................................................... 41
6. Table 6. Biaya Tetap .................................................................................... 41
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
I PENDAHULUAN
Hingga saat ini kebutuhan akan buah naga di Indonesia cukup besar.
Kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi, baik oleh produsen di dalam negeri
maupun di luar negeri, sehingga peluang untuk membudidayakan buah naga
masih sangat terbuka, baik untuk pasaran lokal maupun internasional. Peluang
usaha buah naga sangat menjanjikan, tidak saja untuk konsumsi segar tetapi juga
untuk produk kesehatan (Departemen Pertanian 2005).
1
naga mempunyai kandungan antioksidan yang lebih tinggi dari dagingnya.
Antioksidan yang terdapat pada kulit buah naga adalah betalain. Betalain adalah
senyawa yang dapat menyumbangkan warna buah serta berkontribusi
meningkatkan kesehatan.
Es krim merupakan salah satu jenis makanan yang sangat populer di dunia
dan sangat digemari semua kalangan. Es krim memiliki variasi rasa yang enak dan
memiliki kandungan nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hidangan ini
biasanya dikonsumsi sebagai hidangan penutup dan populernya disebut dessert.
Es krim sangat baik untuk kesehatan anak-anak karena kaya akan nutrisi. Es krim
merupakan produk pangan yang disukai anak – anak maupun orang dewasa.
Biasanya dikonsumsi sebagai makanan selingan (Padaga 2005:1). Prinsip
pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es
krim atau disebut juga Ice Cream Mix (ICM) sehingga di peroleh pengembangan
volume yang membuat es krim jadi lebih ringan, tidak terlalu padat dan
mempunyai tekstur yang lembut.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari kulit buah
naga terhadap mutu eskrim ditinjau dari kualitas kimia serta nilai organoleptik
(warna, aroma, rasa, dan tekstur).
1.4.Manfaat Penelitian
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Jenis buah naga yang telah dibudidayakan ada empat, yaitu buah naga
berdaging putih (Hylocereus undatus), buah naga berdaging merah (H.polyrhizus),
buah naga berdaging super merah (H. costaricensis) , dan buah naga berkulit
kuning dengan daging putih (Selenicereus megalanthus) (Winarsih, 2007).
3
dan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya vitamin dan
mineral dengan kandungan serat (Hardjadinata, 2010).
Nama Dragon Fruit di Asia disebabkan oleh fungsi buahnya. Oleh
masyarakat Cina Kuno sering meletakkan buah tanaman ini diantara dua ekor
patung naga berwarna hijau diatas meja altar. Tradisi religius ini sangat dipercaya
oleh masyarakat Cina Kuno akan membawa berkah. Warna merah menyala dari
buah tersebut sangat mencolok diantara patung naga hijau sehingga memunculkan
nilai estetika. Mungkin tradisi religius inilah yang mendasari julukan Thang Loy,
Dragon Fruit atau buah naga (Hardjadinata, 2010).
2.1.2 Morfologi Buah Naga
1. Akar
Buah naga memiliki perakaran yang bersifat epifit, menempel atau
merambat pada tanaman lain. Akarnya berupa akar serabut yang terdapat pada
pangkal batang yang tumbuh pada media tanah maupun yang menempel pada
media rambatan berupa tiang atau kayu (Emil, 2011). Perakaran buah naga
umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. namun, menjelang produksi buah tanaman
ini memanjangkan akarnya hingga mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti
panjangnya batang berwarna coklat yang tertanam di dalam tanah (Hardjadinata,
2012).
4
2. Batang dan Cabang
3. Bunga
Bunga tanaman buah naga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet,
dan berwarna putih. Susunan bunga merupakan susunan bunga majemuk.
Buahnya berbentuk bulat panjang dan lonjong serta berdaging warna merah dan
sangat tebal (Setyowati, 2008). Tanaman buah naga mempunyai bunga yang indah
berwarna putih kekuning-kuningan sehingga tak jarang orang memelihara
tanaman buah naga untuk tujuan ornamental. Bunga tanaman buah naga ini mekar
sempurna pada malam hari dengan panjang bisa mencapai 29 cm (Yanti, 2008).
Sekilas bunga buah naga ini berbentuk seperti buah nanas, seluruh
permukaan bunga tertutup oleh mahkota yang bersisik, berbentuk corong
memanjang berukuran sekitar 30 cm. Kelopak bunganya berwarna hijau. Bunga
akan mekar sempurna pada malam hari sekitar pukul 22.00 (night blooming
receus), saat mekar mahkota akan berwarna putih bersih, didalamnya terdapat
benang sari berwarna kuning dan mengeluarkan aroma harum. Sementara
ditengahnya terdapat kepala putik yang nantinya akan menjadi buah jika sudah
terjadi penyerbukan (Hardjadinata, 2012).
5
4. Buah
Buah naga bebentuk bulat panjang, letak buah pada umumnya mendekati
ujung cabang atau batang. Pada batang atau batang dapat tumbuh buah lebuh dari
satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan (Rahayu, 2014).
a) Buah naga daging putih (Hylocereus undatus) buah naga jenis ini memiliki
daging buah putih dan biji-biji hitam yang kontras dengan kulit merahnya.
Tingkat kemanisannya berkisar antara 10-13 briks, artinya lebih rendah dari
jenis lainnya. Bobotnya mencapai 650 gram denagn kulit bewarna merah
bersulur hijau.
b) Buah naga merah (Hylocereus polyrizus) Buah naga merah ini memiliki buah
lebih kecil dari pada buah naga putih buah naga jenis ini mampu menghasilkan
bobot rata-rata sampai 500 gram. buah naga merah memiliki kadungan rasa
manis mencapai 15 briks.
c) Buah naga super red (hylocereus costaricensis) Buah naga super red adalah
buah naga yang memiliki daging super merah.
Buah ini tumbuh dengan baik seperti buah naga jenis lainnya di daerah
dengan 8 sinar matahari yang cukup pada dataran rendah hingga sedang. Bentuk
buahnya bulat dengan sulur berwarna merah. Bobot buah naga ini mencapai 500
gram per buah, memiliki tingkat kemanisan 13-15 briks. d) Buah naga kuning
6
(Hylocereus megalanthus).Buah naga kuning memiliki ukuran lebih kecil
dibandingkan buah naga lainya. Kulit buahnya berwarna kuning hampir tidak
bersisik, memiliki tingkat kemanisan mencapai 18 briks (Umayah, 2007).
Buah naga berbentuk bulat lonjong dengan diameter 10–12 cm, berkulit
tebal. Seperti nama sebutannya jenis buah naga daging putih ini mempunyai kulit
berwarna merah ketika masak, berjumbai kehijauan dan daging buah berwarna
putih dengan biji-biji hitam yang bertebaran (Yanti, 2008). Buah naga memiliki
daging yang berserat halus dan terdapat biji-biji hitam berukuran kecil yang
tersebar pada daging buah, dan memiliki tekstur daging buah lunak dengan rasa
manis dan sedikit masam (Cahyono, 2009). Umumnya buah berada didekat ujung
cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari satu pada setiap
cabang sehingga terkadang posisi buah berdekatan.
5. Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat
tipis, tetapi tidak keras. Biji ini dapat digunakan untuk perbanyakkan tanaman
secara generatif. Namun perbanyakan tanaman menggunakan biji memakan waktu
cukup lama, sehingga jarang sekali pembudidaya yang menerapakannya. Setiap
buah terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji (Kristanto, 2003). Perbanyakan tanaman
menggunakan biji jarang digunakan karena memerlukan waktu yang cukup lama
sampai tanaman berproduksi (Hardjadinata, 2012).
7
manis karena mengandung kadar gula mencapai 13 – 18 briks. Selain itu buah
naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupun selai atau
beragam bentuk penyajian sesuai selera anda. Pewarnaan makanan dengan buah
naga dengan cara dilumatkan atau dengan cara diblender ke dalam adonan bahan
pangan. Selain itu, dapat pula digunakan pada pembuatan es jus untuk
memperkaya kandungan vitamin C, dan memberikan warna yang lebih bagus pada
minuman tersebut.
Table 1. Kandungan Nilai Gizi per 100 gr Buah Naga Merah
Zat Kandungan Gizi
Air 82,5 – 83 g
Protein 0,159 – 0.229 g
Lemak 0,21 – 0,61 g
Serat Pangan 0,7 – 0,9 g
Karoten 0,005 – 0,012 g
Kalsium 6,3 – 8,8 g
Besi (mg) 0,55 – 0,65
Vitamin B1 0,28 – 0,30 mg
Vitamin B2 0,043 – 0,045 mg
Vitamina B3 0,297 – 0,43 g
Vitamin C 8 -9 g
Thiamine 0,28 – 0,030 mg
Riboflavin 0,043 – 0,044 mg
Niacin 1,297 – 1,300 g
Sumber :Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities (2005)
dalam astawan (2009).
8
dapat membuat awet muda. Kulit buah naga juga mudah didapat dan juga mudah
untuk mengolahnya karena kulitnya lunak sehingga mudah dipotong dan tidak
memerlukan proses pengolahan yang memakan waktu lama. Kulit buah naga juga
memiliki beberapa kekurangan diantaranya mudah busuk dan mudah kering
apabila disimpan salah dalam proses penyimpanan (Tim Karya Tani Mandiri,
2009).
9
proses tubuh untuk membersihkan racun dari tubuh. Kulit juga mengandung
kumpulan antioksidan anti-penuaan dan vitamin. Dengan kata lain, sebagian besar
antioksidan yang ada pada buah justru dikulitnya.
Kulit buah naga merah memiliki kandungan nutrisi seperti karbohidrat,
lemak, protein dan serat pangan. Kandungan serat pangan yang terdapat dalam
kulit buah naga merah sekitar 46,7% (Saneto, 2005). Kandungan serat kulit buah
naga merah lebih tinggi dibandingkan dengan buah pear, buah orange dan buah
persik (Saneto, 2005. Menurut (Santoso, 2011) serat pangan memiliki manfaat
bagi kesehatan yaitu mengontrol berat badan atau kegemukan, menanggulangi
penyakit diabetes, mencegah, gangguan gastrointestinal, kanker kolon (usus besar)
serta mengurangi tingkat kolestrol darah.
Handayani dan Rahmawati (2012) menyatakan bahwa ekstrak kulit buah
naga merah mengandung antosianin 26,4587 ppm. Antosianin merupakan zat
warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami
untuk pangan dan dapat dijadikan alternative pengganti pewarna sintesis yang
lebih aman bagi kesehatan (Citramukti, 2008).
2.2.1 Kandungan Gizi Kulit Buah Naga
Kulit buah naga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pewarna maupun
obat.Kandungan kimia kulit buah naga diantaranyaflavonoid, vitamin A, C, E, dan
polifenol.Kandungan buah naga merah dan kulit buah naga merah dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2, Kandungan Zat gizi Kulit Buah Naga Merah per 100 gr
Komponen Kadar Kulit Buah Naga
Protein (g) 0,53
Lemak (g) 2,00
Serat (g) 0,71
Vitamin C (mg) 9,40
Karbohidrat (g) 11,5
Fosfor (mg) 8,70
Sumber :Taiwan Food Industry Development and Research Authoritties
dalam (Panjuantiningrum, 2009).
10
Menurut penelitian Wu et al., (2006) keunggulan dari kulit buah naga yaitu
kaya akan polifenol. Aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih besar
dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi
untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nuruliyana et al., (2010) yang menyatakan bahwa
di dalam 1 mg/ml kulit buah naga merah mampu menghambat 83,48 ±5,03% 5
radikal bebas, sedangkan pada daging buah naga hanya mampu menghambat
radikal bebas sebesar 27,45 ± 1,02%.
Kulit buah naga juga berperan sebagai zat pewarna alami karena memiliki
warna merah terang sehingga sesuai jika ditambahkan sebagai zat warna tanpa
penambahan zat lain. Kulit buah naga mengandung antosianin yang berperan
sebagai pewarna alami, dimana dengan pelarut air mengandung 1,1 mg/100 ml
antosianin, zat ini berfungsi untuk merendahkan kadar kolesterol dalam darah
(Wahyuni, 2011).
2.3 Es Krim
Es krim merupakan salah satu produk olahan susu yang dibuat dengan cara
membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama. Bahan yang
digunakan dalam proses pembuatannya biasanya adalah kombinasi susu dengan
satu atau lebih bahan tambahan lain seperti gula dan madu dengan atau tanpa
stabilizer. Campuran tersebut akan membentuk sistem emulsi beku. Oleh karena
11
itu, mutu es krim yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan dan
bahan baku termasuk stabilizer yang digunakan (Sinurat et al., 2006).
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku yang
digunakan, untuk membuat es krim yang memiliki kualitas tinggi bahan bakunya
perlu diketahui dengan pasti, dengan menggunakan susu sebagai bahan utama
pembuatan es krim maka es krim memiliki sumbangan terbesar nilai gizinya.
Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta
gizi yang tidak terduga, keunggulan es krim yang didukung oleh bahan utamanya
yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu maka es krim hampir sempurna dengan
kandungan gizi yang lengkap (Fitrahdini, 2010).
12
Struktur fisik es krim mempengaruhi tingkat leleh dan kekerasan meskipun
hubungan spesifik belum semuanya telah bekerja (Junior, 2011). Standar mutu es
krim menurut SNI No. 01-3713-1995 dapat dilihat pada table 2. Es Krim.
13
Tabel 3. Syarat Mutu Es Krim
Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari penguapan nira tebu (Saccharum
officinarum). Gula pasir berbentuk kristal berwarna putih dan mempunyai rasa
manis. Gula pasir mengandung sukrosa 97,1%, gula reduksi 1,24%, kadar airnya
0,61%, dan senyawa organik bukan gula 0,7% (Suparmo dan Sudarmanto, 1991).
Menurut Fenemma (1976), gula berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam bahan
14
makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor melalui reaksi
pencoklatan.Sukrosa adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap
karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis. Daya larut yang tinggi dari sukrosa
merupakan salah satu sifat sukrosa yang dipakai dalam pengawetan bahan pangan
(Buckle dkk ,2009).
2.4.2 Susu Bubuk
Susu bubuk berlemak (full cream), adalah produk susu berbentuk bubuk
yang diperoleh dari susu cair, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu
kental atau krim bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses pengeringan.
Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 26% dan kadar airnya tidak
lebih dari 5% (Utami, 2009).
Tepung Pati Jagung atau Tepung Maizena adalah bahan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kata "maizena" sendiri awalnya
adalah brand atau merk dari suatu produk tepung jagung yang ada di Meksiko.
Tapi, di Indonesia, akhirnya penyebutan tepung maizena lebih populer dan mudah
dikenali daripada tepung pati jagung itu sendiri. Seperti kelompok pati pada
umumnya maizena merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan ά-glikosidik.
Maizena terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dalam air panas, yaitu fraksi
terlarur amilosa, dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Perbandingan
amilosa dan amilopektin mempengaruhi sifat pati. Makin kecil kandungan
amilosa, atau semakin besar kandungan amilopektin kekentalan yang dihasilkan
semakin tinngi.
Tekstur tepung maizena halus dan lembut seperti tepung terigu, namun
warnanya lebih pucat dan keruh daripada tepung terigu. Tepung Maizena
mengandung energi sebesar 343 kilokalori, protein 0,3 gram, karbohidrat 85 gram,
lemak 0 gram, kalsium 20 miligram, fosfor 30 miligram, dan zat besi 2 miligram.
Selain itu di dalam Tepung Maizena jugaterkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vit
amin B10 miligram dan vitamin C 0 miligram. Tepung maizena sering menjadi
15
bahan tambahan dan atau bahan pengganti terigu dalam pembuatan makanan.
Misalnya, dalam pembuatan cake, kue kering, bubur, puding, dan saus, maizena
akan menghasilkan tekstur makanan yang lebih pas dan perfect. Penggunaannya
memang tidak boleh terlalu banyak. Karena penggunaan yan berlebihan justru
akan membuat kue lebih cepar basi dan berjamur. Karena terbuat dari jagung,
maka tepung maizena adalah jenis tepung yang bebas gluten. Dan beberapa
kandungan gizi dari maizena di antaranya adalah karbohidrat, protein, fosfor,
kalsium, dan zat besi. Maizena juga
cenderung tidak mengandung lemak,sangat baik untuk diet.
2.4.4 SP emulsifier
Pengemulsi asli pada es krim adalah kuning telur, namun yang paling
banyak digunakan sekarang ini adalah mono- dan digliserida yang berasal dari
hidrolisis parsial lemak hewani maupun minyak nabati. Pengemulsi lain yang
banyak digunakan adalah polisorbat 80 yang merupakan sorbitan ester yang
mengandung glukosa alcohol (sorbitol) yang terikat pada asam lemak dan asam
oleat dan ditambahkan dengan oksietilen untuk meningkatkan kelarutan dalam air.
(Person, 1980).
Pengemulsi lain yang dapat digunakan adalah mentega susu dan gliserol
ester. Jumlah penstabil dan pengemulsi kurang dari 1,5%-berat campuran es krim.
Keduanya harus telah diteliti secara mendalam dan mendapat
keterangan Generally Recognized as Safe (GRAS) sebelum digunakan sebagai
bahan campuran es krim.
16
2.4.5 Air
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air
mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan
zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan. Air dapat berupa air tawar
dan air asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam
lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan
tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus
keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief,
2010). Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nawawi, 2001).
Air yang layak minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyratan Kualitas Air
Minum, Pasal 1 menyatakan bahwa : “Air minum adalah air yang melalui proses 5
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum”. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi
manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang
berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 907 Tahun 2002).
2.4.6 Susu Kental Manis
Susu kental manis, adalah produk susu berbentuk cairan kental yang
diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga
12 mencapai tingkat kepekatan tertentu. Gula yang ditambahkan harus dapat
mencegah pembusukan. Produk dikemas secara kedap (hermetis) dan
dipasteurisasi. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 8%.
17
2.4.7 Kemasan
Kemasan adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan
tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan, dan benturan-benturan
terhadap benda lain. Setiap bentuk barang yang membungkus suatu benda di
dalamnya dapat disebut dengan packaging atau kemasan sejauh hal tersebut
memang melindungi isinya.
Pengemasan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dari bahan
yang dikemas. Saat ini jenis kemasan pangan yang digunakan sangat beragam
seperti kertas, gelas, plastik, dan edible film, untuk menjaga kualitas dan
keamanan produk yang dikemas dibutuhkan kemasan yang food grade yang dapat
memenuhi standar keamanan pangan. Penggunaan kemasan untuk produk es krim
bertujuan untuk melindungi es krim dari proses kerusakan, saat ini banyak
digunakan jenis-jenis kemasan untuk produk es krim, diantara jenis kemasan
polipropilen (PP) dan kertas komposit. Polipropilen sangat mirip dengan polietilen
dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa. Polipropilen adalah kemasan yang kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Polipropilen banyak
digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Adapun jenis-jenis kemasan plastik adalah sebagai berikut :
1. Polyethylene Terephthalate (PET)
PET biasanya terdapat pada kemasan botol minuman ringan. PET juga
terdapat pada wadah toples untuk selai atau makanan cepat saji. Tipe plastik ini
biasanya dapat digunakan untuk makanan yang bisa dihangatkan dalam oven dan
microwave. Secara umum PET merupakan jenis yang aman bagi manusia,
masalah utamanya terdapat pada antimony, ia adalah sebuah elemen metalloid
yang mengandung racun yang sewaktu-waktu bisa bocor dari PET ketika
mencapai suhu tertentu. Menurut Central Disease Centre Amerika Serikat (CDC),
antimoni dapat menyebabkan penyakit kronis dan akut seperti diare, muntah-
muntah, dan tukak lambung.
18
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Bahan plastik ini biasanya dipakai untuk produksi kemasan wadah obat-
obatan. PVC merupakan plastik yang cukup berbahaya. Sebuah penelitian di
Swedia pada 2008 menemukan bahwa PVC memiliki kemungkinan untuk
menganggu sistem imunologi dan pernapasan.
Jenis plastik ini dapat ditemukan pada bungkus roti, makanan beku,
pelapis kertas kotak susu, dan cup untuk minuman dingin atau panas. LDPE juga
digunakan untuk membuat wadah penutup, seperti mainan dan botol yang dapat
dipencet (seperti untuk madu dan saus mustard). LDPE merupakan plastik dengan
tingkat bahaya yang rendah.
5. Polypropylene (PP)
6. Polystyrene (PS)
19
bahayanya. Masalahnya terdapat pada styrene yang dapat luruh dari polystyrene.
Saking bahayanya, Styrene dapat menyebabkan kanker. Peneltian yang lain
menunjukan bahwa styrene dapat beraksi sebagai neurotoksin dalam jangka waktu
yang lama. Meskipun sangat rendah, styrene nyatanya juga diketahui sebagai
penyebab tumor paru-paru dalam sebuah percobaan pada seekor tikus. Penelitian
di tahun 2007 menunjukan bahwa air panas dalam styrofoam dan wadah berbahan
PS telah terkontaminasi dengan styrene dan senyawa aromatic lainnya. Suhu
menjadi faktor utama kontaminasi tersebut. Dari hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa bahan PS sebaiknya dihindari dalam pengemasan makanan.
7. Other
Plastik 7 atau yang dikenal dengan sebutan other ini terdapat pada botol
saus, bumbu, botol makanan bayi, gelas anak-anak, botol air minum, galon air isi
ulang, dan kemasan bea cukai. Plastik tipe ini dapat termasuk polycarbonate yang
mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA). BPA dapat mengkontaminasi
makanan ketika dicuci untuk digunakan kembali. BPA dapat meningkatkan resiko
gangguan kesehatan seperti perubahan hormonal, memperbesar kelenjar prostat,
dan asma. BPA juga terkait dengan obesitas dan resistansi insulin Yang lebih
mengejutkan lagi, BPA ternyata terkait dengan kerusakan sistem saraf yang dapat
menyebabkan autisme.
20
III. METODOLOGI
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan, sendok
makan, sendok kayu, pisau stainless steel, talenan, baskom, panci, blender,
kompor gas, lemari pendingin, mixer, cup es krim, sendok es krim.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah naga,
tepung maizena, susu bubuk, susu kental manis, gula, SP (emulsifier), air,
aluminium foil, tissue.
21
3.4 Perlakuan Penelitian
E1 : 60 %
E2 : 80 %
E3 : 100 %
S1 : 32 %
S2 : 36 %
S3 : 40 %
Dengan demikian perlakuan penelitian pada eskrim kulit buah naga adalah :
E1S1 : Ekstrak kulit buah naga 60 % dengan penambahan susu kental manis 32 %
E1S2 : Ekstrak kulit buah naga 60 % dengan penambahan susu kental manis 36 %
E1S3 : Ekstrak kulit buah naga 60 % dengan penambahan susu kental manis 40 %
E2S1 : Ekstrak kulit buah naga 80 % dengan penambahan susu kental manis 32 %
E2S2 : Ekstrak kulit buah naga 80 % dengan penambahan susu kental manis 36 %
E2S3 : Ekstrak kulit buah naga 80 % dengan penambahan susu kental manis 40 %
E3S1 : Ekstrak kulit buah naga 100 % dengan penambahan susu kental manis 32
%
E3S2 : Ekstrak kulit buah naga 100 % dengan penambahan susu kental manis 36
%
22
E3S3 : Ekstrak kulit buah naga 100 % dengan penambahan susu kental manis 40
%
a. Persiapan
Cuci buah naga lalu potong menjadi dua bagian kemudian pisahkan kulit
dengan isi.
c. Penimbangan
d. Penghalusan
e. Pencampuran
f. Pasteurisasi
23
Widarta, 2012). Pasteurisasi dapat dilakukan dengan metode yaitu metode High
Temperature Short Time (HTST) pada suhu 80°C selama 25 detik.
g. Pembekuan I
h. Homogenisasi
i. Pengemasan
j. Pembekuan II
Masukkan kedalam kemasan lalu beri label dan masukkan kembali kedalam
frezer dengan suhu -18°C selama 24 jam.
k. Siap dianalisis.
24
3.5.2 Alur Proses
BUAH NAGA
Pasteurisasi
Pembekuan I
(suhu -16°C)
Homogenisasi SP (emulsifier)
30 menit
Pengemasan
Pembekuan II
( suhu -18°c )
Es krim kulit
buah naga
25
3.6 Parameter Penelitian
Lemak yang terdapat di dalam makanan terdiri dari beberapa jenis asam
lemak, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh
cenderung meningkatkan kadar kolestrol dan trigliserida, yang merupakan
komponen-komponen lemak didalam darah yang berbahaya bagi kesehatan.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh adalah lemak hewan,
lemak susu, mentega, keju, cream, santan, minyak kelapa, margarine, kue-kue
yang terbuat dari bahan tersebut, eskrim dan lain-lainnya.
26
4. Rangkai alat ekstraksi dan healing mantle, labu lemak, soxhleet hingga
kondensor.
5. Sampel kemudian dimasukkan kedalam soxhlet yang kemudian
ditambahkan pelarut heksan mencukupi 1 ½ siklus.
6. Ekstraksi dilakukan selama ± 6 jam sampai pelarut turun kembali
melalui sifon ke dalm labu lemak berwarna jernih.
7. Hasil ekstraksi dari lemak labu dipisahkan antar heksan dan lemak
hasil ekstraksi menggunakan rotary evaporator (rpm 50, suhu 69°C).
8. Lemak yang sudah dipisahkan dengan heksan kemudian dipanaskan
kedalam oven dengan suhu 105°C selama 1 jam.
9. Labu lemak diinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
ditimbang (W3).
10. Lakukan pemanasan kembali kedalam oven selama 1 jam, apabila
selisih penimbangan hasil eksraksi terakhir dengan penimbangan
sebelumnya belum mencapai 0,0002 gram.
11. % kadar lemak dihitung dengan rumus.
𝑤3−𝑤2
% lemak = x 100%
𝑤1
Keterangan :
W1 = bobot sampel (g)
W2 = bobot labu lemak kosong (g)
W3 = bobot labu lemak + lemak hasil ekstraksi (g)
Daya leleh merupakan waktu yang dibutuhkan ice cream untuk meleleh
sempurna. Ice Cream yang berkualitas tinggi tidak cepat meleleh saat dihidangkan
pada suhu kamar. Daya leleh pada Ice Cream dapat dipengaruhi oleh bahan baku
ice cream kirim seperti protein, padatan dan bahan penstabilan. Selain itu proses
pembuatan seperti homogenisasi dapat mempengaruhi kecepatan meleleh ice
cream. Homogenisasi yang kurang tepat menyebabkan penyebaran lemak kurang
merata membuat tekstur menjadi kasar dan overum meningkat. Tingginya overum
27
mengakibatkan ice cream cepat meleleh pada suhu ruang ( Padaga, dan Sawiri,
2005).
Atribut sensori yang dinilai pada pengujian adalah warna, aroma, tekstur,
rasa, dan daya oles. Panelis yangdigunakan pada evaluasi sensori adalah panelis
semi terlatih sebanyak 20 orang. Panelis diberikan penjelasan mengenai semua
atribut yang akan dinilai untuk menyamakan persepsi sebelum penilaian
dilakukan. Penilaian terhadap atribut warna dilakukan secara visual, atribut aroma
dinilai dengan cara dicium aromanya, sedangkan atribut tektur dan rasa dinilai
dengan cara mencoba selai telah disiapkan (Setyaningsih et al. 2010). Sedangkan
untuk daya oles, digunakan roti sebagai pengaplikasian dari daya oles selai ampas
wortel.
a. Warna
Warna merupakan salah satu parameter fisik suatu bahan pangan yang
penting. Kesukaan konsumen terhadap produk pangan juga ditentukan oleh warna
pangan tersebut. Warna suatu bahan pangan dipengaruhi oleh cahaya yang
diserap dan dipantulkan dari bahan itu sendiri dan juga ditentukan oleh faktor
dimensi yaitu warna produk, kecerahan, dan kejelasan warna produk (Rahayu,
2001).
28
b. Aroma
Menurut Taylor dan Roberts (2004), flavor dihasilkan dari kombinasi dari
rasa (dirasakan oleh reseptor pada lidah), aroma (dirasakan pada hidung) dan
irritation (dirasakan pada permukaan mukosal).
c. Rasa
Rasa pada suatu bahan pangan dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri
tetapi apabila telah mendapat perlakuan atau pengolahan maka rasanya dapat
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang ditambahkan selama proses pengolahan
(Harijono dkk., 2000).
d. Tekstur
Tekstur merupakan segi penting dari mutu makanan adalah hasil atau
rupa akhir dari suatu makanan. Tekstur makanan adalah hasil atau rupa makanan
yang mencakup : warna tampilan luar,warna tampilan dalam, kelembutan
makanan, bentuk permukaan makanan (kering, basah, lembab) (Zean 2010).
29