1 Latar Belakang
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan.
Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan,
biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag diawetkan tetapi
juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu, sebagai sumber informai dasar untuk
para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat penelitian dan pengajaran , juga pusat
informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah
data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam
informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu membuat koleksi herbarium jenis tumbuhan yang dijumpai
1.2.2 Mahasiswa mampu mengetahui produser pengawetan tanaman dengan baik dan benar
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang secara khas tinggi 1-10 cm, meskipun
beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di
dalam keset/dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan
daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan
kapsul spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Tumbuhan Bryophyta
merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau
tangkai. Mereka ada sejak lima ratus juta tahun. Bryophyta merupakan tumbuhan kecil,
herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun
menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman (Anggraini, 2013).
Tumbuhan lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih
tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri
terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam
perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, “lumut”).
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (Anggraini,
2013).
Tumbuhan lumut mempunyai daur hidup yang terdiri atas generasi sporofit (generasi yang
menghasilkan spora) dan generasi gametofit (generasi yang menghasilkan gamet). Generasi
gametofit tumbuhan lumut memiliki ukuran yang lebih besar sehingga dapat di amati dengan
mata telanjang. Perlu diketahui juga bahwa generasi gametofit merupakan generasi dominan
pada tumbuhan lumut. Sporofit umumnya lebih kecil dan daur hidupnya lebih singkat. Generasi
gametofit: pembentukan gamet (tumbuhan lumut-arkegonium+anteridium-ovum+sperma-zigot).
Generasi sporofit: pembentukan spora yaitu: sporogonium-spora–protonema (Prowel, 2010).
Lumut diklasifikasikan. menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati),
Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
1. Hepaticopsida (lumut hati)
Sesuai dengan namanya, lumut ini dapat diamati langsung dengan mata, lumut ini
mempunyai bentuk khas yaitu lekukan-lekukan yang menyerupai bentuk hati dan juga
terbagi atas dua lobus, sama seperti hati. Lumut ini tumbuh dan menempel di bebatuan,
tanah, daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika dan dinding-dinding pada
bangunan tua yang lembab. Lumut hati dapat melakukan fotosintesis untuk makanannya
sendiri (autotrof). Struktur tubuhnya meliputi akar, batang, dan daun.
Lumut hati dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk talusnya, yaitu
lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal
(belakang) talus pada jenis terletak pada bagian terminal (ujung).
Lumut hati berkembang biak dengan oogami secara generatif, dan dengan
fragmentasi, tunas, dan kuncup eram secara vegetatif. Didalam spongaria terdapat sel
yang berbentuk gulungan dan disebut dengan elatera, elatera ini akan terlepas saat kapsul
terbuka, sehingga akan membantu memancarkan spora. Lumut ini juga bereproduksi
secara aseksual dengan menggunakan sel yang disebut dengan gemma, yang berbentuk
mangkok dan terletak dipermukaan sporofit. Contoh lumut ini adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
2. Anthocerotopsida (lumut tanduk)
Tubuh lumut tanduk menyerupai lumut hati yaitu seperti talus, tetapi sporofitnya
berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Cara
perkembang biakannya sama dengan lumut hati, yaitu perkembang biakan secara
generatif dengan membentuk anteridium dan arkhegonium yang terkumpul pada sisi atas
talus
Selnya hanya memiliki satu kloroplas, kloroplas ini berukuran besar dan terbesar
dari pada kebanyakan tumbuhan lumut. Lumut tanduk banyak ditemukan di tepi-tepi
sungai dan danau, disepanjang selokan, ditepi jalan yang basah dan lembab. Salah satu
contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros Laevis.
3. Bryopsida (lumut daun)
Lumut daun atau lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai karena
tempat hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun lebih menarik.
Lumut sejati memiliki perbedaan dengan lumut hati yaitu dari segi dauunya yang
tumbuhn pada semua sisi sumbu utama, atau dengan kata lain, daunnya berasal dari pusat
tengah lumut tersebut (simetri radial).
Daun ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk tersebut tersusun
pada batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat bervariasi dari suatu bagian
dari satu inci dan mencapati satu kaki. Pada rusuk tengah ini mengandung sel yang
memanjang, fungsinya untuk mengangkut air dan zat-zat hara. Lumut sejati tidak
memiliki akar.
Gametofitnya mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang relatif kecil,
pembuahan dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif dengan flagela nya, bila ada
air maka spermatozoid akan berenang menuju ovum. Kemudian hasil fertilisasi menjadi
sporofit, yang ketika sporofit sudah matang memiliki kaki penghisap dan satu tangkai
yang panjang, juga sebuah kapsul yang khas.
Contoh lumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum,
Aerobrysis longissima, dan lumut gambut atau Sphagnum.
1.5 Kesimpulan
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut. Herbarium memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga
dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data. Untuk menapatkan hasil herbarium yang
baik, diperlukan waktu minimal selama 2 minggu. Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi
herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan
seperti suhu.
LAPORAN AWETAN BASAH TUMBUHAN LUMUT
Oleh
ANISAH
17030204027
JURUSAN BIOLOGI
2017