SKRIPSI
Oleh :
i
LEVEL OPTIMUM SARI BUAH LEMON (CITRUS LIMON) SEBAGAI
BAHAN PENGGUMPAL PADA PEMBENTUKAN CURD KEJU
COTTAGE
SKRIPSI
Oleh :
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
TTD
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Level Optimum Sari Buah Lemon (Citrus limon) Sebagai
Bahan Penggumpal Pada Pembentukan Curd Keju Cottage
Nama : Ullyl Mi’raj Nizhar
Prof. Dr. drh. Hi. Ratmawati Malaka, M.Sc Hajrawati, S.Pt, M.Si
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Diketahui oleh
Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc
Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan Produksi Ternak
Tanggal Lulus :
iv
ABSTRAK
Ullyl Mi’raj Nizhar ( I 411 08 264 ). Level Optimum Sari Buah Lemon
(Citrus limon) Sebagai Bahan Penggumpal Pada Pembentukan Curd Keju
Cottage. Dibawah bimbingan Ratmawati Malaka selaku pembimbing utama dan
Hajrawati selaku pembimbing anggota.
Keju adalah salah satu produk olahan yang berbahan dasar susu yang
dikoagulasikan dengan menggunakan fermentasi bakteri asam laktat atau dengan
memanfaatkan enzim rennet sehingga terjadi curd dan pemisahan serum susu.
Alternatif pengganti enzim rennet adalah dengan penggunaan sari buah lemon
(Citrus limon) yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pengembangan produk olahan keju. Sari buah lemon dapat digunakan sebagai
bahan penggumpal protein susu pada proses pembuatan keju. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui level optimum pada pembentukan curd keju cottage
dengan bahan penggumpal sari buah lemon (Citrus limon). Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3
dengan lima kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level optimum
bahan penggumpal dari sari lemon (Citrus limon) untuk digunakan sebagai bahan
penggumpal pada pembuatan keju cottage adalah 15%, dengan karakteristik yaitu
persentase curd 15,46%, pH 6,35, asam laktat 0,512, warna putih, panelis memilih
suka.
v
ABSTRACT
Ullyl Mi'raj Nizhar (I 411 08 264). Optimum level fruit lemon (Citrus
limon) For the formation of clotting material Curd Cottage Cheese. Under the
guidance of Ratmawati Malaka as the main supervisor and Hajrawati members
as mentors.
Cheese is one of the processed products made from milk that coagulated
using bacterial fermentation using lactic acid or rennet enzymes resulting in the
separation of curd and milk serum. An alternative is to use rennet enzime juice
lemon (Citrus limon), which can contribute greatly to the development of
processed cheese products. Lemon juice can be used as a clotting protein milk in
the cheese making process. This study aims to determine the optimum level in the
formation of curd cottage cheese with fruit clotting ingredients lemon (Citrus
limon). The study design used was completely randomized design (CRD) 3 x 3
factorial with five replications. The results showed that the optimum level of
clotting ingredients juice lemon (Citrus limon) to be used as a clotting material in
the manufacture of cottage cheese is 15%, with the characteristics of the curd
percentage 15.46%, pH 6.35, 0.512 lactic acid, white color, panelists chose like.
vi
KATA PENGANTAR
Ketulusan hati yang paling dalam datang dari penulis sebagai ungkapan
rasa syukur kehadirat Allah SWT sang penguasa atas segala yang ada di alam ini,
yang selalu memberikan nikmat-Nya dan tiada batas telah memberikan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam
akan selalu tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW sang panutan bagi seluruh
umat yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang.
1. Prof. Dr. drh. Hi. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan
3. Kedua Orang Tua yang penulis sangat sayangi dan menjadi sumber motivasi
dan sumber inspirasi hidup setiap saat, beliau adalah Bapak H.Harris Haruna
motivasi agar dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi semua orang.
vii
4. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan,
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Ketua Jurusan Produksi
Ternak mulai 2010 dan Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc selaku
6. Kepada Terkhusus Novia Yupita Sari yang tak hentinya selalu memberikan
Azhar, Nur Asia Ibrahim, Fahrullah, S.Pt, Herlina S.Pt, Arham Januar,
Khaeriyah Nur. S.Pt, Sitti Nur Sayang, Metha Meriska serta teman-teman
yang tidak dapat saya tuliskan namanya yang selalu ada menemani disetiap
suka maupun duka. Tempat berbagi cerita, canda dan tawa. Kalian adalah
satu persatu.
baru dan kesempatan kepada penulis untuk ikut belajar bersama kalian.
10. ”Spider 03“, “Hamster 04“, “Lebah 05“, “Colagen 06“, dan “Rumput 07“ atas
11. Teman KKN Kemitraan Pemkot Makassar dan Unhas. “Penanganan Sampah
Makassar : Andi Ali Akbar (FH 08), Irene (FK 08), Rara (Sospol 08),
Sukuria Usman (FK 08), Muh Ersad (FH 08), Eka (Sastra 07), dan Ihsan
viii
Bahrum (Sastra 08) yang telah menjadi kawan baru bagi penulis selama 2
bulan.
12. Semua pihak yang telah berjasa dan membantu penulis yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Saran dan kritik
sangat penulis harapkan dari semua pihak yang membaca karya ini untuk
Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat bagi yang membaca terutama
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Komposisi Kimia Susu
1. Protein Susu ............................................................................ 4
2. Mineral (Kalsium) ................................................................... 4
3. Karbohidrat Susu ..................................................................... 5
4. Lemak Susu ............................................................................. 5
5. Vitamin Susu ........................................................................... 6
6. Koloid pada keju ..................................................................... 6
Keju Cottage ........................................................................................ 8
Sari Buah Lemon (Citrus limon) ......................................................... 11
Koagulasi Susu .................................................................................... 15
Daya Tahan Keju Cottage ................................................................... 16
Pengaruh asam terhadap kulitas Keju Cottage .................................... 17
x
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .............................................................................. 19
Materi Penelitian .................................................................................. 19
Rancangan Penelitian .......................................................................... 19
Metode Penelitian ............................................................................... 20
Parameter yang diukur ........................................................................ 20
1. Persentase curd yang terbentuk ............................................... 20
2. Pengukuran pH ........................................................................ 21
3. Perhitungan Persentase Asam Laktat ...................................... 21
4. Uji Organoleptik (Warna) ........................................................ 21
5. Uji Kesukaan ........................................................................... 22
Analisa Data ........................................................................................ 22
Diagram Alir ....................................................................................... 23
LAMPIRAN ..................................................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Komposisi Kimia Keju Cottage ............................................................ 10
3. Kandungan Nutrisi Rata-rata dalam 100 gram Sari Buah Lemon ......... 20
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Diagram Alir Penelitian Keju Cottage Dengan Penambahan
Sari Buah Lemon (Citrus limon) Dengan Level Optimum .................... 23
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
xiv
RIWAYAT HIDUP
pada tahun 2008 penulis lulus dalam Sleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
xv
PENDAHULUAN
hewani yang cukup banyak permintaannya adalah susu. Namun, susu segar
susu. Salah satu bentuk pengolahan susu adalah dengan pembuatan keju.
Keju adalah salah satu produk olahan yang berbahan dasar susu yang
memanfaatkan enzim rennet sehingga terjadi curd dan pemisahan serum susu.
Hampir semua keju yang dipasarkan di Indonesia adalah keju keras, yaitu keju
yang memerlukan tahap pematangan lebih lama sehingga biaya produksi lebih
tinggi. Keju cottage dengan metode setting pendek, merupakan salah satu
Masalah yang timbul saat ini Indonesia masih mengimpor enzim rennet
enzim rennet dalam pembuatan keju untuk menekan biaya produksi keju.
Alternatif pengganti enzim rennet adalah dengan penggunaan sari buah lemon
pengembangan produk olahan keju. Sari buah lemon dapat digunakan sebagai
sangat luas hampir di semua daerah tropis dan subtropis serta tidak akan tahan di
cuaca dingin. Buah lemon ini mengandung banyak vitamin C dan memiliki efek
anti bakteri. Selain itu buah lemon juga memiliki kandungan anti oksidan dan anti
xvi
karsinogenik. Air buah lemon mengandung 5% asam yang banyak kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga. Beberapa senyawa antara lain
sumber koagulan. Selain itu senyawa asam sitrat yang terkandung dalam buah
sebagai pengawet. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk memproduksi keju dalam
waktu yang lebih cepat dan dengan citarasa yang enak dan komponen nutrisinya
cukup baik serta daya tahannya lebih lama, maka dilakukanlah penelitian ini
untuk memanfaatkan potensi sari buah lemon dalam proses pembuatan keju
cottage dengan level optimum bahan pengumpal sari buah lemon (Citrus limon).
pembuatan keju cottage serta dapat memperbaiki daya tahan keju cottage. Buah
kasein agar terjadi penggumpalan protein susu. Penelitian ini sangat penting
mengingat sari buah lemon (Citrus limon) dapat membantu penggumpalan lebih
cepat karena mempunyai asam sitrat yang tinggi, ditujukan untuk menentukan
level optimum pada pembentukan curd keju cottage dengan bahan penggumpal
xvii
Sumber koagulan merupakan salah satu bahan penggumpal yang
disebabkan oleh panambahan asam karena diduga penggunaan sari buah lemon
pembentukan curd keju cottage dengan bahan penggumpal sari buah lemon
susu berupa keju cottage yang tinggi akan dengan bahan penggumpal sari buah
lemon (Citrus limon) keju pada pembentukan curd keju cottage yang dapat
xviii
TINJAUAN PUSTAKA
1. Protein Susu
susu terbagi menjadi dua kelompok yaitu kasein yang merupakan protein utama
susu, jumlahnya mencapai 80% dari total protein, sisanya berupa protein whey.
Kasein yang dikandung susu sapi adalah 55% α-kasein, 30% β-kasein dan 15% ᶄ-
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas
(peptide linkages). Salah satu protein spesifik yang menyusun protein susu adalah
kasein yang merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa
whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas
whey protein. Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam
susu disebut whey protein yang merupakan protein butiran (globular) (Anonim,
2009a).
2. Mineral (Kalsium)
sempurna. Kadar mineral susu adalah 0,85%, terdiri dari kalsium, fosfor, kalium,
natrium, khlor, dan magnesium. Selain itu ditemukan elemen-elemen lain dalam
kadar rendah dinamakan sebagai trace elemen (yodium, besi, tembaga). Susu
mampu mensuplai sekitar 725 mg kebutuhan kalsium manusia (Anonim, 2009 a).
xix
3. Karbohidrat Susu
tergolong dalam disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa tidak
semanis gula tebu dan mempunyai daya larut hanya sekitar 20% pada suhu kamar.
Susu digunakan sebagai sumber laktosa komersial yang diolah dari whey yang
4. Lemak susu
Lemak atau lipid terdapat di dalam susu dalam bentuk jutaan bola kecil
yang bergaris tengah antara 1-20 µ dengan garis tengah rata-rata 3 µ. Biasanya
terdapat kira-kira 1000 x 106 butiran lemak dalam setiap mililiter susu. Butiran-
butiran ini mempunyai daerah permukaan yang luas dan hal tersebut
menyebabkan susu mudah dan cepat menyerap flavor asing. Butiran-butiran ini
oleh ukurannya yang kecil, dan kedua karena adanya suatu lapisan tipis
(membran) yang membungkus butiran tersebut, yang terdiri dari protein dan
fosfolipid. Pembungkusan tipis ini mencegah butiran lemak untuk bergabung dan
membentuk butiran yang lebih besar. Kalau didiamkan butiran-butiran lemak ini
Bila krim atau susu diaduk secara mekanis, lapisan tipis sekeliling masing-masing
butiran akan pecah, sehingga butiran-butiran itu sekarang dapat membentuk massa
lemak yang terpisah dari bagian susu yang lain (Buckle, 1987).
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4 – 5,5%. Lemak susu terdiri
atas trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul
asam lemak melalui ikatan-ikatan ester. Salah satu contoh dari asam lemak susu
xx
adalah asam butirat yang menyebabkan aroma tengik pada susu ketika asam
butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase. Lemak susu mengandung
beberapa komponen bioaktif yang dapat mencegah kanker seperti : asam linoleat
5. Vitamin Susu
Vitamin ditemukan dalam lemak (A, D, E, dan K) dan sebagian dalam air
dari susu (vitamin B : aneurin, lactoflavin, asam nikotinat, asam pantotenat dan
Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang telah dikenal
masyarakat. Keju merupakan suatu sistem koloid jenis emulsi. Menurut Elaine
(2006) sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase
dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Emulsi ialah koloid dengan zat
terdispersinya fase cair. Emulsi dapat terbentuk karena adanya koloid lain
membentuk dadih atau curd (Koswara, 2007). Bila tegangan permukaan tinggi
antara fasa sebaran dan medium sebaran menyebabkan emulsi terpisah (setiap fasa
xxi
Mayoritas keju dibuat dari susu dengan perlakuan panas atau susu
pasteurisasi baik penuh, rendah lemak, maupun tanpa lemak dan non-pasteurisasi
dari butiran-butiran dadih (curd) bakal keju. Dadih yang telah selesai diletakkan
dalam cetakan keju yang terbuat dari metal, kayu atau plastik, yang menentukan
pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja
gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi. Muatan partikel koloid adalah
sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan
yang penting dan perlu disiapkan dalam pembuatan keju ialah bahan penggumpal
kasein (protein dalam susu sebagai bahan keju). Sampai sekarang bahan
penggumpal susu yang paling ideal ialah enzim rennin. Bahan ini dapat diperoleh
xxii
dalam bentuk ekstrak rennet maupun bubuk/tepung, yang dapat dibuat secara
sederhana dari bahan abomasum (lambung ke 4) anak sapi yang masih menyusui
setelah penambahan kultur bakteri yang tepat untuk setiap tipe keju, dan dicampur
menjadi jelly padat yang dikenal dengan koagulum. Selama periode proses
pembuatan dadih (curd), bakteri tumbuh dan membentuk asam laktat, dan butiran-
butiran dadih dikenai perlakuan mekanik dengan alat pengaduk, sementara itu
Keju Cottage
menggunakan asam, enzim atau fermentasi bakteri asam laktat sehingga terjadi
curd dan pemisahan serum susu. Kandungan utama dari keju adalah protein susu
(kasein) dan lemak. Pada umumnya keju dibuat dari susu sapi, tetapi dapat juga
dibuat dari jenis susu lainnya. Dikenal beberapa jenis keju berdasarkan kadar air
dan kekerasannya, salah satunya adalah keju lunak tanpa pemeraman seperti keju
protein susu dari ternak ruminansia, oleh aksi rennet atau enzim semacamnya
dalam kondisi asam yang dihasilkan oleh adanya asam laktat tambahan atau asam
laktat hasil kerja jasad renik dan mempunyai kandungan air tertentu setelah
xxiii
Keju sebagai produk dengan bahan dasar susu, merupakan alternatif yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Hampir semua
keju yang dipasarkan di negara Indonesia adalah keju keras, yaitu keju yang
memerlukan tahap pematangan lebih lama sehingga biaya produksi lebih tinggi.
Keju cottage dengan metode setting pendek, merupakan salah satu alternatif
salah satu jenis keju yang diproses tanpa pemeraman, memiliki setting waktu
Keju tanpa pemeraman (keju mentah) adalah keju yang tidak diperam
(dimatangkan) yang siap santap, termasuk diantaranya adalah keju cottage. Keju
cottage ini merupakan keju lunak tanpa pemeraman yang dibuat dari susu segar,
susu segar yang dihilangkan lemaknya, susu rekombinasi atau susu rekonstitusi
Pada umumnya keju cottage dibuat dari susu sapi tetapi dapat juga dibuat
dari jenis susu lainnya dengan menggunakan enzim rennet dan kultur bakteri asam
sebagai koagulannya. Jenis keju lunak seperti cottage dapat juga menggunakan asam
Keju yang tanpa pematangan seperti keju cottage mempunyai flavor yang
hambar dan agak asam. Keju cottage ini memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi. Adapun komposisi kimia dari keju cottage dapat dilihat pada Tabel 1.
xxiv
Tabel 1. Komposisi kimia keju cottage
Komponen utama keju adalah kasein, lemak, peptida, protein, mineral dan
vitamin. Komposisi keju sangat dipengaruhi oleh komposisi susu yang digunakan.
Oleh karena itu seleksi kualitas susu sangat penting dalam proses pembuatan keju
Keju cottage merupakan keju lunak tanpa peram yang mengandung kadar
air lebih dari 52% sampai dengan 80% yang berkadar lemak rendah. Komposisi
dan karakteristik keju cottage yang standar dikeluarkan juga oleh USDA yaitu
USDA Specifications for Cottage Cheese and Dry Curd Cottage Cheese.
xxv
Keju yang lunak seperti keju cottage akan mengalami perubahan yang besar
pada cita rasanya hanya dalam waktu yang pendek. Oleh karena itu, penyimpanan
keju adalah di tempat yang lembab, dingin, dan tertutup rapat dalam bungkus
kestabilan kasein pada pembuatan keju baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara membebaskan ion kalsium yang terlarut dan membentuk
Asam jeruk atau lebih dikenal dengan asam sitrat dan asam β-hidroksi
trikarboksilat terdapat dalam sari buah jeruk. Asam sitrat banyak digunakan dalam
rasa asam yang enak dan tidak bersifat racun. Asam berfungsi menurukan pH,
tetapi jika pH terlalu rendah maka akan menimbukan sineresis (Revan, 2011).
Buah lemon berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal
berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm. Lemon yang baik berwarna
kuning tua, padat dan berdaging tebal dengan permukaan kulit mengkilap dan
rata. Warna akan berubah lebih pucat ketika matang. Lemon tidak segera matang
setelah dipetik, karena itu dapat disimpan di lemari pendingin selama tidak lebih
dari satu minggu. Cairan buah lemon terdiri dari 5% asam sitrat, yang
memberikan rasa khas lemon dan pH-nya sekitar 2-3. Lemon mempunyai harga
yang relatif murah, sehingga sifat asamnya sering digunakan dalam eksperimen
xxvi
sederhana. Karena rasanya, lemon sering dimanfaatkan dalam pembuatan
2000) :
Divisi : Plantae
Kelas : Rosids
Ordo : Sapindales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : C. limon
Buah lemon mempunyai rasa khas, yaitu rasa asam kuat khas sitrus yang
berasal dari air pada kulit lemon itu sendiri. Terasa lebih segar karena terdapat
campuran rasa asam mint. Lemon ini juga lebih menarik karena bentuk yang unik
rasa masam buah. Buah lemon merupakan sumber kalori yang diperlukan untuk
tubuh dan mengganti jaringan yang hilang serta zat-zat gizi seperti mineral dan
vitamin yang penting untuk tubuh. Buah lemon merupakan salah satu sumber
vitamin C dan antioksidan yang berkhasiat bagi kesehatan manusia. Serta sering
dipakai sebagai bahan untuk penambah rasa masakan serta menghilangkan bau
amis. Pada penyimpanan suhu ruang, daya tahan layak konsumsi hanya sampai 1
minggu sedangkan jika di simpan dalam kulkas, dapat bertahan selama 2-3
xxvii
minggu. Potongan buah lemon dapat dibekukan hingga bertahan selama berbulan-
buah ini juga mengandung zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula
dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor,
(secara umum dikenal sebagai serat makanan) yang baik untuk kesehatan (Revan,
2011).
Pada buah lemon selain kaya akan vitamin C, lemon juga mengandung
Penelitian Gattuso et al (2007) diketahui bahwa dalam sari buah lemon terdapat
sedikitnya hesperidin sebanyak 20,5 mg/100 ml, eriocitrin sebanyak 16,7 mg/100
Cglukosida sebanyak 32 mg/100 ml. Minyak atsiri dari buah lemon dapat
digunakan sebagai aromateraphi. Kandungan nutrisi jeruk lemon per 100 gram
xxviii
Tabel 3. Kandungan nutrisi rata-rata dalam 100 gram sari buah lemon
Nutrisi Kandungan
Karbohidrat 9,3 gram
Asam Lemak omega-3 total 26 mg
Asam Lemak omega 6 total 63 mg
Protein 1,1 gram
Vit A 22 IU
Vit C 53 mg
Vit E / tokoferol 0,2 mg
Kolin 5,1 mg
Ca 26 mg
Mg 8,0 mg
P 16,0 mg
K 138 mg
Air 89,0 gram
Sumber : United States Departement of Agriculture (2001)
yang disebut denaturasi. Oleh karena sel mikroba terbentuk dari protein, maka
Sifat asam dari senyawa asam sitrat yang terkandung dalam buah jeruk
xxix
Asam sitrat (citric acid) mudah larut dalam air, spiritus, dan etanol serta
tidak berbau. Asam sitrat terdapat dalam sari buah jeruk, asam ini dipakai untuk
produk susu dan berfungsi sebagai pengawet pada keju (Sediadi, 2000).
Koagulasi Susu
kasein berada pada titik isoelektik pada pH 4,6. Pada pH tersebut afinitas partikel
terhadap air menurun, dan oleh karenanya akan terjadi pengendapan (Buckle,
1985).
Ketika susu dicampur dengan asam, maka susu akan mengeluarkan ion
hidrogen proton H+ dan akan menyerang molekul air yang lain. Pelepasan ion
misel yaitu kalsium hidroksifosfat koloidal yang ada dalam kasein miselles akan
larut dan membentuk ion kalsium Ca+ yang akan berpenetrasi ke struktur kasein
miselles yang lain dan membentuk rantai kalsium internal yang kuat. Disamping
itu pH larutan akan mencapai titik isoelektrik pada setiap molekul kasein. Hal ini
2010).
xxx
Pengasaman susu oleh kegiatan bakteri juga menyebabkan mengendapnya
kasein. Bila terdapat cukup asam yang dapat mengubah pH susu menjadi kira-kira
kalsium dan fosfor yang semula terikat pada protein secara berangsur-angsur.
Pada titik isoelektrik pH 4,6 – 4,7, kasein diendapkan sehingga bebas dari semua
denaturasi protein adalah perubahan struktur protein yang biasanya diikuti dengan
Pengembangan suasana asam adalah salah satu dari faktor utama dalam
pembuatan keju, karena sejumlah asam diperlukan untuk pembentukan tahu susu
yang dapat diolah. Cara penanganan tahu susu beranekaragam menurut jenis keju
yang diinginkan. Bila dikehendaki keju yang lunak dengan kadar air yang tinggi
seperti keju cottage, maka whey dipisahkan dengan cepat dari tahu susu dan
penyimpanan jika makanan disimpan dengan benar dan digunakan dalam jangka
waktu yang disarankan. Penyimpanan makanan pada suhu dingin akan membantu
merupakan salah satu keju lunak, keju ini tidak mampu bertahan pada suhu kamar,
xxxi
penyimpanan pada suhu kulkas 2-30C mampu bertahan selama 1 minggu,
sedangkan penyimpanan pada freezer 140C bertahan lebih dari 1 minggu namun
rendah dari 4,5. Semakin tinggi pH maka akan semakin basa, begitu pula
sebaliknya jika pH rendah, maka media bersifat asam yang menyebabkan semakin
terhadap persentase asam laktat, pH, warna, rasa dan bau (Ahmad, 2008).
berpengaruh terhadap asam, dimana menggunakan asam yang bersumber dari sari
terhadap kualitas susu markisa dan tingkat kesukaan konsumen yang rendah.
Sementara Ahmad (2008), asam yang bersumber dari markisa dengan konsentrasi
7,5% dan 10% serta lama penyimpanan 1 dan 3 minggu. Lama penyimpanan dan
pH, warna, bau, rasa dan kesukaan. Semakin lama penyimpanan dan semakin
meningkat, warna dan bau semakin baik, namun rasa dan kesukaan semakin
menurun.
xxxii
Pada buah jeruk keprok penelitian Herlina (2012) semakin tinggi level sari
buah jeruk keprok yang ditambahkan dan semakin lama penyimpanan, maka
semakin tinggi persentase asam laktat dan persentase curd yang terbentuk, pH
uji kesukaan tidak berpengaruh terhadap kualitas keju cottage dan adanya
interaksi antara level sari buah jeruk keprok dan lama penyimpanan terhadap
persentase asam laktat dan uji kesukaan keju cottage, tetapi tidak ada interaksi
antara level sari buah jeruk keprok dan lama penyimpanan terhadap persentase
curd yang terbentuk, pH, warna dan aroma keju cottage. Sari buah jeruk keprok
(Citrus reticulata) dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggumpal pada level lebih
konsentrasi papain dan suhu fermentasi terhadap pembuatan keju cottage. Metode
setting pendek dari keju cottage dengan menggunakan enzim papain sebagai
alternatif pengganti rennet, dapat menekan biaya produksi keju. Namun dalam
Sementara itu Isen Hariati (2006) dari hasil penelitiannya telah mendapatkan
kondisi terbaik dari kultur campuran tiga jenis bakteri dengan konsentrasi 10%
dalam pembuatan keju, dengan perbandingan 3:1:2 dan pembentukan dadi yang
xxxiii
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah susu segar, sari buah lemon, akuades,
garam 1%, NaOH, phenoptalien indikator, alumunium foil dan kertas label.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pemeras jeruk manual,
gelas ukur, cetakan keju, tabung reaksi, pipet tetes, lemari pendingin, pH meter,
Rancangan Penelitian
(RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan lima kali ulangan, dengan perlakuan sebagai
berikut :
A1 = 10%
A2 = 12,5%
A3 = 15%
B1 = penyimpanan 0 hari
B2 = penyimpanan 3 hari
B3 = penyimpanan 6 hari
xxxiv
Metode Penelitian
Keju dibuat dari susu segar pasteurisasi yaitu dilakukan pemanasan dengan
suhu pasteurisasi Low Temperature Long Time (LTLT yakni pasteurisasi pada
suhu rendah 62,80C selama 30 menit). Penambahan sari buah lemon dengan
konsentrasi 10%, 12,5%, dan 15% ke dalam susu yang dipanaskan dengan
ke dalam cetakan yang telah dilapisi dengan kain kasa, kemudian ditekan-tekan
untuk mengeluarkan whey yang masih tersisa. Selanjutnya curd tersebut dikemas
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah persentase curd, pH,
yang terbentuk setelah kasein susu digumpalkan dan telah dipisah dengan whey.
Persentase curd yang tinggi dan persentase whey yang rendah menunjukkan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑢𝑟𝑑
Persentase Curd = x 100% (Malaka, 2010)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑢𝑠𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙
xxxv
2. Pengukuran pH
mengambil sampel keju cottage dari tiap perlakuan sebesar 2 gram kemudian
𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×9
Persentase Asam Laktat = x 100% (Malaka, 2010)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
4. Uji Organoleptik
untuk menjadi panelis yang sudah terlatih. Parameter organoleptik yang akan
diamati yaitu warna, bau, dan rasa. Metode yang digunakan yaitu uji skala (1-6)
Warna
1 6
xxxvi
5. Uji Kesukaan
1 6
Analisa Data
Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan lima kali ulangan. Jika hasil
yang diperoleh berpengaruh sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT.
i = 1,2,3,
j = 1,2,3,
k = 1,2,3,4,5
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan daya tahan keju cottage yang dibuat dengan bahan
𝜇 = Nilai tengah umum daya tahan keju cottage dengan bahan penggumpal
αβij = Pengaruh interaksi perlakuan level sari buah lemon ke-i dengan lama
penyimpanan ke-j
εijk = Pengaruh galat percobaan daya tahan keju cottage dengan bahan
penggumpal sari buah lemon ke-i, level sari buah lemon ke-k, lama
penyimpanan ke-j.
xxxvii
Diagram Alir
Susu Segar
Penambahan garam 1%
Pencetakan curd
Gambar 1. Diagram alir penelitian keju cottage dengan penambahan sari buah
lemon (Citrus limon) dengan level optimum
xxxviii
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Curd
Keju cottage pada penelitian ini di buat dari susu sapi segar yaitu susu
yang telah di pisahkan curd dan whey nya melalui hasil pasteurisasi. Pembuatan
keju cottage diawali salah satu langkah penting yaitu pasteurisasi susu.
pasteurisasi Low Temperature Long Time (LTLT yakni pasteurisasi pada suhu
rendah 62,8°c selama 30 menit) disertai pengadukan agak panas dapat merata ke
mengganggu produksi keju pada suhu dan waktu tersebut ditambahkan sari buah
lemon dengan konsentrsasi 10%, 12,5% dan 15% ke dalam susu yang dipanaskan
curd dari hasil pengamatan curd yang terbanyak dihasilkan pada penambahan sari
lemon dengan konsentrasi 15%. Data hasil perhitungan persentase curd keju
cottage yang terbentuk dengan penambahan sari buah lemon (Citrus limon) pada
buah lemon berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase curd yang terbentuk.
Nilai persentase curd yang terbanyak diperoleh pada penambahan level sari buah
xxxix
Tabel 4. Nilai Rata-rata Persentase Curd Keju Cottage yang Terbentuk
dengan Penambahan Sari Buah Lemon (Citrus limon) pada
Level dan Lama Penyimpanan Berbeda
penambahan level sari buah lemon 12,5% dan 15% selama 6 hari yaitu 14%.
Berdasarkan data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa Semakin tinggi level sari
buah lemon maka akan terjadi sineresi yang lebih banyak akibatnya curd akan
semakin padat dan persentasi curd menurun. Hal ini disebabkan air banyak yang
keluar dari curd, sehingga berat curd menurun. Hal ini tidak sesuai dengan
penelitian Herlina (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi level sari buah
jeruk keprok yang ditambahkan maka semakin banyak persentase curd keju
Jika level penambahan asam sitrat yang terkandung dalam sari buah lemon
semakin tinggi maka akan menyebabkan terjadinya pelepasan air dalam keju dan
kasein (curd) yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Malaka (2010)
yang menyatakan bahwa ketika susu dicampur dengan asam, maka susu akan
mengeluarkan ion hidrogen proton H+ dan akan menyerang molekul air yang lain.
xl
Pelepasan ion hidrogen ini menyebabkan pH menurun sehingga merubah
lingkungan kasein miselles yaitu kalsium hidroksifosfat koloidal yang ada dalam
kasein miselles akan larut dan membentuk ion kalsium (Ca+) yang akan
berpenetrasi ke struktur kasein miselles yang lain dan membentuk rantai kalsium
internal yang kuat. Hal ini akan mengubah kasein miselles yang dimulai dengan
koagulum.
bedanyata yang signifikan yang menunjukkan, semakin tinggi level sari buah
lemon yang ditambahkan maka persentase curd keju cottage yang terbentuk
semakin menurun.
pH Keju Cottage
lemon (Citrus limon) pada level dan lama penyimpanan berbeda dapat dilihat pada
Tabel 5.
Keterangan : Nilai yang ditandai dengan huruf yang berbeda pada baris
dan kolom adalah berbeda sangat nyata antara perlakuan
(P<0,01).
xli
Analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa penambahan level sari
buah lemon dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
pH keju cottage. Kisaran nilai pH yang diperoleh pada penambahan level sari
buah lemon dan lama penyimpanan berbeda yaitu 5,96 - 7,30. Hal ini
4,6. Pada pH tersebut afinitas partikel terhadap air menurun sehingga terjadi
pengggumpalan curd.
sari buah lemon yang ditambahkan maka semakin rendah pH keju cottage yang
buah lemon yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckle (1987) yang
terjadi cukup banyak pengasaman maka angka pH akan menurun secara nyata.
Menurut Likah dan Kristanti (2008) nilai pH juga sangat dipengaruhi oleh kerja
bakteri asam laktat, enzim yang terdapat dalam susu mengakibatkan laktosa susu
diubah menjadi asam laktat. Jumlah asam laktat yang terbentuk mengakibatkan
bahwa semakin lama penyimpanan maka pH keju cottage yang dihasilkan juga
refrigerator suhu 50C namun bakteri penghasil asam laktat tetap memproduksi
mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurwantoro dan Djarirah
xlii
(1994) yang menyatakan bahwa pendinginan masih memberikan kesempatan
kepada bakteri penghasil asam laktat untuk tetap beraktivitas menghasilkan asam
asam suatu bahan pangan. Selain itu, Hutagalung (2008) menyatakan bahwa
pH keju cottage yang dihasilkan juga semakin rendah karena selama penyimpanan
meskipun disimpan dalam refrigerator suhu 50C namun bakteri penghasil asam
laktat tetap memproduksi asam laktat sehingga produksi asam akan meningkat
sari buah lemon berbeda nyata (P<0,05) antara perlakuan A1 (10%) dengan A2
(12,5%) dan A3 (15%). Begitupun pada lama penyimpanan antara perlakuan yang
penambahan sari buah lemon (Citrus limon) pada level dan lama penyimpanan
buah jeruk lemon dan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata (P>0,01)
xliii
Tabel 6. Nilai Rata-rata Persentase Asam Laktat Keju Cottage dengan
Penambahan Sari Buah Lemon (Citrus limon) pada Level dan
Lama Penyimpanan Berbeda
level sari buah lemon dengan lama penyimpanan berbeda yaitu 0,573%,
sedangkan nilai rata-rata persentase asam laktat yang terendah dengan lama
penyimpanan yang berbeda yaitu 0,419. Penambahan sari buah lemon otomatis
pertumbuhan bakteri, selain itu asam sitrat yang dikandung dalam lemon memiliki
level sari buah lemon 12,5% meningkatkan persentase asam laktat, namun
menurun pada level 15%. Sementara pada lama penyimpanan keju cottage
menurun selama penyimpanan 6 hari. Kandungan asam sitrat dalam sari buah
lemon dapat meningkatkan asam (mengatur tingkat keasaman) jika dengan lama
masa simpan pada keju cottage. Hal ini sesuai dengan pendapat Sediadi (2000)
pembuatan keju baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara
kompleks. Asam sitrat yang terdapat dalam sari buah lemon dipakai untuk
xliv
meningkatkan asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan
produk susu dan berfungsi sebagai pengawet pada keju. Hutagalung (2008)
karena adanya enzim protease yang bekerja dan pengaruh laktosa yang berubah
menjadi asam laktat dan keseluruhan jumlah asam yang terkandung dalam keju
Uji Organoleptik
a. Warna
panelis. Penentuan mutu bahan makanan umumnya bergantung pada warna yang
dimilikinya, warna yang tidak menyimpang dari warna yang seharusnya akan
Data hasil perhitungan warna keju cottage dengan penambahan sari buah
lemon (Citrus limon) pada level dan lama penyimpanan berbeda dapat dilihat pada
Tabel 7.
xlv
Analisis ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa penambahan level sari
buah lemon berpengaruh nyata terhadap warna keju cottage yang dihasilkan. Uji
penambahan sari buah lemon maka warna keju cottage yang dihasilkan semakin
terhadap warna keju cottage yang dihasilkan, sedangkan interaksi antara kedua
faktor tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Nilai rata-rata warna yang diperoleh
pada tiap perlakuan relatif sama yaitu secara keseluruhan nilai mendekati angka 6
(putih). Revan (2011) menyatakan bahwa buah lemon mengandung zat gizi
Uji Kesukaan
Data hasil perhitungan warna keju cottage dengan penambahan sari buah
lemon (Citrus limon) pada level dan lama penyimpanan berbeda dapat dilihat pada
Tabel 8.
buah lemon dan interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
xlvi
Tabel 8. Nilai Rata-rata Kesukaan Keju Cottage dengan Penambahan Sari
Buah lemon (Citrus limon) pada Level dan Lama Penyimpanan
Berbeda
lemon, maka semakin tinggi tingkat kesukaan panelis terhadap keju cottage yang
dan A3 berbeda nyata, begitupun antara perlakuan A2 dan A3. Rata-rata panelis
menyatakan cenderung suka pada keju cottage ketika level ditingkatkan. Hal ini
disebabkan karena buah lemon mempunyai rasa dan aroma khas yaitu rasa asam
yang menyegarkan tetapi terdapat pula campuran rasa, aromanya lebih segar
xlvii
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
bahwa, proses pembuatan keju cottage dengan level optimum bahan penggumpal
dari sari lemon, bahwa kandungan asam pada buah lemon dapat dipakai sebagai
sumber koagulan yang dimana mempunyai senyawa asam sitrat yang mampu
maka upaya untuk memproduksi keju dalam waktu yang lebih cepat dengan
citarasa yang enak dan komponen nutrisinya baik untuk yang mengkonsumsinya.
Saran
Jika nilai pH konstan yang menunjukkan dengan nilai basa 5-6 maka
produksi keju dapat dijadikan sebagai obat zat anti kenker pada manusia, karena
memperbaiki kualitas struktur dari keju cottage pada penggumpalan yang baik.
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, H.A. 2008. Daya tahan dan mikrostruktur keju rasa markisa pada
penyimpanan suhu refrigerator. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Barus, P. 2009. Pemanfaatan bahan pengawet dan antioksidan alami pada industri
bahan makanan. http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/pina.pdf. Diakses [14
Juni 2012].
xlix
Gattuso, et al. 2007. Nutrition for the content of lemon. Ind. Alim. XLVII:
halaman 3-7.
Herlina, 2012. Kualitas Keju Cottage Dengan Bahan Penggumpal Sari Buah Jeruk
Keprok (Citrus Reticulata) Pada Level Dan Lama Penyimpanan Berbeda.
Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Likah, S. dan N.D, Kristanti. 2008. Kualitas Kimia dan Profil Asam Amino Keju
Cottage yang Dibuat dengan Enzim Renin Mucor pusillus. Fakultas
Peternakan STPP. Malang
l
Pararaja. 2008. Karakteristik fisik, kimia dan mikrobiologi dadih susu sapi hasil
kombinasi berbagai starter probiotik Laporan Penelitian. Lembaga
Penelitian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Singi, I. 2006. Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Markisa (Passiflora edulis Sims)
terhadap Pembentukan Gelatinasi Susu. Skripsi Fakultas Peternakan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sukmasari, D.D. 2009. Pengaruh penggunaan getah pepaya dan sari buah markisa
terhadap warna dan konsistensi curd sebagai bakal keju.
http://princessrainblog.blogspot.com/. Diakses [5 Juni 2012].
Winarno. 1973. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
li