Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitri Wulandari

Nim. : 19484034

Kelas :farmasi 1

KERJAKAN TUGAS BERIKUT INI DENGAN SINGKAT DAN JELAS !

1. Sebutkan dan jelaskan data yang harus diperhatikan pada bahan aktif untuk sediaan injeksi !
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam zat pembawa yang bias digunakan pada sediaan injeksi !
3. Sebutkan syarat aqua pro injection !
4. Sebutkan macam-macam jenis aqua pro injection !
5. Sebutkan macam dan fungsi dari zat tambahan yang sering digunakan pada sediaan injeksi !
berikan juga contohnya !

Jawab

1. Data zat aktif yang diperlukan (Preformulasi )


a.Kelarutan
Kelarutan sangat penting untuk pengembangan larutan yang dapat disuntikkan baik
secara intravena ataupun intramuskular)(Goeswin, Sediaan Farmasi steril, 2009, hal 66)
Bentuk amorf pada padatan lebih larut dibandingkan bentuk kristalnya. Garam asam
atau basa mempresentasikan kelompok obat yang dapat mencapai kelarutan obat)
(Goeswin, Sediaan Farmasi steril, 2009, hal 66) dalam air yang dibutuhkan. pH larutan
juga sangat mempengaruhi kelarutan dari sediaan injeksi, pengaturan pH menggunakan
buffer sangat dibutuhkan.

b. Stabilitas pH
Stabilitas pH adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal, sehingga diharapkan kerja
farmakologinya optimal. Stabilitas pH dicapai dengan menambahkan asam encer (spt : HCl encer,
asam bikarbonat), basa lemah atau dapar isotonis (spt: fosfat, sitrat, dll).
c. Stabilitas zat aktif
Data ini membantu menentukan jenis sediaan, jenis bahan pembawa, metoda sterilisasi atau cara

.
pembuatan Beberapa faktor yang mempengaruhi penguraian zat aktif adalah :

1. Oksigen (Oksidasi)
Pada kasus ini, setelah air dididihkan maka perlu dialiri gas nitrogen dan sediaan
ditambahkan antioksidan.
2. Air (Hidrolisis)
Jika zat aktif terurai oleh air dapat dipilih alternatif : (a) Dilakukan penambahan
asam/basa atau buffer untuk mencapai pH stabilitas Z.A; (b) Memilih jenis pelarut
dengan polaritas lebih rendah daripada air, seperti campuran pelarut air-
gliserinpropilenglikol atau pelarut campur lainnya yang cocok; (c) Dibuat dalam bentuk
kering dan steril (serbuk liofilisasi) yang dilarutkan saat disuntikkan.
3. Suhu
Jika zat aktif tidak tahan panas dipilih metode sterilisasi yang tidak menggunakan
panas, seperti filtrasi dengan pengerjaan secara aseptis.
4. Cahaya
Pengaruh cahaya matahari dihindari dengan penggunaan wadah berwarna cokelat,
dan disimpan di tempat gelap atau terlindung cahaya.

d. Tak tersatukannya zat aktif , Baik ditinjau dari segi kimia, fisika, atau farmakologi.
e. Dosis, Data ini menentukan tonisitas larutan dan cara pemberian.
f. Rute pemberian(Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2nd ed., 1992, 174)
Rute pemberian yang akan digunakan akan berpengaruh pada formulasi, dalam hal :
 Volume maksimal sediaan yang dapat diberikan pada rute tersebut (intraspinal: 10 ml,
intramuskular 2 ml di otot lengan(deltoid) dan 5 ml di otot pantat (gluteus maximus),
subkutan 1 ml, intradermal 0,02-0,5 ml).
 Pemilihan pelarut disesuaikan dengan rute pemberian. Injeksi IV dan intraspinal biasanya
dibatasi untuk larutan encer dengan pembawa air, sedangkan larutan (pembawa) minyak,
larutan kosolven, suspensi dan emulsi dapat diberikan secara subkutan dan intramuskular.
Isotonisitas dari sediaan juga dipengaruhi oleh rute pemberian. Pada larutan intravena
isotonisitas menjadi kurang penting jika selama pemberian dilakukan dengan perlahan untuk
memberikan waktu pengenceran dan ’adjust’ oleh darah. Injeksi intraspinal mutlak harus
isotonis. Injeksi IM dan SK sering diberikan larutan yang hipertonis untuk memfasilitasi
absorbsi obat karena efek lokal efusi dari cairan jaringan.

2. Macam-macam zat pembawa yang bisa digunakan pada sediaan injeksi


1. Pembawa Air
Sebagian besar produk parenteral menggunakan pembawa air. Hal tersebut dikarenakan oleh
kompatibilitas air dengan jaringan tubuh. Pembawa air dapat digunakan untuk berbagai rute
pemberian. Air mempunyai konstanta dielektrik tinggi sehingga lebih mudah untuk melarutkan
elektrolit yang terionisasi dan ikatan hidrogen yang terjadi akan memfasilitasi pelarutan dari
alkohol, aldehid, keton, dan amin (Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2nd ed., 1992, 175).
Syarat air untuk injeksi menurut USP (Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2nd ed., 1992,
192) :
Syaratnya dibuat segar dan bebas pirogen
· Jumlah zat padat terlarut total tidak boleh lebih dari 10 ppm.
· pH antara 5-7
· Tidak mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium dan amonium, dan karbondioksida.
· Kandungan logam berat terbatas
· Kandungan material organik (spt: tanin, lignin) terbatas
· Jumlah partikel berada pada batas yang diperbolehkan

MACAM – MACAM AIR YANG DIGUNAKAN DALAM SEDIAAN INJEKSI :


a. Air Pro Injeksi
Aqua steril Pro Injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilisasi dan dikemas dengan cara
yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya
(Monografi aqua p.i :FI IV hal. 112-113).
Cara : Aqua p.i + karbon aktif 0,1% dari volume, dipanaskan 60-100°C selama 15 menit,
diaduk, kemudian saring panas-panas dengan kertas saring lapis ganda. Tidak boleh
menggunakan Aqua DM karena ada zat-zat organik yang tidak bermuatan dapat lolos,
ditanggulangi dengan filtrasi karbon adsorben dan filtrasi bakteri.
b. Air Pro Injeksi Bebas CO2
CO2 mampu menguraikan garam natrium dari senyawa organik seperti barbiturat dan
sulfonamid kembali membentuk asam lemahnya yang mengendap.
Cara pembuatan:
Mendidihkan air p.i selama 20-30 menit lalu dialiri gas nitrogen sambil didinginkan.

c. Air Pro Injeksi bebas O2


Dibuat dengan mendidihkan air p.i selama 30 menit dan pada saat pendinginannya dialiri
gas nitrogen.Dipakai untuk melarutkan zat aktif yang mudah teroksidasi, seperti
apomorfin, klorfeniramin, klorpromazin, ergometrin, ergotamine, metilergotamin,
proklorperazin, promazin, promesatin HCl, sulfamidin, turbokurarin.
d. Air pro injeksi bakteriostatik
Adalah air steril untuk injeksi yang mengandung satu atau lebih zat antimikroba yang
sesuai. Biasanya dikemas dalam prefilled syringes atau pada vial yang mengandung tidak
lebih dari 30 mL air. Air ini digunakan sebagai pembawa dalam sediaan injeksi volume
kecil.
Penggunaan secara parenteral dalam jumlah besar dibatasi karena jumlah zat
antimikroba yang diinjeksikan bersama dengan obat akan berlebihan dan mungkin
menjadi toksik. (Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms andDrug Delivery Systems Edisi
ke-9, 2011, p 438)

2. Pembawa Non Air


Pembawa non air digunakan jika :
· Zat aktif tidak larut dalam air
· Zat aktif terurai dalam air
· Diinginkan kerja depo dalam sediaan

3. Syarat Aqua pro injection yaitu tidak mengandung bahan anti mikroba /bahan lainnya
Menurut USP :
- harus bebas pirogen dan dibuat segar
- jumlah zat padat terlarut total tidak lebih dari 10 pom
- pH antara 5-7
- tidak mengandung ion klorida ,sulfat ,kalsium dan amonium
- kandungan logam berat terbatas
- kandungan material organik terbatas
-jumlah partikel berada pada batas yang diperbolehkan

4. Macam macam Aqua pro injection

a. Air pro injeksi

b. Air pro injeksi bebas co2

c. Air pro injeksi bebas O2

d. Air pro injeksi bakteriostatik

5. macam dan fungsi dari zat tambahan yang sering digunakan pada sediaan injeksi dan contoh
Zat tambahan pada sediaan steril digunakan untuk :
 Meningkatkan kelarutan zat aktif
 Menjaga stabilitas zat aktif
 Menjaga sterilitas untuk sediaan multiple dose
 Mempermudah dan menjaga keamanan pemberian
Contohnya :

a. Pengatur Tonisitas

b. Pengatur pH ( dapar)

c. Pengawet

d. Antioksidan

e. Suspending Ageng

f. Anestetika lokal

g. Wetting Agent (untuk sediaan injeksi suspensi)

h. Solubilizing agent (untuk sediaan injeksi suspensi)

Anda mungkin juga menyukai